Sebuah Akhir Pencarian dan Panggilan
Sebuah akhir Pencarian & Panggilan
(Buku, “The Vision” adalah kombinasi dari 2 buku) oleh Rick JoynerRombongan Pasukan Neraka sedang berbaris
... (Diambil dari "The Morning Star," Vol.5, Nos 2-4, by Rick Joyner)
Pasukan Kejahatan
Saya melihat sebuah pasukan yang jahat dan sangat banyak, sejauh mata memandang tampak mereka. Pasukan itu ada divisi-divisinya dan masing-masing membawa panji yang berbeda. Pasukan yang paling penting dan utama adalah Harga diri, membenarkan diri sendiri, minta dihargai, ambisi, menghakimi yang tidak bersalah dan yang terlebih besar adalah Iri hati. Pemimpin pasukan yang besar ini adalah Penuduh dari saudaranya sendiri. Saya tahu bahwa masih ada banyak kelompok jahat diluar jangkauan mata saya, tetapi ini adalah pasukan dari neraka yang dilepaskan untuk melawan gereja.
Senjata – senjata yang dibawa pasukan ini mempunyai nama, pedangnya bernama intimidasi, tombaknya bernama penghianatan dan anak panahnya bernama penuduh, gossip, fitnah dan pencari kesalahan. Pengintai dan pasukan kecil setan bernama Penolakan, Kepahitan, Ketidaksabaran, tidak mau memaafkan dan nafsu, segera dikirim untuk mempersiapkan serangan utama. Saya tahu dalam hati bahwa gereja tidak pernah menghadapi hal ini sebelumnya.
Tugas utama pasukan ini adalah untuk memecah belah. Pasukan ini dikirim untuk menyerang setiap hubungan gereja satu sama lain, jemaat dengan gembala, suami dan isteri, anak dan orang tua, bahkan anak yang satu dengan yang lainnya. Para pengintai dikirim untuk membuka celah di gereja-gereja, keluarga-keluarga atau individu-individu dengan penolakan, kepahitan, nafsu dll, yang dapat meledak dan membuat lobang besar untuk divisi-divisi yang akan datang.
Yang paling mengejutkan dalam visi saya adalah pasukan ini tidak mengendarai kuda, tetapi mengendarai orang-orang Kristen. Banyak dari mereka dari kalangan orang kaya, terhormat dan terpelajar. Mereka adalah orang-orang Kristen yang membuka diri mereka sendiri kepada kuasa kegelapan, dipakai musuh sedangkan mereka berpikir bahwa mereka sedang dipakai Tuhan. Penuduh tahu bahwa jika rumahtangga terbagi – bagi tidak dapat bertahan, dan pasukan ini merupakan perwakilan dari percobaan terakhir yang memecah belah gereja sehingga mereka benar-benar jatuh.
Orang Hukuman
Dibelakang pasukan yang pertama adalah sejumlah besar orang-orang Kristen yang diseret-seret dan menjadi tawanan. Mereka semua terluka dan dikawal oleh setan-setan kecil bernama Ketakutan. Tampaknya ada lebih banyak tawanan daripada jumlah setan yang mengawal. Yang mengejutkan, para tawanan ini masih membawa pedang dan perisai, tetapi mereka tidak menggunakannya. Sangatlah mengejutkan bahwa begitu banyak orang-orang yang ditawan oleh sejumlah kecil setan bernama Ketakutan. Tentu saja setan-setan kecil ini sangatlah mudah untuk dihalau atau dihancurkan dengan senjata-senjata mereka.
Langit di atas tawanan tampak gelap tertutupi oleh burung nasar yang bernama Depresi. Burung-burung ini hinggap di pundak para tawanan dan muntah diatasnya. Muntahan itu adalah Penghukuman. Ketika muntahan itu jatuh disalah satu tawanan, dia akan berdiri dan berbaris lurus sesaat dan kemudian merosot, semakin lama semakin lemah dari sebelumnya. Sekali lagi, saya heran para tawanan itu tidak memusnahkan muntahan itu dengan pedang mereka yang dengan mudah dapat mereka gunakan.
Adakalanya para tawanan saling bertubrukan dan jatuh. Secepat mereka jatuh ke tanah, para tawanan yang lain akan mulai menusuk mereka dengan pedang dan mencaci maki mereka. Mereka akan memanggil burung dendang untuk mulai memakan mereka yang jatuh sebelum mati.
Saat saya melihat, saya sadar bahwa para tawanan ini percaya bahwa muntahan penghukuman itu adalah benar-benar dari Tuhan. Kemudian saya mengerti bahwa para tawanan ini berpikir bahwa mereka adalah pasukan Tuhan! Hal inilah yang menyebabkan mereka tidak membunuh setan-setan kecil bernama Ketakutan atau burung nasar yang mereka pikir adalah pembawa pesan Tuhan. Kegelapan yang disebabkan banyaknya burung manyar membuat para tawanan ini menerima segala sesuatu yang terjadi seperti berasal dari Tuhan.
Satu-satunya makanan yang disediakan untuk para tawanan ini adalah muntahan burung nasar. Mereka yang menolak memakannya akan menjadi lemah sampai mereka jatuh. Mereka yang memakannya akan menjadi kuat, tetapi kuat oleh kekuatan iblis. Mereka akan saling memuntahkan satu sama lainnya. Ketika salah seorang memulai hal ini, salah satu setan akan menunggu untuk menungganginya dan kemudian mereka akan maju kebarisan depan. Lebih buruk dari muntahan itu adalah kotoran yang menjijikkan yang berasal dari kencing dan buang air besar setan-setan yang menunggangi orang-orang Kristen ini. Kotoran ini adalah harga diri, ambisi. dll. dan mereka menjadi bagian dari itu. Bagaimanapun juga, kotoran ini membuat orang-orang Kristen merasa lebih baik dari pada dihukum, dengan mudah mereka mempercayai bahwa setan-setan itu adalah utusan Tuhan dan mereka juga berpikir bahwa kotoran-kotoran itu adalah urapan Roh Kudus.
Kemudian Tuhan berbicara kepada saya, “Ini adalah awal dari pasukan-pasukan musuh di hari-hari akhir. Ini adalah muslihat akhir setan dan kekuatan penghancurannya yang terakhir dilepaskan dengan menggunakan orang-orang Kristen untuk saling menyerang. Selama jaman ini, setan sudah menggunakan pasukannya, tetapi belum pernah menggunakan banyak manusia untuk menjalankan tujuan iblisnya. Namun, jangan takut. Aku punya pasukan juga. Sekarang kamu harus berdiri dan bertanding sebab tidak ada lagi tempat untuk sembunyi dari perang ini. Kamu harus bertanding untuk KerajaanKu, kebenaran dan untuk orang-orang yang sudah ditipu”.
Saya sungguh terpukul oleh kebianaban pasukan setan ini, sampai saya berpikir bahwa lebih baik mati daripada hidup dalam dunia seperti ini. Tetapi Firman Tuhan sangatlah menguatkan dan kemudian saya segera berteriak bahwa mereka sudah ditipu, saya berpikir mereka tidak mendengar saya. Ketika saya mulai berteriak, seluruh pasukan melihat kepada saya dan saya tetap berseru-seru. Saya pikir orang-orang Kristen ini akan bangun dan menyadari apa yang sudah terjadi, tetapi banyak dari mereka yang kemudian mulai menembakkan anak panahnya kepada saya. Sedangkan yang lain ragu-ragu seakan-akan mereka tidak tahu. Kemudian saya tahu bahwa saya melakukan hal ini terlalu dini dan itu adalah kesalahan yang sangat bodoh.
Perang dimulai
Kemudian saya berpaling dan melihat pasukan Tuhan berada dibelakang saya. Ada ribuan prajurit tetapi tidak bisa dihitung. Hanya sejumlah kecil yang berpakaian lengkap, berbaju zirah dan memakai ketopong tetapi sejumlah besar tidak memakai pelindung. Sejumlah besar pasukan itu terluka. Banyak dari mereka yang berbaju zirah tapi hanya memiliki perisai yang kecil sehingga tidak dapat melindungi mereka dari pembantaian yang datang. Mayoritas pasukan ini adalah wanita dan anak-anak.
Dibelakang pasukan ini adalah kelompok besar orang, sama seperti kelompok tawanan yang mengikuti pasukan iblis tetapi keadaannya sangatlah berbeda. Tampaknya mereka adalah orang-orang yang berbahagia, mereka bermain, bernyanyi, berpesta dan berjalan dari satu kemah ke kemah lainnya. Hal ini mengingatkan saya akan keadaan di Woordstock. Saya mencoba berteriak mengatasi suara riuh mereka dan mengingatkan kepada mereka bahwa ini bukanlah saat yang tepat, perang akan segera dimulai tetapi hanya sedikit orang yang mendengar suara saya. Merekalah yang memberikan “tanda damai” kepada saya dan berkata bahwa mereka tidak percaya adanya perang, Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu buruk menimpa mereka. Saya mencoba menjelaskan bahwa Tuhan memberikan pakaian perlengkapan perang dengan satu maksud, tetapi mereka menjawab dengan ketus, mereka sudah datang ketempat yang penuh sukacita dan damai sejahtera dimana tidak ada sesuatupun yang akan terjadi pada mereka. Saya mulai berdoa meminta Tuhan menambahkan iman (perisai) orang-orang yang memakai baju zirah, untuk melindungi mereka yang tidak siap adanya perang.
Seorang utusan muncul, memberikan sebuah terompet dan menyuruh saya untuk segera meniupnya. Saya segera melakukannya dan orang – orang yang berbaju zirah segera merespon dan memberikan perhatian. Banyak baju zirah yang dibawa dan mereka segera memakainya. Saya mengamati bahwa orang-orang yang terluka tidak memakai baju zirah diatas luka mereka, tetapi sebelum saya dapat berbicara sepatah katapun, panah-panah musuh menghujani kami. Setiap orang yang tidak berbaju zirah terluka. Mereka yang tidak segera menutupi luka mereka, kembali terluka ditempat yang sama.
Mereka yang terkena panah fitnah segera mulai memfitnah orang-orang yang tidak terluka. Mereka yang terkena panah gossip segera mulai menggosip dan secepat itu terjadi perpecahan di perkemahan. Kemudian burung-burung nasae mulai mengambil mereka yang terluka dan mengirimkan mereka ke kemah tawanan. Orang-orang yang terluka masih memakai pedang dan sebenarnya dapat dengan mudah menghancurkan burung dendang itu, tetapi mereka tidak menggunakan pedang itu. Sebenarnya mereka diangkut tanpa paksaan karena mereka sangat marah kepada orang-orang yang masih tersisa.
Keadaan mereka yang berada di perkemahan di belakang pasukan sangatlah menyedihkan. Tampak kekacauan total. Ribuan orang terluka dan merintih terbaring ditanah. Banyak dari yang tidak terluka hanya duduk diam tidak percaya. Mereka yang terluka dan duduk tidak percaya langsung diangkut oleh burung nasar. Beberapa orang mencoba untuk membantu yang terluka dan mengusir burung nasar, tetapi orang-orang yang terluka sangat marah, mereka mengancam dan mengusir orang-orang yang mencoba untuk membantu.
Banyak orang yang tidak terluka berlari secepat mungkin menjauhi medang perang. Pertemuan pertama dengan musuh sangatlah singkat, sehingga saya tertarik untuk bergabung dengan mereka. Dengan sangat cepat orang-orang ini muncul kembali dengan berpakaian perang lengkap, baju zirah dan perisai yang besar. Kegembiraan pesta berubah dengan cepat. Mereka mulai menempati tempat orang-orang yang jatuh dan mulai membentuk formasi baru untuk melindungi sekeliling. Segera 3 malaikat besar bernama Iman, Pengharapan dan Kasih muncul dan berdiri dibelakang kami dan perisai setiap orang mulai bertambah besar.
Jalan Raya
Kami mempunyai pedang yang bernama Firman Tuhan dan anak panah yang dinamakan Kebenaran Alkitabiah. Kami ingin menembak mereka kembali, tetapi kami tidak tahu bagaimana kami bisa menembak tanpa mengenai orang-orang Kristen yang sedang dikendarai setan-setan itu. Yang terjadi kemudian, jika orang-orang Kristen ini terkena anak panah kebenaran mereka akan tersadar dan berbalik menyerang yang menekan mereka. Saya melepaskan beberapa anak panah. Sebagian besar mengenai orang-orang Kristen. Ketika anak panah kebenaran mengenai mereka, mereka tidak bangun atau jatuh terluka, namun mereka akan menjadi marah dan setan yang mengendarai mereka akan bertambah besar. Hal ini mengejutkan setiap orang. Mereka mulai merasa mustahil untuk menang, tetapi Iman, Pengharapan dan Kasih sangat yakin bahwa paling tidak mereka berperang di tanah sendiri. Malaikat lainnya bernama Hikmat yang kemudian muncul dan menuntun kami untuk berperang dari gunung yang ada dibelakang kami.
Diatas gunung ada tebing-tebing dengan tingkat yang berbeda setinggi mata memandang. Pada setiap tingkat, tebing itu menjadi lebih sempit dan mengeras sehingga dapat dipijak. Setiap tingkat dinamakan Kebenaran Alkitabiah. Tingkat dibawah dinamakan sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran seperti, “Keselamatan”, “Pengudusan”, “Doa”, “Iman” dll. dan ditingkat yang lebih tinggi dinamakan dengan Kebenaran Alkitabiah Lanjutan. Semakin tinggi kami naik, perisai dan pedang kami semakin bertumbuh besar dan sedikit anak panah yang dapat mencapai kami.
Sebuah Kesalahan Yang Tragis
Beberapa orang yang masih tinggal di tingkat rendah mulai mengambil anak panah dan kembali menembaki musuh. Tetapi ini adalah sebuah kesalahan yang tragis. Setan-setan ini dengan mudah menyerang orang – orang Kristen kembali. Jika salah satu terkena panah Penuduh atau Fitnah, salah satu setan Kepahitan atau Kemarahan akan terbang dan bertengger di atas anak panah itu. Kemudian dia akan mulai mengencingi dan buang air besar diatas orang –orang Kristen itu. Jika salah satu orang Kristen itu sudah dihinggapi setan bernama Harga Diri dan Membenarkan Diri Sendiri, maka 2 atau 3 setan akan ditambahkan lagi, dan kemudian dia akan berubah bentuk menjadi setan itu sendiri.
Kami dapat melihat hal ini terjadi dari tingkat yang lebih tinggi, tetapi mereka yang berada di tingkat lebih rendah tidak bisa melihatnya. Separoh dari kami memutuskan untuk tetap memanjat naik, sedangkan separohnya turun ke tingkat bawah untuk menerangkan kepada mereka yang tinggal disana tentang apa yang sudah terjadi. Setiap orang diperingatkan untuk tetap naik dan tidak berhenti, kecuali beberapa orang yang tinggal di setiap tingkat untuk menjaga setiap prajurit naik lebih tinggi.
Keamanan
Ketika kami mencapai tingkat “Kesatuan Saudara Seiman” tidak satupun dari anak panah musuh dapat mencapai kami. Banyak orang dari perkemahan kami memutuskan untuk tidak naik lagi. Hal ini dapat saya mengerti sebab setiap tingkat yang baru semakin sulit untuk ditapaki. Bagaimanapun juga, lebih tinggi saya naik, saya merasa lebih kuat dan lebih mampu dalam memegang senjata, jadi saya terus naik.
Dengan cepat saya mampu menembak setan tanpa mengenai orang-orang Kristen. Saya merasa jika saya terus naik, saya akan dapat menembak pemimpin-pemimpin pasukan neraka ini yang berada dibelakang pasukan. Saya menyesal ada banyak orang Kristen yang berhenti ditingkat bawah, mereka aman tetapi tidak bisa menembak musuh. Kekuatan dan karakter orang-orang yang tetap naik semakin bertumbuh dan membuat mereka menjadi Pemenang, setiap orang akan menghancurkan banyak musuh.
Pada setiap tingkat ada banyak anak panah Kebenaran yang berhamburan yang berasal dari orang-orang yang jatuh dari posisinya. Semua anak panah itu dinamakan Kebenaran. Beberapa orang enggan untuk mengambil anak –anak panah ini, tetapi saya tahu bahwa kami memerlukan semuanya itu sehingga kami dapat menghancurkan pasukan besar yang ada dibawah. Saya mengambil satu anak panah, menembak satu setan dan dengan mudah melenyapkannya, setelah itu baru orang-orang lain mulai mengambil anak-anak panah itu dan menembakkan kearah musuh. Serangan kami mulai membuat divisi musuh berkurang. Karena hal ini, seluruh pasukan setan terfokus kepada kami. Untuk sesaat, semakin kami mencapai sasaran, semakin kami dilawan. Tugas kami seakan tiada akhir dan ini menjadi sangat melelahkan.
Firman Tuhan Sebagai Sauh Kami
Pedang-pedang kami semakin bertumbuh besar seiring dengan kami mencapai setiap tingkat baru. Hampir saja saya tertinggal sebab tampaknya saya tidak bisa ke tingkat yang lebih tinggi. Akhirnya saya memutuskan bahwa pedang-pedang ini diberikan untuk satu tujuan, dan saya harus tetap maju. Saya meletakkan pedang itu di tanah dan mengikat diri saya sendiri ke pedang itu selagi saya menembaki musuh-musuh. Kemudian terdengar Suara Tuhan, “Kamu sudah menggunakan hikmat yang akan memampukanmu untuk terus naik. Banyak orang yang jatuh karena tidak menggunakan pedang dengan selayaknya yaitu menjadi sauh bagi diri mereka sendiri. Tampaknya tidak ada seorangpun yang mendengar Suara Tuhan, tetapi banyak orang yang melihat apa yang saya lakukan dan mereka menirunya.
Saya heran mengapa Tuhan tidak berbicara kepada saya sebelum saya menentukan pilihan. Kemudian saya merasa bahwa Dia sudah berbicara kepada saya entah bagaimana. Lalu saya merasa seluruh hidup saya sudah dilatih untuk beberapa jam ini. Saya sudah dipersiapkan, saya sudah mendengarkanNya dan mematuhiNya seumur hidup saya. Saya juga tahu karena hikmat dan pengertian saya, sekarang ini tidak dapat diambil selagi dalam medan peperangan. Saya sungguh mengucap syukur untuk setiap pencobaan yang sudah saya alami disepanjang hidup saya dan menyesal tidak menghargainya terlebih lagi.
Kemudian kami menembaki setan-setan dan hampir semuanya tepat sasaran. Kemarahan bangkit dari pasukan musuh seperti api dan batu belerang.Saya tahu bahwa orang-orang Kristen yang terjebak dalam pasukan sekarang merasakan Kemarahan yang hebat. Tidak ada satupun yang dapat menembaki kami dan sekarang mereka saling menembaki diri mereka sendiri. Karena panah-panahnya tidak bisa mengenai kami, mereka sekarang mengirim burung nasar untuk menyerang kami. Orang-orang yang tidak menggunakan pedang mereka sebagai sauh dapat diserang burung-burung nasar itu, tetapi mereka juga dapat dijatuhkan dari tempat mereka berdiri. Beberapa orang jatuh di tingkat yang dibawahnya tetapi beberapa orang juga jatuh didasar gunung, kemudian dibawa burung-burung itu pergi.
Sebuah Senjata Baru
Panah Kebenaran sangat jarang dapat menembus burung-burung nasar itu, tetapi dapat melukai mereka dan membawa kembali orang-orang yang dibawa. Setiap kali mereka kembali, beberapa dari kami dapat naik ke tingkat yang lebih atas. Ketika kami mencapai tingkat yang disebut “Galatia 2:20”, kami berada diketinggian yang tidak bisa dicapai burung-burung itu. Di tingkat ini, langit diatas kami hampir menyilaukan mata karena keindahan dan sinarnya. Saya merasakan damai sejahtera yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Sebelumnya, sebagian besar roh perlawanan saya dimotivasi oleh kebencian dan muak pada musuh, untuk kepentingan kerajaan, kebenaran dan kasih dari para tawanan. Tetapi di tingkat inilah saya menangkap Iman, Pengharapan, Kasih yang sebelumnya saya hanya ikuti dari kejauhan. Di tingkat ini saya diliputi oleh kemuliaan. Saat saya menangkap mereka, mereka berbalik kepada saya dan mulai memperbaiki dan membuat baju zirah saya bersinar. Sesaat saja, pakaian saya berubah total dan memancarkan kemuliaan yang ada pada mereka. Saat mereka menyentuh pedang saya, sinar kemuliaan memancar. Kasih berkata, “Orang-orang yang mencapai tingkat ini dipercayakan kekuatan untuk menghadapi saat ini, tetapi Aku harus mengajarkanmu bagaimana menggunakannya”. Jalan di tingkat “Galatia 2:20” sangat lebar sehingga tidak ada bahaya jatuh. Juga ada banyak anak panah bernama Pengharapan. Kami melepaskan beberapa anak panah itu ke burung nasar dan dengan mudah mengenainya. Hampir separuh yang mencapai tingkat ini tetap menembak dan sebagian membawakan anak panah-anak panah ini turun ke tingkat bawah.
Burung-burung itu tetap berdatangan seperti gelombang diatas tingkat yang ada dibawah. Dari Galatia 2:20kami dapat menembak pasukan musuh tetapi tidak pemimpinnya, karena dia masih berada diluar jangkauan. Kami memutuskan tidak menggunakan panah Kebenaran sampai kami bisa menghancurkan awan depresi yang sudah mereka ciptakan dan ini membuat kebenaran sedikit efektif. Hal ini memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi kami tidak pernah merasa lelah.
Iman, Pengharapan dan Kasih, bertambah besar seperti senjata kami sehingga setiap orang yang jauh dari medan pertempuranpun dapat melihatnya. Sinar mereka bahkan memancar ke kemah-kemah para tawanan yang masih berada dibawah langit yang dipenuhi burung dendang. Kegembiraan itu memenuhi kami. Saya merasa bahwa berada dalam pasukan ini, peperangan ini merupakan petualangan terbesar di sepanjang hidup saya.
Setelah menghancurkan sebagian besar burung nasar yang menyerang gunung kami, kami mulai memunguti burung-burung nasar yang menempel di para tawanan. Setelah awan kegelapan mulai dibersihkan, matahari mulai menyinari mereka dan mereka mulai tersadar seakan-akan mereka bangun dari tidur yang sangat lelap. Kemudian mereka mundur apalagi setelah sadar muntahan-muntahan burung nasar masih menutupi mereka dan mereka mulai membersihkan diri mereka sendiri. Saat mereka mulai memegang Iman, Pengharapan dan Kasih, mereka melihat gunung tempat kami berada dan mulai berlari mendekati. Pasukan iblis masih menghujani mereka dengan anak panah Tuduhan dan Fitnah, tetapi mereka tetap berlari. Sebelum mereka mencapai gunung, ada banyak orang yang terkena lusinan atau lebih anak panah, tetapi tampaknya mereka tidak melihatnya. Secepat mereka mulai mendekati gunung, luka mereka mulai sembuh. Bersama dengan awan depresi yang mulai disibakkan, segala sesuatu menjadi lebih mudah.
Jebakan
Para tawanan – tawanan yang terdahulu sangat bersukacita atas keselamatan mereka. Mereka sangat menghargai setiap tingkat gunung yang mereka naiki dan kami sangat menghargai kebenaran itu. Dengan cepat kekuatan para tawanan untuk melawan musuh bangkit. Mereka memakai baju zirah yang sudah tersedia dan meminta untuk diijinkan kembali melawan musuh. Kami memikirkan hal tersebut, tetapi kemudian kami putuskan untuk tetap tinggal di gunung dan melawan musuh. Sekali lagi Tuhan berfirman, “Sudah yang kedua kali engkau memilih hikmat. Engkau tidak akan menang di tempat musuh, tetapi engkau harus tinggal di Gunung KudusKu.”
Saya terkejut, kami sudah membuat keputusan lain hanya dengan berpikir dan membicarakannya dengan singkat. Kemudian saya memutuskan yang terbaik adalah tidak membuat keputusan sebelum berdoa. Dengan cepat Hikmat ada pada saya, memegang kedua lengan saya dengan kuat dan memandang mata saya dan berkata, “Engkau harus melakukan ini!” Kemudian saya melihat sekalipun saya berada ditempat yang luas di “Galatia 22”, tetapi saya dapat pergi kepinggirnya tanpa saya ketahui dan dapat dengan mudah terjatuh. Saya menatap mata Hikmat dan dia berkata dengan serius, “Waspadalah dimana tempatmu berdiri, engkau dapat jatuh. Didalam hidup ini engkau dapat jatuh dari tingkat berapapun”.
Ular
Untuk waktu yang lama kami terus membinasakan burung nasar dan memunguti setiap setan yang menunggangi orang-orang Kristen. Kami menemukan bahwa panah panah dari Kebenaran yang berbeda-beda mempunyai efek yang berbeda dari setan yang berbeda pula. Kami tahu bahwa hal ini akan menjadi pertempuran yang panjang, tetapi sekarang kami tidak bisa santai dan kami sudah melewati tingkat “Kesabaran”. Sekalipun setelah orang-orang Kristen menembaki setan-setan, hanya sedikit orang yang naik di gunung.
Banyak orang yang dibawa setan-setan dan terus berkhayal. Saat kegelapan yang melingkupi setan dikoyak, kami dapat melihat tanda yang ada disekitar kaki orang-orang Kristen ini bergerak. Kemudian saya melihat ternyata kaki-kaki mereka diikat ular yang bernama Malu.
Kami menembakkan anak panah Kebenaran ke ular-ular itu, tetapi hanya sedikit yang terkena. Kemudian kami kembali mencoba menembakkan anak panah Pengharapan, tetapi juga tanpa hasil. Dari “Galatia 2:20sangatlah mudah untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, dan kami mulai menaiki tingkat yang lebih tinggi. Sesaat kemudian kami tiba pada sebuah taman yang sangat indah yang pernah saya lihat. Di pintu masuk taman ini tertulis “Kasih Bapa yang Tak Bersyarat”. Pintu itu adalah sebuah jalan masuk yang sangat megah dan mengundang kami untuk masuk, jadi kami masuk. Setelah kami masuk, kami melihat Pohon Kehidupan ada di tengah-tengah taman. Pohon itu dijaga oleh malaikat-malaikat yang luar biasa. Mereka terlihat seakan-akan sedang menunggu kami, jadi kami memberanikan diri melewati mereka dan berjalan kearah pohon. Salah satu malaikat itu berkata,”Mereka yang dapat masuk ke tingkat ini yaitu mereka yang mengenal Kasih Bapa, dan dapat memakannya”.
Saya tidak sadar betapa laparnya saya. Saat saya merasakan buah itu, rasanya sangat lezat melebihi apapun yang pernah saya rasakan, tetapi rasanya juga tidak aneh. Makan buah ini membangkitkan kenangan saya pada matahari terbit, hujan, taman-taman yang indah, matahari terbenam diatas lautan terlebih terkenang pada orang-orang yang saya kasihi. Setiap gigitan, saya merasakan bertambah mengasihi segala sesuatu dan setiap orang. Kemudian saya teringat musuh-musuh saya dan saya juga mengasihi mereka. Perasaan saya menjadi lebih besar dari apapun juga, Lebih dari damai sejahtera yang saya alami di “Galatia 2:20”. Kemudian saya mendengar suara Tuhan dan Dia berkata, “Sekarang inilah yang menjadi makananmu setiap hari. Tidak akan pernah diambil darimu. Kamu dapat memakannya sebanyak dan sesering yang kamu mau. Tidak ada akhir dari KasihKu”. Saya mendongak keatas pohon Kehidupan arah sumber suara dan melihat pohon itu dipenuhi dengan burung rajawali yang sangat putih. Mereka memiliki mata yang tajam dan indah yang pernah saya lihat. Mereka melihat kearah saya seakan-akan menunggu perintah. Salah satu dari malaikat – malaikat penjaga berkata, “Mereka akan melakukan permintaanmu. Rajawali-rajawali ini memakan ular-ular”. Saya berkata, “Pergilah! Telanlah malu yang mengikat saudara-saudara kita”. Burung-burung itu membuka sayapnya dan sebuah angin yang besar datang dan mengangkat mereka ke udara. Rajawali-rajawali ini memenuhi langit dengan kemuliaan yang menyilaukan. Sekalipun kami berada di ketinggian, saya dapat mendengar suara-suara kengerian dari perkemahan musuh saat rajawali-rajawali itu mendekati mereka.
Tuhan Yesus sendiri yang berdiri di tengah-tengah kami. Dia menyentuh setiap kami dan berkata, “Sekarang Aku harus mengatakan kepadamu apa yang sudah Aku katakan dengan saudara-saudaramu setelah KenaikanKu ke Sorga- pesan dari KerajaanKu. Pasukan yang paling kuat dari musuh kita sekarang sudah di kocar-kacirkan tetapi tidak dihancurkan. Sekarang waktunya bagi kita untuk maju berbaris dengan Injil KerajaanKu. Rajawali-rajawali itu dilepaskan dan akan pergi bersama kita. Kita akan mengambil setiap anak panah yang ada di setiap tingkat tetapi sekarang Akulah Pedangmu dan Akulah Panglimamu. Sekaranglah waktunya Pedang Tuhan dihunus.” Saya menoleh dan melihat seluruh pasukan Tuhan berdiri di taman. Ada banyak laki-laki, perempuan dan anak-anak dari segala bangsa dan segala suku, masing-masing membawa panji yang digerakkan angin dengan kesatuan yang sempurna. Saya tahu bahwa tidak ada seperti yang ini yang pernah saya lihat di bumi. Saya tahu bahwa musuh –musuh mempunyai pasukan yang semakin bertambah banyak dan benteng-bentengnya ada diseluruh bumi, tetapi tidak ada seorangpun yang dapat berdiri didepan pasukan yang sangat besar ini. Saya berbisik, “Ini pasti Harinya Tuhan”. Sekumpulan besar pasukan ini menjawab dengan suara yang menggelegar, “Harinya Tuhan sudah datang”.
Kami berdiri di Taman Tuhan dibawah Pohon Kehidupan. Tampaknya seluruh pasukan ada disitu dan berlutut didepan Tuhan Yesus. Dia baru saja memberikan kekuatan bagi kami untuk kembali ke medan pertempuran dan membebaskan saudara-saudara kami yang masih terikat musuh dan untuk dunia yang masih dikasihiNya. Sungguh perintah yang luar biasa dan menyedihkan. Sangat luar biasa karena perintah ini berasal dari Tuhan. Sangat menyedihkan karena kami harus meninggalkan HadiratNya dan Taman yang sangat indah yang pernah saya lihat ini. Dan meninggalkan semua ini untuk kembali ke medan pertempuran.
Tuhan meneruskan perintahNya: "Aku sudah memberikan kasih karunia dan kekuatan rohani, pemahamanmu akan Firman dan KerajaanKu akan bertambah-tambah, tetapi senjata terbesar yang baru diberikan kepadamu adalah Kasih Bapa. Sepanjang engkau berjalan didalam Kasih Bapa, engkau tidak akan pernah gagal. Buah dari Pohon Kehidupan adalah Kasih Bapa yang dinyatakan dalamKu. Kasih yang ada dalamKu harus menjadi makananmu sehari-hari”.
Ketampanan Tuhan tidaklah seperti yang kita bayangkan sungguh dahsyat. Saat Dia bergerak dan berbicara, membuat Dia menjadi orang yang paling menarik yang pernah saya lihat. Dia ada diluar definisi manusia dalam martabat dan keanggunanNya.Tidak ada gambar atau lukisan yang pernah menggambarkan Dia seperti yang saya lihat, tetapi kebanyakan lukisan-lukisan itu mirip Dia. Saya mulai berpikir bahwa Dia adalah segala sesuatu tentang Kasih Bapa dan mulia. Dia benar-benar penuh dengan keanggunan dan kebenaran.
Ketika saya memakan buah dari Pohon Kehidupan, pikiran-pikiran tentang yang baik-baik memenuhi jiwa saya. Saat Yesus berbicara hal sama terjadi. Saya tidak akan pernah mau meninggalkan tempat ini. Saya teringat bagaimana saya pernah berpikir alangkah membosankannya untuk para malaikat-malaikat itu, tidak mengerjakan apapun tetapi hanya menyembah Dia depan TahtaNya. Sekarang saya tahu bahwa tidak ada sesuatupun yang melebihi apapun daripada menyembah Dia. Hal itu tentu saja bagian yang paling baik di surga. Sangat sukar dipercayai bahwa saya berjuang melawan kebosanan selama pelayanan penyembahan. Saya tahu bahwa itu karena saya waktu itu berada diluar jangkauan kenyataan.
Menyembah dalam Roh dan Kebenaran
Saya diliputi perasaan untuk kembali dan memperbaiki waktu-waktu saya menyembah Dia tetapi pikiran saya mengembara dan penuh dengan hal-hal lain. Perasaan untuk mengungkapkan kekaguman saya pada Dia semakin tidap bisa ditahan. Saya harus memuji Dia! Saat saya membuka mulut, saya terkejut dengan penyembahan spontan yang keluar dari mulut pasukan Allah pada saat yang sama. Saya hampir lupa bahwa ada orang lain disana, tetapi kami ada didalam kesatuan yang sempurna. Penyembahan yang agung ini tidak dapat dikatakan dalam bahasa manusia.
Saat kami menyembah, sebuah sinar emas mulai memancar dari Tuhan, kemudian ada sinar –sinar perak yang mengitari emas itu. Warna-warni yang banyak sekali tidak pernah saya lihat membungkus kami. Dengan kemuliaan ini saya masuk alam emosi yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Saya mengerti kemuliaan ini sudah ada disana sepanjang waktu, tetapi kami focus pada Dia, cara kami menyembah dan kami mulai melihat KemuliaanNya. Semakin kami menyembahNya, semakin Kemuliaan itu tampak. Jika ini adalah surga, maka ini adalah sangat amat baik melebihi apapun yang pernah saya impikan.
Menemukan Tempat TinggalNya
Saya tidak tahu berapa lama penyembahan ini berlangsung. Mungkin dapat bulanan, hanya tidak mungkin memperkirakan waktu dalam kemuliaan ini. Untuk sesaat saya memejamkan mata sebab kemuliaan yang saya lihat dengan hati menjadi sebesar yang saya lihat dengan mata jasmani saya. Saat saya membuka mata, saya terkejut melihat Tuhan sudah tidak ada lagi disana, tetapi pasukan malaikat-malaikat berdiri ditempat Tuhan sebelumnya berada. Salah satu dari mereka maju kearah saya dan berkata, “Pejamkanlah matamu kembali”. Saat saya melakukannya, kemuliaan Tuhan melingkupi saya dan saya sangat lega.
