Anggur Yang Baru Kirbat Yang Baru
Anggur Yang Baru Kirbat Yang Baru
“Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” Matius 9:17Arti ANGGUR
Dalam 
Alkitab, Kata “Anggur” (Yunani, oinos) dapat menunjuk kepada dua jenis 
anggur, yaitu: sari buah anggur segar yang belum beragi (tidak 
difermentasi) dan anggur yang difermentasi atau yang memabukkan. Untuk 
perumpamaan di Matius 9:17, Mar 2:22, Luk 5:37-38, anggur di sini 
ditafsirkan sebagai sari buah anggur segar belum beragi, yang melambangkan :
- Berita keselamatan yang asli dari Yesus Kristus (Injil = Gospel = Kabar Baik atau Berita Sukacita)
 - Pribadi / Kuasa Roh Kudus.
 
Arti RAGI
Kata “Ragi” 
di Perjanjian Lama biasanya dianggap sebagai kehadiran “kejahatan” atau 
“kenajisan”, ia mengkhamirkan, menghancurkan dan merusakkan. Di 
Perjanjian Baru, kata “ragi” menunjuk pengajaran palsu dan 
doktrin-doktrin jahat golongan Farisi, Saduki dan Herodes.
Dalam  I Kor 5:6-8, “ragi” dianggap Paulus sebagai lambang “keburukan & kejahatan” dan “ketiadaan ragi” sebagai lambang “kemurnian dan kebenaran”.
 Konteks yang kita bahas berarti, dalam kehidupan ada 2 macam “anggur”: 
1. Injil murni/asli yang berasal dari Yesus Kristus dan Pribadi Roh 
Kudus.  2. Ajaran palsu/nabi palsu yang menyesatkan, yang tidak membawa 
keselamatan.
KANTONG KULIT BARU VS LAMA
Pada jaman 
dulu, anggur disimpan dalam kantong/kirbat anggur yang terbuat dari 
kulit binatang (kambing). Kantong kulit yang baru diperlukan karena 
kantong itu bebas dari semua unsur fermentasi, misalnya sel-sel ragi 
yang sudah matang. Apabila sari buah anggur yang baru dimasukkan ke 
dalam kantong lama, maka sari buah itu akan lebih cepat meragi karena 
sudah ada sel-sel ragi di kantong kulit yang lama. Fermentasi yang 
terjadi secara demikian akan merusak baik sari anggur yang baru maupun 
kantong kulitnya (yang akan pecah karena tekanan proses 
peragian).        
Satu 
perbedaan yang sangat nyata antara kantong kulit untuk anggur yang tua 
dan yang baru itu tidak hanya dalam umurnya, tetapi ada atau tidaknya 
minyak dalam kulit itu. Unsur minyak dalam kantong anggur yang baru 
membuatnya menjadi fleksibel dan mampu mengembang. Bilamana anggur baru 
dituang ke dalam kantong yang baru itu, maka kantong itu beradaptasi 
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh anggur baru tersebut. Sebaliknya 
kulit yang sudah tua sudah menjadi keras dan kaku–tidak mampu lagi 
berkembang. Kantong tua yang diisi dengan anggur baru dapat rusak/robek 
atau malah meletup.
Columella, 
seorang Romawi yang ahli di bidang pertanian, menulis bahwa untuk 
menjaga sari buah anggur “tetap manis”, maka sari buah tersebut harus 
dimasukkan ke dalam suatu wadah baru yang tertutup rapat-rapat.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, kita mengerti bahwa kantong/Kirbat Anggur adalah lambang dari diri kita (manusia lahir baru). 
 Kita harus menjadi “kantong anggur baru” yang siap untuk diisi dengan 
“anggur baru” yang membawa kita kepada kehidupan kekristenan yang 
Sejati. Dan, bisa mengalirkan/memberikan anggur baru itu kepada orang lain di sekeliling kita!
CARA MENJADI KIRBAT YANG SELALU BARU
Dalam Efesus 4:23-24 dikatakan bahwa “…
 supaya kamu dibarui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia 
baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran 
dan kekudusan yang sesungguhnya yang sesungguhnya.” 
Kenakanlah MANUSIA BARU/tinggalkan MANUSIA LAMA. Caranya:
1. Melekat pada pokok anggur yang benar.
Akulah 
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di 
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku 
kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yoh 15:5)
Hidup intim dengan Tuhan. Bangun hubungan denganNya melalui doa, pujian dan penyembahan kepadaNya.
2. Hidup  dalam Firman Tuhan.
Salah satu cara menjaga agar kantong anggur tidak kering dan pecah-pecah, maka hal yang dilakukan adalah kantong tersebut direndam dalam air. 
