SUNGAI PERKENANAN

SUNGAI PERKENANAN 

JOSHUA IVAN SUDRAJAT 











Sahabat Joshua Ivan ini adalah renungan Firman Tuhan yang berfokus pada tema "SUNGAI PERKENANAN", berdasarkan 2 Korintus 6:2 dan kisah Ester.


🌊 SUNGAI PERKENANAN

Ayat Kunci

2 Korintus 6:2 (TB): "Sebab Allah berfirman: 'Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.' Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu."


Pengantar

Sungai melambangkan aliran yang tak terhenti, sumber kehidupan, dan anugerah yang terus mengalir. Sungai Perkenanan adalah gambaran rohani tentang anugerah dan rahmat Allah yang tidak pernah kering, yang mencapai puncaknya pada saat yang Ia tentukan. Rasul Paulus menegaskan bahwa waktu perkenanan itu bukanlah masa depan yang dinanti, melainkan saat ini.


1. Waktu Perkenanan Adalah Sekarang (2 Korintus 6:2)

Allah yang Mahakuasa memiliki waktu yang tepat untuk segala sesuatu (Ecclesiastes\ 3:1). Dalam Perjanjian Lama, waktu perkenanan seringkali dikaitkan dengan kedatangan Mesias. Namun, Paulus, mengutip Yesaya, menyatakan bahwa melalui Kristus, waktu perkenanan itu telah tiba.

Bukan Menunggu, tapi Mengalami: Kita tidak perlu menunda kerinduan kita akan pertolongan dan penyelamatan-Nya. Kita cenderung berpikir bahwa kita harus menjadi "cukup baik" dulu, atau menunggu "momen yang pas." Firman Tuhan hari ini membatalkan pemikiran itu. Hari ini adalah hari di mana telinga-Nya terbuka untuk mendengarkan, dan tangan-Nya siap menolong.


Panggilan untuk Berespons: Karena waktu perkenanan adalah sekarang, kita dipanggil untuk segera merespons anugerah-Nya. Perkenanan-Nya bukan hanya janji, tapi sebuah realitas yang aktif yang menuntut kita untuk hidup dalam kekudusan dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk melayani Dia.


2. Uluran Tongkat Emas: Simbol Perkenanan Raja


Kisah Ester di istana Raja Ahasyweros adalah ilustrasi yang sangat kuat tentang bagaimana perkenanan bekerja.


Hukum Maut Dilanggar: Menurut hukum Persia, siapa pun—bahkan ratu—yang menghadap raja tanpa dipanggil akan dihukum mati, kecuali raja mengulurkan tongkat emasnya kepadanya (Ester 4:11).


Keberanian dalam Ketaatan: Ester mengambil risiko besar dengan melanggar protokol (Ester 5:1-2). Ia melakukan apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan bangsanya, meskipun itu berarti mengorbankan nyawanya. Keberaniannya, yang didasari oleh puasa dan doa, menempatkannya di jalur perkenanan ilahi.


Uluran Tangan Allah: Ketika Raja Ahasyweros mengulurkan tongkat emasnya, itu bukan hanya tindakan kesopanan, tetapi sebuah pernyataan: "Aku berkenan kepadamu. Hidupmu dilindungi. Permintaanmu akan dikabulkan."


Dalam konteks rohani, tongkat emas Raja Ahasyweros melambangkan anugerah dan perkenanan Allah Bapa yang diulurkan melalui Yesus Kristus. Melalui Kristus, kita memiliki akses penuh untuk menghadap Takhta Kasih Karunia tanpa rasa takut akan penghukuman.


Penerapan: Hidup dalam Sungai Perkenanan

Berjalan dengan Iman, Bukan dengan Perasaan: Jangan biarkan perasaan tidak layak, malu, atau ragu menghalangi Anda. Kita mungkin merasa tidak pantas, tetapi perkenanan Allah tidak didasarkan pada kelayakan kita, melainkan pada karya Kristus. Ingat: Waktu ini adalah waktu perkenanan itu!


Berani Menghadap Takhta Kasih Karunia: 

Seperti Ester yang maju menghadap raja, kita didorong untuk mendekat kepada Takhta Kasih Karunia dengan keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan pada waktunya (Ibrani 4:16).


Memanfaatkan Setiap Kesempatan: Karena kita hidup dalam waktu perkenanan, gunakanlah hari ini untuk mencari hadirat Tuhan, melayani sesama, dan mewujudkan kehendak-Nya. Jangan tunda ketaatan.


Penutup

Sungai Perkenanan Allah mengalir deras hari ini. Ia telah mengulurkan tongkat emas-Nya melalui Yesus Kristus, mengundang kita ke dalam hadirat-Nya, dan menjanjikan penyelamatan dan pertolongan. Marilah kita berjalan hari ini dengan kepastian bahwa kita adalah objek perkenanan-Nya, dan gunakanlah setiap saat untuk kemuliaan nama-Nya.


Doa Penutup:

Ya Bapa, terima kasih atas Firman-Mu yang mengingatkan kami bahwa waktu perkenanan-Mu adalah saat ini. Kami tidak perlu menanti atau merasa tidak layak. Kami datang dengan berani kepada-Mu, melalui Yesus Kristus, yang adalah tongkat emas perkenanan kami. Mampukan kami untuk berjalan dan memanfaatkan setiap kesempatan di dalam Sungai Anugerah-Mu hari ini. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.



JOSHUA IVAN SUDRAJAT 

Komentar

Postingan Populer