Kemudian malaikat itu menjelaskan, “Apa yang kamu lihat dengan mata hatimu adalah lebih dari kenyataan yang dapat kamu lihat dengan mata jasmanimu”. Seringkali saya mengatakan hal ini, tetapi betapa jarangnya saya benar-benar berjalan didalamnya.! Malaikat itu kemudian meneruskan, “Karena itulah Tuhan mengatakan kepada murid-muridNya yang pertama bahwa adalah lebih baik untuk Dia pergi sehingga Roh Kudus dapat datang. Tuhan tinggal didalam kamu. Kamu sudah diajarkan hal ini berulang kali, tetapi sekarang kamu harus hidup didalamnya sebab kamu sudah makan dari Pohon Kehidupan”.
Kemudian malaikat itu menuntun saya kembali ke pintu gerbang. Saya memprotesnya, saya tidak mau meninggalkan tempat ini. Tampak terkejut, malaikat ini memegang bahu saya dan memandang langsung ke mata saya. Kemudian saya mulai mengenalinya sebagai malaikat Hikmat. “Engkau tidak perlu meninggalkan taman ini. Taman ini ada didalam hatimu sebab Sang Pencipta Sendirilah yang ada didalammu. Engkau menginginkan hal yang terbaik, yaitu untuk menyembah dan diam dalam HadiratNya selama –lamanya dan itu tidak akan pernah diambil darimu”. Saya memahami apa yang diucapkan Hikmat, kemudian saya melihat Pohon Kehidupan yang ada dibelakangnya. Saya ingin meraihnya sebelum pergi. Mengetahui pikiran saya, Hikmat dengan lembut menggoncangkan saya, “Jangan. Buah-buah yang dikumpulkan dalam ketakutan akan busuk. Buah dan pohon ini ada didalammu sebab Dia ada didalammu. Kamu harus percaya”.
Saya memejamkan mata saya dan mencoba melihat Tuhan kembali, tetapi tidak bisa. Saat saya membuka mata saya, Hikmat masih menatap saya. Dengan kesabaran yang luar biasa dia meneruskan, “Engkau sudah merasakan kenyataan surga dan tidak ada seorang pun yang ingin kembali ke medan pertempuran yang pernah mereka lewati. Ketika Rasul Paulus datang kesini, dia berjuang sepanjang hidupnya untuk tinggal dan bekerja bagi Tuhan, atau kembali masuk kesini sebagai warisannya, tetapi warisan ini akan terus membesar selama dia tinggal. Sekarang engkau mempunyai hati penyembah yang ingin selalu berada disini dan engkau dapat memasukinya melalui penyembahanmu yang benar. Semakin engkau focus pada Tuhan, semakin nyata kemuliaan yang dapat engkau lihat dimanapun engkau berada”.
Kata-kata Hikmat akhirnya menenangkan saya. Sekali lagi saya memejamkan mata hanya untuk mengucap syukur atas pengalaman luar biasa dan kehidupan yang sudah Dia berikan kepada saya. Saat saya melakukan hal itu, saya mulai dapat melihat kemuliaan Tuhan kembali dan perasaan yang ada pada penyembahan sebelumnya kembali memenuhi jiwa saya. Kata-kata Tuhan sangat keras dan jernih dan saya yakin dapat saya dengar dengan telinga saya, “Aku tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikanmu”.
Saya meresponiNya, "Tuhan, ampuni ketidakpercayaan saya,” Tolong bantu saya untuk tidak pernah meninggalkan atau mengabaikanMu”.
Berjalan dengan Hikmat
Saat saya membuka mata, Hikmat masih memegang pundak saya. “Aku adalah karunia pertama yang diberikan kepadamu untuk pekerjaanMu, “ kata Hikmat, “ Aku akan menunjukkan jalan kepadamu, tetap pada jalan itu tetapi hanya kasih yang dapat membuatmu setia. Hikmat terbesar adalah Kasih akan Tuhan”.
Kemudian Hikmat melepaskan pundak saya dan kami mulai berjalan melewati pintu gerbang. Saya mengikutinya dengan diam. Saya teringat nafas peperangan dan saat kami menaiki gunung dan itu menarik, tetapi tidak ada yang dapat menyamai Hadirat Tuhan dan penyembahan yang sudah saya alami. Meninggalkan itu semua adalah pengorbanan terbesar yang pernah saya buat. Kemudian saya teringat bagaimana semuanya itu ada didalam saya, sangat mengherankan begitu cepat saya melupakannya. Saya mulai berpikir tentang peperangan besar yang menggusarkan hati saya, antara apa yang saya lihat dengan mata jasmani saya dan apa yang saya lihat dengan hati saya.
Saya maju kedepan sehingga dapat berjalan disamping Hikmat dan bertanya, “Saya sudah 26 tahun berdoa untuk dapat pergi ke Surga tingkat ke-3 seperti Rasul Paulus. Apakah ini surga tingkat ketiga itu?”
"Yah, ini adalah salah satu bagian dari surga tingkat ketiga, “jawabnya, “tetapi masih banyak yang lainnya."
"apakah saya diijinkan untuk melihat yang lainnya?" tanya saya.
"Engkau akan melihatnya. Sekarang Aku akan membawamu melihatnya”. .
Saya mulai memikirkan Kitab Wahyu. “Apakah wahyu Yohanes tentang surga ketiga?” Tanya saya.
"Sebagian wahyu Yohanes adalah surga ketiga, tetapi paling banyak itu adalah surga tingkat kedua. Surga tingkat kedua adalah alam rohani selama setan memerintah bumi. Surga ketiga adalah kasih dan tempat tinggal Bapa yang akan menang atas bumi melalui Rajamu”.
"Bagaimana dengan surga tingkat kesatu?" pinta saya, dan saat saya menanyakan hal itu saya merasakan hembusan udara dingin.
"Ini bukan urusan Hikmat saat ini, “ teman saya ini menjawab dengan serius saat pertanyaan saya mengejutkan dia. "Hikmat adalah untuk mengenal surga ketiga sepertimu. Ada banyak yang engkau harus ketahui tentang surga ketiga dan ini adalah surga ketiga, kerajaan yang harus kamu kotbahkan sepanjang waktu. Di waktu-waktu yang akan datang, kamu akan diceritakan tentang surga pertama tetapi tidaklah menguntungkan jika kamu mengetahuinya sekarang”.
Saya teringat hembusan angin dingin yang saya rasakan dan Hikmat mengangguk, mengetahui pikiran saya. “Sungguh Engkau sangat luar biasa,” saya harus mengatakan itu sebagai penghargaan pada malaikat ini. “Engkau akan menjagaku dijalan yang benar".
"Ya, benar," jawabnya.
Saya yakin, saya merasakan kasih keluar dari malaikat ini, kasih yang unik, yang tidak pernah saya rasakan dari malaikat yang lain, yang menunjukkan tugas lebih daripada kasih. Hikmat meresponi pikiran saya seakan-akan saya mengatakannya dengan lantang.
"Ini adalah Hikmat untuk mengasihi dan Aku tidak akan menjadi Hikmat kalau Aku tidak mengasihimu. Ini juga Hikmat untuk memegang kebaikan dan kehebatan Tuhan. Ini Hikmat untuk mengasihi Tuhan dan takut akan Dia. Engkau bisa melakukan yang sebaliknya. Ini adalah pelajaran selanjutnya yang harus engkau pelajari.” Malaikat itu mengatakan dengan sungguh-sungguh.
"Saya tahu itu dan saya sudah mengajarkannya berulangkali," jawab saya, untuk pertama kalinya saya merasa Hikmat benar-benar tidak mengenal saya.
"Aku sudah menjadi temanmu sepanjang waktu dan aku tahu pengajaran-pengajaranmu,” kata Hikmat. “Sekarang engkau akan belajar apa arti pengajaran-pengajaranmu. Seperti yang sudah engkau katakan berulang kali, “Ini bukanlah tentang mempercayai pikiranmu, tetapi mempercayai hatimu sebagai hasil dari kebenaran”.
Saya meminta maaf, dan merasa malu menanyakan hal ini pada Hikmat. Segera dia menerima permohonan maaf saya. Kemudian saat itu saya menyadari bahwa saya sudah menanyakan dan menantangnya sepanjang hidup saya, sering kali atas sakit hati saya.
Bagian lain dari Kasih
"Ada banyak waktu untuk mengagumi Tuhan," Hikmat meneruskan, "dan ada banyak waktu untuk menghormati Dia dengan takut dan penghargaan. Seperti ada waktu untuk menanam, waktu untuk menuai dan Hikmat untuk mengetahui waktunya. Hikmat yang benar mengetahui waktu-waktu dan musim-musim Tuhan. Aku membawamu kesini sebab ini adalah waktu menyembah Tuhan dalam kemuliaan KasihNya. Sekarang aku membawamu ke tempat lain sebab ini adalah waktu untuk menyembah Dia dengan takut akan PenghakimanNya. Sampai engkau mengerti keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain”.
"Apakah artinya itu kalau saya tetap tinggal didalam penyembahan mulia, saya akan kehilanganmu?” Tanya saya tak percaya.
"Ya. Aku akan dapat selalu mengunjunginya dengan kamu jika Aku bisa, tetapi kita akan jalan berseberangan. Memang sangat sulit untuk meninggalkan kemuliaan dan damai sejahtera seperti itu, tetapi itu bukan sepenuhnya wahyu tentang sang Raja. Dia adalah Singa dari Yehuda dan Anak Domba. Untuk yang masih anak-anak rohaninya dia adalah Anak Domba. Untuk yang sudah dewasa Dia adalah singa dari Yehuda. Untuk yang benar-benar sudah dewasa Dia adalah Singa dari Yehuda dan Anak Domba. Engkau sudah mengerti hal ini dalam pikiranmu dan Aku sudah mendengar engkau pernah mengajarkannya, tetapi sekarang engkau akan mengerti dalam hatimu dan engkau akan mengalami Kursi Pengadilan Kristus.
Kembali ke Medan Pertempuran
Sebelum meninggalkan gerbang Taman saya meminta pada Hikmat untuk duduk sebentar saja, memikirkan semua hal yang baru saya alami. “Ya, kamu dapat melakukan hal ini,” jawabnya, “Tetapi Aku mempunyai tempat yang lebih baik untukmu."
Saya mengikuti Hikmat keluar dari pintu gerbang dan kami mulai menuruni gunung. Saya terkejut, peperangan masih terus berlangsung, tetapi hampir tidak sehebat sewaktu kami naik. Masih ada banyak anak panah penuduhan dan fitnah berterbangan di tingkat bawah, tetapi pasukan musuh yang masih tertinggal diserang rajawali putih yang besar. Burung-burung perkasa itu dengan mudah menang.
Kami tetap turun dan hampir sampai didasar gunung. Hanya beberapa diatas tingkat “Keselamatan” dan “Pengudusan” adalah tingkat “Pengucapan Syukur dan Pujian”. Saya dapat mengingat tingkat ini dengan baik karena disinilah serangan terbesar musuh yang saya alami saat saya berusaha mencapainya. Saat kami bisa mencapai tingkat ini, kami dapat dengan mudah mendaki gunung dan jika salah satu anak panah mengenai baju zirah kami, maka akan cepat sembuh.
Secepat musuh melihat kehadiran saya di tingkat ini (mereka tidak bisa melihat Hikmat), secepat mungkin saya dihujani anak panah. Dengan mudah saya dapat mengalahkannya dengan perisai saya dan mereka berhenti menembaki. Anak panah – anak panah mereka hampir habis dan mereka tidak dapat membuangnya begitu saja.
Prajurit-prajurit yang masih berperang dari tingkat ini melihat saya dengan keheranan dan membuat saya merasa tidak enak. Saat itu kemudian saya mengetahui kemuliaan Tuhan memancar dari baju zirah dan perisai saya. Saya mengatakan pada mereka untuk mendaki ke puncak gunung tanpa berhenti dan mereka akan melihat Tuhan. Saat mereka setuju untuk pergi, mereka dapat melihat Hikmat. Mereka langsung jatuh berlutut untuk memuliakan Dia, tetapi Dia menahan mereka dan menyuruh pergi.
Kesetiaan
Saya dipenuhi dengan kasih untuk prajurit-prajurit ini, banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Baju zirah mereka berantakan dan dipenuhi darah, tetapi mereka tidak berhenti. Kenyataannya, mereka masih bersukacita dan memberanikan diri. Saya mengatakan pada mereka bahwa mereka lebih layak menerima penghormatan daripada saya, sebab mereka sudah menanggung beban berat dalam peperangan dan tetap ada. Mereka tampaknya tidak mempercayai saya, tetapi menghargai apa yang saya katakan. Saya merasa bahwa itu adalah benar.
Setiap tingkat di gunung dipenuhi dengan burung nasar yang datang dan pergi memuntahkan muntahan dan kotoran, sehingga sulit untuk kami berdiri. Sebagian tebing dipenuhi prajurit-prajurit dari denominasi yang berbeda atau pergerakan yang berbeda yang menekankan pada kebenaran setiap tingkat yang mereka pertahankan. Saya malu dengan sikap yang sudah saya perlihatkan kepada kelompok-kelompok ini. Saya menganggap mereka diluar jangkauan dan kembali ke perbuatan yang lama adalah yang terbaik, tetapi disini mereka berperang dengan setia melawan pembantaian musuh yang mengerikan. Perlawanan mereka pada posisi ini memungkinkan saya untuk tetap naik seperti yang sudah saya lakukan.
Beberapa tingkat memang ditempatkan seperti ini sehingga kami bisa memandang bagian indah dari gunung atau dari medan peperangan, tetapi beberapa tempat terpencil sehingga prajurit-prajurit yang berada diatasnya hanya dapat melihat posisi mereka sendiri dan tidak mengetahui medan peperangan dibawah. Mereka seringkali terluka dari penuduhan dan fitnah yang membuat mereka bertahan jika seseorang turun ke tingkat mereka dari tingkat yang lebih atas dan mendorong mereka untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika beberapa turun dari atas, kemuliaan Tuhan nyata, mereka mendengarkan dan bersukacita, kemudian mereka mulai naik. Saat saya dilingkupi hal ini Hikmat tidak berkata banyak, tetapi dia tampak tertarik dengan reaksi saya.
Menemukan Realitas
Saya melihat ada banyak prajurit yang turun dari atas ke setiap tingkat yang ada untuk membebaskan orang-orang yang sudah dibawa untuk tetap berdiri diatas kebenaran. Saat mereka melakukan hal itu, setiap tingkat mulai memancarkan kemuliaan yang mereka bawa. Sesaat saja seluruh gunung itu mulai menyinarkan kemuliaan yang menyilaukan burung-burung nasar dan setan-setan yang tertinggal. Dan sesaat kemudian saya merasakan kemuliaan di gunung sama seperti di Taman.
Saya mulai mengucap syukur dan memuji Tuhan dan sesaat kemudian saya rasakan HadiratNya. Sangat sulit untuk menjelaskan emosi dan kemuliaan yang melingkupi saya. Pengalaman ini menjadi lebih hebat sehingga saya menghentikannya. Hikmat berdiri disebelah saya. Meletakkan tangannya di bahu saya dan berkata,” Engkau memasuki Pintu GerbangNya dengan ucapan syukur dan pengadilanNya dengan pujian”.
"Tetapi itu sangat nyata! Saya merasa seperti pernah kesana," seru saya.
"Engkau memang pernah disana," jawab Hikmat. "Tidak lebih bisa lebih nyata tetapi engkau melakukannya. Sama seperti Tuhan mengatakan pada pencuri yang ada disalib, ‘Hari ini’ engkau akan bersama denganKu di Firdaus, engkau dapat memasuki Firdaus setiap saat. Tuhan, FirdausNya dan gunung ini, semua tunduk padamu, karena Dia ada didalammu.Apa yang lebih dulu engkau alami sekarang menjadi nyata sebab engkau sudah mendaki gunung itu. Alasanmu dapat melihatku dan yang lainnya tidak bisa melihatku adalah karena engkau sudah masuk ke tempat dimana Aku berada. Inilah kenyataan yang diketahui nabi-nabi dan memberikan keberanian yang besar sekalipun sendirian menghadapi sepasukan musuh.
Jebakan Maut
Saya melihat pembantaian di medan peperangan yang ada dibawah dan pasukan setan yang lambat laun kembali lagi. Dibelakang saya ada lebih banyak pejuang yang bersinar mulai menempati tempat-tempat di gunung. Saya tahu bahwa sekarang ada cukup banyak pejuang untuk menyerang dan membinasakan pasukan-pasukan yang tertinggal. “Belum”, kata Hikmat. “Lihatlah kesana”. Saya melihat kearah yang ditunjukkannya, tetapi saya tidak bisa melihat karena sinar kemuliaan yang memancar dari baju zirah saya. Kemudian saya menangkap gerakan bayangan di lembah. Saya tidak bisa melihat dengan jelas karena sinar kemuliaan dari baju zirah saya membuat saya sulit melihat dalam kegelapan. Saya meminta Hikmat untuk memberikan sesuatu yang dapat menutupi baju zirah saya sehingga saya dapat melihatnya. Kemudian dia memberikan sebuah mantel sederhana untuk menutupi baju zirah saya. “Apa ini?” Tanya saya, sedikit terhina karena kesederhanaannya. “Kerendahan Hati” jawab Hikmat. “Engkau tidak akan pernah dapat melihat dengan baik tanpa ini”. Dengan enggan saya memakainya dan dengan cepat saya dapat melihat ada banyak hal yang sebelumnya tidak bisa saya lihat. Saya melihat ke lembah dan pergerakannya. Mengejutkan, ada sebuah divisi pasukan musuh yang menunggu siap menyergap setiap orang yang baru kembali dari gunung. "Pasukan apa itu?" Tanya saya, "dan bagaimana mereka dapat melarikan diri dari medan peperangan?"
"Itu adalah Kebanggaan," Hikmat menjelaskan. "Ini adalah pasukan musuh yang terkuat setelah kamu mengalami kemuliaan. Mereka yang menolak untuk memakai mantel ini akan menderita luka parah dari serangan musuh."
Saat saya melihat gunung kembali, saya melihat ada banyak pejuang dengan sinar kemuliaan lewat untuk menyerang pasukan musuh yang tersisa. Tidak satupun dari mereka menggunakan mantel kerendahan hati dan mereka tidak dapat melihat musuh yang siap menyerang mereka dari samping. Saya mulai berlari untuk menghentikan mereka, tetapi Hikmat menahan saya. “Engkau tidak dapat menghentikan hal ini,” katanya. “Hanya para prajurit yang mengenakan mantel ini yang akan mengenali otoritasmu. Mari. Ada sesuatu yang harus engkau lihat sebelum engkau dapat membantu memimpin peperangan besar yang akan datang."
Dasar Kemuliaan
Hikmat menuntun saya turun ke tingkat yang paling rendah di gunung yang bernama “Keselamatan”. “Kamu pikir ini adalah tingkat yang paling rendah,” kata Hikmat, “Tetapi ini merupakan dasar dari seluruh gunung. Dalam suatu perjalanan, langkah pertama sangatlah penting dan biasanya paling sulit. Tanpa “Keselamatan” tidak akan ada gunung ini."
Saya terheran-heran dengan pembantaian besar-besaran di tingkat ini. Setiap prajurit terluka sangat parah, tetapi tidak ada satupun yang mati. Orang-orang banyak berpegang pada tepi gunung. Banyak orang tampaknya akan jatuh setiap saat, tetapi tidak seorangpun jatuh. Malaikat-malaikat ada dimana-mana melayani prajurit-prajurit ini dengan sukacita, kemudian saya bertanya, “Mengapa mereka tampak bahagia?”
"Malaikat-malaikat ini melihat keberanian orang-orang ini untuk tetap berpegang teguh. Mungkin mereka tidak bergerak maju, tetapi mereka juga tidak menyerah. Mereka akan segera sembuh dan akan melihat kemuliaan yang dari gunung dan kemudian mereka juga akan naik. Orang-orang ini adalah para pejuang besar untuk peperangan yang akan datang."
"Tetapi apakah tidak lebih baik jika mereka naik gunung bersama kita?” saya memprotes melihat keadaan mereka.
"Itu lebih baik buat mereka, bukan buat kita. Dengan mereka tinggal disini, itu memudahkanmu untuk naik dan mereka menjaga dari musuh-musuh. Sangat sedikit orang-orang di tingkat yang lebih tinggi membantu sesamanya di gunung, tetapi mereka melakukannya disini. Nyatanya, banyak dari pejuang-pejuang perkasa dipimpin ke gunung oleh orang-orang yang setia ini. Mereka ini adalah sedikit pahlawan yang membuat orang-orang bisa naik keatas. Mereka membawa sukacita ke surga secara terus menerus, membimbing yang lain ke “Keselamatan”. Itulah alasan para malaikat di surga ingin membantu melayani mereka dan mereka merasa sangat dihormati karena diijinkan untuk membantu."
Sekali lagi saya merasa sangat malu atas sikap saya kepada orang-orang suci ini. Banyak dari kami membentak mereka saat kami memanjat naik ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka banyak melakukan kesalahan pada saat peperangan, tetapi mereka juga menunjukkan hati seorang hamba daripada kami semua. Tuhan akan meninggalkan yang 99 orang dan mencari 1 yang terhilang. Orang-orang ini harus tetap tinggal di tempat dimana mereka masih dapat menjangkau yang terhilang dan mereka harus membayar harga untuk itu. Saya juga ingin membantu mereka tetapi tidak tahu harus mulai darimana.
Kemudian Hikmat berkata, "Sangatlah benar engkau ingin membantu, tetapi yang paling membantu adalah dengan terus melakukan panggilanmu. Orang-orang ini akan sembuh dan dengan cepat naik ke gunung Tuhan. Mereka akan kembali bersama denganmu di medan perang. Orang-orang ini tidak takut dan tidak akan mundur dari musuh."
Kebanggaan yang kuat
Saya sedang berpikir bagaimana caranya turun dari gunung seperti saat mendakinya, kemudian suara-suara di medan peperangan menarik perhatian saya. Sebelumnya ada banyak ribuan prajurit perkasa yang menyerang pasukan musuh yang tersisa. Musuh-musuh itu kocar-kacir ke segala tempat kecuali satu divisi yaitu Kebanggaan. Divisi ini sangat tidak terdeteksi, pasukan ini berbaris menuju ke tepi para pejuang dan akan melepaskan sejumlah anak panah. Kemudian saya melihat para prajurit perkasa yang tidak menggunakan baju zirah di bagian samping, terbuka dan mudah diserang dan musuh-musuh itu akan melepaskan anak panahnya.
Hikmat berkata, “Engkau mengajarkan bahwa tidak ada baju zirah untuk bagian samping tubuh, yang berarti itu menjadi sasaran musuh. Bagaimanapun, engkau tidak akan pernah tahu ada bagian yang terbuka jika engkau berada dalam kebanggaan”.
Saya hanya mengangguk mengetahui hal ini. Sudah terlambat melakukan sesuatu dan sangat tidak tahan melihatnya, tetapi Hikmat mengatakan bahwa saya harus melihatnya. Saya keheranan melihat ketika anak panah kebanggaan mengenai para pejuang itu mereka sama sekali tidak tahu. Bagaimanapun juga, musuh tetap menembaki mereka. Para pejuang itu berdarah dan menjadi lemah dengan cepat tetapi tidak mengetahuinya. Secepat itu juga mereka sangat lemah untuk memegang perisai dan pedang mereka, kemudian mereka melemparkan senjata itu dan mengatakan bahwa mereka tidak perlu pedang dan perisai lagi. Mereka juga mulai melepasi bahu zirah mereka dan berkata tidak perlu mengenakan baju zirah lagi.
Divisi lain musuh muncul dan bergerak dengan cepat. Divisi itu disebut Khayalan Kuat. Mereka melepaskan anak panah –anak panah yang mengenai semuanya. Kemudian saya melihat saat sedikit dari setan khayalan membawa pasukan kuat yang penuh kemuliaan ini. Mereka dibawa ke kemah yang berbeda-beda, setiap kemah bernama doktrin yang setan yang berbeda. Saya terkejut melihat bagaimana sekumpulan orang benar yang besar ini benar-benar dikalahkan dan mereka masih tidak akan tahu apa yang sudah menembak mereka. "Bagaimana mereka orang-orang yang cukup kuat, yang sudah naik ke puncak gunung, yang sudah melihat Tuhan seperti apa adanya, menjadi sangat terbuka?" Tanya saya cepat.
"Kebanggaan adalah musuh terkuat untuk dilihat dan itu selalu merayap dibelakangmu," Hikmat meratap. "Dalam beberapa cara, orang-orang yang sudah pernah mencapai ketinggian paling besar resiko untuk dapat jatuh. Engkau harus selalu ingat bahwa didalam hidup ini engkau dapat jatuh dari tingkat manapun juga. “Waspadalah, saat engkau pikir engkau dapat bertahan, engkau dapat jatuh,' Saat engkau pikir engkau yang paling sedikit resikonya untuk jatuh faktanya ketika engkau yang paling mungkin jatuh. Banyak manusia yang jatuh setelah meraih kemenangan."
Hikmat untuk perang
"Bagaimana kami dapat menjaga dari serangan seperti ini?" Tanya saya.
"Tetaplah dekat dengan Aku, mintalah pada Tuhan sebelum membuat setiap keputusan mayoritas, tetap kenakanlah mantel rendah hati dan musuh tidak akan pernah dapat membutakanmu seperti yang sudah dia lakukan pada orang-orang itu."
Saya melihat pada mantel itu. Tampak sangat sederhana dan tidak menarik. Saya merasa bahwa mantel itu membuat saya lebih tampak sebagai gelandangan daripada sebagai seorang pejuan. Hikmat memberikan respon seakan-akan saya mengucapkannya dengan keras,”Tuhan lebih dekat kepada para gelandangan daripada para pangeran. Engkau hanya dapat mendapatkan kekuatan dalam kadar yang benar jika engkau berjalan dengan kasih karunia Tuhan, dan ‘Dia memberikan Kasih KaruniaNya kepada orang-orang yang rendah hati.’ Tidak satupun senjata musuh dapat menembus mantel ini karena tidak ada satupun yang dapat mengalahkan Kasih KaruniaNya. Selama engkau mengenakan mantel ini, engkau aman dari segala jenis serangan."
Kemudian saya menatap keatas melihat seberapa banyak para pejuang yang masih ada di gunung. Saya sangat terguncang melihat betapa sedikitnya mereka yang tersisa. Kemudian saya melihat bahwa mereka juga mengenakan mantel kerendahan hati. “Bagaimana itu terjadi?” Tanya saya.
"Ketika engkau melihat peperangan itu, mereka semua datang kepadaKu dan minta bantuan, Aku memberikan mantel kepada mereka semua," jawab Hikmat.
"Tetapi saya pikir Engkau ada bersama saya sepanjang waktu?"
"Aku bersama semua orang yang pergi untuk melakukan kehendak Bapa," Hikmat menjawab.
"Engkau adalah Tuhan!" saya berseru menangis.
"Ya," Dia menjawab. "Aku katakan kepadamu bahwa Aku tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan engkau. Aku bersama semua PejuangKu seperti Aku bersamamu sekarang. Aku akan bersama denganmu apapun yang kau butuhkan untuk menyelesaikan KehendakKu dan engkau membutuhkan hikmat”. Kemudian Dia menghilang.
Pangkat dalam Kerajaan
Saya ditinggal berdiri di tengah-tengah kumpulan besar malaikat yang melayani orang-orang terluka dalam tingkat “Keselamatan”. Saat saya mulai berjalan melewati para malaikat ini, mereka membungkukkan badannya setengah berlutut kepada saya dan menunjukkan penghargaan yang besar pada saya. Akhirnya saya bertanya kepada salah satu malaikat itu, mengapa mereka melakukan hal ini, sekalipun dia yang paling kecil diantara mereka, dia lebih berkuasa dari saya. “Karena mantel itu,” dia menjawab. "Itu adalah pangkat tertinggi dalam kerajaan."
"Ini hanyalah sebuah mantel sederhana," saya memprotes.
"Bukan!" protes malaikat itu. "Engkau mengenakan pakaian Kasih Karunia Tuhan. Tidak ada yang lebih berkuasa daripada itu!"
"Tetapi mereka adalah ribuan orang yang mengenakan mantel yang sama. Bagaimana itu menunjukkan pangkat?"
Engkau adalah pejuang-pejuang yang takut, anak-anak Tuhan, laki-laki dan perempuan. Dia mengenakan mantel yang sama saat Dia berjalan diatas bumi. Selama engkau mengenakannya tidak ada satupun kuasa dibumi dan di surga yang sanggup bertahan didepanmu. Setiap orang di surga dan neraka mengenali mantel itu. Kita adalah Hamba-HambaNya tetapi Dia tinggal diam dalam engkau dan engkau mengenakan pakaian Kasih KaruniaNya."
Saya tahu jika saya tidak mengenakan mantel ini dan jika baju zirah saya yang bersinar mulia terbuka, pernyataan-pernyataan para malaikat dan perlakukan mereka pada saya, semuanya itu akan membuat saya bangga. Hanya tidak mungkin merasa bangga atau sombong selagi kita mengenakan sebuah mantel yang lusuh dan sederhana. Karena mantel ini, keyakinan diri saya bertambah dengan cepat.
Kembalinya Burung-burung Rajawali
Diatas horizon saya melihat sebuah awan putih besar mendekat. Hanya dengan melihatnya, pengharapan didalam diri saya bangkit. Itu sebenarnya adalah atmosfer pengharapan seperti matahari terbit dan mengusir kegelapan malam. Semakin dekat awan putih itu, saya mengenali bahwa awan besar itu adalah burung-burung rajawali putih yang terbang dari Pohon Kehidupan. Burung-burung itu mendarat di gunung, menempati setiap tingkat disamping kumpulan pejuang-pejuang. Dengan hati-hati dan penuh penghargaan saya mendekati seekor rajawali yang mendarat didekat saya karena kehadirannya begitu menakjubkan. Ketika dia melihat pada saya dengan matanya yang tajam, saya tahu bahwa saya tidak dapat menyembunyikan apapun darinya. Matanya sangat kuat dan tegas, saya gemetar saat merasakan angin dingin merayap di kuduk saya, hanya dengan melihat mereka. Sebelum saya bertanya apapun, dia sudah menjawabnya.
"Engkau ingin tahu siapa kami. Kami adalah nabi-nabi tersembunyi yang menjaga untuk saat-saat ini. Kami adalah mata dari orang-orang yang sudah diberikan senjata-senjata Ilahi yang berkuasa. Kami sudah ditunjukkan semua yang dilakukan Tuhan dan semua rancangan musuh untuk melawanmu. Kami sudah memeriksa bumi bersama-sama dan kami mengetahui semua kebutuhan yang diperlukan dalam medang peperangan." "Apakah engkau melihat perang yang tadi berlangsung?" saya bertanya dengan agak terganggu “Tidak dapatkah engkau membantu para pejuang yang mereka tawan?"
"Ya. Kami melihat itu semua dan kami dapat membantu jika mereka menginginkannya. Tetapi bantuan kami akan menahan mereka. Kami hanya dapat berperang di medang perang jika Bapa memerintahkan dan kami hanya dapat membantu orang-orang yang mempercayai kami. Hanya orang-orang yang menerima kami seperti adanya kami, para nabi, dapat menerima upah nabi atau keuntungan pelayanan kami. Orang-orang yang disergap tidak mengenakan mantel seperti yang kau pakai dan orang-orang yang tidak mengenakan mantel rendah hati tidak akan mengerti siapa kami. Kami semua saling membutuhkan termasuk orang-orang yang terluka disini dan banyak orang lain yang belum engkau kenal."
Hati sang Rajawali
Dengan berbicara dengan rajawali ini saya segera mulai berpikir seperti rajawali. Setelah diskusi singkat ini saya dapat melihat kedalam hati rajawali dan mengenal dia seperti dia mengenal saya. Rajawali mengetahui hal ini.
"Engkau sudah mempunyai beberapa karunia kami," rajawali mencatat, "walau karunia-karunia itu tidak dikembangkan dengan baik. Engkau tidak banyak menggunakannya. Aku disini untuk membangunkan karunia-karunia didalam kamu sekalian dan mengajarkanmu bagaimana menggunakannya. Dengan cara ini komunikasi kita akan pasti. Sangat pasti atau kita semua akan menderita banyak kehilangan yang tidak perlu, dengan tidak menyebutkan hilangnya banyak kesempatan-kesempatan besar untuk menang."
"Darimana asalmu?” Tanya saya.
"Kami makan ular-ular," jawab rajawali. "Musuh adalah roti kami. Makanan kami adalah melakukan kehendak Bapa, yaitu menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis. Setiap ular yang kami makan akan menambah penglihatan kami. Setiap benteng musuh yang kami hancurkan, menambah kekuatan kami untuk terbang lebih tinggi dan lebih lama. Kami baru saja datang dari perjamuan, memakan setiap ular malu yang mengikat banyak saudaramu laki-laki dan perempuan. Mereka akan segera tiba disini. Mereka tiba bersama dengan rajawali-rajawali yang kami tinggal untuk membantu mereka menemukan jalan dan melindungi mereka dari serangan tiba-tiba musuh."
Rajawali-rajawali ini sangat yakin akan diri mereka tetapi tidak sombong. Mereka tahu siapa mereka dan apa yang menjadi panggilan mereka. Mereka juga tahu kami dan masa depan kami. Keyakinan mereka meyakinkan saya tetapi terlebih meyakinkan kepada orang-orang yang terluka yang masih tergeletak disekitar kami. Orang-orang yang sebelumnya sangat lemah untuk berbicara kemudian bisa duduk dan mendengarkan percakapan saya dengan rajawali. Mereka melihat kepada rajawali seperti seorang anak kecil yang tersesat dan melihat orang tuanya yang baru saja menemukan mereka.
Hembusan Roh
Saat rajawali melihat luka mereka, maka luka mereka berubah membaik. Pada saat itu saya tetap berdiri melihatnya, rajawali ini seperti seorang kakek, dia sangat lembut dan sabar kepada orang-orang yang terluka. Rajawali mengembangkan sayapnya dan dengan lembut mengusap mereka, dan menyebabkan hembusan angin sejuk yang menutupi orang-orang yang terluka ini. Ini tidaklah seperti hembusan angin lain yang pernah saya rasakan. Dengan setiap hembusan yang saya rasakan, saya merasakan bertambah kuat dan pikiran saya bertambah jernih. Segera saja orang-orang yang terluka berdiri dan menyembah Tuhan dengan tulus sampai air mata keluar. Lagi-lagi saya merasa malu telah pernah membentak mereka sebelumnya. Mereka tampak lemah dan bodoh dimata orang-orang yang telah mendaki ke atas gunung, dan mereka dapat menahan segala sesuatu lebih kuat dari kami dan tetap setia. Tuhan menjaga mereka dan mereka mengasihi Tuhan dengan kasih yang begitu besar.