Sahabat 
INSIDE pernah menulis tentang pelajaran sebuah botol shampoo lama yang 
hendak diisi dengan cairan lain. Sebelumnya, dia harus membersihkan 
botol lama itu dengan cara: dituangi air terus menerus sampai seluruh 
sisa shampoo keluar (ditandai dengan busa yang semakin hilang). Botol 
lalu dia keringkan. Baru setelah itu bisa diisi Cairan yang Baru.
Sama halnya 
dengan hidup kita. RENDAM hidup kita dalam firmanNya. Sediakan waktu 
untuk MEMBACA, MERENUNGKAN, dan MELAKUKAN FirmanNya setiap hari. Step by step,
 setiap saat. Memang tidak bisa sempurna, tapi tetaplah setia 
melakukannya. Bersabar dalam proses. Dan taat saja! Hanya Firman Tuhan 
(pedang permata dua, yang bisa memisahkan jiwa dan roh) yang bisa 
membuat kita menjadi kantong anggur yang baru.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  (II Tim 3:16)
3. Hidup dalam Roh
Kantong/kirbat
 anggur yang sudah direndam dalam air akan diolesi dengan minyak. Dengan
 demikian kantong itu akan menjadi tetap kuat seperti baru.
Minyak disini lambang Roh Kudus. Kita harus hidup penuh Roh Kudus. Sebab seperti tertulis dalam Gal  5:16-21, “Hiduplah
 oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab 
keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh 
berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga
 kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” Dan Gal 5:18, “Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.”
Yuk baca kenceng-kenceng Gal 5:19, “Perbuatan
 daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
 kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, 
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu 
kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa 
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”
4.  Miliki Hati yang baru (rela, lembut, terbuka)
Miliki hati yang mau diajar
 sama Tuhan. Jangan merasa diri sendiri yang paling tahu segalanya. Kita
 ini ‘kecil’ bagaimana mungkin bisa tahu segalanya. Melihat apa yang ‘di
 depan’ saja tidak bisa bukan? Mengetahui apa yang akan terjadi di menit
 ke depan pun tidak bisa. Jadi rendahkan diri kita dihadapan Tuhan. 
Ijinkan Dia membimbing/menuntun hidup kita.
Hati Baru, hati yang lembut.
 Firman Tuhan bilang jika engkau mendengar Aku mengetuk pintu hatimu, 
jangan keraskan hatimu.  Jangan seperti kantong anggur kulit lama, yang 
sudah “mengeras”.  Hati yang bebal, tegar tengkuk, dikasih tahu 
“ngeyel”. Saat Firman Tuhan diberitakan, jangan berkata: “Ah, udah tahu 
ayat ini, udah hafal”, “ini lagi, ini lagi. Mengampuni lagi, mengasihi 
lagi, perpuluhan lagi, hidup kudus lagi”, “wah Firman ini cocok buat si 
A,harusnya dia denger ini” .
Hati Baru, hati yang terbuka. Open your heart, to receive God’s Word.
Setiap kali 
mendengar atau membaca Firman Tuhan bukalah hati. Contoh: dalam Ibadah 
Minggu, kita diajar untuk mengasihi sesame seperti diri sendiri. Dalam 
praktek nyata: kasihilah tetangga kita yang menyebalkan, rekan kerja 
yang egois, saudara kandung  yang merugikan, dll, seperti mengasihi diri
 kita sendiri. Miliki hati yang haus dan lapar akan kebenaran Firman 
Tuhan.
Kesimpulannya: Anggur Baru (Injil dan Roh Kudus) sudah Tuhan siapkan setiap hari. Artinya: Tuhan selalu “berbicara” kepada kita setiap hari.
 Tuhan rindu mewahyukan hal-hal baru, yang tersembunyi yang belum pernah
 kita ketahui, kepada kita. Nah, untuk bisa menerima semua yang terbaik 
itu, kita sebagai kantong anggurnya, harus menjadi kantong yang 
selalu baru. Caranya: hiduplah melekat denganNya, hiduplah dalam 
FirmanNYA, hidup dipimpin Roh dan memiliki hati yang rela diajar, lembut
 dan terbuka supaya  hidup kekristenan kita murni (tidak tercemar oleh 
dosa dan kejahatan) yang pada akhirnya membuat kita menjadi Kristen Sejati bukan Kristen Farisi. (Lovina Linawati Santoso dan Loren Sartika -INSIDE)



Terima kasih banyak ulasanny
BalasHapus