Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-1
Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-1
Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang bersayap - Amsal 1:17
Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. - Wahyu 4:1-2
Masa depan adalah milik mereka yang bisa terbang - Anonim
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Sejak beberapa bulan terakhir ini kita mendengar pesan Tuhan bahwa Dia akan membawa kita terbang bukan sekedar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa namun juga memerintah bersama dengan-Nya. Dan sungguh Tuhan sangat mengharapkan kita bisa terbang bersama dengan-Nya, karena mereka yang mampu terbang takkan terhentikan untuk berkuasa dalam keadaan yang mengalami goncangan-goncangan yang begitu dahsyat untuk menjadi bagian dari Kerajaan Yang Tak Tergoncangkan.
Untuk mampu terbang bersama-Nya dibutuhkan sayap-sayap iman. Ingatlah bahwa sejak awal Tuhan sering kali berkata bahwa ini semua hanya soal iman. Dan ketika Ia kembali untuk yang ke-dua kalinya, Beliau memperingatkan akan adanya Ia dapati iman di bumi. Berikut ini adalah sayap-sayap iman dari para pahlawan iman yang tertulis pada Kitab Ibrani pasal 11:
Habel - Memiliki sayap iman dengan jalan mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik. Di zaman manusia belum menjadikan hewan sebagai sumber makanan, Habel menggembalakan kambing domba hanya untuk dijadikan persembahan kepada Allah. Dan hal inilah yang membuat Kain menjadi sangat iri dan akhirnya membunuh Habel, adik kandungnya. Alasan bahwa Kain melakukan hal ini karena ia sadar bahwa ia tidak akan menang dalam "perlombaan" dengan Habel. "Perlombaan" yang ia persepsikan sendiri untuk menjadi lebih "unggul". Juga karena tabiat Kain yang menjadikan egonya sebagai prioritas. Sementara Habel mengorbankan segala sesuatu yang lebih baik karena memprioritaskan Tuhan di atas egonya. Dan karena sayap imannya, bahkan setelah kematiannya, Habel masih berbicara. Kesaksiannya menjadi berkat bagi kita semua. Iman Habel mengajarkan kita untuk lebih "kejam" terhadap diri kita sendiri, untuk tidak memanjakan diri sendiri dan terus menantang diri sendiri sampai pada garis akhir yang Tuhan tetapkan bagi kita.
Henokh - Memiliki sayap iman dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan.Diceritakan bahwa selama 300 tahun Henokh bergaul karib dengan Tuhan. Sementara begitu banyak orang percaya yang hidup tanpa melanggar perintah-perintah-Nya namun jauh dalam hubungan dengan Tuhan, kita dituntut untuk memahami isi hati-Nya, sungguh-sungguh mengejar-Nya, bukan untuk meminta berkat melainkan sungguh-sungguh ingin mengenal-nya lebih dan lebih lagi. Kita diharapkan tidak terjebak dalam rutinitas pelayanan maupun pola pikir kebenaran diri kita sendiri seperti si Sulung yang terhilang di rumah ayahnya, yang tinggal bertahun-tahun melayani dan tidak pernah melanggar perintah ayahnya, namun juga tidak diajak berpesta ketika ayahnya merayakan kembalinya si Bungsu. Sebentar lagi Bapa akan berpesta besar menyambut sepupu kita - Kedar dan Nebayot - sebagai si Bungsu yang hilang dan kembali ke rumah Bapa, akankah kita sebagai si Sulung dilibatkan dalam pesta-Nya?
Nuh - Memiliki sayap iman denga mentaati DENGAN TEPAT semua petunjuk Allah tanpa pernah melihat sesuatu yang belum kelihatan sampai pada waktunya. Zaman sebelum air bah, manusia tidak ada yang makan daging hewan, baik itu hewan darat maupun hewan laut. Nuh adalah orang pertama yang membuat kendaraan untuk digunakan di atas air. Dan itu bukan berupa sampan atau perahu melainkan sebuah bahtera. Dan pembuatan bahtera bukan dilakukan di tepi pantai atau danau besar, melainkan di atas gunung. Begitu banyak "kegilaan-kegilaan" yang Nuh lakukan demi mentaati dengan tepat apa yang Tuhan perintahkan. Sungguh di luar kelaziman dan logika manusia zaman itu. Bahkan menurut catatan para ahli, Nuh membangun bahtera selama 120 tahun. Dapatkah kita bayangkan selama 120 tahun melakukan sesuatu yang sama sekali baru, sama sekali "aneh", sama sekali di luar logika demi sesuatu yang sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya.
By His Grace
Windunatha
Komentar
Posting Komentar