Saya mendongak keatas, semua burung-burung rajawali mengembangkan sayapnya. Setiap orang di gunung disegarkan dengan angin yang berhembus dan setiap orang yang di gunung mulai menyembah Tuhan. Awalnya penyembahan ini terdengar sumbang karena penyembahan yang berbeda dari setiap tingkat, namun kemudian setiap orang di setiap tingkat menyembah dalam satu harmonisasi. Tidak pernah di bumi ini saya mendengar suara yang begitu indah. Saya tidak ingin penyembahan ini berakhir. Segera saya mengenalinya. Penyembahan ini sama seperti penyembahan yang ada di Taman, tetapi terdengar lebih penuh dan lebih bercampur. Saya tahu, karena kami menyembah di depan musuh-musuh kami dan di tengah – tengah kegelapan dan iblis –iblis yang mengelilingi gunung, dan penyembahan itu sangat luar biasa.
Saya tidak tahu apakah penyembahan ini berlangsung selama berjam-jam, berhari-hari atau bermenit-menit, tetapi kemudian rajawali berhenti mengembangkan sayapnya dan penyembahan itu berhenti. “Mengapa engkau berhenti?” Tanya saya pada rajawali yang sebelumnya bercakap-cakap dengan saya.
"Karena mereka sudah menjadi satu dan penuh," jawabnya menunjuk pada orang-orang terluka yang sekarang semua sudah berdiri dan dalam kondisi yang sempurna. “Penyembahan yang benar dapat menyembuhkan setiap luka," tambahnya.
"Tolong ulangi lagi," pinta saya." Kita akan seringkali melakukan penyembahan, tetapi bukan kami yang memutuskan. Hembusan yang kamu rasakan adalah Roh Kudus. Dia menuntun kita dan bukan kita yang menuntun Dia. Dia menyembuhkan yang terluka dan mulai membawa kesatuan yang diperlukan untuk peperangan selanjutnya. Penyembahan yang benar juga menuangkan minyak urapan ke atas Kepala, Yesus yang turun ke seluruh tubuh, membuat kita menjadi satu dengan Dia dan satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang menjadi satu dengan Dia akan tetap terluka dan tidak kudus. DarahNya adalah kehidupan yang sejati dan mengalir saat kita bersatu dengan Dia. Saat kita bersatu dengan Dia, kita juga bersatu dengan anggota tubuh yang lain, sehingga DarahNya mengalir keseluruh tubuh. Bukan bagaimana kamu menyembuhkan bagian yang luka ditubuhmu, tetapi dengan menutup luka itu sehingga darah dapat mengalir ke bagian yang terluka untuk regenerasi? Jika satu bagian TubuhNya terluka, kita harus bersama-sama dan bersatu dengan bagian itu sampai benar-benar pulih. Kita satu di dalam Dia”.
Euforia penyembahan sebelumnya masih begitu nyata sehingga pengajaran kecil ini menjadi yang paling dalam yang pernah saya dengar, sekalipun saya sudah tahu dan mengajarkan diri saya sendiri sebelumnya. Saat Roh Kudus bergerak setiap kata-kata tampak mulia, mengesampingkan betapa itu hanya kata-kata dasar. Ini juga memenuhi saya dengan begitu banyak kasih sehingga saya ingin memeluk setiap orang termasuk rajawali-rajawali tua yang perkasa. Rajawali merasakan hal ini tetapi tidak mengatakan apapun. Dia hanya menatap dan menatap saya. Akhirnya saya berkata, “Dapatkah kita menemukan orang-orang yang baru saja terhilang?"
Hati Raja yang Terluka
"Ya, benar perasaanmu," kata rajawali akhirnya. "Kita tidak utuh dan penyembahan kita tidak utuh, sampai seluruh anggota tubuh terkumpul. Sekalipun dalam penyembahan yang agung dan mulia, sekalipun di hadapan Raja, kita semua merasakan kekosongan, sampai kita menjadi satu, sebab Raja kita juga merasakannya. Kita bersedih atas saudara-saudara kita yang tertawan terlebih kita berduka karena hati Raja kita. Seperti engkau mengasihi anak-anakmu, dan akan berduka saat salah satu dari mereka sakit atau terluka, Dia juga sangat mengasihi anak-anakNya dan yang paling menjadi perhatianNya sekarang adalah orang-orang yang terluka dan tertekan. Untuk Dia, kita jangan berhenti sampai semua berkumpul. Selama ada yang terluka, Dia juga terluka."
Iman yang memindahkan gunung
Saat duduk bersama dengan rajawali, saya mengungkapkan pikiran saya. Saya bertanya, “Saya tahu bahwa Hikmat berbicara kepada saya melaluimu, sebab saya mendengar SuaraNya saat kamu berbicara. Saya sangat yakin sebelumnya dalam peperangan yang lalu, tetapi saya hampir terbawa dengan anggapan saya sendiri dan saya akan dapat dengan mudah ditawan musuh jika Hikmat tidak menghentikan saya. Saya akan memusuhi para musuh lebih dari ingin membebaskan saudara-saudara saya, sekalipun itu hanya sebagian motif saya. Sejak pertama kali tiba di gunung ini, berperang di medan pertempuran, sekarang saya pikir yang benar saya lakukan, saya lakukan dengan alasan yang salah dan banyak hal salah yang saya lakukan, saya punya motif yang bagus. Semakin banyak saya belajar semakin saya tidak yakin dengan dirisendiri."
"Engkau pasti sudah bersama dengan Hikmat dalam waktu yang lama," rajawali memberikan respon.
"Dia bersama dengan saya untuk waktu yang lama sebelum saya mengenaliNya, tetapi saya takut bahwa paling banyak waktu yang saya habiskan untuk melawan Dia. Bagaimanapun sekarang saya tahu bahwa saya masih kekurangan sesuatu yang paling penting, sesuatu yang harus saya miliki sebelum kembali ke medan pertempuran, tetapi saya tidak tahu apa itu."
Mata rajawali yang besar itu menjadi bertambah tajam, “Engkau juga mengenali suara Hikmat saat Dia berbicara dalam hatimu. Engkau sudah belajar banyak karena engkau memiliki mantel itu. Apa yang engkau rasakan sekarang adalah iman yang benar."
"Iman!" seru saya. "Saya sedang berpikir serius tentang keraguan-raguan saya."
"Engkau bijaksana untuk ragu pada dirimu sendiri. Tetapi iman yang benar tergantung pada Tuhan, bukan dirimu sendiri dan bukan imanmu. Engkau mendekati jenis iman yang dapat memindahkan gunung dan memindahkannya jika perlu. Sekarang waktunya untuk membawanya ke tempat yang sebelumnya sudah ada. Bagaimanapun, engkau benar. Engkau harus mempunyai pewahyuan yang benar dari Raja. Sekalipun engkau sudah mendaki ke puncak gunung, menerima setiap kebenaran di setiap jalanmu, berdiri di Taman Tuhan, merasakan KasihNya yang tak bersyarat dan kamu sudah seringkali melihat AnakNya, engkau masih sedikit mengerti tentang sebagian dari keseluruhan nasehat Tuhan dan itu hanya yang dangkal-dangkal saja.."
Saya tahu apa yang dikatakannya sangatlah benar dan saya merasa tenang mendengarnya. “Saya sudah menghakimi banyak orang dan banyak situasi dengan salah. Hikmat telah menyelamatkan hidup saya berulangkali, tetapi suara Hikmat masih terdengar kecil didalam saya sedangkan tuntutan pikiran dan perasaan saya masih lantang. Saya mendengar Hikmat berbicara melalui engkau lebih keras dari yang saya dengar dalam hati saya, jadi sekarang saya tahu, saya harus tetap dekat denganmu."
"Kami disini karena engkau memerlukan kami," jawab rajawali. "Kami juga disini karena kami memerlukan engkau. Engkau sudah memberikan karunia-karunia yang saya tidak punya dan saya memberikan karunia-karunia yang engkau tidak punya. Engkau sudah mengalami banyak hal yang tidak pernah saya alami dan saya mengalami hal-hal yang engkau tidak alami. Rajawali-rajawali diberikan kepadamu sampai akhir dan engkau diberikan kepada kami. Saya akan sangat dekat denganmu dan engkau harus menerima rajawali-rajawali yang lain di tempatku. Setiap rajawali berbeda. Kami bersama-sama karena kami diberikan untuk mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, tidak secara pribadi."
Pintu-Pintu Kebenaran
Rajawali itu kemudian terangkat dari batu tempatnya bertengger dan meluncur dari tepi tingkat tempat kami berdiri. “Mari,” katanya. Saat saya mendekati dia, saya melihat anak tangga turun yang menuju dasar gunung. Ada sebuah pintu yang kecil.
"Mengapa saya tidak melihat ini sebelumnya?" Tanya saya.
"Saat engkau tiba pertama kali di gunung engkau tidak tinggal lama di tingkat ini dan tidak cukup waktu untuk melihat-lihat,” jawabnya.
"Bagaimana engkau mengetahuinya? Apakah engkau ada disini saat saya tiba di gunung ini?"
"Saya tidak akan tahu jika sebelumnya saya tidak berada disini, sebab semua yang tidak mengetahui pintu ini mempunyai alasan yang sama, tetapi nyatanya saya pernah disini, responnya. “Saya adalah salah satu dari prajurit yang dengan cepat engkau lewati saat mendaki ke gunung."
Kemudian saya mengenali rajawali sebagai seorang manusia yang pernah saya temui setelah pembicaraan singkat kami. Dia meneruskan, “Saya sangat ingin mengikutimu. Saya sudah berada ditingkat ini untuk waktu yang lama dan saya butuh perubahan. Saya hanya tidak bisa meninggalkan semua jiwa-jiwa yang terhilang sehingga saya masih berusaha mencoba memimpin mereka kemari. Saat saya memutuskan kepada Tuhan untuk melakukan kehendakNya, baik tinggal ataupun pergi, Hikmat mendekati saya dan menunjukkan pintu ini. Dia berkata bahwa ini pintu tembus ke puncak. Begitulah saya sampai dipuncak sebelum engkau dan berubah menjadi seekor rajawali."
Saya teringat saya melihat pintu-pintu seperti ini di beberapa tingkat, tetapi saya hanya mengintip beberapa saja dan teringat betapa saya mengagumi apa yang saya lihat. Saya tidak menjelajah lebih jauh, karena saya terfokus pada peperangan dan mencoba untuk tiba di puncak gunung. “Dapatkah saya masuk ke pintu-pintu itu dan langsung keatas?" Tanya saya.
"Tidaklah semudah itu," jawab rajawali sedikit jengkel. "Di setiap pintu ada jalan – jalan dan salah satu jalan menuju ke puncak." Seperti mengetahui pertanyaan saya selanjutnya, dia meneruskan. "Jalan-jalan yang lain menuju ke tingkat-tingkat yang lain di gunung. Bapa sudah merencanakannya sehingga setiap orang akan memilih salah satu jalan sesuai tingkat kedewasaan mereka dan apa yang diperlukan."
"Luar biasa! Bagaimana Dia melakukan hal itu?" pikir saya, tetapi rajawali mendengar pikiran saya.
"Sangat sederhana," kata rajawali meneruskan, seakan-akan saya sudah berbicara dengan keras. "Kedewasaan rohani selalu ditentukan oleh kerelaan seseorang mengorbankan keinginan pribadinya untuk kepentingan Kerajaan atau untuk kepentingan sesamanya."
Dengan hati-hati saya menyimak setiap kata yang diucapkannya. Bagaimanapun saya tahu bahwa saya harus masuk pintu yang ada didepan saya, dan sangatlah bijaksana untuk mempelajari semuanya yang saya dapat dari seseorang yang pernah kesana sebelumnya dan secara nyata memilih pintu yang langsung menuju ke puncak.
"Aku tidak langsung menuju ke puncak dan tidak bertemu seseorang yang pernah mengalaminya,” kata rajawali meneruskan. "Tetapi saya pergi kesana lebih cepat dari yang lainnya karena saya sudah belajar banyak tentang pengorbanan diri selagi berjuang di tingkat “Keselamatan”. Aku tunjukkan pintu ini karena engkau sudah mengenakan mantel dan bagaimanapun engkau akan menemukannya, tetapi waktunya sangat singkat dan diluar pemahamanmu. Mereka tidak dapat diperoleh secara fisik, tetapi setiap harta karun yang engkau genggam, engkau akan sanggup membawanya dihatimu. Hatimu berarti menjadi harta karun bagi rumah Tuhan. Tetapi waktu engkau mencapai puncak lagi, hatimu akan berisi harta-harta karun yang lebih berharga dari semua harta karun yang ada dibumi. Semuanya itu tidak akan pernah diambil darimu, itu adalah milikmu abadi sebab engkau adalah milik Tuhan. Cepatlah pergi. Badai awan sekarang berkumpul dan peperangan besar sudah mendekat."
"Apakah engkau pergi dengan saya?" pinta saya.
"Tidak," jawabnya. "Disinilah tempatku sekarang. Aku harus membantu orang-orang yang terluka disini. Tetapi aku akan melihatmu lagi disini. Engkau akan bertemu banyak saudara laki-laki dan perempuan rajawali sebelum engkau kembali dan mereka akan membantumu lebih baik daripadaku ditempat engkau akan bertemu mereka.
Harta surgawi
Saya sudah sangat mengasihi rajawali itu sehingga saya tidak tahan untuk meninggalkannya. Saya senang bahwa kami akan bertemu kembali. Sekarang pintu didepan saya menarik seperti sebuah magnet. Saya membukanya dan masuk kedalam. Sinar kemuliaan yang membungkus sangatlah mempesonakan dan segera saya jatuh berlutut. Emas, perak dan batu-batu berharga di sangatlah indah lebih dari semua yang ada di bumi. Ruangan itu sangat besar seakan tidak ada akhirnya. Lantainya perak, pilar-pilarnya dari emas dan langit-langitnya dari berlian murni yang memancarkan berbagai warna yang saya tahu dan banyak warna yang tidak saya ketahui. Malaikat-malaikat ada dimana-mana, berpakaian jubah dan seragam yang berbeda-beda yang tidak ada di bumi.
Saat saya mulai berjalan melalui ruangan, semua malaikat mengucapkan salam dengan membungkukkan badannya. Salah satu malaikat itu maju dan mengucapkan selamat datang dengan menyebut nama. Dia menjelaskan bahwa saya dapat pergi kemanapun dan melihat apapun yang saya inginkan di ruangan ini. Tidak ada satupun yang disembunyikan dari orang-orang yang melewati pintu ini.
Saya tidak dapat mengucapkan kata-kata, begitu terpesona dengan keindahannya. Akhirnya saya berkata bahwa ini adalah lebih dari keindahan yang saya lihat di Taman. Mengejutkan, malaikat itu berkata,”Inilah Taman itu! Ini adalah salah satu ruangan di rumah Bapa. Kami adalah pelayan-pelayanmu."
Saat saya berjalan, sekelompok besar malaikat mengikuti saya. Saya berbalik dan bertanya pada pimpinannya mengapa mereka mengikuti saya. “Karena mantel itu” katanya, “Kita diberikan kepadamu untuk melayanimu disini dan dipeperangan yang akan datang."
Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan malaikat-malaikat ini, jadi saya hanya terus berjalan. Saya tertarik dengan sebuah batu biru yang besar yang tampak seperti memiliki matahari dan awan-awan didalamnya. Saat saya menyentuhnya, perasaan yang sama saat makan buah dari Pohon Kehidupan meliputi saya. Saya merasakan energi, kejernihan mental dan kasih untuk setiap orang menjadi bertambah besar dan jelas. Saya mulai memegang sinar kemuliaan Tuhan. Semakin lama saya menyentuh batu itu, sinar kemuliaan akan semakin memancar. Saya tidak pernah ingin melepaskan sentuhannya saya tetapi kemuliaan itu menjadi sangat hebat sehingga saya harus berpaling.
Kemudian mata saya melihat sebuah batu hijau yang sangat indah. "Apa isi batu ini?" Tanya saya pada malaikat yang berdiri didekat saya.
"Semua batu-batu ini adalah harta-harta keselamatan. Sekarang engkau menyentuh alam surgawi dan ini adalah pemulihan dari kehidupan,” terusnya.
Saat saya menyentuh batu hijau, saya mulai melihat bumi dalam warna-warna yang spektakuler. Warna-warna itu semakin bertambah banyak, semakin lama tangan saya menyentuh batu itu, semakin bertambah kasih saya pada semua yang saya lihat. Kemudian saya mulai melihat suatu harmonisasi antara semua mahkluk hidup yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Kemudian saya juga mulai melihat kemuliaan dari penciptaan Tuhan. Kemuliaan itu semakin bertambah kuat sampai saya harus berpaling kembali.
Kemudian saya menyadari entah sudah berapa lama saya disini. Saya memahami Tuhan dan alam semesta ciptaanNya yang segera bertumbuh besar hanya dengan menyentuh kedua batu ini dan masih banyak yang lain lagi. Ada banyak hal di satu ruangan yang dapat dipahami seseorang untuk seluruh hidupnya. “Ada berapa lagi ruangan disini? Tanya saya pada malaikat.
"Ada banyak ruangan seperti ini di setiap tingkat gunung yang engkau daki ."
"Bagaimana seseorang mengalami semuanya itu hanya pada satu ruangan, atau semuanya? "Tanya saya.
"Selamanya engkau akan melakukan ini. Harta-harta ini terdiri dari kebenaran-kebenaran paling dasar dari Yesus Kristus, cukup menjadi hadiah untuk seumur hidupmu. Tidak ada satu manusiapun yang mengetahuinya karena tidak ada yang mengetahuinya hanya karena satu kehidupan, tetapi engkau harus mengambil apa yang yang engkau perlukan dan menjaganya menuju ke tujuan akhir hidupmu.
Saya mulai berpikir tentang peperangan yang akan datang dan para pejuang yang menjadi tawanannya. Itu bukanlah pikiran yang menyenangkan ditengah-tengah tempat yang penuh dengan kemuliaan ini, tetapi saya tahu bahwa saya akan kembali ke ruangan ini dan saya hanya punya sedikit waktu lagi untuk menemukan jalan langsung ke puncak gunung dan kemudian kembali ke medan perang lagi.
Saya menoleh kepada malaikat. "Engkau harus membantu saya menemukan pintu yang menuju ke atas."
Malaikat itu tampak bingung, "kami pelayan-pelayanmu," tanggapnya, "tetapi engkau harus memimpin kami. Seluruh gunung ini adalah misteri buat kami. Kami semua ingin melihat ke misteri besar ini, tetapi setelah kita meninggalkan ruangan ini yang hanya sedikit kita ketahui, kami akan mempelajarinya."
"Apakah engkau tahu dimana semua pintu?"Tanya saya.
"Ya, Tetapi kami tidak tahu pintu-pintu itu menuju kemana. Ada beberapa pintu yang tampak menarik, beberapa yang sederhana dan beberapa yang menjijikkan. Satu pintu mengerikan."
"Di tempat seperti ini ada pintu-pintu yang menjijikkan?" saya seakan tidak percaya. "Dan satu pintu mengerikan? Bagaimana mungkin?”
"Kami tidak tahu, tetapi aku akan menunjukkannya padamu," responnya.
"Silahkan,"kata saya.
Kami berjalan beberapa waktu, melewati harta-harta yang tak dapat diungkapkan, sangat sulit bagi saya untuk tidak berhenti menyentuhnya. Ada banyak pintu dengan kebenaran-kebenaran alkitabiah yang berbeda tertulis diatasnya. Saat malaikat menyebutnya ‘menarik’ saya mengerti daya tariknya. Saya sangat ingin masuk ke setiap pintu, tetapi keinginantahu saya pada “pintu mengerikan” membuat kami tetap bergerak. Kemudian saya melihatnya. “Mengerikan” hanyalah sebuah ungkapan yang mengecilkan sesuatu. Ketakutan membungkus saya sampai hampir tidak bisa bernafas.
Karunia dan Kebenaran
Saya berbalik dari pintu dan dengan cepat kembali ke belakang. Ada sebuah batu merah yang besar didekatnya yang membuat saya rindu menyentuhnya. Tiba-tiba saya merasa seperti di Taman Getsemani melihat Tuhan sedang berdoa. Penderitaan yang saya alami saat melihat pintu lebih mengerikan lagi. Saya tergoncang, saya lepaskan pegangan saya ke batu merah dan saya jatuh terduduk dilantai, kelelahan. Saya sangat ingin kembali ke batu biru atau hijau, tetapi saya harus mengumpulkan kembali energi dan arah saya. Para malaikat dengan cepat mengelilingi dan melayani saya. Saya diberikan minuman yang mulai menyegarkan saya kembali. Setelah merasa baikan, saya berdiri dan mulai berjalan ke batu-batu yang lain. Namun, visi saya tentang Tuhan Yesus yang sedang berdoa memaksa saya untuk berhenti.
"Apa yang ada dibalik itu?" Tanya saya.
"Saat engkau menyentuh batu-batu itu kami hanya dapat melihat sedikit saja seperti yang engkau lihat dan merasakan seperti yang engkau rasakan," kata malaikat. "Kami tahu bahwa batu-batu ini adalah harta-harta terbesar dan semua pengungkapannya sangatlah berharga. Untuk sesaat kami merasakan penderitaan Tuhan sebelum penyalibanNya dan kami merasakan apa yang Dia rasakan di malam yang mengerikan itu. Sangatlah sulit bagi kami untuk mengerti bagaimana Tuhan kita dapat menahan penderitaan itu. Ini sebuah penghargaan bagi kita untuk menghormati dan melayanimu seperti yang sudah Dia lakukan."
Kata-kata malaikat seperti kilat yang menyambar jiwa saya. Saya sudah berperang di peperangan yang hebat. Saya sudah mendaki ke puncak gunung. Saya menjadi terbiasa dengan alam rohani sehingga saya hampir tidak memperhatikan malaikat-malaikat, dan saya dapat berbicara dengan rajawali-rajawali perkasa, tetapi saya masih belum dapat menanggung saat penderitaan Raja saya tanpa ingin melarikan diri. “Saya seharusnya tidak disini,” saya hampir berteriak. “Saya lebih dari siapapun layak untuk menjadi tawanan iblis!”.
"Tuan," kata malaikat malu-malu. “Kami memahami bahwa tidak ada seorangpun disini yang layak. Engkau disini karena engkau dipilih sebelum dunia dijadikan untuk suatu maksud. Kami tidak tahu apa yang menjadi tujuanmu, tapi kami tahu bahwa ini sesuatu yang sangat besar bagi setiap orang di gunung ini."
"Terimakasih. Engkau sangat membantu. Karena tempat ini, emosi saya menjadi sangat terbentang dan mereka dapat menguasai pemahaman saya. Engkau benar. Tidak ada seorangpun yang berharga disini. Benar, lebih tinggi kami mendaki gunung, kami semakin tidak berharga untuk berada disana dan semakin banyak karunia yang kami perlukan untuk tinggal disana. Bagaimana saya dapat mencapai puncak pertama kalinya?”
"Kasih karunia," malaikat menanggapi.
"Jika engkau ingin membantu saya," kata saya, "tolong terus mengulangi kata-kata itu jika engkau melihat saya bingung atau putus asa. Kata-kata itu lebih saya pahami dari apapun dan selalu membawa kejernihan bagi jiwa saya."
"Sekarang saya harus kembali ke batu merah. Saya tahu sekarang bahwa harta terbesar dari ruangan ini adalah batu merah dan saya tidak akan meninggalkannya sampai saya membawa harta itu dalam hati saya," saya berkata dengan ketetapan hati lebih dari yang saya rasakan saat itu, tetapi itu adalah benar."
Kebenaran Kasih Karunia
Waktu yang saya habiskan bersama batu merah itu sangat menyakitkan hati. Seringkali saya tidak bisa mengambilnya lagi dan saya akan menarik tangan kembali. Beberapa kali saya kembali ke batu biru atau hijau untuk menyegarkan jiwa saya sebelum kembali lagi. Sangatlah sulit untuk saya kembali ke batu merah, tetapi kasih saya dan penghargaan akan Tuhan bertumbuh dalam diri saya melebihi apapun yang pernah saya pelajari atau alami.
Akhirnya, ketika Hadirat Bapa meninggalkan Yesus di kayu salib, saya tidak dapat bertahan lagi. Saya berhenti. Saya dapat menceritakan bahwa malaikat-malaikat itu juga mengalami hal yang sama. Keinginan yang kuat untuk menyentuh batu merah itu sudah tidak ada lagi. Bahkan saya juga tidak ingin kembali ke batu biru. Saya hanya berbaring di lantai, menangisi apa yang sudah Tuhan lalui. Saya juga menangis karena saya juga meninggalkan Dia sama seperti murid-muridNya. Saya mengecewakan Dia saat Dia sangat memerlukan saya, sama seperti yang mereka lakukan.
Tampak seperti setelah berhari-hari, saya membuka mata saya. Rajawali lain berdiri didekat saya. Di depannya ada 3 batu, biru, hijau dan merah. “Makanlah,” katanya. Ketika saya memakan batu-batu itu, keseluruhan tubuh saya diperbaharui, baik sukacita besar maupun ketenangan yang luar biasa membanjiri jiwa saya.
Saat saya berdiri, saya melihat 3 batu yang sama itu terpasang di gagang pedang saya dan terpasang di pundak-pundak saya. “Sekarang, semuanya adalah milikmu selamanya," kata rajawali. "Ini tidak bisa diambil darimu dan engkau tidak bisa menghilangkannya juga."
"Tetapi saya belum selesai dengan batu yang terakhir,"protes saya.
"Kristus sendirilah yang akan menyelesaikannya,"jawabnya
"Kemana?" Tanya saya.
"Engkau harus mengambil keputusan, tetapi dengan singkatnya waktu aku sarankan untuk langsung ke puncak," jawab rajawali dengan terburu-buru.
Kemudian saya teringat pintu-pintu itu. Saya segera menuju ke pintu-pintu yang tampak menarik. Saat saya mencapai yang pertama, pintu itu tidak menarik lagi, kemudian saya pergi ke pintu yang lain dan hal yang sama terjadi. “sesuatu tampaknya berubah,” kata saya dengan nyaring.
"Engkau yang berubah," seluruh pasukan malaikat menjawab dengan serempak. Saya berbalik melihat mereka dan kagum melihat mereka berubah. Mereka tampak tidak senaif sebelumnya, tetapi sekarang lebih anggun, terhormat dan bijaksana lebih dari malaikat-malaikat yang pernah saya lihat. Saya tahu bahwa mereka juga merefleksikan apa yang sudah terjadi pada saya, tetapi sekarang saya merasa tidak nyaman memikirkan diri saya sendiri.
"Saya mohon nasehatmu,"kata saya pada pimpinan pasukan malaikat itu.
"Dengarkan hatimu," katanya. "Itu adalah tempat tinggal kebenaran-kebenaran besar ini."
"Saya tidak dapat mempercayai hati saya sendiri," kata saya. "Ini adalah subyek dari banyak khayalan, tipuan dan ambisi pribadi, sangat sulit mendengar suara Tuhan."
"Tuan, dengan batu merah dalam hatimu sekarang, Aku tidak percaya bahwa hal itu akan terus menjadi masalah," jawab sang pimpinan dengan yakin. Saya bersandar di dinding, memikirkan rajawali yang tidak ada disini sekarang di saat saya paling membutuhkan dia. Dia sudah pernah disini sebelumnya dan tahu pintu mana yang harus dipilih. Saat saya menimbang-nimbang, “pintu mengerikan” tampaknya menjadi satu-satunya pintu yang dapat saya pikirkan. Saya pergi dari sana dengan cepat sehingga tidak mengetahui kebenaran apa yang akan dinyatakan.
Saat saya mendekati pintu itu, saya merasakan ketakutan yang luar biasa naik dalam diri saya tetapi tidak seburuk yang pertama kali. Sangat berlawanan dengan yang lain, hanya ada kegelapan disekitar pintu dan saya harus mendekat untuk membaca kebenaran yang tertulis diatasnya. Dengan terkejut saya membaca KURSI PENGADILAN KRISTUS. “Mengapa kebenaran ini sangat menakutkan?" saya bertanya dengan nyaring sekalipun tahu para malaikat tidak akan menjawabnya. Saat saya melihatnya barulah saya tahu bahwa inilah pintu yang harus saya lewati.
"Ada banyak alasan untuk takut," suara rajawali yang akrab terdengar.
"Saya gembira engkau kembali," seru saya. "Apakah saya membuat pilihan yang buruk?"
"Tidak! Engkau sudah memilih yang benar. Pintu ini akan membawamu ke puncak gunung lebih cepat dari yang lain. Ini menakutkan karena ketakutan terbesar dari ciptaan adalah melewati sumbernya – takut akan Tuhan yang Kudus. Hikmat terbesar dari manusia dalam kehidupan ini atau hidup yang akan datang adalah melalui pintu ini, tetapi sangat sedikit saja yang melewatinya."
“Tetapi mengapa begitu gelap?"Tanya saya.
"Cahaya dari pintu-pintu ini menyatakan perhatian gereja akan kebenaran-kebenaran dibelakang mereka. Kebenaran yang ada dibalik pintu ini adalah yang paling diabaikan tetapi paling penting. Engkau akan mengerti saat masuk melalui pintu ini. Ketika engkau melihat Yesus Kristus duduk di tahta, engkau juga disiapkan untuk duduk bersama dengan Dia."
"Kemudian pintu ini tidak akan begitu gelap dan terlarang jika kita memberikan perhatian yang lebih pada kebenaran ini?"
"Betul. Jika manusia mengetahui kemuliaan yang ada dibalik pintu itu, maka itu adalah hal yang paling brilian," rajawali meratap. "Bagaimanapun, masih cukup sulit melewati pintu ini. Saya diperintahkan untuk kembali dan membesarkan hatimu. Engkau akan melihat kemuliaan yang besar, tetapi juga terror yang terbesar melebihi apapun. Tetapi sekarang karena engkau sudah memilih pintu yang sulit ini, tetapi akan lebih mudah setelahnya, karena engkau mau untuk menghadapi kebenaran yang keras sekarang, maka engkau tidak akan banyak menderita. Banyak orang yang menginginkan kebaikanNya, tetapi sangat sedikit yang mau kekerasanNya. Jika kamu tidak mengetahui keduanya, maka akan selalu berada dalam bahaya tipuan dan jatuh dari kasih karuniaNya yang besar."
"Saya tahu bahwa saya tidak akan dapat datang kesini jika saya tidak melakukan seperti apa yang saya lakukan di batu merah. Bagaimana saya dapat berusaha untuk santai jika ini berlawanan dengan sifat dasar Tuhan?"
"Tetapi sekarang engkau sudah memilih, pergilah cepat. Peperangan besar yang lain akan segera mulai dan engkau diperlukan disana."
Kursi Pengadilan Kristus
Sekali lagi saya memandang sekeliling ruangan yang sangat besar dan ada didalam gunung ini. Harta karun kebenaran Keselamatan ada disini. Tampaknya keindahan yang ada disini tidak ada akhirnya. Saya tidak dapat membayangkan bahwa ruangan-ruangan ini berisi tentang kebenaran-kebenaran besar dari iman dapat lebih mulia. Ini membantu saya untuk memahami mengapa begitu banyak orang Kristen yang tidak mau meninggalkan tempat ini. Batu-batu permata yang besar merupakan perwujudan dari aspek-aspek Keselamatan yang berbeda, semuanya bersinar mulia lebih dari keindahan duniawi. Sangat luar biasa tidak bisa digambarkan, dan saya tahu saya dapat tinggal disini selamanya tanpa merasa bosan.
Rajawali yang berdiri disamping saya hampir berteriak: “Teruslah maju!” kemudian dengan tenang dia berkata,”Tidak ada damai sejahtera dan keamanan yang terbesar daripada tinggal dalam keselamatan Tuhan. Engkau dibawah kesini untuk mengetahuinya sebab engkau akan memerlukannya di tempat engkau akan pergi nanti. Tetapi engkau tidak dapat tinggal disini lebih lama lagi."
Pernyataan rajawali tentang damai sejahtera dan keamanan menyentuh saya. Saya pikir bahwa pejuang-pejuang yang berani yang berperang di medan perang berasal dari tingkat pertama di gunung, “Keselamatan”. Mereka sudah berjuang dengan baik dan mengirimkan banyak jiwa tetapi mereka juga terluka sangat parah. Kemudian rajawali kembali menginterupsi pikiran saya seakan-akan dia mendengar.
"Tuhan mempunyai definisi yang berbeda akan damai sejahtera dan keamanan daripada kita. Terluka di medan perang merupakan kehormatan. Inilah mengapa Rasul Paulus bangga akan pukulan dan rajaman di tubuhnya. Tidak ada keberanian tanpa bahaya yang nyata. Tuhan berkata bahwa Dia akan menyertai Yosua berperang untuk Tanah Perjanjian, tetapi lebih dan lebih mendesak lagi supaya dia kuat dan berani karena dia harus berjuang dan disana ada banyak bahaya. Dalam hal ini Tuhan membuktikan bahwa orang-orang yang berharga akan janjiNya yaitu mereka yang mengasihi Tuhan dan bagianNya melebihi keamanan dirinya sendiri. Keberanian adalah demonstrasi iman yang benar. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa JalanNya akan mudah tetapi akan berharga. Keberanian orang-orang yang berjuang dari tingkat Keselamatan membuat para malaikat dari surga menghargai apa yang Tuhan lakukan di tempat segala macam ras manusia yang jatuh. Mereka luka dalam pembantaian, tetapi mereka tidak berhenti dan tidak mundur. Dengan mendaki gunung engkau dapat berjuang dengan otoritas yang akan membebaskan banyak jiwa. Banyak jiwa akan memenuhi ruangan ini dan merupakan sukacita yang besar, jika engkau teruskan"
Kemudian saya menoleh dan melihat kepada pintu terlarang yang gelap yang diatasnya tertulis: Kursi Pengadilan Kristus. Kehangatan dan damai sejahtera membanjiri jiwa saya setiap kali saya melihat pintu ini. Saya ingin tinggal di ruangan ini. Sekali lagi rajawali menjawab pikiran saya.
"Sebelum engkau masuk ke pintu untuk kebenaran yang besar, engkau akan mempunyai perasaan yang sama. Bahkan engkau juga merasa demikian saat masuk ke ruangan harta karun keselamatan ini. Ketakutan ini adalah hasil dari kejatuhan. Itu adalah buah dari pengetahuan baik dan jahat. Pengetahuan dari pohon itu membuat kita merasa tidak aman dan mementingkan diri sendiri. Pengetahuan akan yang baik dan buruk membuat pengetahuan yang benar akan Tuhan tampak menakutkan, apalgi disaat setiap kebenaran dari atas membimbingmu ke damai sejahtera dan keamaan yang lebih besar. Bahkan pengadilan Tuhan pun juga diinginkan karena semua JalanNya adalah sempurna."
