Bejana Berkat
BEJANA BERKAT
Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak." Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!" Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir. Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi TUHAN, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu." ( 2 Raja – raja 4 : 1 – 7 )
Kita berpikir jika kita takut akan TUHAN, kita diberi karunia dan mempunyai jawatan tertentu, maka secara otomatis kehidupan kita akan mengalami kelimpahan yang ajaib dari TUHAN. Alkitab pernah mengatakan: pernah hidup seorang nabi, dan nabi itu bukanlah orang brengsek, bukan orang kacau atau bahkan nabi palsu, ini adalah orang yang takut akan TUHAN. Kenabian dan kesalehannya diakui oleh istrinya, bahkan Elisa tidak menyangkalinya. Namun pada kenyataannya dia terlibat hutang dan hutangnya sangat besar sehingga hanya bisa dibayar jika kedua orang anaknya diserahkan untuk pembayaran hutangnya. Mungkin anda akan bertanya dalam hati mengapa orang yang takut akan TUHAN hidupnya bisa berkekurangan? Seringkali banyak orang berkata begini: “Jika aku takut akan TUHAN, otomatis aku akan berkelimpahan”. Padahal dalam kenyataannya tidak selalu seperti itu. Dan banyak orang Kristen tidak mengerti akan hukum TUHAN yang berkaitan dengan keuangan dengan berkat secara jasmani sehingga karena merasa tidak diberkati banyak orang Kristen yang pada akhirnya menjadi kecewa. Ternyata yang namanya takut akan TUHAN tidak selalu pararel atau sejajar dengan berkat untuk hidup Anda di dunia ini. Kenyataan inilah yang membuat banyak orang kecewa kepada TUHAN dan berkata: “aku ini sudah begini, begini, dan begini.. kenapa mepet terus!” Banyak orang yang takut akan TUHAN tetapi tidak pernah mengalami kemerdekaan dalam hal berkat. Ketidakmengertian membuat orang menjadi kecewa, dan kekecewaan itu justru bisa membuat orang terlalu focus kepada uang dan tergoda dan menjadi orang yang materialistis. Jika anda teliti sebenarnya semua berkat itu sudah dekat dengan kita, hanya karena volumenya terlalu kecil kita tidak pernah berpikir bahwa itu merupakan berkat. Yang pertama yang harus kita diketahui adalah level pengharapan kita. Seberapa anda menginginkan dan mempercayai bahwa TUHAN akan memberkati anda, maka ekspresinya adalah seberapa bejana yang bisa anda siapkan ketika berkat-NYA mulai dicurahkan. Banyak orang Kristen berhenti ditengah jalan, dia pernah diberkati tetapi akhirnya berkat-NYA berhenti. Ini disebabkan karena bejana dalam hidupnya sudah tidak ada yang kosong, sebab sudah terisi, sudah penuh. Saya berdoa kita tidak cepat merasa puas ketika TUHAN memberkati kita, perbesar kapasitas volume bejana dalam hidup kita, selama kita terus mengisi kehidupan orang lain dan mengosongkan bejana kita sendiri maka berkat-NYA akan terus mengalir.. AMIN
By His Grace
Pdt. Petrus Agung Purnama
Komentar
Posting Komentar