TAAT DAN SETIA

TAAT DAN SETIA

SEPATAH KATA HARI INI 

SUPLEMEN UNTUK MENERIMA KUNCI KELIMPAHAN 

SABTU 13 SEPTEMBER 2025








Shalom


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Ibu Nany Susanty dalam Persiapan untuk Menerima Kunci Kelimpahan ini sering menyebut Kata KETAATAN DAN KESETIAAN 


Pagi ini Saya Merenungkan Firman Tuhan tentang Ketaatan dan Kesetiaan 


Mari kita renungkan Kembali Firman Tuhan dari Lukas 16:10: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar". Kesetiaan dalam hal kecil menunjukkan karakter yang akan dipercaya untuk hal yang lebih besar. 


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat ketaatan adalah tindakan kasih dan kepercayaan kepada Tuhan, bukan hanya kepatuhan pada aturan, yang ditunjukkan dengan menuruti perintah-perintah-Nya dari hati yang tulus, bukan karena paksaan.


Yohanes 14:15 (TB)  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.


Ketaatan kepada Tuhan adalah tanda kasih sejati (Yohanes 14:15), kunci hidup dalam kebenaran, dan ekspresi dari hubungan yang dekat dengan-Nya. Hal ini membawa berkat, integritas, dan pengalaman yang lebih dalam dengan Tuhan, serta menjadi teladan hidup bagi orang percaya. 


Ketaatan adalah Perwujudan Kasih 


Tanda Kasih: 

Alkitab menyatakan bahwa kasih kepada Tuhan diekspresikan melalui ketaatan. Yesus sendiri berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yohanes 14:15).


Bukan Karena Terpaksa: 

Ketaatan yang sesungguhnya lahir dari hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan, bukan karena takut atau terpaksa. Ketaatan yang dipaksakan hanya bertahan sementara, sedangkan ketaatan yang didasari kasih adalah permanen.


Ketaatan Membawa Berkat dan Transformasi 


Hidup dalam Kebenaran: 

Ketaatan merupakan kunci bagi umat percaya untuk hidup dalam kebenaran dan beriman kepada Tuhan. 


Hubungan yang Lebih Dekat: 

Dengan taat, seseorang dapat berjalan selaras dengan hikmat Tuhan, yang menuntun kepada berkat dan hubungan yang lebih dekat dengan-Nya. 


Peluang untuk Mengalami Perkara Besar: 

Ketaatan membuka jalan bagi pengalaman yang lebih mendalam dengan Tuhan, bahkan ketika menghadapi kesulitan. 


Ketaatan adalah Respons dari Hati 


Dari Hati yang Tulus: 


Ketaatan harus berasal dari hati yang sungguh-sungguh, bukan sekadar tindakan lahiriah atau kepatuhan pada aturan agama semata. 


Proses yang Berkelanjutan: 


Ketaatan adalah proses yang memerlukan kerendahan hati dan kesabaran, serta meminta pertolongan Tuhan untuk tetap setia dalam menghadapi rintangan. 


TAAT ADALAH KARENA MENGERTI PRINSIP KETAATAN DAN OTORITAS 


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Taat yang benar harus lahir dari pemahaman akan firman kebenaran, terutama akan prinsip hubungan antara “ketaatan dan otoritas”. 


Taat dibangun atas dasar pemahaman tentang pentingnya ketaatan. Anak saya belajar taat karena ia sejak kecil menghafal firman Tuhan: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” (Ef. 6:1-3).


Firman ini menjadi rhema baginya, bahwa jalan untuk bahagia adalah dengan mentaati kata orang tua. Allah mengirimkan orang yang taat kepada otoritas. Anda ingin menekan? Taatilah dan hormatilah otoritasmu. Berkat Allah berlimpah terhadap orang yang menghormati otoritasnya.


TAAT ADALAH KARENA IMAN 


“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tujui.” (Ibr. 11:8). 


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Abraham percaya kepada Allah ketika ia dipanggil untuk pergi ke tempat yang ia tidak tahu. Dia tidak berpasangka buruk bahwa Tuhan mau mencelakakan hidupnya. Ia berpikiran postif meskipun harus keluar dari zona kenyamanannya: kampungnya, keluarganya, budayanya, kenyamanannya di daerah Ur Kasdim. Abraham taat karena iman.


TAAT ARTINYA MEMBAYAR HARGA


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Makin mengerti arti ketaatan, semakin kita berani membayar sebuah harga ketaatan. Musa bersedia membayar harga sebuah ketaatan dengan meninggalkan kenikmatan istana Firaun. Ia bersedia mengambil penderitaan demi umat Tuhan, memerdekakan umat Tuhan dari Mesir dan membawa mereka ke Tanah Perjanjian (Ibr. 11:24-26). 


Daud pernah melanggar firman Tuhan. Ia mengikuti kedagingannya, menginginkan Batsyeba yang cantik, menyalahgunakan kekuasaannya dengan membunuh Uria, suami Batsyeba. Sepertinya, tidak ada yang tahu dosanya. Tetapi Tuhan tahu. Dan Allah menghajar dia dengan hukuman: pedang dan perzinahan tidak akan menjauh dari keluarganya (2 Sam. 10:10-12). 


Saat diberitahu oleh Nabi Natan, ia tahu bahwa ia sudah salah. Bisa saja ia membunuh nabi Natan untuk menutupi dosanya, tetapi ia memilih untuk memutuskan lingkaran dokumenter dan perzinahannya. Memang ia harus membayar harga dalam bentuk akibat dosa yang tetap ditanggungnya, tetapi kemudian ia dikenal sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan, karena ia mau membuat sungguh-sungguh di hadapan Tuhan (Kis. 13:22).


Tuhan Yesus memberkati 

Bersambung Tulisan berikutnya Kesetiaan 


JATIWANGI 13 SEPTEMBER 2025

Only By HIS GRACE 


Joshua Ivan Sudrajat 




Komentar

Postingan Populer