Sebelumnya saya sudah cukup mengalami apa yang tampaknya benar, jalan yang seringkali penuh dengan buah dan terkadang jalan yang menuju tragedy. Sepanjang perjalanan saya, jalan yang tampaknya paling berresiko ternyata menuntun ke sebuah hadiah yang terbesar. Bahkan setiap kali tampaknya semakin berresiko. Setiap kali menentukan pilihan akan semakin sulit.
"Sangat dibutuhkan iman yang besar untuk berjalan dalam alam Rohani yang lebih tinggi,” kata rajawali. “Tuhan memberikan kita sebuah peta KerajaanNya dan Dia berkata,’Jika kamu menyelamatkan dirimu sendiri, engkau akan kehilangannya tetapi jika engkau kehilangan nyawamu demi Aku, engkau akan memperolehnya.' Kata-kata itu sendiri dapat menjagamu di jalan menuju ke puncak gunung dan akan menuntunmu ke kemenangan besar di peperangan besar yang akan datang. Kata-kata itu juga akan membantumu tetap tegak didepan Kursi Pengadilan Kristus,” tambahnya sambil melihat ke pintu.
Saya tahu saya harus pergi. Saya juga harus mengingat ruangan kemuliaan ini dan harta karun keselamatan, tetapi saya juga tidak boleh menoleh kembali ke belakang. Saya harus terus maju. Saya berbalik dan dengan mengumpulkan seluruh keberanian, saya membuka pintu Kursi Pengadilan Kristus dan melangkah masuk. Seluruh pasukan malaikat yang menyertai saya mengambil posisi di sekitar pintu, tetapi tidak masuk.
"Ada apa? Apakah engkau tidak masuk?" pinta saya, sangat ingin ditemani.
"Ke tempatmu sekarang, engkau harus sendiri. Kami akan menunggumu disisi yang lain."
Tanpa menanggapi, saya berbalik dan mulai berjalan sebelum saya berubah pikiran. Ini adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan. Saya berada dalam kegelapan yang menakutkan yang pernah saya alami. Ketakutan luar biasa menyerang saya. Segera saya berpikir bahwa saya sudah menapakkan kaki ke neraka. Pintu itu tertutup dan saya tidak bisa melihat. Mengingat saya harus terus, saya bergerak perlahan dan berdoa minta pertolongan Tuhan. Saat saya melakukannya damai sejahtera mulai melingkupi hati saya.
Kemudian saya melihat bahwa kegelapan itu tidak lagi terasa dingin tetapi mulai terasa nyaman. Kemudian saya mulai melihat seberkas cahaya. Cahaya itu semakin lama semakin bersinar cemerlang penuh kemuliaan, sangat luar biasa dan saya merasa bahwa saya sedang masuk ke surga itu sendiri. Sekarang kemuliaan itu bertambah besar seturut setiap langkah saya. Saya terpesona bagaimana sesuatu yang luar biasa seperti ini ada didalam pintu yang sangat gelap dan terlarang. Saya ingin menikmati setiap langkah sebelum kembali melangkah.
Segera jalan itu terbuka dan menuju sebuah aula yang sangat besar dan saya merasa bahwa bumi sendiri tidak sebesar itu. Keindahan didalamnya tidak akan dapat digambar oleh arsitek manusia. Saya tidak pernah mengalami sesuatu yang memenuhi hati saya hanya dengan melihatnya. Di ujung aula itu adalah tempat Sumber Kemuliaan yang memancar dari setiap hal yang ada diruangan. Saya tahu bahwa itu adalah Tuhan dan saya sedikit takut saat saya mulai mendekati Dia. Saya tidak berpikir betapa jauhnya jarak kami. Semuanya sangat indah dan saya merasa saya dapat berjalan selamanya dan menikmati setiap langkah itu. Berjalan di bumi sampai ke Tahta akan membutuhkan waktu berhari-hari.
Mata saya tertuju kepada Kemuliaan Tuhan, sebelum menyadari saya melewati ribuan orang yang berdiri di atas tempat bertingkat-tingkat di kiri saya (Di sebelah kanan ada banyak orang juga tapi saya tidak melihat mereka karena mereka jauh dan mendekati Tahta). Saat saya melihat mereka saya berhenti. Mereka mempesona, sangat anggun lebih dari semua orang yang pernah saya lihat. Sikap mereka sangat menarik hati. Tidak ada damai sejahtera dan keyakinan yang terpancar di wajah manusia seperti ini sebelumnya. Setiap orang sangat indah diluar perbandingan bumi. Saat saya mendekati mereka, mereka membungkukkan badannya memberi salam seakan-akan mereka mengenal saya.
"Bagaimana engkau mengenal saya?"saya terkejut dengan pertanyaan saya sendiri.
"Engkau adalah salah satu orang kudus yang berjuang di peperangan terakhir," jawab seorang laki-laki yang ada di dekat saya. "Setiap orang disini tahu engkau dan semua orang yang sedang berperang di bumi. Kami adalah orang-orang kudus yang melayani Tuhan di generasi sebelum engkau. Kami adalah awan besar yang diberikan hak untuk menyaksikan peperangan terakhir. Kami semua tahu engkau dan kami semua melihat apa yang engkau lakukan."
Kemudian saya melihat seseorang yang saya tahu di bumi. Dia adalah orang percaya yang setia tetapi saya tidak pernah melihat dia melakukan sesuatu yang penting. Secara jasmani dia tidak menarik dan itu membuatnya menjadi pemalu. Disini kami mempunyai gambaran wajah yang sama tetapi dia berubah menjadi lebih tampan dari orang-orang yang ada di bumi. Dia melangkah maju dengan yakin dan kemartabatan yang tidak pernah saya lihat padanya atau pada siapapun sebelumnya.
"Surga sangat jauh lebih besar daripada yang kita impikan selama kita di bumi,” dia mulai berbicara. “Ruangan ini adalah alam kemuliaan yang jauh dari kemampuan nalar kita. Sangatlah benar bahwa kematian kedua sangat mengerikan daripada yang selama ini kita pahami. Surga atau neraka tidak seperti yang kita pikirkan sebelumnya. Jika aku sudah mengetahui ini di bumi maka aku tidak akan pernah hidup dengan cara yang lalu. Engkau diberkati dengan kasih karunia yang besar untuk datang kemari sebelum engkau mati."dia berkata sambil melihat pakaian saya.
Kemudian saya melihat diri saya sendiri. Saya masih mengenakan mantel tua kerendahan hati dan baju zirah dibawahnya. Saya merasa bodoh dan kasar berdiri didepan mereka yang sangat anggun dan indah. Saya mulai berpikir bahwa saya berada dalam masalah besar jika saya muncul dihadapan Tuhan seperti ini. Seperti rajawali teman saya, mereka mengerti pikiran saya dan menjawab:
"Mereka yang kesini mengenakan mantel itu tidak mempunyai rasa takut. Mantel itu merupakan penghormatan tingkat tinggi dan inilah mengapa mereka semua membungkukkan diri saat engkau lewat."
"Saya tidak melihat seorangpun yang membungkukkan diri,"jawab saya sedikit malu.
"Itu bukannya tidak pantas," lanjutnya. "Disini kami saling menunjukkan penghargaan satu sama lain. Bahkan juga malaikat-malaikat yang melayani kami disini tetapi hanya Tuhan dan Kristus yang kita sembah."
Saya masih merasa malu. Saya harus terus ingat untuk membungkukkan diri pada orang-orang mulia ini sedangkan saat bersamaan saya ingin sembunyi sebab saya tampak buruk. Kemudian saya mulai meratapi pikiran bodoh saya sama seperti di bumi dan setiap orang disini dapat mengetahui pikiran! Saya merasa cemar dan bodoh berdiri didepan orang-orang yang mulia dan sungguh luar biasa ini. Lagi-lagi teman lama saya menanggapi pikiran ini.
"Kami mempunyai tubuh kemuliaan disini sedangkan engkau tidak. Pikiran kami tidak lagi dicemari dosa. Disini kami mampu memahami hal-hal yang di bumi tidak bisa diukur dan kemampuan kami untuk memahami akan semakin bertambah selamanya. Itulah mengapa kami dapat mengenal Bapa dan memahami CiptaanNya. Di bumi engkau tidak dapat mengerti atau paling tidak apa yang kami ketahui disini dan kami adalah yang paling kecil dari orang-orang itu."
"Bagaimana engkau dapat menjadi yang paling kecil?" Tanya saya tak percaya.
"Ada tingkat kebangsawanan disini. Upah kami hidup di bumi menentukan posisi kami disini. Kumpulan besar orang-orang disini adalah yang disebut Tuhan “gadis-gadis bodoh”. Kami mengenal Tuhan dan mempercayai SalibNya lah yang melepaskan kami dari neraka, kami tidak benar-benar hidup untuk Dia tapi untuk diri kami sendiri. Kami tidak menjaga pelita kami supaya penuh dengan minyak Roh Kudus. Kami mempunyai hidup yang kekal tetapi kami menyia-nyiakan hidup kami di bumi."
Saya sangat terkejut tetapi saya tahu tidak akan ada seorangpun disini yang akan berdusta.
"Gadis-gadis bodoh menggertakkan giginya dalam kegelapan,"protes saya.
"Dan itulah yang kami lakukan. Kami sangat terluka saat mengerti bagaimana kami begitu menyia-nyiakan hidup kami, melebihi kepedihan yang dirasakan manusia di bumi. Kegelapan akan luka itu semakin besar saat semua disingkapkan didepan kemuliaan Dia yang sudah kita kecewakan. Sekarang engkau berdiri ditengah-tengah orang yang mempunyai pangkat terendah di surga. Tidak ada kebodohan yang lebih besar dari orang-orang yang sudah mengenal keselamatan besar Tuhan tetapi melanjutkan hidupnya untuk diri mereka sendiri. Untuk datang kesini dan mempelajari kebodohan ini adalah kepedihan yang lebih besar dari yang dialami jiwa-jiwa di bumi. Kami menderita dalam kegelapan itu karena kebodohan kami yang besar."
Sangat tidak masuk akal. "Tetapi engkau sangat bersinar dan penuh sukacita dan damai sejahtera lebih daripada yang saya dapat bayangkan, sekalipun ini di surga. Saya tidak melihat kesedihan didalammu dan disini engkau tidak dapat berdusta. Ini sangat tidak masuk akal."
Dia meneruskan sambil melihat langsung kemata saya, "Tuhan juga mengasihi kami dengan kasih yang luar biasa besar yang tidak dapat engkau mengerti. Didepan Kursi Pengadilan Tuhan saya merasakan kegelapan jiwa yang paling besar dan menyesali apa yang sudah saya alami. Walau disini tidak ada waktu, tampaknya sangatlah lama hidup saya di bumi. Semua dosa-dosa dan kebodohan yang tidak saya sesali ada didepan saya dan semua orang disini mengalami hal yang sama. Kepedihan ini tidak dapat engkau pahami sampai engkau mengalaminya. Saya merasa seperti berada di dasar neraka yang paling dalam sekalipun saya berdiri didepan Tuhan. Dia tegas sampai hidup saya benar-benar diperbaharui. Saat saya minta ampun dan minta pengampunan didepan salibNya, Dia menghapus airmata saya dan membuang kegelapan itu. Dia memandang saya dengan kasih luar biasa diluar pemahaman yang sekarang engkau mengerti. Dia memberikan jubah ini. Saya tidak lagi merasakan kegelapan dan kepahitan atau kepahitan saat saya berdiri didepanNya tetapi saya ingat. Hanya disini engkau mengingat hal-hal seperti itu tanpa terus merasakan pedih. Sesaat tinggal di bagian paling rendah di surga sangat lebih besar daripada ribuan tahun hidup di tingkat tinggi di bumi. Sekarang ini ratapan saya akan kebodohan saya diubahkan menjadi sukacita dan saya tahu bahwa saya akan bersukacita selamanya sekalipun saya berada di tempat paling rendah di surga."
Saya mulai terpikir kembali tentang harta-harta keselamatan. Saya tahu bahwa semuanya yang diceritakannya dibukakan oleh harta-harta itu. Setiap langkah yang saya ambil untuk naik ke surga atau ke kedalamannya mulai tersingkap, JalanNya menakutkan dan sekaligus luar biasa indah yang saya tahu sebelumnya.
Melihat ke dalam mata saya, teman saya meneruskan. "Engkau disini tidak untuk mengerti tetapi untuk mengalami. Tingkat selanjutnya lebih besar dari apa yang ada disini. Setiap tingkat lebih besar dan lebih banyak dari tingkat sebelumnya. Bukan saja setiap tingkat mempunyai tubuh rohani yang bersinar mulia tetapi setiap tingkat semakin dekat dengan Tahta dimana Sumber semua Kemuliaan. Saya tidak lagi merasakan pedih dengan kegagalan saya. Saya sungguh pantas tidak mendapatkan apa-apa. Saya disini karena kasih karunia semata dan saya sungguh bersyukur dengan apa yang saya miliki. Dia sangat berharga untuk dikasihi. Saya dapat melakukan hal-hal luar biasa di alam surga yang berbeda tetapi saya memilih tinggal disini dan hanya memandang kemuliaanNya, sekalipun saya hanya berada dipinggir saja."
Dengan pandangan jauh kedepan, dia menambahkan,"Setiap orang di surga sekarang ini sedang memandang Misteri Terbesar Tuhan yang sedang dibuka dan melihat orang-orang yang akan berperang di peperangan terakhir." "Dapatkah engkau melihatNya dari sini?"Tanya saya. "Saya melihat KemuliaanNya dari jauh tetapi saya tidak dapat melihatNya."
"Saya dapat melihatNya jauh lebih baik dari engkau," jawabnya. "Saya dapat melihat Dia dan semua yang Dia lakukan sekalipun dari sini. Saya juga dapat mendengarNya. Saya juga dapat melihat bumi, Dia memberikan kami kemampuan itu. Kami adalah awan-awan besar saksi yang melihatmu."
Dia kembali ke tempatnya dan saya mulai berjalan, mencoba untuk mengerti semua yang sudah dikatakannya. Saat saya melihat ke kumpulan besar orang yang dia katakan sebagai gadis-gadis bodoh, orang-orang yang rohaninya tertidur saat hidup dibumi. Saya tahu jika salah satu dari mereka muncul di bumi mereka akan disembah sebagai dewa-dewa dan mereka ada disini!
Kemudian saya mulai memikirkan betapa saya menyia-nyiakan hidup saya. Kehidupan saya seakan berjalan didepan saya. Saya mulai merasakan pedih atas dosa-dosa saya. Saya juga mempunyai kebodohan yang sangat besar! Mungkin saya menjaga minyak di pelita saya lebih dari yang lain, tetapi sekarang saya tahu bagaimana bodohnya saya sudah mengukur apa yang saya perlukan dengan melihat apa yang orang lain lakukan. Saya juga adalah salah satu gadis-gadis bodoh itu!
Dengan pemikiran akan penemuan besar itu saya hampir pingsan, seorang laki-laki yang saya kenal sebagai salah satu umat Tuhan yang besar mendekat dan menguatkan saya. Sentuhannya menyegarkan saya kembali. Kemudian dia memberi salam dengan hangat. Dia adalah orang yang ingin saya jadikan guru. Saya pernah bertemu dengannya tetapi kami tidak berhubungan baik. Seperti yang lainnya saya mencoba untuk mendekat dan belajar, saya pernah jengkel dengannya dan dia pernah meminta saya untuk pergi. Selama berahun-tahun saya merasa bersalah, perasaan saya bahwa saya kehilangan kesempatan yang besar karena noda pada karakter saya. Walau saya tidak memikirkannya lagi, saya masih membawanya sebagai beban dari kegagalan saya. Saat saya melihat dia semuanya tampak jelas dan perasaan pedih saya muncul. Sekarang dia tampak seperti bangsawan yang tidak pernah sebegitu menarik seperti sekarang dan mempermalukan kelemahan saya. Saya ingin sembunyi tetapi tidak ada jalan untuk menghindari dia. Saya terkejut saat kehangatannya yang murni membuat saya merasa nyaman. Tampaknya disini tidak ada benteng antara kami. Kasih yang saya rasakan padanya hampir membuat saya tidak sadar.
"Saya sangat menunggu pertemuan ini," katanya.
"Engkau menunggu saya?"Tanya saya. "Mengapa?"
"Engkau adalah salah satu yang saya tunggu. Saya tidak mengerti akan penghakiman, sampai engkau yang merupakan salah satu yang dipanggil untuk saya dapat membantu bahkan memuridkanmu, tetapi saya justru menolakmu."
"Tuan," protes saya. "Merupakan kehormatan yang besar menjadi muridmu, dan saya sangat berterimakasih untuk waktu-waktu yang engkau sudah berikan kepada saya tetapi saya sangat angkuh dan saya pantas menerima penolakanmu. Saya tahu bahwa pemberontakan dan kebanggaan saya membuat saya tidak pernah mempunyai bapak rohani. Ini bukan kesalahanmu tetapi kesalahan saya."
"Memang benar engkau sangat bangga tetapi bukan karena itu aku menolakmu. Aku menolakmu karena kegelisahankulah yang membuatku ingin mengendalikan setiap orang disekitarku. Aku menolakmu karena engkau tidak dapat menerima apapun tanpa mempertanyakannya. Kemudian aku mulai mencari-cari kesalahanmu. Aku mulai merasa bahwa jika aku tidak dapat mengendalikanmu, suatu saat engkau akan mempermalukanku dan pelayananku. Aku menjunjung tinggi pelayananku lebih dari yang saya lakukan untuk orang-orang yang diberikan kepadaku, jadi aku membuatmu pergi," katanya.
Dengan ketulusan yang tidak ada di bumi, dia meneruskan, "Semua anak-anak adalah pemberontak dan aku pikir dunia meledak di sekitar mereka. Itulah mengapa mereka memerlukan orang tua untuk membesarkan mereka. Hampir setiap kehendak anak membawa cercaan bagi keluarganya, tetapi dia tetap menjadi bagian keluarga itu. Seringkali aku menolak anak-anak Tuhan yang dipercayakan kepadaku untuk mendewasakan mereka, tetapi seringkali saya gagal. Banyak dari mereka yang menderita luka parah dan gagal yang sebetulnya dapat saya bantu untuk menghindarinya. Banyak dari mereka saat ini yang menjadi tawanan musuh. Aku sudah membangun organisasi yang besar dan mempunyai pengaruh besar bagi gereja-gereja tetapi kasih karunia paling besar yang Tuhan percayakan adalah orang-orang yang dikirim untuk menjadi muridku tetapi banyak orang yang sudah kutolak. Jika aku tidak begitu egois dan terpaku pada reputasi maka aku akan menjadi seorang raja disini. Aku dipanggil menjadi salah satu yang duduk di tahta-tahta paling tinggi. Semua yang kau miliki dan akan kau selesaikan akan diperhitungkan di surga. Disamping itu, banyak dari apa yang menjadi perhatianku kelihatan sangat kecil. Apa yang tampak bagus di bumi disini akan sangat berbeda. Apa yang dapat membuatmu menjadi seorang raja dibumi seringkali akan menjadi batas bagimu untuk menjadi raja disini. Apa yang dapat membuatmu berada disini adalah kerendahan hati yang tidak diperhitungkan di bumi. Maukah engkau memaafkanku?"
"Tentu saja," kata saya agak malu. "Tetapi saya juga membutuhkan maaf. Saya masih berpikir tentang keanehan dan pemberontakan saya yang menyulitkanmu."
"Memang benar engkau tidak sempurna dan aku melihat beberapa masalahmu, tetapi semua itu bukanlah penyebab dari penolakan," katanya. "Tuhan tidak menolak dunia saat saya melihatnya sebagai kegagalan. Dia tidak menolakku saat Dia melihat dosaku. Dia memberikan HidupNya untuk kita. Selalu yang terbesar memberikan hidupnya untuk yang kecil. Saya sudah dewasa daripadamu. Saya punya otoritas yang lebih darimu tetapi aku menjadi seekor kambing seperti dalam perumpamaan; Aku sudah menolak Tuhan dengan menolakmu dan orang-orang lain yang sudah Dia kirimkan untukku."
Saat dia berbicara, kata-katanya menghantam saya. Saya juga merasa bersalah atas semua yang dia rasakan. Banyak dari orang-orang muda baik laki-laki maupun perempuan yang sudah saya keluarkan dari pikiran saya karena tidak cukup penting untuk waktu saya, sekarang semuanya berjalan di ingatan saya. Betapa ingin saya kembali sekarang dan mengumpulkan mereka bersama-sama! Kepedihan yang mulai saya rasakan sekarang tampaknya lebih buruk dari yang saya rasakan karena menyia-nyiakan hidup saya di bumi. Saya sudah menyiakan-nyiakan banyak orang! Sekarang banyak dari orang-orang ini menjadi tawanan musuh, terluka dan ditawan selama perang di gunung. Keseluruhan perang ini adalah untuk orang-orang dan seringkali orang-orang yang dianggap tidak penting. Kami akan berjuang untuk kebenaran lebih dari orang-orang yang diberikan. Kami akan berjuang untuk pelayanan tetapi berlaku kasar pada orang-orang yang menjalankannya. “Dan banyak orang seperti saya yang berpikir sebagai pemimpin rohani! Saya benar-benar adalah orang-orang kudus yang paling rendah," pikir saya.
"Aku mengerti apa yang engkau rasakan," kata seorang laki-laki yang saya kenali sebagai salah satu orang yang menjadi pemimpin Kristen paling besar sepanjang waktu. "Rasul Paulus pada saat akhir hidupnya mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling rendah diantara orang-orang kudus. Hanya sesaat sebelum kematiannya, dia menyebut dirinya sendiri “pendosa besar”. Apakah dia tidak belajar bahwa hidupnya di bumi yang penuh bahayalah yang menjadikan dia orang-orang kudus di surga. Karena dia sudah belajar di bumi sekarang dia menjadi orang-orang terdekat Tuhan dan mendapatkan pangkat tertinggi selamanya."
Melihat orang ini berada dalam “gadis-gadis bodoh” mengejutkan saya. “Saya tidak percaya bahwa engkau adalah orang-orang bodoh yang menyia-nyiakan kehidupan di bumi. Mengapa engkau berada disini?"
"Aku disini karena aku telah membuat kesalahan besar sebagai salah satu orang dipercayakan Injil Penyelamat Kita. Seperti Rasul Paulus yang tidak menyebut dirinya sendiri rasul-rasul terbesar, aku berbuat sebaliknya. Aku mulai menyadari bahwa aku adalah pendosa besar yang mendapat kasih karunia, tetapi berakhir dengan pikiran aku adalah rasul-rasul besar. Itu karena rasa bangga aku yang besar, bukan ketidakamanan seperti teman-teman disini tetapi aku mulai menyerang setiap orang yang tidak melihat sesuatu seperti yang saya lihat. Saya aku lepaskan para orang-orang yang mengikutiku dari panggilannya masing-masing dan bahkan dari pribadinya, aku menekan mereka untuk menjadi seperti saya. Tidak ada seorangpun disekitarku yang menjadi diri mereka sendiri. Tidak ada seorangpun yang berani bertanya mengapa aku menghancurkan mereka seperti butiran debu. Aku memikirkan itu karena dengan mengecilkan orang lain, membuat diriku menjadi besar. Aku pikir seharusnya akulah yang menjadi Roh Kudus bagi setiap orang. Dari luar, pelayananku tampak seperti mesin yang berjalan dengan halus dimana setiap orang menjadi satu kesatuan dan satu perintah yang sempurna, tetapi itu adalah perintah tentang pemusatan kemah. Aku membawa anak-anak Tuhan dan membuat mereka bergerak otomatis di gambaranku disamping Dia. Pada akhirnya aku tidak melayani Tuhan tetapi melayani idola yang aku bangun untuk diri sendiri. Sebelum akhir hidupku, hidupku benar-benar menjadi musuh injil sejati, paling tidak secara praktis bahkan jika pengajaran dan tulisanku tampak secara alkitabiah tanpa cela. "
"Jika ini benar,maka engkau adalah musuh injil, tetapi bagaimana engkau masih berada disini?" Tanya saya.
"Oleh kasih karunia Tuhan, aku percaya salib sebagai keselamatanku sendiri, bahwakan sekalipun sebenarnya aku menjauhkan orang lain dari hal itu, menuntun mereka kepada diriku sendiri lebih daripada membawa mereka kepada Tuhan. Tuhan tetap setia sekalipun kita tidak setia. Ini juga hanya karena karuniaNya Tuhan membawa aku pulang dari bumi lebih cepat dari mereka yang dibawahku sehingga mereka dapat menemukan dan mengenalNya.."
Saya tidak bisa lebih terkejut dengan kebenaran ini. Sejarah membuat penggambaran yang berbeda tentang dia. Membaca pikiran saya, dia melanjutkan:
"Tuhan mempunyai sebuah buku sejarah yang berbeda daripada yang ada di bumi. Engkau punya bayangan hal ini tetapi engkau belum tahu bagaimana berbedanya mereka. Sejarah-sejarah dunia akan berlalu, tetapi buku-buku yang disimpan disini akan tetap ada selamanya. Jika engkau dapat bersukacita dengan apa yang dicatat di surga, maka engkau benar-benar diberkati. Manusia melihat sebuah kaca gelap, sehingga sejarah mereka akan dikaburkan dan kadang-kadang menjadi sangat salah. Amat sangat sedikit orang Kristen yang mempunyai karunia ketajaman. Tanpa karunia ini sangat mustahil melihat kebenaran dengan jelas baik masa depan maupun masa lalu. Bahkan jika dengan karunia inipun masih juga sulit. Sampai engkau berada disini, dilepaskan, engkau akan menghakimi orang lain melalui prasangka yang menyimpang baik positif maupun negatif. Itulah mengapa engkau diperingatkan untuk tidak menghakimi sebelum waktunya. Sampai kita berada disini kita tidak dapat benar-benar tahu apa yang ada dihati orang, apakah baik atau tidak. Ada banyak motif yang bagus pada orang-orang buruk dan motif-motif jahat pada orang-orang baik. Hanya disini manusia dihakimi karena perbuatan dan motifnya."
"Saat saya kembali ke bumi, apakah saya dapat melihat sejarah dengan akurat sebab pernah disini?"
"Engkau ada disini karena engkau sudah berdoa pada Tuhan untuk menghakimi engkau dengan adil, mengkoreksimu tanpa ampun sehingga engkau dapat melayani Dia dengan sempurna. Ini adalah permintaan paling bijaksana yang pernah kau buat. Hakim bijaksana sendiri juga akan diadili. Bahkan lebih bijaksana untuk meminta pengadilan Tuhan sebab mereka sadar bahwa mereka tidak dapat mengadili diri mereka sendiri dengan baik. Dengan berada disini engkau meninggalkan tempat ini dengan hikmat dan kejelasan yang lebih bertambah, tetapi di bumi engkau dapat selalu melihat kaca gelap untuk beberapa tingkat. Pengalamanmu disini akan membantumu mengenali orang lain dengan baik tetapi hanya jika engkau benar-benar disini maka engkau akan mengenal mereka sepenuhnya. Saat engkau pergi, engkau akan mencamkan betapa sedikit yang diketahui orang daripada betapa baik engkau mengenalnya. Ini adalah hubungan yang benar dalam sejarah manusia. Aku diijinkan untuk membicarakan ini denganmu karena aku merasa aku sudah memuridkanmu melalui tulisan-tulisanku dan untuk mengetahui kebenaran tentang aku yang akan sangat membantumu,"tokoh Reformasi ini menyimpulkan.
Lalu seorang wanita yang tidak saya kenal mendekat. Kecantikan dan keanggunannya mempesonakan, tetapi bukanlah sesuatu yang sensual atau menggairahkan. Dia adalah penggambaran martabat dan kebangsawanan.
"Aku adalah istrinya sewaktu di bumi," dia mulai. "Sebagian besar apa yang kau ketahui tentang dia sebetulnya berasal dariku, karena itu apa yang akan aku katakan bukan karena dia tetapi karena kita. Engkau dapat memperbaharui gereja tanpa memperbaharui jiwamu sendiri. Engkau dapat mendiktekan sejarah tetapi tidak kehendak Tuhan atau memuliakan AnakNya. Jika engkau berjanji pada dirimu sendiri untuk membuat sejarah manusia, mungkin engkau dapat melakukannya tetapi ini adalah pencapaian yang akan segera berlalu seperti asap dari rokok.."
"Tetapi pekerjaan suamimu, atau pekerjaanmu sangat mempengaruhi setiap generasi setelah dia selamanya. Sangat sulit dibayangkan bagaimana gelapnya dunia tanpa dia,"saya memprotesnya.
"Benar. Tetapi apa yang kau capai jika engkau mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan jiwamu sendiri. Hanya jika engkau dapat menjaga jiwamu tetap murni, engkau dapat mempengaruhi dunia untuk tujuan abadi Tuhan. Bagiku, suamiku kehilangan jiwanya dan dia memperolehnya pada saat akhir hidupnya karena aku diambil dari bumi. Banyak dari apa yang dia lakukan, dia lakukan untukkku bukan untuk Tuhan. Aku menekan dia dan bahkan memberikan dia banyak pengetahuan yang diajarkan. Aku menggunakan dia sebagai tambahan dari egoku, sebab sebagai seorang wanita, aku dulu tidak bisa menjadi pemimpin rohani. Aku ambil alih hidupnya sehingga aku dapat hidup lewat dia. Dia melakukan segalanya hanya untuk membuktikan dirinya sendiri pada saya."
"Engkau pasti sangat mencintai dia."kata saya sambil melihatnya.
"Tidak. Aku sama sekali tidak mencintainya, dia juga tidak mencintaiku. Setelah beberapa tahun perkawinan kami, kami bahkan saling tidak menyukai. Tetapi kami membutuhkan satu sama lain jadi kami menemukan cara bekerja bersama-sama. Semakin sukses pekerjaan kami, kami semakin tidak bahagia dan semakin kami menipu membodohi orang-orang pengikut kami. Kami adalah orang-orang kosong sebelum akhir hidup kami. Semakin besar pengaruh yang dapatkan melalui promosi dirimu sendiri, maka engkau harus semakin bekerja keras untuk menjaga pengaruhmu dan hidupmu akan semakin gelap dan jahat. Raja-raja takut pada kami tetapi kami takut pada setiap orang dari raja-raja sampai petani-petani. Kami tidak percaya seorangpun sebab kami hidup dalam tipuan bahkan kami tidak percaya satu sama lain. Kami mengajarkan kasih dan kepercayaan sebab kami ingin setiap orang mengasihi dan mempercayai kami tetapi kami takut dan secara rahasai kami memandang rendah setiap orang. Jika engkau mengajarkan kebenaran-kebenaran yang besar tetapi tidak hidup didalamnya maka kamu adalah seorang munafik yang terbesar."
Kata-kata mereka menghantam saya seperti palu. Saya dapat melihat bahwa hidup saya sudah menuju kearah yang sama. Sebagian besar yang saya lakukan untuk memajukan saya sendiri daripada untuk Tuhan. Saya mulai melihat bagaimana saya melakukannya untuk membuktikan kepada orang lain terutama yang tidak menyukai saya atau siapapun yang saya pikir adalah saingan saya. Saya mulai melihat bagaimana hidup saya dibangun dimuka sebuah gambaran yang mengingkari siapa saya. Tetapi disini saya tidak dapat menyembunyikan apapun. Sekelompok awan besar saksi tahu siapa saya dibalik motif-motif yang terselubung.
Saya kembali memandang pasangan ini. Mereka begitu terus terang dan sangat terhomat sehingga sangat tidak mungkin menanyakan motif mereka. Dengan senang hati mereka memaparkan dosa-dosa kejahatan mereka demi saya.
"Saya mungkin mempunyai konsep yang salah tentangmu dengan sejarah dan tulisan-tulisanmu tetapi saya lebih menghargaimu sekarang. Saya berdoa sehingga saya dapat membawa integritas dan kebebasan di surga seperti yang kau miliki saat ini. Saya lelah mencoba untuk hidup dalam gambaran diri yang saya ciptakan. Betapa lama saya ingin bebas." Saya meratap, benar-benar ingin mengingat setiap detil pertemuan kami. Kemudian sang Reformer yang terkenal itu menawarkan sebuah nasihat terakhir:
"Jangan pernah mengajarkan orang lain untuk melakukan apa yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri. Reformasi bukanlah doktrin. Reformasi yang benar hanya datang dari kesatuan dengan Sang Penyelamat. Jika mengaku memikul kuk Kristus, membawa beban yang Dia berikan, maka Dia akan menyertainya dan membawa beban itu untukmu. Engkau hanya dapat melakukan pekerjaanNya saat engkau mengerjakannya bersama dengan Tuhan bukan untuk Tuhan. Hanya Roh Kudus yang dapat menurunkan Roh Kudus. Jika engkau memikul kuk bersama dengan Dia maka engkau tidak mengerjakan sesuatu untuk kepentingan politik atau sejarah. Sesuatu yang kau lakukan karena tekanan politis atau peluang, hanya akan membawa kepada akhir pelayananmu yang benar. Hal-hal yang kau buat untuk membuat sejarah akan membuat malapetaka dalam penyelesaian sejarah dan engkau akan gagal dalam mempengaruhi keabadian. Jika engkau tidak hidup sesuai apa yang kau ajarkan maka engkau membatalkan dirimu sendiri menerima panggilan Tuhan dari tempat tinggi sama seperti kami. Aku akan menceritakan padamu apa yang akan menjaga jalan hidupmu tetap dalam kasih Juru Selamat dan mencari KemuliaanNya. Segala sesuatu yang kau lakukan untuk memuliakan dirimu sendiri suatu hari akan membawamu kepada penghinaan paling mengerikan. Segala sesuatu yang kau lakukan diluar kasih Juru Selamat, untuk memulikan NamaNya akan menambah batas KerajaanNya yang kekal dan hasilnya adalah sebuah tempat yang tinggi untukmu sendiri. Hidup untuk sesuatu yang dicatat disini. Jangan pedulikan apa yang dicatat di bumi."
Saat mereka berjalan pergi, saya dipenuhi dosa-dosa saya sendiri. Waktu-waktu saya menggunakan orang-orang untuk tujuan pribadi saya, atau bahkan waktu menggunakan nama Yesus untuk ambisi saya atau untuk membuat saya tampak lebih baik mulai berjalan didepan saya. Disini, dimana saya dapat melihat kekuatan dan kemuliaanNya yang biasa saya gunakan menjadi tampak lebih menjijikkan lagi. Saya sangat putus asa. Setelah tampaknya memakan waktu yang lama melihat orang-orang dan kejadian-kejadian didepan saya, saya merasa seorang wanita membuat saya berdiri. Saya diliputi oleh kemurniannya terutama saat saya sekarang merasa sangat jahat dan korup. Saya punya keinginan yang kuat untuk menyembah dia karena kemurniannya.
"Berbaliklah pada Sang Anak," katanya. “Keinginanmu untuk menyembahku atau orang lain saat ini hanya karena engkau mau mengalihkan perhatianmu saja dan menghakimi dirimu sendiri dengan melayani yang tidak seharusnya. Aku sekarang murni karena aku berbalik kepada Tuhan. Engkau harus melihat kejahatan yang ada dalam dirimu sendiri tetapi kamu tidak harus tinggal didalamnya atau mencari untuk menghakimi dirimu sendiri dengan pekerjaan buntu tetapi berbaliklah kepada Dia."
Ini adalah kasih dan perhatian yang murni yang tidak mungkin untuk saya merasakan pedih. Ketika melihat saya mengerti, dia melanjutkan:
"Kemurnian yang kau lihat dalamku adalah apa yang dilihat suamiku saat pertama kali bertemu waktu muda kami. Saat itu aku masih mempunyai motif yang murni tetapi kemudian aku menggunakan cintanya dan kemurnianku dengan membiarkan dia salah memujaku. Engkau tidak akan dapat menjadi murni hanya dengan memuja seseorang yang lebih darimu tetapi hanya dengan menyembah Dia yang membuatmu murni dan di dalam Dia sendiri tidak ada dosa. Semakin banyak orang memuji kita, semakin banyak kita menerima pujian mereka kemudian itu akan membawa kita keluar dari jalan kehidupan. Kemudian kita mulai hidup dengan pujian-pujian manusia, menggunakan kekuatan atas orang-orang yang tidak memuji kita. Itulah kematian kita dan itu hal yang sama terjadi pada banyak orang yang ada di tempat rendah disini tetapi dipanggil untuk menjadi yang paling tinggi."
Hanya karena ingin memperlama pembicaraan kami, saya menanyakan sesuatu yang terlintas dalam pikiran saya, "Apakah sulit untukmu dan suamimu berada bersama-sama disini?"
"Tidak. Semua hubungan yang kau miliki dibumi dilanjutkan disini dan semuanya dimurnikan dengan penghakiman. Semakin banyak kau diampuni semakin besar kasihmu. Tentu saja Tuhan mengampuni setiap orang disini, dan kami mengasihi Dia lebih dari apapun. Setelah kami saling mengampuni, kami akan lebih mengasihi satu sama lain. Sekarang hubungan kami berlanjut dalam kedalaman dan kekayaan yang besar karena kami bersama-sama mewarisi keselamatan ini. Sedalam apapun luka batin kami sembuh, sedalam itulah kasih yang muncul saat kita dipulihkan. Kita dapat mengalami hal ini dibumi, tetapi waktu itu kita tidak belajar tentang pengampunan. Jika kita sudah mempelajari pengampunan yaitu persaingan yang memasuki hubungan kami dan membelokkan hidup kami, itu tidak akan berakar dalam diri kami. Jika engkau benar-benar mengasihi, maka dengan mudah engkau akan mengampuni. Sebaliknya jika engkau sulit untuk mengampuni maka engkau jauh dari kasih yang sejati. Pengampunan adalah esensi jika engkau tinggal dalam jalan kehidupan. Tanpanya banyak hal dapat membuatmu berhenti melakukan pekerjaan yang sudah dipilihkan untukmu."
Saat bersamaan, saya menyadari bahwa wanita yang membawa konfrontasi kepedihan atas kebejatan moral saya adalah orang yang paling menarik yang pernah saya lihat. Itu bukanlah ketertarikan yang bersifat romantis tetapi saya hanya tidak ingin meninggalkan dia. Melihat pemikiran saya, wanita itu menarik diri mau pergi tetapi memberikan kata-katanya yang terakhir.
"Kebenaran yang murni diperkatakan dalam kasih sejati selalu menarik hati. Engkau akan selalu teringat kepedihanmu saat berada disini dan ini akan membantumu melewati sisa umurmu. Pedih itu baik, hal ini menunjukkan bahwa berada disana adalah suatu masalah. Jangan mencoba mengurangi kepedihanmu sampai engkau menemukan dengan tepat sumber masalahmu. Kebenaran Tuhan seringkali membawa kepedihan dalam menyoroti masalah yang kita miliki, tetapi KebenaranNya selalu menunjukkan kepada kita jalan menuju kemerdekaan dan kehidupan yang sejati. Jika engkau tahu ini maka engkau akan mulai bersukacita dalam pencobaan-pencobaanmu dan semuanya itu diijinkan untuk membuatmu tetap berada dalam jalan kehidupan."
"Juga ketertarikanmu padaku bukanlah hal yang usang. Ini adalah ketertarikan antara laki-laki dan perempuan yang diberikan sejak awal mulanya, yang selalu berada dalam bentuk murni. Jika kebenaran murni digabungkan dengan kasih sejati. Laki-laki dapat menjadi laki-laki ciptaan mula-mula yang tidak akan mendominasi rasa ketidakamanannya. Perempuan akan menjadi perempuan yang diciptakan mula-mula sebab kasih menggantikan ketakutan mereka. Kasih tidak akan pernah memanipulasi atau mencoba mengendalikan ketidakamanan sebab kasih mengatasi semua ketakutan. Tempat untuk suatu hubungan yang dikorup adalah tempat yang paling dapat dipenuhi hal ini. Saat pikiranmu diperbaharui oleh Kebenaran Roh, engkau tidak akan melihat hubungan ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain tetapi sebaliknya untuk mengasihi. Memberi adalah pemenuhan terbesar yang dapat kita ketahui. Ini adalah rasa surga dimana kita menyembah Tuhan dengan penyembahan yang murni, yang merupakan sukacita besar melebihi hubungan-hubungan kita yang luar biasa yang kita bayangkan dibumi. Apa yang kita alami dalam penyembahan disini memakai tubuh lemahmu dan bukan tubuh kemuliaan, tidak akan tahan. Penyembahan pada Tuhan yang benar akan memurnikan jiwa-jiwa untuk hubungan sejati yang mulia. Karena itu engkau tidak harus mencari hubungan tetapi penyembahan yang murni. Hanya dengan itu hubungan-hubungan dapat dimulai dengan seperti yang seharusnya dimaksudkan. Kasih sejati tidak pernah mencari yang diatas tetapi tempat yang terendah untuk melayani. Jika aku dan suamiku menjaga perkawinan kami seperti ini, maka kami pasti sudah duduk disamping Raja saat ini dan aula besar ini akan dipenuhi dengan banyak jiwa-jiwa."
Dengan kata-kata itu, wanita itu kembali ke tempat kemuliaan para orang-orang kudus. Kembali saya melihat kearah Tahta dan kemuliaannya yang amat sangat luar biasa terpancar. Seorang laki-laki yang dekat dengan saya menjelaskan:
"Melalui setiap pertemuan, sebuah selubung dibuka sehingga engkau dapat melihat Dia dengan lebih jelas. Engkau tidak berubah hanya dengan melihat KemuliaanNya tetapi dengan melihatNya tanpa muka yang terselubung. Setiap orang yang datang kepada pengadilan Tuhan berjalan di koridor ini untuk bertemu orang-orang yang dapat membantu membuka selubung apapun yang mereka gunakan. Selubung yang akan mengaburkan pengihatan mereka akan Tuhan."
Saya seperti baru menerima pemahaman lebih dari bertahun-tahun saya belajar di bumi. Kemudian saya mulai merasa bahwa semua pelajaran saya di bumi hanya memperlambat langkah saya. Bagaimana bisa dapat mempersiapkan sepanjang umur untuk pengadilan ini? Hidup saya sudah membatalkan lebih dari semua orang yang saya temukan dan mereka ada disini!
Kemudian laki-laki lain keluar dari tempat posisinya. Dia seumur dengan saya dan saya tidak tahu apakah dia sudah meninggal. Saya tidak pernah bertemu dia di bumi tetapi saya sangat menghargai pelayanannya yang besar. Melalui orang-orang yang dia latih, ribuan orang dibimbing menuju keselamatan dan banyak gereja-gereja besar dibangkitkan. Dia meminta untuk memeluk saya sebentar saja dan saya menyetujuinya, merasa sedikit aneh. Saat kami berpelukan saya merasakan kasih yang keluar darinya menghentikan kepedihan saya yang teramat dalam. Saya menjadi terbiasa dengan kepedihan itu sehingga saya tidak menyadarinya sampai kepedihan itu sirna. Setelah dia melepaskan pelukannya saya menceritakan kalau pelukan itu menyembuhkan sesuatu dari saya. Dia sungguh-sungguh bersukacita. Kemudian dia mulai bercerita mengapa dia berada ditingkat paling rendah di surga.
"Aku menjadi sangat angkuh di saat menjelang akhir hidupku, yang tidak aku bayangkan bahwa Tuhan akan akan melakukan sesuatu yang nyata kalau Dia tidak melakukannya melalui aku. Aku mulai menyentuh urapan Tuhan dan membahayakan nati-nabiNya.Aku merasa bangga jika Tuhan menggunakan murid-muridku, dan aku menjadi sangat cemburu jika Tuhan berpindah kepada orang lain diluar pelayananku. Aku akan mencari-cari kesalahan mereka sehingga dapat menyerang mereka. Aku tidak tahu kalau setiap kali aku melakukannya akau hanya membinasakan diriku sendiri."
"Saya tidak pernah tahu engkau melakukan hal seperti itu," kata saya terkejut.
"Aku menghasut orang-orang dibawahku untuk menginvestigasi orang lain dan melakukan pekerjaan kotorku. Aku membuat mereka memeriksa seluruh bumi untuk mencari kesalahan dan dosa hidup orang lain sehingga dapat disingkapkan. Aku menjadi orang yang paling buruk, menjadi batu sandungan yang memproduksi batu sandungan yang lain. Kami menabur ketakutan dan perpecahan digereja dan semuanya untuk menutupi kebenaran yang ada, pembenaran diri saya sendiri yang menuju ke neraka. Dengan kasih karunia yang besar Tuhan mengijinkan saya sakit yang kemudian membawa kematian yang perlahan dan memalukan. Hanya sebelum aku mati aku sadar dan bertobat. Aku mengucap syukur bisa berada disini. Aku menjadi milikNya disini, hal ini lebih dari yang layak yang aku dapatkan. Aku hanya tidak bisa meninggalkan ruangan sampai aku mendapatkan kesempatan untuk meminta maaf pada orang-orang yang sudah pernah aku buat salah."
"Tetapi engkau tidak pernah berbuat salah pada saya," kata saya.
"Oh, tetapi betul aku bersalah," jawabnya. "Banyak dari serangan yang melawanmu adalah dari orang-orang yang kusuruh dan kudorong untuk menyerang yang lainnya. Sekalipun aku tidak secara pribadi melawanmu tetapi Tuhan membuatku mempertanggungjawabkan semuanya sama seperti orang-orang yang melakukannya."
"Saya tahu. Tentu saja saya memaafkanmu."
Saya mulai teringat bagaimana saya melakukan hal tersebut sekalipun dalam skala yang lebih kecil. Saya teringat bagaimana saya mengijinkan jemaat-jemaat lama yang tidak puas di gereja untuk menyebarkan racunnya di gereja tanpa berusaha menghentikan mereka. Saya tahu bahwa hanya dengan membiarkan mereka melakukannya tanpa menghentikannya saya sudah mendorong mereka untuk terus. Saya teringat bahwa ini dilakukan karena kesalahan-kesalahan gereja. Saya mulai teringat bagaimana saya mengulangi cerita-cerita mereka. Membenarkan mereka dengan memperoleh doa-doa mereka. Segera saja kejadian-kejadian seperti ini muncul dalam hati saya. Sekali lagi saya mulai dibanjiri kejahatan dan kegelapan jiwa saya.
"Saya juga menjadi batu sandungan!" saya meraung sambil jatuh berlutut. Saya tahu bahwa yang pantas buat saya adalah kematian dan yang paling buruk adalah neraka. Saya tidak pernah melihat kejahatan dan kekejaman seperti yang saya lihat dalam hati saya.
"Dan kami selalu menyenangkan diri kami sendiri dengan hanya memikirkan bahwa kami melakukan hal ini untuk Tuhan saat kami menyerang anak-anakNya sendiri," muncul pemahaman dari suara seorang laki-laki. "Sangatlah baik untukmu melihat disini sebab engkau dapat kembali. Tolong peringatkan murid-muridku jika mereka tidak bertobat mereka akan tinggal dalam dasar neraka. Banyak dari mereka dipanggil untuk menjadi raja-raja disini, tetapi jika mereka tidak bertobat mereka harus menghadapi penghakiman yang paling buruk dari semua batu sandungan itu. Penyakitku adalah karunia dari Tuhan. Saat aku didepan TahtaNya aku meminta Tuhan mengirimkan karunia-karunia itu kepada murid-muridku, tetapi Dia mengijinkan aku saat ini bersamamu. Tolong maafkan dan bebaskan orang-orang yang menyerangmu. Mereka tidak mengerti bahwa apa yang mereka lakukan adalah pekerjaan Penuduh. Terima kasih sudah memaafkanku tetapi tolong maafkan mereka juga. Ini kekuatanmu untuk menahan dosa atau menutupinya dengan kasih. Aku mohon engkau mengasihi orang-orang yang sekarang menjadi musuhmu."
Saya hampir tidak mendengar suara lelaki ini karena saya begitu diliputi dengan dosa-dosa saya sendiri. Orang ini sangat mulia, murni dan mempunyai kekuatan yang tidak ada di bumi. Yah, dia mohon dengan kerendahan hati paling besar yang pernah saya saksikan. Saya merasakan kasih seperti ini muncul sampai saya tidak membayangkan untuk menolaknya, sekalipun tanpa pengaruh kasihnya, saya merasa jauh lebih bersalah daripada semua orang yang sudah menyerang saya.
"Tentu saja saya pantas mendapatkan apa yang mereka sudah lakukan pada saya dan terlebih lagi," jawab saya.
"Benar tetapi itu bukan maksud disini," dia kembali. "Setiap orang di bumi pantas mendapatkan kematian kedua, tetapi Juru Selamat kita memberikan kita kasih karunia dan kebenaran. Jika kita melakukan PekerjaanNya kita harus melakukannya dalam kasih karunia dan kebenaran. Kebenaran tanpa kasih karunia adalah sesuatu yang dibawa musuh jika dia datang sebagai ‘malaikat terang.'"
"Jika saya dapat bebas dari ini mungkin saya dapat membantu yang lain," jawab saya. "Tetapi tidakkah engkau mengetahui bahwa saya mungkin jauh lebih buruk dari mereka?"
"Saya tahu bahwa apa yang melintas di pikiranmu adalah buruk," jawabnya dengan penuh dan kasih dan karunia yang nyata. Saya tahu bahwa sekarang dia sangat memperhatikan saya dan keadaan saya sama seperti kepada murid-muridnya.
"Ini benar-benar di surga," kata saya tanpa berpikir. "Ini adalah benar-benar terang dan kebenaran. Bagaimana kita dapat begitu bangga hidup dalam kegelapan berpikir bahwa kita mengenal Tuhan? Tuhan!” saya berteriak kearah Tahta, "Ijinkan saya pergi dan membawa terang ini kembali ke bumi!"
Segera saja semua penghuni surga berdiri memperhatikan saya dan saya tahu bahwa saya adalah pusat perhatian itu. Saya merasa kecil didepan orang-orang yang mulia ini tetapi ketika mereka melihat pada saya, ketakutan saya muncul seperti gelombang laut. Saya merasa bahwa tidak ada dasar neraka seperti yang akan saya alami. Saya merasa seperti musuh paling besar dari kemuliaan dan kebenaran yang memenuhi tempat ini. Saya sangat jahat; Saya tidak akan pernah secara pantas menggambarkan kemuliaan dan kebenaran ini. Tidak ada jalan bagi kejahatan saya untuk menyampaikan kenyataan kemuliaan tempat dan HadiratNya. Saya yakin bahwa setan sekalipun tidak jatuh dari karuniaNya lebih jauh dari saya. Ini neraka pikir saya. Tidak ada perasaan kepedihan yang lebih parah daripada menjadi jahat seperti saya dan mengetahui bahwa kemuliaan itu ada. Dibuang dari sini merupakan siksaan yang lebih besar dari saya impikan. Tidak heran kalau setan-setan sangat marah dan gila, pikir saya.
Hanya saat saya merasa bahwa saya akan dikirim ke tempat paling dalam di neraka, saya menjerit, “YESUS!”. Dengan cepat damai sejahtera melingkupi saya. Saya tahu saya harus terus bergerak dalam kemuliaan itu lagi dan saya yakin dapat melakukannya. Saya terus berjalan sampai saya melihat seorang laki-laki yang menjadi salah satu penulis besar sepanjang waktu. Saya menganggap kedalaman pemikirannya tentang kebenaran mungkin menjadi yang paling besar yang pernah saya pelajari.
"Tuan, saya selalu mencari kesempatan untuk pertemuan ini," kata-kata saya keluar tanpa saya pikir.
"Saya juga sama,"dia menjawab dengan ketulusan hati.
"Saya merasa mengenalmu dan dalam tulisan-tulisanmu saya merasa seperti engkau mengenal saya. Saya pikir saya berhutang banyak kepadamu daripada orang lain yang tidak disucikan dalam Kitab Suci," saya melanjutkan.
"Engkau sangat ramah," jawabnya. "Tetapi maaf aku tidak melayanimu dengan lebih baik. Aku orang yang dangkal dan tulisan-tulisanku dangkal dan hanya dipenuhi dengan hikmat dunia lebih dari kebenaran sejati."
"Sejak aku disini, mempelajari semua yang sudah kupelajari, saya tahu bahwa ini adalah benar tetapi saya masih berpikiran bahwa mereka adalah orang orang paling baik yang ada dibumi,"jawab saya.
"Benar," penulis terkenal ini membenarkan dengan tulus. "Sangat menyedihkan. Setiap orang disini sekalipun orang-orang yang duduk paling dekat dengan Raja, mereka juga akan hidup dalam hidup yang berbeda jika mereka bisa mengulangnya, tetapi pikirku aku akan hidup lebih berbeda dari mereka. Aku dihormati raja-raja tetapi aku mengecewakan Raja diatas segala raja. Aku menggunakan karunia-karunia yang diberikan kepadaku untuk menarik lebih banyak orang ke diriku sendiri dan hikmatku melebihi Tuhan. Disamping itu, aku hanya mengenal Dia dengan pendengaran, yang merupakan jalan menarik orang untuk mengenal Dia. Aku membuat mereka tergantung padaku dan orang lain menyukaiku. Aku membuat mereka berbalik lebih ke alasan deduktif daripada Roh Kudus yang hampir tidak aku kenal. Aku tidak membimbing orang-orang ke Yesus, tetapi membawanya ke diri saya sendiri dan orang lain yang sepertiku yang pura-pura mengenal Dia. Saat aku melihat Dia disini, aku ingin menghancurkan tulisan-tulisanku seperti yang dilakukan Musa pada lembu emas. Pikiranku adalah idolaku,dan aku ingin setiap orang menyembah pikiranku. Penghargaanmu tidak menyebabkan aku bersukacita. Jika aku menghabiskan banyak waktu untuk mengenal Dia seperti yang kulakukan untuk mengenal Dia hanya untuk memberikan kesan kepada orang lain tentang pengetahuan saya, maka akan banyak orang yang berada ditingkat bawah akan duduk di tahta yang disiapkan untuk mereka dan banyak orang lain yang akan memenuhi tempat ini."
"Saya tahu bahwa berada disini untuk menghargai pekerjaanmu adalah benar, tetapi apakah engkau tidak sedikit keras dengan dirimu sendiri?" Tanya saya. "Pekerjaanmu menjadi makanan rohaniku bertahuan-tahun sama seperti banyak orang lain."
"Aku tidak begitu keras pada diriku sendiri. Yang harus aku katakan adalah benar dan sudah dikonfirmasikan saat saya berdiri didepan TahtaNya. Aku menghasilkan banyak tetapi aku diberikan talenta yang lebih banyak dari orang-orang disini tetapi aku menguburnya dibawah ambisi dan kebanggaan rohaniku. Seperti Adam yang dapat membawa seluruh ras manusia kedalam masa depan yang penuh kemuliaan, tetapi kegagalannya menuntun jutaan jiwa masuk dalam tragedi paling menyedihkan dengan otoritas muncul tanggungjawab. Semakin banyak engkau diberi otoritas, maka engkau semakin berpotensi melakukan yang baik dan jahat. Orang-orang yang memerintah bersama dengan Dia untuk waktu-waktu yang lalu akan mengetahui tanggungjawab yang mendasar. Tidak ada manusia yang dapat sendiri, dan setiap kegagalan manusia atau kejayaan terdengar jauh melebih pemahaman kita bahkan untuk generasi yang akan datang. Ribuan orang yang dapat saya bimbing secara benar akan menghasilkan jutaan orang. Setiap orang yang mengerti otoritas alam ini tidak akan mencarinya tetapi hanya menerimanya saat mereka tahu bahwa mereka memikul kuk yang dipasang Tuhan dan hanya Dia yang dapat membawa otoritas tanpa tersandung. Jangan pernah mencari pengaruh untuk dirimu sendiri, tetapi hanya mencari Tuhan dan Dia dengan rela akan membawa kukmu. Pengaruhku tidak akan menjadi makanan dalam hatimu tetapi lebih sebagai makanan kebanggaanmu akan pengetahuan."
"Bagaimana saya tahu saya tidak melakukan hal yang sama?" Tanya saya sambil memikirkan tulisan-tulisan saya.
"Belajar untuk menunjukkan persetujuan dengan Tuhan bukan manusia," dia menjawab sambil kembali ke tempat pangkatnya. Sebelum dia menghilang, dia menoleh dan tersenyum sambil berkata nasehat yang terakhir: "Jangan mengikutiku."
Pada kumpulan besar orang yang pertama saya melihat ada banyak laki-laki dan perempuan Tuhan dari jaman dan sejarah saya. Saya berhenti dan berbicara kepada mereka. Saya terus menerus terkejut bahwa begitu banyak orang yang diharapkan untuk menduduki posisi paling tinggi berada di posisi paling rendah di Kerajaan. Beberapa orang menceritakan dasar yang sama, mereka jatuh ke dalam dosa kebanggaan yang mematikan setelah kejayaan mereka atau jatuh dalam kecemburuan saat orang lain lebih diurapi daripada mereka. Yang lain jatuh dalam hawa nafsu, keputusasaan atau kepahitan di akhir hidup mereka harus diambil sebelum mereka menuju ke kebinasaan. Mereka semua memberikan peringatan yang sama, semakin tinggi otoritas rohani yang kau jalani, maka engkau dapat jatuh dari kasih dan kerendahan hati.
Saat saya meneruskan berjalan ke Kursi Pengadilan, saya melewati orang-orang yang berada diposisi lebih tinggi di kerajaan. Setelah banyak selubung muka saya disingkapkan melalui perjumpaan-perjumpaan saya dengan orang-orang yang tersandung hal yang sama, saya mulai bertemu orang-orang yang dapat mengatasinya. Saya bertemu dengan sepasang suami isteri yang sudah melayani Tuhan dan setia sampai akhir. Kemuliaannya disini tidak dapat dikatakan dan kejayaan mereka mendorong saya untuk tetap berada dalam jalan kehidupan dan melayani Dia dengan setia. Orang-orang yang tersandung, tersandung dengan cara yang berbeda-beda. Orang-orang yang sudah terbuka selubungnya, mereka tidak menyimpang dari ketaatan dan perintah terbesar yaitu mengasihi Tuhan. Dengan ini mereka sudah melayani Tuhan bukan manusia bahkan manusia-manusia rohani. Orang-orang ini adalah orang-orang yang menyembah Anak Domba dan mengikuti Dia kemanapun Dia pergi.
Ketika saya masih separoh jalan ke tahta, kemuliaan luar biasa dari posisi pertama tampak berbeda dari kemuliaan-kemuliaan yang saya lewati. Keindahan paling besar di bumi tidak dapat ditemukan dimanapun di surga. Dan saya juga diceritakan bahwa ruangan ini adalah alam surga yang luar biasa, tidak dapat digambarkan!
Berjalan kearah Tahta mungkin memerlukan harian, bulanan maupun tahunan. Tidak ada cara memperkirakan waktu untuk tempat ini. Saya merasa tidak nyaman, mereka semua menunjukkan penghargaan yang besar pada saya bukan karena saya atau apa yang saya lakukan tetapi karena saya adalah pejuang di medan peperangan akhir. Melalui peperangan akhir ini, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan akan menjadi saksi untuk setiap kekuatan dan otoritas, diciptakan atau belum diciptakan untuk kekekalan. Selama perang ini kemuliaan salib akan dinyatakan dan Hikmat Tuhan akan dikenal dengan cara yang khusus. Untuk berada di peperangan ini adalah penghormatan terbesar yang diberikan kepada manusia.
Saat saya mendekati Kursi Pengadilan Kristus, orang-orang yang berada diposisi paling tinggi juga duduk di tahta-tahta mereka yang merupakan bagian dari TahtaNya. Bakan banyak tahta-tahta ini yang bersinar jauh lebih mulia daripada tahta yang ada dibumi. Beberapa dari mereka adalah pengatur-pengatur kota di bumi yang akan segera mengambil tempatnya. Yang lainnya adalah pengatur urusan-urusan surga dan yang lainnya mengatur alam semesta seperti sistem bintang galaksi. Sangat jelas orang-orang yang diberikan otoritas atas kota-kota diharga diatas orang-orang yang diberikan otoritas atas galaksi. Seorang anak kecil jauh lebih berharga dari galaksi bintang-bintang sebab Roh Kudus tinggal dalam manusia dan Tuhan sudah memilih manusia sebagai tempat tinggalNya yang abadi. Dalam Hadirat KemuliaanNya, seluruh bumi tampak seperti debu dan sangat dihargai, dengan perhatian seluruh penghuni surga diatasnya.
Sekarang saya berdiri di depan Tahta, saya merasa seperti debu. Tetapi saya rasakan Roh Kudus didalam saya jauh lebih besar dari apa yang pernah saya rasakan sebelumnya. Itu karena KekuatanNya sendiri yang memampukan saya berdiri. Saya disini karena saya benar-benar mengerti PelayananNya sebagai Penghibur kita. Dia sudah menuntun saya di seluruh perjalanan saya sekalipun saya sulit mengenaliNya.
Tuhan itu sangat lembut dan sangat mengerikan daripada yang saya bayangkan. PadaNya, saya melihat Hikmat yang menemani saya mendaki ke gunung dan merasakan keakraban teman-teman saya di bumi. Saya mengenali Dia sebagai Seseorang yang pernah saya tolak saat Dia datang pada saya dalam diri orang lain. Saya melihat Dia sebagai Singa dan Anak Domba, Gembala dan Mempelai lebih dari semuanya saya melihatNya disini sebagai Hakim.
Bahkan dalam HadiratNya yang luar biasa, Penghibur itu membuat saya sangat nyaman. Juga jelas bahwa Tuhan tidak ingin saya merasa tidak nyaman, Dia hanya ingin saya mengetahui kebenaran. Kata-kata manusia tidak bisa menggambarkan betapa luar biasa atau betapa leganya berdiri depan Tuhan. Saya melewati nilai bahwa saya akan dihakimi baik atau buruk tetapi saya tahu penghakiman itu benar dan saya dapat mempercayai HakimNya.
Tuhan menunjuk tahta-tahta yang ada disekitarNya. Banyak tahta yang dipenuhi dengan orang-orang kudus dan banyak yang masih kosong. Kemudian Dia berkata, “Tahta-tahta ini adalah untuk orang-orang yang akan datang yang sudah melayaniKu dengan setia di setiap generasi. BapaKu dan Aku sudah mempersiapkan mereka sebelum dunia dijadikan. Apakah engkau berharga duduk di salah satu tahta ini?"
Saya teringat apa yang pernah dikatakan seorang teman, "Saat Tuhan yang Maha Kuasa mengajukan pertanyaan itu bukan karena Dia ingin mendapatkan informasi." Saya melihat kearah tahta-tahta itu. Saya melihat orang-orang yang sekarang duduk. Saya dapat mengenali beberapa pahlawan iman tetapi paling banyak adalah orang-orang yang saya tahu tidak terkenal di bumi. Banyak dari mereka misionaris yang membuat hidup mereka tidak terkenal. Mereka tidak pernah peduli apakah dunia mengingatnya tetapi hanya untuk Dia. Saya sedikit terkejut melihat orang-orang yang kaya, pengatur-pengatur yang setia dengan apa yang diberikan kepada mereka. Mereka semua tampak setia, wanita-wanita pendoa dan ibu-ibu memenuhi tahta-tahta ini lebih banyak daripada kelompok-kelompok tunggal.
Tidak mungkin saya menjawab dengan “ya” atas pertanyaan Tuhan jika saya menganggap saya berharga duduk disini. Saya tidak berharga duduk disini dibandingkan dengan semua yang ada disini. Saya tahu saya diberikan kesempatan untuk lari dari hadiah terbesar di surga dan bumi dan saya gagal. Saya putus asa tetapi masih ada satu pengharapan. Sekalipun banyak kegagalan dalam hidup saya tetapi saya disini bukan karena hidup saya dibumi sudah berakhir. Saat saya mengaku saya tidak berharga, Dia bertanya:
"Tetapi apakah engkau menginginkan kursi ini?"
"Dengan segenap hati," saya menanggapi.
Tuhan kembali melihat ke tahta-tahta dan berkata, "Kursi-kursi kosong itu akan dipenuhi berbagai generasi. Aku sudah memberikan undangan untuk duduk disini kepada setiap orang yang menyebut NamaKu. Kursi-kursi itu masih tersedia. Sekarang perang terakhir akan segera dimulai dan banyak orang yang terkemudian akan menjadi yang terdahulu. Kursi-kursi ini akan segera dipenuhi saat perang berakhir. Orang-orang yang duduk disini akan mempunyai dua hal: mereka akan mengenakan mantel kerendahan hati dan mereka akan serupa dengan Aku. Sekarang engkau memiliki mantel itu. Jika engkau dapat menjaganya dan tidak kalah dalam peperangan, saat engkau kembali nanti engkau akan serupa denganKu. Lalu engkau menjadi berharga duduk disini bersama mereka sebab Aku akan membuatmu berharga. Semua otoritas dan kekuatan yang diberikan kepadaKu dan Aku sendiri yang dapat menggunakannya. Engkau akan menang dan engkau akan dipercayakan dengan otoritasKu hanya jika engkau benar-benar tinggal didalamKu. Sekarang berbaliklah dan lihat semua isi rumahKu."
Saya berbalik dan melihat kebelakang kearah saya tiba. Dari TahtaNya saya dapat melihat seluruh isi ruangan. Sebuah pertunjukkan besar yang kemuliaannya tidak bisa dibandingkan di bumi. Jutaan orang mengisi posisi-posisi. Setiap pribadi yang ada di posisi paling rendah lebih megah dan mempunyai kekuatan yang lebih dari sebuah pasukan tentara. Diluar jangkauan pemikiran saya dapat menerima panorama kemuliaan seperti itu. Bahkan saya dapat melihat hanya sedikit ruangan dipenuhi dari ruangan besar ini.
Kemudian saya melihat Tuhan dan terkejut melihat air mata di Mata Tuhan. Dia mengusap airmata setiap orang disini tetapi ini adalah air mata Tuhan. Saat setitik air mata turun dari pipiNya, dia memegang dengan tanganNya. Kemudian berkata.
"Ini adalah cawanKu. Maukah engkau meminumnya bersamaKu?"
Tidak ada jalan untuk saya dapat menolakNya. Saat Tuhan meneruskan, dia melihat kepada saya dan saya mulai merasakan KasihNya yang begitu besar. Sekalipun saya bodoh Dia masih mengasihi saya. Tidak pantas saya mendapatkanNya namun Dia ingin saya mendekat padaNya. Kemudian Dia berkata:
"Aku mengasihi semua orang dengan kasih yang tidak dapat kamu mengerti. Aku juga mengasihi semua yang seharusnya berada disini tetapi mereka tidak datang. Aku meninggalkan yang 99 dan mencari 1 yang terhilang. Gembala – gembalaKu tidak akan meninggalkan yang 1 dan mencari yang 99 yang masih terhilang. Aku datang untuk menyelamatkan yang terhilang. Maukan engkau membagi HatiKu untuk mencari yang terhilang? Maukah engkau membantuKu memenuhi ruangan ini? Maukah engkau membantuku mengisi tahta-tahta ini dan setiap kursi lain yang ada di aula? Maukah engkau melakukan permintaan ini untuk membawa sukacita untuk surga, untukKu dan untuk BapaKu? Penghakiman ini adalah untuk RumahKu dan RumahKu belum penuh. Peperangan yang terakhir tidak akan berhenti sampai RumahKu penuh. Hanya setelah itu kita memerdekakan bumi dan memusnahkan iblis dari ciptaanKu. Jika engkau minum CawanKu engkau akan mengasihi orang-orang terhilang sama seperti Aku mengasihi mereka."
Kemudian Dia mengambil sebuah cawan sederhana yang mengejutkan saya bahwa cawan itu bisa berada di ruangan yang penuh sinar kemuliaan seperti ini, dan Dia menempatkan Air MataNya didalam cawan. Kemudian Dia memberikannya kepada saya. Saya tidak pernah merasakan yang lebih pahit dari ini. Saya tahu bahwa saya tidak harus meminumnya tetapi saya sangat ingin minum sebanyak yang saya dapat. Tuhan dengan sabar menunggu sampai saya meledak dalam tangisan yang saya tasakan seperti aliran sungai air mata membanjiri saya. Saya menangisi orang-orang yang terhilang tetapi terlebih lagi saya menangis untuk Tuhan.
Saya memandangNya dengan putus asa seakan-akan tidak mampu lagi menerima kepedihan yang besar ini. Damai sejahteraNya mulai memenuhi saya dan bercampur dengan KasihNya yang saya rasakan. Saya tidak pernah merasakan sesuatu yang luar biasa seperti ini. Ini adalah air kehidupan yang dapat menyegarkan selamanya. Kemudian saya rasakan air mengalir didalam saya dan menimbulkan api. Saya mulai merasa bahwa api ini akan menghanguskan saya jika saya tidak mulai menyerukan Kemuliaan Tuhan. Saya tidak pernah mempunyai perasaan yang besar ingin segera berkotbah, menyembah Dia dan setiap tarikan nafas saya hanyalah untuk InjilNya.
"Tuhan!" saya berteriak keras, melupakan setiap orang kecuali Dia. "Sekarang saya tahu bahwa Tahta PengadilanMu adalah juga Tahta Kasih Karunia dan saya mohon kasih karunia untuk melayaniMu. Diatas semuanya, saya mohon Kasih KaruniaMu! Saya mohon kasih karuniaMu untuk menyelesaikan tugas saya. Saya mohon kasih Karunia untuk mengasihi Engkau seperti ini sehingga saya dapat membebaskan keputusasaan dan keegoisan yang ada dalam hidup saya. Saya juga mohon KeselamatanMu untuk menyelamatkan saya dari diri saya sendiri, dari iblis dalam hati saya dan untuk kasihMu yang saya rasakan terus mengalir dalam hati saya. Saya juga mohon untuk kasih Karunia Roh Kudus untuk menghukum saya dari dosa-dosa. Saya mohon kasih karunia untuk Roh Kudus untuk memberikan kesaksian seperti adanya Engkau. Saya mohon kasih karunia untuk memberikan kesaksian bahwa Engkau sudah mempersiapkan untuk orang-orang yang akan datang kepadaMu. Saya mohon kasih karunia untuk mengajarkan tentang kenyataan penghakiman. Saya mohon kasih karunia untuk berbagi dengan orang-orang yang Engkau panggil untuk mengisi tahta-tahta kosong ini, untuk memberikan kata-kata kehidupan yang menjaga mereka tetap di jalan kehidupan, yang akan memberikan mereka iman untuk melakukan apa yang mejadi panggilan mereka. Tuhan, saya mohon Engkau memberikan Kasih Karunia ini."
Kemudian Tuhan berdiri. Semua orang yang duduk di tahta sejauh mata saya melihat semuanya juga berdiri. Mata Tuhan seperti nyala api yang tidak pernah saya lihat.
"Engkau dipanggil karena kasih karunia. Permohonanmu tidak pernah akan Kutolak. Engkau harus kembali dan Roh Kudus akan menyertaiMu. Disini engkau sudah merasakan baik KebaikanKu maupun KehebatanKu. Engkau harus mengingatNya jika engkau ingin selalu berada di jalan yang benar. Kasih Tuhan yang sejati termasuk penghakimannya. Engkau harus tahu baik kebaikan maupun kehebatanNya atau engkau akan jatuh dalam tipuan. Ini adalah kasih karunia yang diberikan disini, yaitu untuk mengetahui keduanya. Pembicaraanmu dengan saudara-saudaramu seiman disini adalah Kasih KaruniaKu. Ingatlah itu."
Kemudian Dia mengacungkan pedangNya kearah hati saya, kemudian mulut saya dan kemudian tangan-tangan saya.
Saat dia melakukan ini api muncul dari pedangNya dan membakar saya dengan kesakitan yang besar. “Ini juga adalah kasih karunia," kataNya. "Engkau adalah salah satu dari banyak orang yang dipersiapkan untuk saat ini. Kotbahkan dan tuliskan semua yang kau lihat disini. Apa yang Kukatakan kepadamu, katakanlah kepada saudara-saudara seimanmu. Pergi dan panggil semua panglima-panglimaKu untuk peperangan yang terakhir. Pergi dan pertahankan yang lemah dan menderita, para janda dan yatim piatu. Ini adalah tugas dari panglima-panglimaKu dan disitulah engkau akan menemukan mereka. Anak-anakKu lebih berharga dari bintang-bintang di langit. Berikan makan domba-dombaKu. Perhatikanlah anak-anakKu yang masih kecil. Berikan Firman Tuhan dan mereka akan hidup. Pergilah ke medan perang. Pergi dan jangan mundur. Cepatlah pergi sebab Aku segera datang. Taati Aku dan Hari KedatanganKu segera tiba."
Sekelompok malaikat-malaikat muncul dan membawa saya pergi menjauh dari tahta. Pemimpin malaikat itu berjalan disamping saya dan mulai berbicara.
"Sekarang Dia sudah berdiri dan Dia tidak akan kembali duduk sampai peperangan terakhir selesai. Dia akan duduk sampai seluruh musuh-musuhNya diletakkan dibawah kakiNya. Waktu itu sudah tiba sekarang. Pasukan – pasukan malaikat yang sudah bersiap-siap saat malam di getsemani itu sekarang sudah dilepaskan di bumi. Pasukan dari neraka juga sudah dilepaskan. Inilah waktu yang dinantikan setiap ciptaanNya. Misteri Tuhan yang besar akan segera berakhir. Kami sekarang akan berperang sampai akhir. Kami akan berperang bersama denganmu dan saudara-saudaramu seiman."
Saya terbangun.
Saat saya terus berjalan menjauhi kursi pengadilan, saya mulai mereflesikan semua yang baru saya alami. Kedua-duanya mengerikan dan indah luar biasa. Hati saya terkoyak, saya merasakan aman lebih dari apapun yang saya alami. Awalnya tidaklah mudah bagi saya ditelanjangi pikiran saya didepan begitu banyak orang, tidak dapat menyembunyikan sekilas pikiranpun. Teapi saat merasa relaks dan dapat menerimanya, mengetahui hal itu membersihkan jiwa saya menjadi merdeka. Tidak mempunyai satu hal pun yang tersembunyi seperti melemparkan kuk yang paling berat dan beban yang paling kuat. Saya mulai merasa seakan-akan saya dapat bernafas seperti tidak pernah bernafas sebelumnya.
Semakin yang merasa ringan, semakin meningkat kapasitas pemikiran saya. Saya mulai merasakan suatu komunikasi yang tidak bisa diungkapkan dalam bahasa manusia. Saya memikirkan komentar Rasul Paulus tentang kunjungannya ke surga ketiga, dimana dia mendengar kata-kata yang tidak dapat diungkapkan. Ada komunikasi rohani yang sangat penting dalam bentuk komunikasi manusia. Kata-kata yang sangat mendalam dan berarti dari apa yang bisa diungkapkan dalam kata-kata manusia. Bagaimanapun ini adalah komunikasi sejati antara hati dan pikiran secara bersama-sama, sangat murni sehingga tidak ada kesalahpahaman.
Saat saya melihat seseorang di dalam ruangan, saya mulai mengerti apa yang dia pikirkan, seperti dia memahami saya. Saat saya melihat kepada Tuhan, saya mulai mengerti Dia dengan cara yang sama. Kami terus menggunakan kata-kata tetapi artinya sangat dalam, tidak ada satu kamus pun yang dapat menangkapnya. Pikiran saya sudah dimerdekakan sehingga kapasitas pikiran saya berlipat ganda berkali-kali. Hal ini sangat menggembirakan diluar pengalaman sebelumnya.
Komunikasi Roh Kudus.
Sangatlah jelas bahwa Tuhan menikmati komunikasi dengan saya seperti saya dengan Dia. Tidak pernah sebelumnya saya begitu mengerti kedalaman arti bagi Dia menjadi Firman Tuhan. Yesus adalah komunikasi Tuhan dengan ciptaanNya. Kata-kataNya adalah roh dan hidup, arti dan kekuatan kata-kataNya melebihi definisi manusia.
Kata-kata manusia sangat dangkal dalam bentuk komunikasi roh. Tuhan menciptakan kita dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam tahap yang jauh melebihi bahasa manusia tetapi karena kejatuhan menara Babel, kapasitas itu hilang. Kami tidak dapat menjadi apa yang diciptakan sampai kami mendapatkan ini dan kami hanya dapat memperolehnya jika kami bebas dalam HadiratNya.
Saya mulai mengerti transgresi Adam yang menyebabkan dia sembunyi dari Tuhan. Itu adalah awal penyimpangan yang mengerikan dari tujuan semula manusia dijadikan. Hal ini membawa pengurangan pada kapasitas rohani dan intelektual. Ini hanya akan dapat dipulihkanjika kita “keluar dari persembunyian” dan sangat transparan. Hal ini berarti membuka diri kepada Tuhan dan sesama. Semuanya ini terjadi jika melihat kemuliaan Tuhan dengan “wajah terbuka” yang membuat kita diubah segambaran dengan Dia. Selubung-selubung itu disebabkan karena kita sembunyi dan harus dihancurkan.
Pertanyaan pertama Tuhan setelah kejatuhan Adam adalah, “Dimana engkau?” Dengan cara yang sama, ini adalah pertanyaan pertama yang harus kita jawab jika kita rindu dipulihkan Dia. Tentu saja Tuhan tahu dimana Adam. Pertanyaan itu adalah untuk kepentingan Adam. Pertanyaan itu menjadi awal pencarian Tuhan akan manusia.
Cerita tentang penebusan Tuhan akan manusia bukan manusia menebus Tuhan. Saat kita dapat benar-benar menjawab pertanyaan ini, mengetahui dimana hubungan kita dengan Tuhan, kita dapat benar-benar dipulihkan. Tetapi kita hanya tahu jawaban akan pertanyaan ini jika kita berada dalam HadiratNya.
Itu adalah sari dari semua pengalaman saya di kursi pengadilan. Tuhan sudah mengetahui apa yang harus diketahui tentang saya. Seluruh pengalaman ini adalah untuk kepentingan saya, jadi saya tahu saya berada dimana. Semuanya itu untuk membawa saya keluar dari tempat persembunyian, membawa saya keluar dari kegelapan dan menuju terang. Saya mulai mengerti seberapa besar hasrat Tuhan ingin bersama dengan umatNya. Melalui seluruh penghakiman ini, Dia tidak mencoba untuk membuat saya melihat sesuatu yang baik dan buruk yang saya lihat bersama dengan Dia. Tuhan mencari saya lebih dari saya ingin mencari Tuhan. Kursi pengadilanNya membuat saya bebas dan penghakimanNya atas dunia akan segera membebaskan dunia.
Kegelapan dunia terus menerus memberikan paksaan untuk sembunyi, semuanya segera mulai saat kejatuhan manusia. “Berjalan dalam terang” lebih dari sekedar mengetahui dan mentaati kebenaran-kebenaran menjadi hidup benar dan bebas dari tekanan untuk sembunyi. Saat hari penghakiman tiba, akan membawa akhir pembebasan atas Adam dari tempat sembunyinya. Tidak hanya akan menjadi akhir pembebasan Adam tetapi juga akhir pembebasan semua ciptaan yang merupakan subyek perbudakan karena Adam.
“Berjalan dalam terang” berarti tidak lagi ada yang sembunyi – dari Tuhan atau setiap orang. Ketelanjangan Adam dan Hawa sebelum kejatuhan tidaklah hanya jasmani saja tetapi juga secara rohani. Saat keselamatan kita sempurna, kita akan mengetahui transparansi ini kembali. Untuk benar-benar terbuka satu sama lain akan membuka alam yang saat ini kita tidak tahu. Inilah yang dicoba setan untuk menirunya melalui Pergerakan Jaman Baru.
Kembalinya Hikmat
Saat saya berjalan memikirkan semua yang saya pelajari, tiba-tiba Tuhan muncul disamping saya dengan wujud Hikmat. Sekarang Dia tampak lebih bersinar mulia dari yang pernah saya lihat, bahkan saat di Kursi PengadilanNya. Saya terpesona dan sangat bersukacita.
“Tuhan , engkau kembali bersama saya seperti ini?” Tanya saya.
“Aku ingin selalu bersamamu seperti ini. Aku bahkan ingin lebih dari sekarang yang kamu lihat. Engkau sudah melihat KebaikanKu dan KehebatanKu disini, tetapi engkau masih tidak mengenalKu sebagai Hakim yang Adil.”
Ini mengejutkan saya. Saya sudah menghabiskan banyak waktu didepan Kursi PenghakimanNya dan merasakan semuanya sudah saya pelajari dalam PenghakimanNya. Dia berhenti untuk saya dapat menyerapnya dan kemudian melanjutkan:
“Ada kemerdekaan saat engkau dapat menerima kebenaran tetapi siapa saya yang kumerdekakan pastilah benar-benar merdeka. Kemerdekaan dalam HadiratKu lebih besar daipada hanya mengetahui kebenaran. Engkau sudah mengalami kebebasan dalam HadiratKu tetapi banyak yang masih harus kau mengerti tentang PenghakimanKu. Saat Aku menghakimi, Aku tidak mencari pembenaran atau penghakiman tetapi mengeluarkan kebenaran. Kebenaran hanya dapat ditemukan dengan bersekutu denganKu. Itu adalah penghakiman yang benar-membawa manusia untuk bersatu denganKu.
“Sekarang ini gerejaKu berpakaikan malu karena dia tidak mempunyai hakim-hakim. Dia tidak mempunyainya karena dia tidak mengenalKu sebagai Hakim. Sekarang Aku akan mengangkat hakim-hakim atas UmatKu yang mengetahui PenghakimanKu. Mereka tidak hanya memutuskan antara manusia atau masalah-masalah; mereka akan membuat segala sesuatunya benar yang berarti membawa mereka dalam persetujuan denganKu.
“Saat Aku muncul kepada Yosua sebagai Panglima Balatentara Tuhan, Aku mengatakan bahwa Aku bukan kawan atau lawan. Aku tidak pernah berada di pihaknya. Ketika Aku datang itu untuk mengambil alih bukan untuk berada dipihaknya. Aku muncul sebagai Panglima Balatentara Tuhan sebelum Israel dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Gereja sekarang akan masuk ke Tanah Perjanjian dan Aku akan muncul kembali sebagai Panglima Balatentara Tuhan. Ketika Aku melakukan ini, Aku akan membuang semua orang yang memaksa UmatKu saling menyerang.
“PenghakimanKu tidak membawa konflik bagi manusia tetapi menyertakan Umat-umatKu. Apa yang sudah Kulakukan untuk Israel, Aku juga melakukannya untuk musuh-musuh mereka-bukan melawan mereka. Ini karena engkau melihatKu dengan cara pandang dunia tetapi engkau tidak melihat PenghakimanKu. Engkau harus melihat PenghakimanKu supaya engkau dapat berjalan dalam OtoritasKu sebab kebenaran dan keadilan adalah pondasi dari TahtaKu. “Aku sudah menghubungkan kebenaran kepada umat PilihanKu. Tetapi seperti Israel yang liar, banyak orang-orang kudus di gereja hanya berjajar dengan caraKu dalam porsi yang kecil atau pikiran dan hati yang sedikit. Aku bukan untuk mereka atau melawan musuh-musuh mereka, tetapi Aku datang untuk menggunakan umatKu menyelamatkan musuh-musuh mereka. Aku mengasihi semua manusia dan menginginkan semuanya selamat.”
Saudara-saudara seiman digunakan Musuh
Saya tidak dapat berpikir tentang peperangan besar yang akan kami hadapi di gunung. Banyak saudara seiman yang terluka saat kami melawan iblis-iblis yang mengontrol mereka. Banyak dari mereka yang masih berada dalam kemah musuh baik digunakan musuh atau ditawan sebagai tawanan. Saya mulai heran jika peperangan selanjutnya akan melawan saudara-saudara kami sendiri lagi. Tuhan melihat saya memikirkan ini dan Dia berkata:
“Sampai peperangan akhir ini selesai akan ada selalu saudara-saudara kita yang dipergunakan musuh. Tetapi Aku tidak mengatakannya mengapa sekarang. Aku mengatakannya untuk membantumu melihat bagaimana musuh-musuh masuk dalam hati dan pikiran dan bagaimana dia menggunakanmu! Bahkan sekarang, engkau masih tidak dapat melihat sesuatu seperti yang Aku lihat.
“Hal ini wajar dengan UmatKu. Pada saat seperti ini, bahkan para pemimpin-pemimpin terbesarKu jarang bersekutu denganKu. Banyak orang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik tetapi hanya sedikit yang melakukan panggilanNya. Ini adalah hasil divisi yang besar di antara kamu. Aku tidak datang untuk berada di satu pihak tetapi Aku dipanggil untuk orang-orang yang datang kepadaKu.
“Engkau terkesima saat Aku memberikan kepadamu ‘kata-kata pengetahuan’ tentang penyakit fisik seseorang atau pengetahuan lain yang tidak engkau tahu. Pengetahuan ini datang jika engkau menyentuh PikiranKu hanya dengan kadar yang kecil. Aku tahu segalanya. Jika engkau benar-benar memiliki PikiranKu, engkau akan dapat mengetahui setiap orang yang jumpai sama seperti yang engkau alami disini. Engkau akan melihat setiap orang sama seperti Aku melihat mereka. Lebih dari itu, engkau benar-benar tinggal didalam Aku. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan itu dengan benar, engkau harus menggunakan HatiKu. Hanya dengan itu engkau akan memiliki PenghakimanKu.
“Aku hanya dapat mempercayaimu dengan pengetahuan supernaturalKu jika engkau mengetahui HatiKu. Karunia-karunia Roh yang sudah Kuberikan untuk GerejaKu hanyalah tanda-tanda kekuatan yang kecil untuk menghadapi yang akan datang. Aku memanggilmu untuk menjadi pembawa pesan di jaman ini dan engkau harus tahu kekuatan-kekuatannya. Engkau harus tulus menginginkan karunia-karunia ini sebab itu adalah merupakan bagian dariKu dan Aku akan memberikannya kepadamu sehingga engkau dapat menjadi seperti Aku. Engkau benar dengan mencari untuk mengenal PikiranKu, Jalan-JalanKu dan Tujuan-tujuanKu, tetapi engkau juga harus dengan tulus menginginkan HatiKu. Jika engkau mengenal HatiKu, mata hatimu akan terbuka dan engkau dapat melihat seperti Aku melihat dan engkau melakukan seperti apa yang Aku lakukan.
“Aku akan mempercayakan banyak kekuatan-kekuatan kepada GerejaKu untuk menghadapi yang akan datang. Seringkali ada banyak tipuan besar pada orang-orang yang Kupercayakan kekuatan-kekuatan itu jika engkau tidak mengerti apa yang akan Aku tunjukkan, engkau juga dapat jatuh pada tipuan itu. “Engkau sudah meminta Kasih KaruniaKu dan engkau memilikinya. Kasih Karunia pertama untuk menjagamu di jalan yang benar adalah dengan mengetahui tingkat dari tipuanmu sekarang. Tipuan meliputi semua yang engkau tidak mengerti seperti Aku mengertinya. Mengetahui tingkat dari tipuanmu akan membawa kerendahan hati dan Aku memberikan Kasih KaruniaKu kepada orang –orang yang rendah hati.
“Itulah mengapa Aku mengatakan, ‘Siapa yang begitu buta kecuali hambaKu. ‘Dan itulah mengapa Aku mengatakan kepada orang-orang Farisi, “Aku datang ke dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa dapat melihat, menjadi buta. Jika engkau buta maka engkau tidak akan merasa bersalah, tetapi karena ingin melihat maka tetaplah rasa bersalahmu.’ Ini juga mengapa TerangKu yang membuat Paulus buta saat Aku memanggilnya. TerangKu hanya dapat disingkapkan oleh kondisi yang benar. Seperti dia, engkau harus buta sehingga engkau dapat melihat oleh Roh Kudus.”
Nasehat Para Rasul
Saya merasakan keinginan untuk melihat orang-orang yang duduk di tahta-tahta yang kami lalui. Saat saya melakukan itu, pandangan saya jatuh ke seorang laki-laki yang saya tahu bernama Rasul Paulus. Saat saya melihat kepada Tuhan, Dia memberi isyarat untuk saya berbicara kepadanya.
“Saya sangat mencari kesempatan ini,” kata saya agak aneh tetapi sangat girang dengan pertemuan ini. “Saya tahu bahwa engkau sadar betapa surat-suratmu sudah menuntun gereja dan mungkin masih memenuhi kami semua. Engkau adalah salah satu terang dari dunia.” “Terima kasih,” kata Rasul Paulus. “Tetapi engkau tidak mengerti bagaimana kami ingin bertemu dengan kalian semua. Engkau adalah pejuang dalam peperangan yang terakhir; engkau adalah orang-orang yang ingin kami temui disini. Kami hanya melihat hari-hari ini secara kabur melalui penglihatan kami yang terbatas, tetapi engkau dipilih untuk hidup didalamnya. Engkau pejuang yang dipersiapkan untuk peperangan akhir. Engkau salah satu yang kami tunggu.”
Dengan perasaan canggung, saya terus berbicara, “Tetapi tidak ada cara bagi saya untuk menyampaikan penghargaan yang kami rasakan untukmu dan yang lain yang sudah membantu kami melalui hidup dan tulisan-tulisan mereka. Saya juga tahu bahwa kami mempunyai kekekalan dalam menyampaikan penghargaan, jadi tolong, selagi saya disini, ijinkan saya bertanya,’apa yang akan engkau katakan pada generasi saya dalam membantu menghadapi perang ini?”
“Aku hanya dapat mengatakan kepadamu bahwa apa yang aku katakan sudah aku katakan dalam tulisan-tulisanku,” kata Rasul Paulus melihat mata saya langsung. “Engkau akan dapat lebih memahaminya jika engkau sadar bahwa aku tidak memenuhi semua dari apa yang menjadi panggilanku.”
“Tetapi engkau berada disini, salah satu tahta terbesar!” saya memprotesnya. “Engkau masih’ menuai buah-buah kehidupan lebih dari yang kami harapkan untuk dituai.”
“Oleh kasih Karunia Tuhan, Aku dapat menyelesaikan pekerjaanku tetapi aku masih tidak dapat berjalan dalam panggilanku. Aku tidak memenuhi tujuan-tujuan tertinggi yang dapat aku jalani -seperti setiap orang. Aku tahu bahwa beberapa orang akan mempertimbangkan ini sebagai fitnah memikirkan aku sebagai sesuatu yang kurang daripada contoh-contoh pelayanan-pelayanan Kristen yang besar. Di akhir hidupku, secara jujur aku mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa. Aku tidak mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa tetapi dulu aku adalah orang yang paling berdosa. Sekalipun melalui banyak pemahaman, aku berjalan dengan sedikit perbandingan.”
“Bagimana mungkin?”Tanya saya. “saya pikir engkau adalah orang yang rendah hati.”
“Kerendahan hati yang sejati adalah perjanjian dengna kebenaran. Jangan takut. Tulisan-tulisanku benar dan itu ditulis dengan Urapan Roh Kudus. Aku sudah diberikan banyak dan aku tidak menggunakan semua yang sudah diberikan. Tidak cukup. Setiap orang tidak cukup kecuali Seseorang. Alasan untukmu dapat melihat ini secara khusus tentang aku karena banyak orang yang masih membelokkan pengajaran-pengajaranku sebab mereka mempunyai pandangan yang keliru tentang aku.”
“Seperti yang kau lihat dalam tulisan-tulisanku selanjutnya. Aku merasakan dari perasaan rendah diri sekalipun menjadi rasul-rasul terkenal, menjadi mengetahui bahwa paling tidak aku adalah rasul-rasul. Kemudian aku melihat bahwa aku paling rendah dari orang-orang kudus dan akhirnya aku melihat bahwa aku adalah orang paling berdosa. Aku tidak hanya rendah hati tetapi aku berbicara kebenaran seadanya. Aku dipercayakan lebih banyak dari yang kugunakan. Hanya ada Dia disini yang sepenuhnya percaya, sepenuhnya patuh dan benar-benar menyelesaikan semua yang Dia berikan untuk dilakukan. Tetapi engkau dapat berjalan lebih banyak dari aku.”
Menemukan kembali Batu Penjuru
Dengan agak lemah saya menjawab, “Saya tahu bahwa apa yang engkau katakan itu benar tetapi apakah engkau yakin bahwa ini adalah pesan paling penting yang dapat engkau berikan kepada kami untuk perang terakhir ini?”
“Pasti!” dia menjawab dengan yakin. “Aku sangat menghargai Kasih Karunia Tuhan untuk menggunakan tulisan-tulisanku seperti yang sudah Dia lakukan. Aku prihatin akan banyak cara yang engkau pakai secara tidak tepat. Mereka adalah kebenaran dari Roh Kudus dan mereka adalah Alkitab. Tuhan memberikanku batu-batu penjuru yang dipasang untuk gerejaNya yang kekal, tetapi itu bukan batu-batu penjuru. Batu-batu pondasi itu diletakkan sendiri oleh Yesus. Hidup dan pelayananku bukanlah contoh untuk apa engkau dipanggil tetapi Yesus sendiri yang melakukan.
“Jika apa yang kutuliskan sebagai pondasi, maka itu tidak akan mampu menahan berat yang dibangun. Apa yang kutuliskan harus dibangun berdasarkan Pondasi yang dapat mempertahankan apa yang engkau pikul; itu tidak harus dipakai sebagai pondasi. Engkau harus melihat pengajaran-pengajaranku melalui pengajaran-pengajaran Tuhan jangan mencoba memahami Dia melalui perspektifku. FirmanNya adalah pondasi. Aku hanya membangun diatasnya dengan tekun akan FirmanNya. Hikmat paling besar dan kebenaran paling kuat adalah FirmanNya bukan perkataanku. “Sangat penting untukmu tahu bahwa aku tidak berjalan diatas semuanya yang tersedia untukku. Ada lebih banyak yang tersedia untuk setiap orang yang percaya daripada aku. Semua orang-orang percaya yang benar mempunyai Roh Kudus dalam dirinya. Kekuatan Dia yang menciptakan segala mahkluk hidup ada didalamnya. Orang-orang kudus mempunyai kekuatan untuk memindahkan gunung-gunung, untuk menghentikan pasukan-pasukan atau untuk membangkitkan orang yang mati.
“Jika engkau sudah menyelesaikan apa yang menjadi panggilanmu, pelayananku tidak harus dilihat sebagai akhir tetapi hanya sebagai tempat berawalnya. Tujuanmu tidak harus sama denganku tetapi menjadi sama dengan Tuhan. Engkau dapat menjadi seperti Dia dan melakukan apa yang Dia lakukan, dan lebih dari itu, sebab Dia sudah menyimpan Anggur TerbaikNya sampai penghabisan.”
Saya mengingatkan diri saya sendiri bahwa disini hanya kebenaran yang dapat diperkatakan. Saya tahu bahwa Rasul Paulus benar menyangkut bagaimana salahnya saya menggunakan pengajaran-pengajarannya sebagai pondasi melebih pondasi dari Injil. Tetapi masih cukup sulit bagi saya untuk menerima bahwa Rasul Paulus belum memenuhi semua panggilannya.
Saya melihat kepada tahta tempat Rasul Paulus dan kemuliaannya. Lebih dari yang saya pernah impikan sebagai tempat orang-orang paling kudus di surga. Dia sangat terus terang dan pasti sama seperti apa yang saya harapkan. Sangat jelas bagi saya bahwa dia masih begitu prihatin kepada gereja-gereja. Saya mengidolakan dia dan kejatuhannya membuat dia membebaskan saya dari kejatuhan yang sama. Dia sangat lebih besar dari Paulus yang saya idolakan. Mengetahui pikiran saya, dia meletakkan kedua tangannya di bahu saya dan melihat langsung ke mata saya.
“Aku saudaramu. Aku mengasihimu sama seperti semua orang disini. Tetapi engkau harus mengerti bahwa jalan kami belum selesai. Kami tidak dapat ditambahkan maupun diambil dari apa yang sudah direncanakan dibumi, tetapi engkau dapat. Kami bukanlah pengharapanmu. Engkau sekarang yang menjadi harapan kami. Walau dalam pembicaraan ini aku hanya dapat mengkonfirmasi apa yang sudah aku tulis, tetapi engkau masih banyak harus menulis. Sembahlah hanya pada Tuhan dan bertumbuhlah dalam segala sesuatu didalam Dia. Jangan pernah menjadikan manusia sebagai tujuanmu, tetapi Tuhanlah tujuanmu.
“Banyak orang di bumi yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan lebih besar dari yang kami lakukan. Yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama. Kami tidak apa-apa. Merupakan sukacita hati kami karena kami bersama denganmu. Tuhan menggunakan generasi kami untuk meletakakkan dan mulai membangun bangunan diatas pondasi dan kami akan selalu merasa terhormat melakukannya. Tetapi setiap lantai yang dibangun di atas pondasi seharusnya lebih tinggi. Kami tidak akan menjadi bangunan yang diharapkan sampai engkau dapat naik.”
Pesan dan Pelayanan
Saat saya merenungkan hal ini, dia mengamati saya. Kemudian dia meneruskan,”Ada 2 hal yang kami capai dalam waktu kami yang dengan cepat dihilangkan gereja. Mereka belum pulih tetapi engkau harus memulihkan mereka,” “Apakah itu?” Tanya saya, merasa bahwa apa yang dia katakan tidak lebih dari tambahan dari apa yang sudah dia sampaikan sebelumnya pada saya.
“Engkau harus memulihkan pesan dan pelayanan,” katanya dengan empati.
Saya melihat kepada Tuhan dan Dia mengangguk membenarkan, menambahkan, “Betul apa yang dikatakan Paulus kepadamu. Sampai saat ini dia yang paling setia dengan kedua hal ini.”
“Tolong jelaskan,” pinta saya kepada Paulus.
“Baiklah,” jawabnya. “Kecuali di beberapa tempat didunia dimana ada banyak kesulitan dan siksaan, kami hampir tidak mengenali apakah pesan atau pelayanan masih dikotbahkan hari ini. Untuk itu, gereja-gereja sekarang ini hanya menjadi sebuah bayangan apa yang ada di waktu sekarang dan kita jauh dari panggilan kita semula. Jika kita melayani, berada didalam pelayanan adalah sebuah pengorbanan besar yang dapat dibuat dan ini merefleksikan pesan dari pengorbanan paling besar yaitu Salib.
“Salib adalah kekuatan Tuhan dan pusat semua panggilan kita. Sekarang kita hanya mempunyai sedikit kekuatan untuk mentransformasikan pikiran dan hati para orang-orang beriman sebab engkau tidak hidup dan tidak tidak mengkhotbahkan tentang salib. Karenanya, kita mempunyai kesulitan melihat perbedaan antara gereja dan orang-orang kafir. Itu bukanlah injil atau keselamatan dimana kita dipercayakan. Engkau harus kembali pada salib”. Dengan kata-kata itu, dia memeluk pundak saya seperti seorang ayah dan kemudian kembali ke kursinya. Saya merasa seakan-akan saya sudah menerima berkat yang luar biasa dan omelan yang mendalam. Saat saya berjalan pergi, saya mulai berpikir tentang tingkat keselamatan di gunung dan harta-harta keselamatan yang ada didalamnya. Saya mulai melihat dengan dalam keputusan saya-sekalipun keputusan itu adalah masuk ke pintu yang membawa saya masuk kesini-yang didasarkan pada apa yang akan saya dapati selanjutnya, dan bukan pertimbangan akan kehendak Tuhan.
Saya masih hidup untuk diri saya sendiri dan bukannya untuk Tuhan. Bahkan keinginan saya mencakup penghakiman disini, saya dimotivasi oleh apa yang akan membentuk saya memperoleh kemenangan tanpa banyak kehilangan. Saya masih lebih banyak berjalan dengan pusat diri saya sendiri daripada berpusat pada Tuhan.
Gereja Akhir Jaman
Saya tahu bahwa pembicaraan singkat saya dengan Rasul Paulus membawa konsekuen yang akan lama untuk dimengerti. Saya merasa bahwa saya sudah menerima berkat untuk keseluruhan gereja. Kami berada disana disaksikan awan besar saksi-saksi. Mereka melihat kepada kita seperti orang tua yang bangga yang ingin lebih baik untuk anak-anaknya daripada untuk mereka sendiri. Sukacita paling besar mereka adalah melihat gereja-gereja di akhir jaman menjadi gereja di masa mereka yang mempunyai segala sesuatu yang mereka gagal mendapatkannya. Saya juga tahu bahwa saya masih belum memenuhi apa yang sudah mereka persiapkan untuk kami jalani. “Gereja di jaman akhir tidak akan menjadi lebih besar dari gereja di masa Rasul Paulus, sekalipun mempunyai pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar,” kata Tuhan. Semua diselesaikan hanya karena Kasih KaruniaKu. Bagaimanapun, Aku akan memberikan lebih banyak Kasih KaruniaKu dan Kekuatan yang memampukan gereja-gereja di akhir jaman, sebab mereka akan menyelesaikan lebih banyak dari gereja-gereja sebelumnya yang belum diselesaikan.
“Orang-orang percaya di jaman akhir akan berjalan dalam semua kekuatan yang Aku tunjukkan dan lebih dari itu sebab mereka akan menjadi perwakilan akhir dari semua orang-orang yang sudah pergi sebelumnya. Gereja akan menunjukkan Sifat DasarKu dan Jalan-JalanKu seperti yang belum pernah ditunjukkan sebelumnya. Ini terjadi sebab Aku memberikan engkau lebih banyak kasih karunia dan kepadanya yang diberikan banyak akan dituntut banyak.”
Ini membuat saya berpikir lebih tentang Rasul Paulus. “Bagaimana kami dapat menjadi seperti dia, penyembahan dan kesetiaannya?” pikir saya sendiri.
“Aku tidak memintamu untuk mencapai hal itu,” jawab Tuhan. “Aku minta engkau tinggal didalamKu. Engkau tidak dapat terus mengukur dirimu sendiri seperti orang lain – bahkan juga dengan Paulus. Engkau tidak selalu memenuhi seseorang yang engkau lihat, tetapi jika engkau mencari Aku engkau akan dapat mengerjakan lebih jauh sebaliknya dari apa yang sudah engkau selesaikan. Sepeti engkau sendiri sudah diajarkan, saat dua orang berjalan di jalan ke Emaus melihatKu, memecahkan roti dan mata mereka akan terbuka. Jika engkau membaca surat-surat Paulus atau tulisan-tulisan yang lain, engkau harus mendengarkanKu. Hanya jika engkau mendapatkan roti langsung dariKu, maka mata hatimu akan terbuka.
“Engkau dapat dibingungkan oleh orang-orang seperti Aku jika engkau tidak melihat melalui mereka untuk melihatKu. Ada jebakan yang lain juga untuk orang-orang yang datang menginginkan UrapanKu dan Kekuatan lebih dari yang lain. Mereka seringkali dibingungkan dengan melihat diri mereka sendiri. Seperit apa yang sudah Aku katakan sebelum engkau bicara dengan Paulus, Hamba-HambaKu harus menjadi buta sehingga mereka dapat melihat. Aku ijinkan engkau bicara dengan dia karena dia adalah contoh TeladanKu yang terbaik. Ini terjadi karena Kasih KaruniaKu yang mengijinkan dia menyiksa Gereja-GerejaKu. Saat dia melihat TerangKu, dia mengerti karena alasannya sendirilah yang menuntunnya kepada masalah langsung dengan kebenaran yang dia layani dia klaim.
“Alasanmu akan seperti itu. Ini akan membawamu melakukan yang sebaliknya dari KehendakKu. Urapan yang lebih besar akan membawa bahaya yang lebih besar bagimu, jika engkau tidak belajar seperti Paulus. Jika engkau tidak membawa salibmu setiap hari, meletakkan semua hal dan semua yang engkau miliki sebelumnya, engkau akan jatuh sebab otoritas dan kekuatan yang Aku akan berikan padamu. Sampai engkau belajar melakukan segala sesuatu demi Injil, semakin banyak pengaruhmu, semalkin besar bahaya yang engkau akan hadapi.
“Beberapa kali orang-orang yang Kuurapi ditipu dalam pemikiran bahwa karena Aku memberikan mereka sedikit pengetahuan supernatural atau kekuatan, jalan-jalan mereka adalah jalan-jalanKu. Ini adalah tipuan besar dan banyak orang tersandung karenanya. Engkau berpikir seperti Aku jika engkau mempunyai kesatuan yang sempurna dengan Aku. Sekalipun dengan orang-orang yang paling diurapi yang ada dibumi-seperti Paulus-kesatuan ini hanya untuk sementara dan untuk waktu yang singkat. “Paulus berjalan bersamaKu sedekat manusia biasanya. Walaupun demikian, dia juga memiliki ketakutan dan kelemahan yang bukan berasal dari Aku. Aku dapat membebaskan dia dari hal ini, seperti yang dia minta beberapa kali tetapi Aku mempunyai alasan untuk tidak membebaskannya. Hikmat besar Paulus adalah dengan mengakui kelemahan-kelemahannya, mengerti bahwa jika Aku membebaskan dia, Aku tidak akan dapat percaya pada dia dalam tingkat pewahyuan dan kekuatan yang Aku lakukan.
“Paulus mengenali kelemahan-kelemahannya dan belajar untuk membedakan antara mereka dan pewahyuan RohKu. Jika dia diserang kelemahan atau ketakutan, dia tahu dia tidak melihat dari PerspektifKu tetapi dari dirinya sendiri. Ini menyebabkan dia mencariKu dan bergantung lebih kepadaKu. Dia juga berhati-hati untuk tidak dibingungkan dengan apa yang berasal dari pikiran dan hatinya dengan pikiran dari PikiranKu dan HatiKu. Karenya Aku mempercayakan pewahyuan-pewahyuan kepada dia yang tidak dapat Aku percayakan kepada yang lainnya.”
Pencarian
Saya mulai berpikir dengan jelas semuanya ini, tetapi seringkali dan setelah itu saya mempunyai pengalaman besar seperti ini yang tidak dengan mudah saya lupakan. Sangatlah mudah dimengerti dan dijalani dalam terang disini, tetapi kembali kepada medan peperangan menjadi mendung kembali. Saya juga berpikir tentang bagaimana saya tidak banyak diserang ketakutan-ketakutan seperti yang dialami Paulus- tetapi kecenderungan saya adalah ketidaksabaran dan kemarahan, yang menjadi penyimpangan dari perspektif yang harus kami punyai dengan tinggal dalam Roh Kudus. Hikmat berhenti dan berbalik kepada saya. “Engkau adalah bejana dari tanah liat, dan itulah engkau selagi engkau berada di bumi. Bagaimanapun, engkau dapat melihatKu dengan jelas seperti disini, jika engkau melihat dengan mata hatimu. Engkau dapat sedekat ini denganKu lebih dari siapapun.
“Aku sudah membuat jalan untuk setiap orang mendekat KepadaKu seperti yang mereka inginkan. Jika engkau ingin lebih dekat denganKu lebih dari Paulus, engkau akan mendapatkannya. Beberapa orang menginginkan ini dan mereka sangat menginginkannya sepenuhnya, mengesampingkan segala sesuatu yang menghalangi keintimannya denganKu. Mereka akan mendapatkan apa yang mereka cari.
“Jika ini pencarianmu untuk dapat berjalan dibumi sama seperti engkau berjalan denganKu disini, aku akan sedekat ini denganMu disana. Jika engkau mencari Aku, engkau akan menemukan Aku. Jika engkau mendekat kepadaKu, Aku akan mendekat kepadamu. Inilah KeinginanKu untuk membentangkan meja tepat didepan musuh-musuhmu. Ini bukan hanya KeinginanKu untuk para PemimpinKu tapi untuk semua yang memanggil namaKu. Aku ingin lebih dekat denganmu dan kepada setiap orang yang memanggil namaKu lebih dari setiap orang yang ada di bumi. Engkau menentukan sedekat apakah Kita, bukan Aku yang menentukan. Aku akan ditemukan oleh orang-orang yang mencariKu.
“Engkau berada disini karena engkau meminta PenghakimanKu atas hidupmu. Engkau mencariKu sebagai Hakim dan sekarang engkau menemukan Aku. Engkau tidak harus memikirkan bahwa karena engkau sudah melihat Kursi PengadilanKu, sekarang maka semua penghakimanmu adalah PenghakimanKu. Engkau hanya mempunyai PenghakimanKu saat engkau bersatu denganKu dan mencari urapan Roh KudusKu. Ini hanya dapat diraih atau hilang setiap hari. “Aku mengijinkan engkau melihat malaikat-malaikat dan memberikanmu banyak mimpi dan penglihatan sebab engkau selalu memintanya kepadaKu. Aku senang memberikan Anak-AnakKu pemberian yang baik yang mereka minta bertahun-tahun, engkau memintaKu Hikmat, jadi engkau menerimanya. Engkau memintaKu untuk menghakimimu, jadi engkau penerima PenghakimanKu. Tetapi pengalaman-pengalaman ini tidak akan membuatmu bijaksana sepenuhnya atau menjadi hakim yang benar. Engkau hanya memiliki hikmat dan penghakiman jika engkau berada didalamKu.
“Jangan pernah berhenti mencariKu. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin engkau membutuhkan Aku. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin sedikit engkau menyembunyikan dariKu atau yang lainnya-karena keinginanmu adalah selalu berjalan dalam terang.
“Engkau sudah melihatKu sebagai Tuhan Juru Selamat, Hikmat dan Hakim. Saat engkau kembali ke medan peperangan, engkau masih dapat melihat Kursi PengadilanKu dengan mata hatimu, Jika engkau berjalan dengan pengetahuan bahwa semua yang engkau pikirkan benar-benar dibuka disini, engkau akan bebas untuk hidup seperti disini. Hanya jika engkau sembunyi dari Ku atau yang lain, maka selubung-selubung itu kembali menyembunyikan Aku darimu. Akulah Jalan Kebenaran dan penyembah-penyembahKu harus menyembah dalam Roh dan Kebenaran.
“Kebenaran tidak akan pernah ditemukan dalam kegelapan, tetapi selalu berada dalam terang. Terang menunjukkan dan membuat manifestasi. Hanya jika engkau mencari untuk ditunjukkan dan mengijinkan hatimu untuk dibuka, mau berjalan dalam terang karena Aku adalah Terang itu. Persekutuan yang benar denganKu membutuhkan keterbukaan yang seluruhnya. Persekutuan dengan UmatKu juga membutuhkan hal yang sama. “Saat engkau berdiri didepan Kursi PengadilanKu, engkau merasakan kebebasan dan rasa aman yang lebih dari pernah engkau rasakan sebab engkau tidak perlu menyembunyikan apapun. Engkau merasa lebih aman karena engkau tahu bahwa PenghakimanKu adalah adil dan benar. Perintah moral dan spiritual Alam Semesta CiptaanKu adalah sepasti perintah alam yang didasarkan pada hukum alam. Engkau percaya HukumKu tentang gravitasi tanpa memikirkannya. Engkau harus belajar percaya akan PenghakimanKu dengan cara yang sama. Standart kebenaranKu tidak berubah dan pasti. Untuk tinggal dalam kebenaran harus berjalan dalam iman. Iman yg benar adalah yakin akan Siapa Aku.
Kuasa FirmanNya
“Engkau mencari supaya engkau mengetahui dan berjalan dalam KuasaKu sehingga engkau dapat menyembuhkan yang sakit dan melakukan mujizat-mujizat, tetapi engkau bahkan tidak mulai memahami kuasa dari FirmanKu. Untuk membangkitkan orang mati tidak akan menyebabkan Aku tegang. Aku memegang segala sesuatu dengan Kuasa FirmanKu. Penciptaan dimulai karena FirmanKu dan segalanya diadakan bersama-sama oleh FirmanKu.
“Sebelum akhir segala sesuatu, Aku akan membuka Kuasaku di bumi. Bahkan, KuasaKu terbesar yang pernah dibuka di bumi hanya masih sedikit dari demonstrasi KuasaKu, aku tidak membuka KuasaKu supaya manusia percaya akan KuasaKu tetapi supaya manusia percaya akan KasihKu.
“Jika Aku ingin menyelamatkan dunia dengan KuasaKu saat Aku ada di bumi, Aku dapat memindahkan gunung-gunung hanya dengan menunjuk satu jari tangan. Kemudian semua manusia akan menunduk padaKu, tetapi bukan karena mereka mengasihi Aku atau mengasihi kebenaran tetapi karena mereka takut akan KuasaKu. Aku tidak ingin manusia mentaati Aku karena mereka takut akan KuasaKu, tetapi karena mereka mengasihi aku dan mengasihi Kebenaran.
“Jika engkau tidak mengenal KasihKu, maka KuasaKu akan membuat engkau menjadi jahat. Aku tidak memberikanmu kasih sehingga engkau tahu KuasaKu, tetapi Aku memberikanmu kuasa sehingga engkau tahu akan KasihKu. Tujuan dari hidupmu haruslah kasih, bukan kuasa. Kemudian Aku akan memberikanmu kuasa untuk mengasihi orang lain. Aku akan memberikanmu kuasa untuk menyembuhkan yang sakit karena engkau mengasihi mereka dan aku mengasihi mereka juga dan Aku tidak ingin mereka sakit.
“Jadi engkau harus lebih dulu mencari kasih dan kemudian baru iman. Tanpa iman engkau tidak dapat menyenangkanKu. Tetapi iman bukan hanya pengetahuan akan KuasaKu, tetapi pengetahuan akan KasihKu dan Kuasa KasihKu. Iman harus dilatih supaya dapat menerima kasih lebih banyak. Carilah iman untuk lebih mengasihi dan melakukannya dengan kasihmu. Hanya jika engkau mencari iman untuk mengasihi maka Aku dapat mempercayakan Kuasa ImanKu yang bekerja dengan kasih.
“FirmanKu adalah kuasa untuk memegang segala sesuatu. Dalam tingkat yang engkau percayai bahwa FirmanKu adalah benar, maka kamu dapat melakukan segala sesuatu. Orang-orang yang benar-benar mempercayai bahwa FirmanKu adalah Benar, maka juga benar sesuai kata – kata mereka. Adalah SifatKu untuk Benar dan ciptaanKu percaya akan FirmanKu karena Aku setia.
“Mereka yang serupa denganKu juga akan benar menurut kata-kata mereka. Perkataan mereka akan pasti dan komitmen mereka dapat dipercaya. Kata-kata “ya” mereka berarti “ya” dan kata-kata “tidak” berarti “tidak”. Jika perkataanmu tidak benar maka engkau juga akan mulai meragukan FirmanKu, sebab tipuan sudah ada di hatimu. Jika engkau tidak setia dengan kata-katamu sendiri. Ini karena engkau tidak benar-benar mengenal Aku. Untuk mempunyai iman, engkau harus setia. Aku sudah memanggilmu untuk berjalan dalam iman karena Aku setia. Itu adalah sifatKu.
“Itulah mengapa engkau akan dihakimi karena kata-kata sia-sia yang engkau ucapkan. Sembarangan adalah karena sedikit memperhatikan. Kata-kata mempunyai kuasa dan orang-orang yang sembarangan bicara tidak dapat dipercayakan dengan Kuasa FirmanKu. Ini adalah hikmat untuk berhati-hati dengan perkataanmu dan untuk menjaganya seperti Aku.”
Perkataan Tuhan mengalir seperti gulungan gelombang besar di lautan. Saya merasa seperti Ayub didepan angin puyuh. Saya pikir saya menjadi semakin kecil dan semakin kecil dan kemudian sadar bahwa Dia menjadi lebih besar. Saya tidak pernah merasakan begitu terbuka. Bagaimana saya dapat santai bersama Tuhan? Saya merasakan seperti seekor semut yang menatap pada gunung. Saya tidak lebih daripada debu, dan Dia berbicara kepada saya. Saya tidak dapat tahan lagi dan berbalik.
Setelah beberapa waktu, saya merasakan tangan yang menenteramkan hati di pundak saya. Itu adalah Hikmat. KemuliaanNya sekarang semakin bertambah besar, tetapi Dia kembali menjadi seukuran saya. “Apakah engkau mengerti apa yang akan terjadi kemudian?” tanyaNya.
Mengerti dengan lebih bahwa Tuhan bertanya bukan karena Dia mencari informasi, tetapi saya mulai memahami apa yang akan terjadi. Saya tahu bahwa itu adalah kenyataan. Dibandingkan dengan Dia, saya sedikit lebih kecil dari debu dari bumi dan untuk beberapa alas an Dia ingin mengalami kenyataan dengan cara yang mendalam.
Dia menjawab pikiran-pikiran saya dengan panjang lebar:
“Apa yang kau pikirkan itu benar tetapi perbandingan antara manusia dan Tuhan bukan hanya pada ukurannya. Engkau mulai mengalami Kuasa dari FirmanKu. Untuk menjadi dipercayai dengan FirmanKu adalah dipercayakan dengan kuasa yang olehnya alam semesta dijadikan, Aku tidak membuatnya untuk membuat engkau merasa kecil, tetapi untuk membantumu memahami keseriusan dan kuasa yang dipercayakan kepadamu-yaitu Firman Tuhan.
“Untuk segala usaha kerja kerasmu, ingatlah akan pentingnya sepatah kata Firman dari Tuhan untuk manusia yang lebih berharga dari seluruh harta di bumi. Engkau harus mengerti dan mengajarkannya kepada saudara-saudaraKu untuk menghargai nilai dari FirmanKu. Sebagai orang yang dipanggil untuk membawa FirmanKu, engkau harus menghargai nilai dari perkataanmu sendiri. Orang-orang yang membawa kebenaran haruslah hidup benar.”
Pertemuan dengan para Evangelis
Selagi mendengarkan kata-kata ini, saya merasa tertarik untuk melihat kesalah satu tahta disamping saya. Segera saja saya melihat seorang laki-laki yang saya tahu. Dia adalah seorang penginjil besar saat saya masih kecil dan banyak orang yang merasa bahwa dia berjalan dalam kuasa yang lebih daripada orang lain sejak awal gereja. Saya membaca tentang dia dan sudah mendengarkan rekaman pesan-pesannya. Sangatlah sulit untuk tidak tersentuh karena kerendahanhatinya, dan kasihnya yang nyata pada Tuhan dan sesama. Bahkan saya juga merasa beberapa pengajarannya menjadi sangat miring. Saya terkejut tetapi juga lega melihatnya duduk di salah satu tahta. Saya tertarik dengan kerendahan hati dan kasihnya yang masih memancar dari dia.
Saat saya bertanya pada Tuhan untuk dapat berbicara dengan orang ini, saya dapat melihat betapa besar Tuhan mengasihi dia. Tuhan memberi isyarat untuk saya terus meneruskan langkah dan tidak mengijinkan saya berbicara dengan penginjil itu.
“Aku hanya ingin engkau melihat dia disini,” Tuhan menjelaskan, “dan mengerti posisinya yang dia miliki bersama denganKu. Ada banyak yang kau mengerti tentang dia. Dia pembawa pesanKu di gereja jaman akhir, tetapi gereja tidak mau mendengarkan dia untuk alasan-alasan yang akan engkau mengerti. Dia jatuh dalam ketidakberanian dan khayalan untuk beberapa waktu dan pesannya disimpangkan. Itu sudah dipulihkan seperti bagian-bagian lain yang Aku berikan kepada orang-orang yang lain yang juga diselewengkan.”
Mengetahui bahwa segala sesuatu disini berjalan dalam waktu yang tepat dengan semua hal yang saya pelajari, saya mulai berpikir tentang bagaimana melihat orang ini dihubungkan dengan apa yang baru kami bicarakan-potensi kekuatan jahat.
“Ya. Ada bahaya besar jika berjalan dengan kuasa yang besar,” Tuhan meresponi. “Ini terjadi pada banyak orang yang menjadi pembawa pesanKu dan ini menjadi bagian dari pesan yang mereka berikan kepada GerejaKu di akhir jaman. Engkau harus berjalan dalam KuasaKu dan bahkan lebih besar dari kuasa yang dialami. Tetapi jika engkau pernah mulai untuk berpikir bahwa kuasa adalah PengesahanKu akan kamu, atau pesanmu, engkau membuka pintu kepada khayalan yang sama. Roh Kudus hanya diberikan untuk memberikan kesaksian tentang Aku. Jika engkau bijaksana seperti Paulus, maka engkau akan mempelajari kemuliaan dari kelemahan-kelemahanmu lebih daripada kekuatan-kekuatanmu.
“Iman yang benar adalah pengenalan yang benar tentang Siapa Aku. Tidak lebih dan tidak kurang. Tetapi engkau harus ingat-bahkan jika engkau tinggal dalam HadiratKu dan melihatKu seperti Aku- engkau masih dapat jatuh jika engkau berpaling dariKu dan melihat kembali kepada dirimu sendiri. Itulaah yang terjadi pada Lucifer saat dia jatuh. Dia tinggal dalam ruangan dan melihat KemuliaanKu dan kemuliaan BapaKu. Kemudian Dia mulai melihat dirinya sendiri lebih dari dia melihat kami. Kemudian dia mulai merasa bangga akan posisi dan kuasanya.
Banyak dari HambaKu yang diijinkan melihat KemuliaanKu dan dipercayakan KuasaKu tetapi jatuh dengan cara yang sama dengan Lucifer, jika engkau mulai berpikir bahwa ini karena hikmatmu, kebenaranmu atau bahkan ketaatanmu akan doktrin yang sejati, engkau akan tersandung.”
Keyakinan
Saya tahu bahwa ini bukan sama seperti peringatan yang lembut seperti yang diceritakan kepada saya disini. Saya ingin kembali dan berjuang di peperangan yang terakhir tetapi saya masih mempunyai pertanyaan tentang bagaimana melakukan itu tanpa jatuh kedalam jebakan-jebakan yang sekarang tampaknya ada dimana-mana. Saya melihat lagi kepada Tuhan. Dia adalah Hikmat dan saya berpikir bagaimana saya begitu menginginkan untuk mengenali Dia sebagai Hikmat saat saya kembali. “Sangatlah baik untukmu kehilangan keyakinanmu akan dirimu sendiri. Aku tidak dapat mempercayakan kepadamu kuasa jaman yang akan datang sampai engkau melakukannya. Semakin besar engkau kehilangan keyakinan akan dirimu sendiri, semakin besar kuasa yang dapat Aku percayakan kepadamu, jika.
Saya menunggu cukup lama untuk Tuhan meneruskan kata-kataNya, tetapi Dia tidak berkata apa-apa. Bagaimanapun saya mengerti bahwa Dia menginginkan saya untuk meneruskan kalimat itu, tetapi saya tidak tahu apa yang harus saya katakan. Semakin lama saya melihat Dia, saya semakin yakin. Akhirnya saya tahu apa yang harus saya katakan.
“Jika Aku meletakkan keyakinan didalammu,” saya menambahkan.
“Ya. Engkau harus mempunyai iman untuk melakukan apa yang menjadi panggilanmu semula, tetapi engkau harus mempunyai iman didalamKu. Tidaklah cukup untukmu hanya dengan kehilangan keyakinan akan dirimu sendiri, tetapi hanya mengarah pada ketidakamanan, jika engkau tidak mengisi kekosonganmu dengan keyakinan didalamKu Itulah bagaimana banyak orang jatuh pada khayalan-khayalan mereka.
“Banyak dari laki-laki dan perempuan ini adalah nabi-nabiku. Tetapi beberapa dari mereka, tidak aman, tidak mengijinkan orang-orang memanggil mereka dengan nabi. Itu bukanlah kebenaran, karena mereka. Rendah hati yang palsu juga tipuan. Jika musuh dapat menipu mereka dengan memikirkan bahwa mereka bukanlah nabi-nabi, dia dapat juga menipu mereka dengan berpikir bahwa mereka adalah nabi-nabi yang lebih besar dari mereka sendiri, hanya dengan memelihara keyakinan diri sendiri. Rendah hati yang palsu tidak akan membuat bangga. Ini hanya bentuk yang lain dari berpusat pada diri sendiri, yang dieksploitasi musuh. Semua kegagalanmu akan menghasilkan satu hal : berpusat pada diri sendiri. Satu-satunya cara keluar dari hal ini adalah berjalan dalam kasih. Kasih tidak mencari untuk diri sendiri.”
Saat saya berpikir tentang semuanya ini, kejelasan yang luar biasa mulai muncul. Saya dapat melihat seluruh pengalaman dari awal sampai akhir, berfokus pada satu hal, pesan yang sederhana. “Bagaimana mudahnya saya dibohongi dari kesederhanaan akan ketaatan kepadaMu,” saya meratap.
Senyuman Tuhan
Kemudian Tuhan berhenti dan melihat pada saya dengan ekspresi yang tidak pernah saya lupakan. Dia tersenyum. Saya tidak ingin menyalahgunakan kesempatan ini, tetapi saya merasakan bahwa Dia tersenyum seperti saya dapat memintaNya sesuatu dan Dia akan memberikannya kepada saya. Jadi saya ambil kesempatan itu.
“Tuhan, saat Engkau berfirman, ‘Jadilah terang,’ maka terang itu jadi. Engkau berdoa dalam Yohanes 17 bahwa kami akan mengasihi Engkau sama dengan Bapa mengasihiMu. Tuhan, maukah Engkau mengatakannya kepada saya sekarang, ‘Jadilah kasih didalammu,’sehingga saya dapat mengasihi Engkau dengan Kasih Bapa?”
Dia tidak berhenti tersenyum, tetapi Dia justru merangkul pundak saya seperti seorang teman. “Aku sudah mengatakannya kepadamu, Aku memanggilmu sebelum dunia dijadikan. Aku juga mengatakan kepada saudara-saudaramu yang berjuang bersamamu di peperangan akhir. Engkau akan mengetahui Kasih Bapa untukKu. Ini adalah kasih yang sempurna yang akan membuang segala rasa takutmu. Kasih ini akan memampukanmu untuk mempercayaiKu sehingga engkau dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang Aku lakukan, bahkan terlebih besar dari itu, sebab Aku bersama dengan BapaKu. Engkau akan mengetahui KasihNya padaKu dan pekerjaan-pekerjaan yang kamu lakukan untuk mempermuliakan Aku. Sekarang, demi engkau sendiri, Kukatakan, ‘Jadilah Kasih Bapa didalammu.”
Saya diliputi penghargaan atas seluruh pengalaman ini. “Saya mengasihi penghakiman-penghakimanMu,
“Jangan menoleh kebelakang. Aku tidak berada disana saat ini; Aku ada disini. Aku akan membimbingmu dari ruangan ini dan kembali ke tempatmu di medan perang,’ tetapi engkau jangan menoleh ke belakang. Engkau harus melihat Kursi PengadilanKu dari dalam hatimu sebab disitulah tempatnya berada sekarang.”
“Sama seperti Taman dan sama seperti harta-harta keselamatan.”pikir saya sendiri.
“Ya. Segala sesuatu yang Aku kerjakan, Aku kerjakan dalam hatimu. Dimana tempat air-air kehidupan mengalir. Disitulah Aku berada.”
Kemudian Dia mengisyaratkan kepada saya, saya melihat diri saya sendiri, menarik mantel rendah hati. Saya terpesona dengan apa yang saya lihat. Baju zirah saya mempunyai kemuliaan yang sama seperti yang mengelilingi Tuhan. Dengan cepat saya menutupinya kembali dengan mantel.
“Aku juga berdoa kepada BapaKu dimalam sebelum PenyalibanKu bahwa kemuliaan yang Aku miliki bersama dengan Dia sejak semula akan bersama dengan UmatKu, dan engkaulah salah satunya. Ini adalah Kemuliaanku yang menyatu. Saat engkau datang bersama-sama dengan yang lain yang mengasihi Aku, KemuliaanKu akan diperbesar. Semkain besar KemuliaanKu akan semakin bertambah dengan bersatunya orang-orang yang mengasihi Aku, dunia akan semakin tahu bahwa Aku dikirim oleh BapaKu. Sekarang dunia akan benar-benar tahu bahwa engkau adalah murid-muridKu sebab engkau mengasihi Aku dan engkau akan saling mengasihi”
Saat saya terus melihat pada Dia, keyakinan diri saya semakin bertambah. Seperti bagian dalam sedang dibersihkan, Segera saya merasa siap melakukan apapun yang Dia minta.
Angelo
“Masih ada seseorang yang harus kamu jumpai sebelum engkau kembali ke medan perang,” kataNya sambil berjalan. Saat kami berjalan, saya terus terpesona dengan kemuliaan Tuhan yang semakin bertambah besar bahkan dari beberapa menit sebelumnya.
“Setiap saat engkau melihatKu dengan mata hatimu, pikiranmu akan sedikit diperbaharui,” Dia melanjutkan berbicara. “Suatu saat engkau akan dapat tinggal dalam HadiratKu secara terus menerus. Saat engkau melakukan hal tersebut, semua yang engkau pelajari oleh karena Roh KudusKu akan selalu ada untukmu dan Aku akan selalu ada untukmu.”
Saya dapat mendengar dan mengerti segala sesuatu yang Dia katakan, tetapi saya sangat tertarik dengan KemuliaanNya dan saya bertanya, “Tuhan, mengapa engkau sekarang lebih mulia daripada saat Engkau menampakkan diri kepada saya sebagai Hikmat?”
“Aku tidak pernah berubah, tetapi engkaulah yang berubah. Engkau berubah saat engkau melihat KemuliaanKu dengan wajah tanpa selubung. Pengalaman-pengalamanmu membuka selubung diwajahmu sehingga engkau dapat melihatKu dengan jelas. Tidak ada sesuatupun yang dibuang secepat engkau melihat KasihKu.”
Kemudian Dia berhenti, dan saya melihat orang-orang yang berada di tahta didekat kami. Kami masih berada ditempat dimana raja-raja paling tinggi duduk. Kemudian saya mengenali seorang laki-laki yang duduk dekat kami.
“Tuan, saya mengetahui engkau dari suatu tempat tetapi saya tidak dapat mengingatnya.”
“Engkau pernah melihatku sekali dalam sebuah penglihatan,”jawabnya.
Saya segera ingat dan sangat terkejut! “Jadi engkau adalah orang yang nyata?”
“Ya,” jawabnya.
Saya teringat hari saat saya menjadi seorang pemuda Kristen dan frustasi akan masalah-masalah hidup saya. Saya keluar dari tengah-tengah tempat parkir dekat apartemen saya dan memutuskan untuk menunggu sampai Tuhan berbicara kepada saya. Saat saya duduk membaca Alkitab, saya mendapat penglihatan, paling pertama yang saya miliki. Dalam penglihatan itu, saya melihat seorang laki-laki yang dengan rajin melayani Tuhan. Dia secara terus menerus bersaksi kepada orang-orang, mengajar Alkitab dan mengunjungi serta mendoakan orang-orang sakit. Dia sangat rajin dan mempunyai kasih yang tulus pada orang-orang. Kemudian saya melihat seorang laki-laki lain yang bernama Angelo, seorang gelandangan. Ketika seekor anak kucing berjalan-jalan ditempatnya, dia mulai menendangnya tetapi menahan dirinya sendiri, tetapi masih mendorongnya dengan kaki. Kemudian Tuhan berkata siapakah dari orang-orang ini yang paling menyenangkan Tuhan.
“Yang pertama,” saya menjawab tanpa ragu-ragu.
“Bukan, yang kedua,” jawabnya dan mulai bercerita.
Dia membagikan bahwa orang laki-laki yang pertama tadi dibesarkan dalam keluarga yang bahagia yang selalu mengenal Tuhan. Dia bertumbuh dalam gereja yang bagus dan kemudian dia menghadiri Akademi Alkitab terbaik di negaranya. Dia diberikan 100 % Kasih Tuhan, tetapi dia hanya menggunakan 75%.
Orang kedua lahir dengan telinga tuli. Dia diperlakukan dengan kejam dan dipelihara dalam kegelapan, loteng yang dingin sampai dia ditemukan orang-orang yang berwewenang pada umur 8 tahun. Dia dipindahkan dari institusi satu ke institusi lain dimana perlakuan kejam itu masih terus. Akhirnya, dia dibuang ke jalanan. Tuhan hanya memberikan 3 bagian dari KasihNya untuk membantu dia mengatasi hal ini, tetapi dia mengerahkan setiap kemampuannya untuk melawan kemarahan dalam hatinya dan menjaganya untuk tidak melukai anak kucing itu.
Sekarang saya melihat pada orang laki-laki itu, seorang raja yang duduk diatas tahta yang jauh lebih mulia dari yang dapat dibayangkan Salomo. Para panglima malaikat mengatur didekatnya, menunggu tawarannya. Saya berbalik kepada Tuhan. Saya masih tidak dapat mempercayai bahwa dia adalah nyata dan salah satu dari raja-raja besar.
“Tuhan, tolong ceritakan cerita selanjutnya,”pinta saya.
“Tentu saja, untuk itulah kita berada disini. Angelo sangat setia dengan apa yang sudah Aku berikan dan Aku berikan lagi 3 bagian kasihKu. Dia menggunakan semuanya itu tanpa berhenti untuk mencurinya. Dia hampir kelaparan, tetapi dia menolak untuk mengambil bagian yang bukan miliknya. Dia membeli makanan dengan mengumpulkan botol-botol dan adakalanya dia menemukan seseorang yang memberinya pekerjaan.
‘Angelo tidak dapat mendengar tetapi dia belajar untuk membaca, jadi Aku kirimkan dia sebuah traktat injil. Saat dia membacanya, Roh Kudus membuka hatinya dan dia memberikan hidupnya untuk Aku. Kemudian aku menggandakan porsi kasihKu untuk dia dan dengan setia menggunakan semuanya. Dia ingin membagikan tentang Aku kepada yang lain tetapi dia tidak dapat berbicara. Sekalipun dia hidup dalam kemiskinan, dia mulai menghabiskan sebagian dapat yang dia miliki untuk membuat traktat injil dan membagikannya di ujung – ujung jalan.”
“Berapa banyak jiwa yang dia bawa kepadaMu?” tanay saya memikirkan bahwa ada banyak jiwa yang dia bawa sehingga dia bisa duduk bersama dengan raja-raja.
“Satu,” jawab Tuhan. “Untuk mendorong dia, Aku ijinkan dia menuntun seorang yang sekarat karena alkohol kepadaKu. Itu mendorong dia sehingga dia akan berdiri di sudut jalan selama beberapa tahun hanya untuk membawa jiwa lain bertobat. Tetapi seluruh sorga meminta untuk membawa dia kesini dengan segera dan Aku juga ingin memberikan dia upahnya.”
Jenis Martir yang berbeda
“Tetapi apa yang sudah dilakukan Angelo untuk menjadi seorang raja disini?” Tanya saya.
“Dia setia dengan semua yang diberikan. Dia mengalahkan semuanya sampai dia menjadi serupa denganKu dan dia mati sebagai seorang martir”
“Tetapi apa yang dia kalahkan dan bagaimana dia menjadi seorang martir?”
“Dia mengalahkan dunia dengan KasihKu. Sangat sedikit orang yang dapat mengalahkan begitu banyak dengan hanya sedikit. Banyak umatKu yang tinggal dalam rumah-rumah yang diinginkan raja-raja satu abad yang lalu, tetapi mereka tidak menghargainya. Angelo sebaliknya, dia menghargai sekalipun hanya kotak kardus dalam malam yang dingin dan dia akan mengubahnya menjadi tempat mulia bagi HadiratKu.
Dia mulai mengasihi setiap orang dan setiap hal. Dia akan bersukacita lebih karena sebuah apel daripada umatKu yang berpesta. Dia setia dengan semua yang Aku berikan, sekalipun itu tidak ada tandingannya dengan apa yang Aku berikan kepada yang lainnya termasuk engkau. Aku menunjukkan hal ini kepadamu dalam penglihatan sebab engkau seringkali melewati dia. Sekali waktu engkau pernah menuding dia ke teman-temanmu dan membicarakan dia.”
“Saya melakukannya? Apa yang saya katakan?”
“Engkau berkata, ‘Ada salah satu Elia lain yang harus engkau hindari dari terminal bis.’ Engkau katakan bahwa dia adalah “orang beriman yang aneh’ yang dikirim oleh musuh untuk membuat orang-orang berpaling dari injil.”
Ini adalah ledakan yang paling besar yang saya derita dari keseluruhan pengalaman ini. Saya sangat terkejut dan tergoncang. Saya mencoba mengingat kejadian itu tetapi tidak dapat-sebab ada banyak orang seperti itu. Saya tidak pernah perhatian kepada para pengkhotbah jalanan dan menganggap mereka adalah alat-alat setan untuk membuat orang-orang berpaling dari injil.
“Ampuni saya , Tuhan. Saya mohon ampun.”
“Engkau diampuni,” dengan cepat Dia menjawab. Dan engkau benar bahwa ada banyak orang yang mencoba berkhotbah di jalanan untuk alasan yang salah bahkan sesat. Tetapi masih banyak orang-orang yang bersungguh-sungguh sekalipun mereka tidak pernah dilatih dan tidak pernah sekolah. Jangan menghakimi orang dari penampilannya. Masih ada banyak hamba-hambaKu yang benar yang seperti dia ditengah-tengah para professional dalam organisasi-orgasnisasi dan katedral-katedral yang dibangun dalam NamaKu.” Kemudian Dia memberi isyarat untuk menatap Angelo. Saat saya menoleh, dia turun dari tangga di tahtanya dan sekarang tepat ada didepan saya. Dia membuka lengannya, memeluk dan mencium dahi saya seperti seorang ayah. Kasih tercurah atas saya dan melalui saya sampai saya merasa itu akan melebihi sistem saraf saya. Ketika dia akhirnya melepaskan saya, saya terkejut seakan-akan saya mabuk tetapi dengan perasaan yang luar biasa. Itu adalah kasih seperti yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. “Dia dapat mengimpartasikan itu kepadamu di bumi,” kata Tuhan meneruskan. “Dia banyak memberi kepada UmatKu, tetapi mereka tidak mau mendekati dia. Sekalipun nabi-nabiKu menghindari dia. Dia bertumbuh imannya dengan membeli sebuah Alkitab dan beberapa buku yang dia baca dan selalu dia baca lagi, dia mencoba pergi ke gereja-gereja, tetapi dia tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerima dia. Jika mereka mau membawa dia masuk, maka mereka juga akan membawa Aku masuk. Dia adalah KetukanKu pada pintu-pintu mereka.” Saya belajar sebuah definisi kesedihan yang baru. “Bagaimana dia meninggal?” Tanya saya mengingat bahwa dia adalah seorang martir. Berdasar pada apa yang saya lihat sejauh ini, saya separuh berharap bahwa bagaimanapun saya juga bertanggung jawab. “Dia mati kedinginan mencoba untuk tetap menjaga agar seorang pemabuk yang melewati dia dalam dingin tetap hidup.”
Pemenang yang tak dapat dipercaya
Saat saya melihat Angelo, saya tidak dapat mempercayai kekerasan hati saya. Saya tidak mengerti bagaimana mati dengan cara ini membuat dia sebagai seorang martir, yang saya pikir hanya layak untuk orang-orang yang mati karena kesaksiannya pada Tuhan Yesus Kristus.
“Tuhan, saya tahu bahwa dia adalah benar-benar orang yang dapat mengalahkan,” kata saya. “Dan dia benar-benar layak untuk berada disini. Tetapi orang-orang yang mati dengan cara ini apakah mereka dianggap martir?”
Angelo adalah seorang martir setiap hari saat dia hidup. Dia hanya mencukupkan diri untuk tetap hidup dan dengan bersukacita mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan teman-teman yang memerlukan. Seperti Paulus menulis pada jemaat di Korintus, bahkan jika engkau memberikan tubuhmu untuk dibakar, tetapi jika engkau tidak mempunyai kasih sedikitpun tidak ada faedahnya bagimu. Tetapi, saat engkau memberikan dirimu dengan kasih, maka itu akan sangat berfaedah. ‘Angelo mati setiap hari, sebab dia tidak hidup untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain. Sekalipun dia selalu menganggap dirinya sendiri paling rendah dari orang-orang kudus, dia benar-benar adalah yang terbesar. Seperti yang engkau sudah pelajari, banyak orang yang menganggap dirinya paling besar dan menganggap dirinya sendiri dianggap paling besar, berakhir disini menjadi yang paling kecil. Angelo tidak mati karena sebuah doktrin atau kesaksiannya tetapi dia mati untuk Aku.”
“Tuhan, tolong bantu saya mengingat hal ini. Saat saya kembali, tolong jangan biarkan saya melupakan apa yang saya lihat disini,” pinta saya.
“Karena itulah Aku berada disini bersama denganmu, dan Aku akan bersamamu saat engkau kembali. Hikmat adalah melihat dengan MataKu, dan tidak menghakimi karena penampilan saja. Aku tunjukkan Angelo dalam penglihatan sehingga engkau dapat mengenali dia saat engkau melewati dia dijalan. Jika engkau membaginya dengan dia pengetahuan masa lalunya yang Aku perlihatkan dalam penglihatan, dia akan memberikan hidupnya untukKu. Kemudian engkau dapat memuridkan seorang raja besar dan dia akan mempunyai pengaruh yang besar atas GerejaKu.
“Jika UmatKu melihat orang lain seperti caraKu, Angelo dan banyak orang lain yang seperti dia akan diakui. Mereka akan berbaris kedalam mimbar yang paling besar. UmatKu akan datang dari ujung bumi untuk duduk di kaki mereka sebab dengan melakukan hal ini mereka juga akan duduk di KakiKu. Dia akan mengajarkanmu kasih dan bagaimana menginvestasikan karunia-karunia yang sudah Aku berikan kepadamu sehingga engkau dapat menghasilkan banyak buah.” Saya sangat malu sampai saya tidak ingin melihat Tuhan, tetapi akhirnya saya melihat kepada Dia saat saya merasakan kepedihan yang kembali berpusat pada diri saya sendiri. Saat saya melihat Dia, saya dibutakan KemuliaanNya untuk beberapa saat, secara bertahap mata saya dapat beradaptasi sehingga saya dapat melihat Dia kembali.
“Ingatlah bahwa engkau sudah diampuni,” kata Tuhan. “Aku tidak menunjukkan hal ini untuk menuntut kamu tetapi untuk mengajar kamu. Ingatlah selalu bahwa perasaan haru akan menghilangkan selubung-selubung dari jiwamu lebih cepat dari apapun juga.”
Saat kami mulai berjalan kembali, Angelo mendekati saya, “Tolong ingatlah teman-temanku, para gelandangan. Banyak orang akan mengasihi Juru Selamat kita jika seseorang pergi kepada mereka.”
Kata-katanya mempunyai kuasa sampai saya tidak bisa menjawab, hanya mengangguk saja. Saya tahu bahwa kata-kata itu adalah perintah seorang raja dan seorang teman dari Raja segala raja.
“Tuhan, maukah engkau membantu saya untuk membantu orang-orang gelandangan?” Tanya saya.
“Aku akan membantu siapapun yang membantu mereka,” Dia meresponi. “Saat engkau mengasihi orang-orang yang Aku kasihi, engkau akan selalu tahu bahwa Aku membantumu. Mereka akan diberikan seorang Penolong yang diukur dari kasih mereka. Seringkali engkau meminta UrapanKu dan beginilah engkau akan menerimanya. Kasihilah mereka yang Aku kasihi. Saat engkau mengasihi mereka, engkau mengasihi Aku. Saat engkau memberi kepada mereka, engkau memberi pada Aku dan Aku akan membalasnya berlipat kali ganda.”
Hidup seperti seorang Raja
Pikiran saya mengembara ke rumah yang indah dan segala milik saya. Saya bukan orang kaya, tetapi saya tahu bahwa dengan standart dunia saya hidup lebih baik dari raja-raja yang hidup satu abad lalu. Saya tidak merasa bersalah sebelumnya tetapi sekarang saya merasa bersalah. Tetapi ini adalah perasaan yang baik tetapi pada waktu yang sama saya merasakan tidak tepat. Sekali lagi saya menoleh kepada Tuhan, karena saya tahu Dia akan menolong saya.
“Ingatalah apa yang Aku katakan bagaimana Hukum KasihKu yang Sempurna membuat terang dan menyingkirkan kegelapan. Saat kebingungan melanda seperti sekarang, engkau tahu bahwa apa yang engkau alami bukanlah hukum kasihKu yang sempurna. Aku senang dalam memberikan pemberian-pemberian baik kepada KeluargaKu sama seperti engkau. Aku ingin engkau menikmati dan menghargainya. Meskipun begitu, engkau jangan memberhalakannya tetapi engkau harus membaginya dengan sukacita saat Aku memintanya.
“Aku dapat mengibaskan TanganKu dan secara cepat kemiskinan akan hilang dari bumi. Akan ada suatu hari memperhitungkan saat gunung-gunung dan tempat-tempat tinggi direndahkan dan orang-orang miskin dan tertekan dibangkitkan, tetapi Aku harus melakukan hal ini. Perasaan manusia merupakan kebalikan dari tekanan manusia bagiKu. Perasaan manusia digunakan untuk menggantikan Kuasa dari SalibKu. Aku tidak memanggilmu untuk berkorban tetapi untuk taat. Beberapa kali engkau akan berkorban demi taat padaKu, tetapi jika pengorbananmu tidak dilakukan dalam ketaatan, itu akan memisahkan kita.
“Engkau bersalah karena engkau salah menghakimi dan memperlakukan raja besar disini saat dia menjadi HambaKu di bumi. Jangan menghakimi seorang pun tanpa menanyakannya PadaKu. Engkau sudah kehilangan beberapa perjumpaan yang Aku sudah siapkan dari yang dapat engkau bayangkan, semuanya karena engkau tidak peka terhadap Aku. Tetapi Aku tidak menunjukkan ini untuk membuat engkau merasa bersalah, tetapi untuk membawamu bertobat sehingga engkau dapat meneruskannya tanpa kehilangan kesempatan-kesempatan ini.
“Jika engkau hanya bereaksi bersalah, engkau akan mulai melakukan hal-hal untuk mengkompensasikan perasaan bersalahmu yang menghina SalibKu. Hanya SalibKu sendiri yang dapat menghilangkan rasa bersalah. Dan karena Aku pergi kepada Salib untuk menghilangkan perasaan bersalahmu, apapun rasa bersalah yang sudah terjadi itu bukan karena Aku.
“Aku tidak menikmati melihat manusia menderita “Hikmat meneruskan. “Tetapi perasaan haru manusia akan membawa mereka kepada salib dan salib itulah satu-satunya yang dapat melegakan penderitaan. Engkau kehilangan Angelo karena engkau tidak berjalan dalam perasaan. Engkau akan mempunyai lebih banyak saat engkau kembali, tetapi perasaanmu haruslah menjadi subyek bagi Roh KudusKu. Sekalipun Aku tidak menyembuhkan orang-orang yang kepadanya Aku rasakan tetapi Aku hanya melakukan apa yang dilakukan BapaKu. Engkau jangan melakukannya keluar dari perasaanmu tetapi dengan kepatuhan akan Roh Kudus. Hanya kemudian perasaanmu akan berkuasa untuk membebaskan.
“Aku sudah memberikanmu karunia-karunia Roh KudusKu. Engkau tahu UrapanKu dalam kotbah dan tulisanmu, tetapi engkau tahu lebih banyak dari yang engkau sadari. Jarang sekali engkau benar-benar melihat dengan Mataku atau mendengar dengan TelingaKu atau mengerti dengan HatiKu. TanpaKu, engkau tidak dapat melakukan apapun untuk keuntungan KerajaanKu atau mengabarkan InjilKu. “Engkau berperang dalam Medan PeperanganKu, dan engkau juga berada di puncak GunungKu. Engkau belajar menembakkan anak panah kebenaran dan mengenai musuh. Engkau belajar sedikit tentang menggunakan PedangKu. Tetapi ingatlah; kasih adalah senjataKu yang paling besar. Kasih tidak pernah gagal. Kasih adalah kuasa untuk menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis. Dan kasih akan memunculkan KerajaanKu. Kasih adalah panji bagi PasukanKu dan dibawah panji itu sekarang engkau harus berperang.”
Dengan ini, Kami berbelok ke sebuah koridor dan kami tidak lagi berada di ruang besar pengadilan. Kemuliaan Hikmat melingkupi saya tetapi saya tidak dapat lagi melihat Dia dengan jelas. Tiba-tiba, saya tiba pada sebuah pintu. Gerakan pertama saya adalah berbalik sebab saya tidak ingin pergi tetapi saya tahu bahwa saya harus pergi. Inilah pintu tempat Hikmat membimbing saya. Saya harus melewatinya.
Panggilan
Saya berdiri melihat pintu yang akan saya masuki. Itu adalah pintu yang biasa dan tidak menarik. Saat saya melihat kembali kepada Ruangan Besar Pengadilan, saya diliputi kemuliaan dan kebesarannya. Saya tidak ingin meninggalkan ini sekalipun kejahatan terus menerus disingkapkan dari hati saya sewaktu disini. Sekalipun prosesnya menyakitkan, tetapi itu sangat membebaskan dan saya tidak ingin berhenti. Sebenarnya saya rindu untuk keyakinan yang lebih banyak.
“Dan engkau seharusnya mempunyai lebih,” kata Hikmat mengetahui pikiran-pikiran saya. “Apa yang engkau dapatkan disini akan tetap bersama denganmu. Bagaimanapun, engkau datang kesini tidak untuk diubah. Kuasa salib sudah cukup untuk mengubahmu. Apa yang engkau alami disini dapat engkau alami setiap hari. Roh Kudus dikirim untuk membebaskanmu dari dosa dan menuntun kepada kebenaran serta untuk bersaksi tentang aku. Dia bersama denganmu terus menerus. Engkau harus mengenal Roh Kudus dengan lebih baik.
“Banyak orang percaya akan Roh Kudus, tetapi hanya sedikit yang memberikan Dia ruang untuk hidup. Saat jaman ini akan berakhir semuanya itu akan berubah.
Roh Kudus akan bergerak mengelilingi bumi sama seperti yang Dia lakukan sebelum segalanya ada. Dia akan mengambil kekacauan dan kebingungan yang tersebar di bumi dan Dia akan membawa ciptaan baru yang mulia ditengah-tengahnya. Engkau akan memasuki waktu dimana Dia akan mengerjakan hal-hal besar terus menerus dan seluruh dunia akan kagum dengan pekerjaan-pekerjaanNya.
“Dia akan melakukan hal ini melalui Umatku. Saat Roh Kudus bergerak, anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan Tuhan akan bernubuat. Dari yang tua sampai yang muda mereka akan mendapat mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan. Pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan dan pekerjaan-pekerjaan yang terlebih besar dan mereka lakukan dalam NamaKu dan akan dipermuliakan di bumi. Seluruh ciptaan akan mengerang dan resah akan apa yang dilakukan Roh Kudus.
“Apa yang engkau temukan melalui pintu itu akan membantumu untuk mempersiapkan pada masa yang akan datang. Aku Juru Selamat tetapi Aku juga Hakim. Aku akan membuka DiriKu sendiri kepada dunia sebagai Hakim yang Adil dan Benar. Pertama, Aku harus membuka PenghakimanKu dari dalam RumahKu. UmatKu akan bersekutu dengan Roh Kudus dan mereka akan mengetahui KuasaNya untuk membebaskan dari dosa. Mereka juga akan mengetahui bahwa Dia akan selalu menuntun mereka ke kebenaran yang membebaskan mereka. Ini adalah kebenaran yang Aku saksikan. Saat UmatKu mengenal siapa AKU, maka Aku akan menggunakan mereka untuk memberikan kesaksian tentang Aku.
“Aku adalah Hakim,tetapi lebih baik engkau menghakimi dirimu sendiri sehingga Aku tidak akan menghakimi kamu. Tetapi PenghakimanKu akan memulihkan UmatKu. Aku akan menghakimi isi RumahKu terlebih dulu. Setelah itu Aku akan menghakimi seluruh bumi.” Kemuliaan Hikmat melingkupi segala sesuatu yang disekitar saya. Saya tidak pernah melihat kemegahan seperti itu, sekalipun disini. Kemuliaan itu bertambah saat Dia berbicara mengenai PenghakimanNya. Dengan ini saya tahu bahwa kemuliaan yang tampak dengan mengenal Dia sebagai Hakim lebih besar dari apapun sebelumnya. Saya mulai merasa kecil dan tidak berarti di HadiratNya sehingga sangat sulit bagi saya berkonsentrasi dengan apa yang Dia katakan. Saat saya berpikir bahwa saya diliputi KemuliaanNya, Dia meraih dan menyentuh dahi saya, lembut tapi pasti. Saat Dia melakukan ini, pikiran saya menjadi jernih dan terfokus.
“Engkau mulai melihat pada dirimu sendiri. Ini akan selalu membingungkanmu, membuatmu sulit mendengarkan Aku. Setiap waktu engkau mengalami SentuhanKu, pikiranmu akan menjadi lebih jernih. Setiap waktu engkau merasakan HadiratKu, tahu bahwa Aku akan menyentuhmu supaya engkau dapat melihat dan mendengarkan Aku. Engkau harus belajar tinggal dalam HadiratKu tanpa menjadi sadar akan dirimu sendiri dan asyik dengan dirimu sendiri. Ini akan membuatmu berpaling dari kebenaran didalam Aku dan berbalik kepada tipuan yang akan membuatmu jatuh.
“Banyak orang jatuh saat Roh KudusKu menyentuh mereka. Waktu jatuh itu sudah berlalu. Sekarang engkau harus belajar menahan saat Roh KudusKu bergerak. Jika engkau tidak tahan jika Roh KudusKu bergerak, maka Dia tidak akan menggunakan engkau. Orang kafir jatuh didepanKu tetapi Aku ingin UmatKu tahan berdiri sehingga Aku dapat menggunakan mereka.”
Kebanggaan akan Rendah Hati yang Palsu
Saya mendengar suara Tuhan yang agak terganggu saat Dia mengucapkan ini. Saya merasakan hal yang sama saat Dia terganggu dengan murid-muridNya mengenai Injil. Segera saya mengerti bahwa kejengkelanNya biasanya muncul jika mereka mulai melihat kepada ketidakmampuan atau kegagalannya. “Tuhan, ampuni saya,” pinta saya, “tetapi HadiratMu sangat luarbiasa. Bagaimana saya bisa menjaga agar tidak merasa kecil jika saya sedekat ini dengan Engkau?” “Engkau memang kecil, tetapi engkau harus belajar untuk tinggal dalam HadiratKu tanpa melihat kepada dirimu sendiri. Jika engkau melihat pada dirimu sendiri, engkau tidak mampu untuk mendengarkan dari Aku atau berbicara untuk Aku. Engkau akan selalu merasa kurang. Engkau akan selalu merasa tidak berharga atas apa yang menjadi panggilanmu, tetapi bukan karena kekurangan atau ketidakberhargaanmu yang menyebabkan Aku tidak menggunakan engkau. Engkau jangan melihat pada kekuranganmu, tetapi lihatkan pada KelebihanKu. Engkau harus berhenti melihat dirimu sendiri tidak berharga dan melihat kepada KebenaranKu. Jika engkau dipakai, ini karena siapa AKU dan bukanlah siapa engkau.
“Engkau merasakan MurkaKu saat engkau mulai melihat kepada dirimu sendiri. Ini murka yang Aku rasakan kepada Musa saat dia mulai mengeluh tentang kekurangannya. Ini menyingkapkan bahwa engkau melihat dirimu sendiri lebih dari Aku, yang merupakan alasan utama mengapa Aku mampu menggunakan sedikit dari UmatKu untuk apa yang Aku hasratkan. Kerendahan hati yang palsu ini sebenarnya bentuk dari kebanggaan yang menjatuhkan manusia. Adam dan Hawa mulai merasa kurang dan mereka memerlukan yang lebih dari apa yang sudah Aku buat untuk mereka. Mereka mengambilnya untuk diri mereka sendiri dan untuk membuat diri mereka menjadi yang seharusnya. Engkau tidak akan pernah dapat membuat dirimu sendiri menjadi siapa yang seharusnya, tetapi engkau harus percaya PadaKu untuk membuatmu menjadi siapa engkau seharusnya.”
Meskipun saya tidak pernah menghubungkan rendah hati yang palsu dengan kejatuhan manusia di Taman, saya tahu bahwa ini adalah batu sandungan terbesar yang mencegah banyak orang dari orang-orang yang berguna bagi Tuhan dan saya sudah mengajarkan ini berulang kali. Sekarang dalam HadiratNya, rendah hatiku yang palsu disingkapkan dan tampak semakin buruk daripada yang pernah saya lihat pada setiap orangpun. Bentuk dari kebanggan ini menjijikkan dan saya tidak dapat mengerti mengapa ini menyebabkan Tuhan murka.
Dalam HadiratNya, semuanya itu disingkapkan dan setelah itu semua penghakiman yang harus saya lalui, saya masih memiliki beberapa cela dasar yang menjaga saya dari mengenal Dia dan melayani Dia seperti apa yang menjadi panggilan saya. Terkejut seperti semula, saya tidak ingin lagi tinggal dalam diri saya sendiri, jadi saya melihat kepada Tuhan, menginginkan untuk dapat lebih melihat KemuliaanNya saat saya dapat menahannya selagi Dia bersama dengan saya di jalan ini. Dengan cepat, kesuraman saya berubah menjadi sukacita. Lutut-lutut saya gemetar tetapi saya memutuskan untuk tetap berdiri selama saya bisa.
Setelah itu, saya terbangun. Hari-hari setelahnya, saya merasakan suatu energi yang keluar melalui saya membuat segala sesuatu tampak bersinar mulia. Saya mengasihi semua yang saya lihat. Sebuah kenop pintu tampak indah luar biasa. Rumah-rumah tua dan mobil-mobil menjadi sangat indah dan saya menyesal bahwa saya bukan seorang seniman yang dapat menangkap keindahan dan keagungannya. Pohon-pohon dan binatang-binatang semua menjadi teman yang sangat spesial. Setiap orang yang saya lihat seperti sebuah perpustakaan yang terbuka dan mempunyai arti dan saya sangat bersyukur selamanya sehingga saya dapat mengetahui semuanya itu. Saya tidak dapat melihat sesuatu tanpa melihat keindahannya, sulit untuk dipercaya bahwa saya harus melalui begitu banyak dalam hidup saya dan kehilangan begitu banyak juga.
Untuk semua emosi yang luar biasa dan pewahyuan ini saya merasakan mengalir melalui saya, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tahu bahwa jika saya tidak belajar bagaimana menggunakannya selamanya, maka itu akan pudar dan ini sudah beberapa hari. Seakan-akan arti kehidupan tergelincir dari saya dan saya tahu bahwa saya harus memulihkannya. Apa yang sudah saya alami lebih luarbiasa dari obat apapun dan saya menjadi pecandunya. Ini adalah hasil dari melihat KemuliaanNya dan saya ingin melihatnya lebih lagi. Saya ingin belajar bagaimana tinggal dalam HadiratNya dan mengijinkan HidupNya untuk mengalir melalui saya sehingga dapat menyentuh orang-orang lain. Saya harus tinggal dalam Roh Kudus dan mengijinkan Dia memakai saya. Itulah PANGGILAN saya.
BAB 2, Dua orang Saksi
Selama berhari-hari saya berada dalam depresi yang dalam. Segala sesuatu tampak membosankan. Bahkan suara-suara orangpun mengganggu saya dan setiap kekacauan atas apa yang saya inginkan membuat saya marah. Saya memikirkan setiap orang yang paling buruk dan harus berjuang melawan pikiran-pikran gelap yang keluar dari saya untuk mereka. Saya merasa seakan-akan saya tergelincir ke neraka dan setiap hari semakin tergelincir jauh. Akhirnya saya berseru kepada Tuhan dan secepat itu saya menemukan diri saya berdiri di depan pintu bersama Hikmat disamping saya.
“Tuhan, ampuni saya. Saya tergelincir dari HadiratMu dan tampaknya menuju ke neraka.”
“Seluruh dunia masih dikuasi tipuan iblis,” jawabNya, “dan setiap hari engkau berjalan menuju ke tepi neraka. Melalui tengah-tengah itu, ada sebuah jalan kehidupan. Ada parit yang dalam disisi-sisi jalan kehidupan, sehingga engkau tidak menyimpang dari jalan yang sempit.” “Baik, saya jatuh ke salah satu parit dan tidak dapat menemukan jalan keluar.”
“Tidak ada seorangpun yang dapat menemukan jalan keluar dari parit-parit itu. Mengikuti caramu sendiri adalah jalan untukmu jatuh dan jalanmu sendiri tidak akan pernah dapat membimbingmu keluar. Akulah satu-satunya jalan keluar. Jika engkau jatuh, jangan buang waktumu dengan mencoba untuk membayangkan segala sesuatu, karena engkau hanya akan bertambah dalam terperosok dalam lumpur. Mintalah tolong, Akulah GembalaMu dan Aku akan selalu menolongmu jika engkau memanggil Aku.”
“Tuhan, saya tidak membuang waktu dengan membayangkan segala sesuatu tetapi saya sangat ingin mengerti bagaimana saya bisa jatuh sedalam dan secepat itu. Apa yang menyebabkan saya berpaling dari jalan kehidupan dan jatuh kedalam parit seperti itu? Engkau adalah Hikmat dan saya tahu bahwa adalah bijaksana untuk bertanya.”
“Bijaksana untuk mengetahui saat meminta untuk mengerti dan saat untuk meminta pertolongan. Disini adalah hikmat untuk meminta. Hanya jika engkau ada didalam HadiratKu, engkau dapat mengerti. Pengertianmu akan selalu rumit jika engkau depresi dan engkau tidak akan pernah melihat kebenaran dengan akurat dari tempatmu. Depresi adalah tipuan yang berasal dari melihat dunia melalui perspektifmu. Kebenaran datang dari melihat dunia melalui MataKu dari tempatKu duduk yaitu di sebelah kanan Bapa. Seperti kerub di Yesaya 6, orang-orang yang tinggal dalam HadiratKu akan berkata, ‘Seluruh bumi dipenuhi dengan KemuliaanNya.
Saya teringat sewaktu saya masih baru percaya, saya membaca sebuah tulisan dan berpikir bahwa kerub-kerub ini bohong. Saya tidak dapat mengerti bagaimana mereka dapat mengatakan ”Seluruh bumi dipenuhi dengan KemuliaanNya,” jika seluruh bumi tampak dipenuhi dengan perang-perang, penyakit, memperlakukan anak-anak dengan kejam, keserakahan dan kejahatan disetiap sisi. Kemudian Tuhan berkata kepada saya suatu hati, “Alasan kerub-kerub ini mengatakan bahwa seluruh bumi dipenuhi dengan KemuliaanKu adalah karena mereka tinggal didalam HadiratKu. Jika engkau tinggal dalam HadiratKu, engkau hanya akan melihat kemuliaan.”
“Tuhan, saya ingat waktu Engkau mengajarkannya tetapi saya tidak hidup didalamnya dengan baik. Saya menghabiskan banyak waktu melihat segala sesuatu dari sisi yang gelap. Saya kira saya menghabiskan sebagian besar hidup saya duduk di parit-parit itu yang berada disamping jalan kehidupan daripada berjalan diatasnya.”
“Benar,” Tuhan meresponi. “Sekarang dan seterusnya engkau akan bangun dan melangkah tetapi kemudian tergelincir di parit di salah satu sisi. Meskipun demikian engkau membuat kemajuan, tetapi sekarang waktunya untukmu tetap berada di jalan kehidupan. Engkau tidak lagi punya waktu untuk menyia-nyiakannya di parit-parit itu.”
Kebaikan dan kesabaran Tuhan melingkupi saya saat Dia meneruskan.
“Apa yang menyebabkan engkau tergelincir ke parit waktu yang terakhir?” Dia mulai.
Setelah memikirkannya, saya dapat melihat bahwa saya memelihara perasaan saya lebih dari mengetahui Sumber Perasaan.
“Saya tidak memandang Engkau,” saya mengakui.
“Aku tahu tampaknya sangat sederhana, tetapi semuanya tentang apa yang engkau perbuat dan tidak memandangKu adalah yang membuatmu tergelincir dari jalan kehidupan. Jika engkau tinggal dalam HadiratKu, engkau tidak melihat apapun kecuali kemuliaan. Ini tidak berarti bahwa engkau tidak melihat masalah-masalah, kebingungan, kegelapan dan tipuan yang ada di dunia tetapi jika engkau melihatnya, engkau akan selalu melihat JawabanKu atas semuanya. Jika engkau tinggal dalam HadiratKu, engkau akan selalu melihat bagaimana kebenaran disingkapkan melalui tipuan dan engkau dapat melihat sikap yang didalamnya akan datang KerajaanKu.”
“Tuhan, jika saya disini, semuanya ini lebih nyata dari apapun yang saya alami di bumi, tetapi jika saya ada di bumi, semuanya ini tampak seperti mimpi yang tidak nyata. Saya tahu ini adalah kebenaran yang nyata dan bumi adalah sementara. Saya juga tahu bahwa jika tempat ini lebih nyata dari bumi, saya akan dapat berjalan di dalam Hikmat yang lebih dan tinggal dalam jalan kehidupan. Engkau berkata bahwa selalu bijaksana untuk meminta. Saya meminta Engkau untuk membuat alam ini lebih nyata untuk saya jika saya berada di bumi. Kemudian saya akan dapat berjalan dengan sempurna di Jalan-jalanMu. Saya juga meminta Engkau membantu saya menyatakan kenyataan ini kepada orang-orang lain. Kegelapan bertambah besar di bumi dan hanya sedikit yang mempunyai penglihatan. Saya minta Engkau memberikan kami KuasaMu yang lebih besar, mengijinkan kami melihat KemuliaanMu yang lebih besar dan mengijinkan kami mengetahui kebenaran dari penghakiman yang datang dari HadiratMu.” “Jika engkau mulai hidup dari apa yang kau lihat lewat mata hatimu, engkau akan berjalan bersamaKu dan engkau akan melihat KemuliaanKu. Mata hatimu adalah jendela masuk kedalam alam Rohani. Melalui mata hatimu, engkau dapat datang ke Tahta Kasih KaruniaKu setiap waktu. Jika engkau ingin datang padaKu, Aku akan lebih nyata bagimu. Aku juga akan mempercayakanmu beberapa kuasa.”
Saat Dia berbicara, saya tertarik untuk menoleh dan melihat banyak orang raja-raja, pangeran-pangeran, teman-teman dan hamba-hamba Tuhan yang berdiri di Ruang Pengadilan. Kemuliaan dan Keagungan disana sangatlah besar sehingga saya puas tinggal
Hadirat Tuhan. Disini adalah awal mula surga, Dia adalah Hikmat dan Dia adalah Hakim, keduanya sama.
“Tuhan,”pinta saya, “Disini Engkau adalah Hikmat dan Hakim tetapi bagaimana Engkau dikenal di alam surga yang lain?”
“AKU ADALAH HIKMAT dan AKU ADALAH HAKIM dalam setiap alam tetapi AKU lebih dari semuanya. Karena engkau menanyakannya, Aku akan menunjukkan siapa AKU. Meski engkau baru mulai mengenalku sebagai Hikmat dan Hakim. Waktu-waktu mendatang, engkau akan melihat yang lebih tetapi masih ada banyak yang harus kau pelajari tentang PenghakimanKu dulu.”
Kesaksian Pertama
“Penghakiman Tuhan adalah langkah pertama masuk alam surga,” sebuah suara terdengar. “Jika Hari Penghakiman itu datang, Raja akan dikenali semuanya dan PenghakimanNya akan dimengerti. Kemudian bumi akan dibebaskan. Engkau meminta PenghakimanNya atas hidupmu, sekarang mulailah memintanya untuk datang kedunia.”
Saya menoleh melihat siapa yang bicara. Dia adalah seorang yang tinggi dan pandai, tetapi sedikit kecil dari yang saya temui di Ruang Pengadilan. Saya simpulkan bahwa dia adalah seorang malaikat,kemudian dia berkata:
“Aku adalah Lot. Engkau sudah dipilih untuk hidup dalam masa-masa yang sulit sama seperti aku. Seperti Abraham hidup dan berdiri atas nama Sodom, engkau harus melakukan yang sama. Selama waktu-waktu itu, saat perbuatan besar yang tidak wajar dilepaskan diatas bumi, laki-laki dan perempuan yang mempunyai iman besar juga dibangkitkan. Seperti Abraham, engkau harus menggunakan imanmu untuk menindak yang jahat dan engkau harus juga menyaksikan penghakiman Tuhan atas bumi. Tuhan tidak dapat tinggal dalam perbuatan manusia yang jahat semakin lama. Saya diam dan banyak orang akan dimusnahkan. Engkau tidak harus seperti aku-engkau tidak harus diam.”
“Ceritakan yang lebih banyak. Bagaimana saya mengingatkan mereka?” Tanya saya.
“Saya pikir bahwa saya akan diperingatkan dengan cara yang berbeda. Menjadi berbeda tidaklah cukup! Kuasa Roh Kudus untuk menebus dosa dilepaskan oleh kata-kata yang diperkatakan. Apa yang dilakukan Tuhan atas Sodom, merupakan contoh supaya yang lainnya tidak harus dimusnahkan dalam cara seperti ini. Engkau dapat memperingatkan orang-orang yang berjalan menuju kehancuran dengan menceritakan cerita saya. Sekarang ada banyak kota-kota yang penuh kejahatan sehingga Tuhan tidak mau tinggal lebih lama. Jika orang-orang yang mengenal Tuhan tidak mau bangkit, akan ada banyak seperti Sodom dengan segera.
“Hari Penghakiman akan segera datang. Semua ciptaan akan mengetahui hikmat PenghakimanNya tetapi engkau tidak harus menunggu hari itu. Engkau harus mencari PenghakimanNya setiap hari dan engkau harus mengenalkannya ke bumi. Jika orang-orang berjalan dalam PenghakimanNya, banyak orang di bumi akan mengenal mereka sebelum Hari Penghakiman. Sebelumnya akan banyak orang yang diselamatkan. Inilah HasratNya, tidak ada seorangpun yang terhilang dan tidak ada seorangpun dari UmatNya menderita kehilangan pada hari itu.
“Orang-orang di bumi buta. Mereka tidak akan melihat jika engkau hanya mencoba menjadi saksi. Pesan Penghakiman harus disebarkan lewat kata-kata. Roh Kudus mengurapi kata-kata tetapi kata-kata harus diperkatakan supaya Tuhan mengurapi mereka. “Kebenaran dan keadilan adalah dasar dari TahtaNya. UmatNya harus datang supaya mengenal KebenaranNya tetapi hanya sedikit yang tahu PenghakimanNya. TahtaNya akan diam didalam RumahNya, karena itu penghakiman harus dimulai dari Isi RumahNya.
“Engkau harus hidup dengan kebenaran yang kau pelajari disini, dan engkau harus mengajarkannya. Penghakimannya akan datang. Jika UmatNya berjalan dalam PenghakimanNya sebelum Hari Penghakiman, maka hari itu mereka menjadi lebih mulia. Jika mereka tidak hidup oleh PenghakimanNya, mereka juga akan mengenal kesedihan yang akan menimpa dunia. Penghakiman-penghakimanNya
Lot membimbing saya untuk melihat pintu yang sebelumnya saya berdiri. Pintu itu masih tampak gelap dan tidak menarik, seperti doktrin-doktrin tentang Penghakiman Tuhan. Kemuliaan Tuhan mengelilingi kami dan membuatnya tampak semakin suram. Sekalipun demikian, sekarang saya tahu bagaimana mulianya Penghakiman itu sebenarnya. Saya juga mengerti bahwa hampir setiap pintu yang Tuhan pimpin kami tampak suram awalnya dan kemudian menjadi cemerlang. Tampaknya semakin suram pintu kelihatan, semakin mulia kelihatannya disebelah lainnya. Hanya dengan melalui Pintu-Pintu itu membawa iman tetapi mereka selalu menuju kearah yang lebih mulia.
Lot meneruskan melatih pikiran saya. Seperti apa yang sudah saya pelajari, di tempat ini pikiran-pikiran disiarkan ke semua orang.
“Melalui pintu itu, engkau akan mengalami KemuliaanNya lebih lagi. KemuliaanNya bukan saja sebriliant yang kau lihat disekelilingNya atau di tempat ini, bukan juga hanya perasaan-perasaan yang kau miliki selagi tinggal diam didalamNya. KemuliaanNya juga disingkapkan melalui PenghakimanNya. Ini bukan satu-satunya jalan yang disingkapkan tetapi ini adalah jalan dimana engkau dipanggil untuk mengerti. Melalui pintu itu, engkau akan belajar jalan yang lain untuk melihat KemuliaanNya. Dengan melihat KemuliaanNya, UmatNya akan diubah dan Dia akan menunjukkan KemuliaanNya pada mereka. Saat mereka melihat KemuliaanNya, mereka akan bersukacita dalam segala jalanNya, sekalipun itu PenghakimanNya.”
Saksi Kedua
Kemudian sebuah suara kedua terdengar “Aku juga mengkonfirmasi kebenaran ini. ‘Penghakiman Tuhan akan disingkapkan di bumi. Meskipun demikian, “Belas kasih menang atas penghakiman,’ Tuhan selalu memberikan kasih sebelum penghakiman. Jika engkau akan memperingatkan orang-orang tentang PenghakimanNya yang sudah mendekat, maka Belas KasihNya akan menyelamatkan banyak orang.”
Saya tidak mengenali orang yang sedang berbicara ini, tetapi ini adalah orang laki-laki lain yang sangat besar dan agung, dengan kecerdasan yang menunjukkan pangkat tinggi.
“Aku Yunus,” katanya. “Saat engkau mengerti Penghakiman Tuhan, maka engkau akan mengerti Jalan-JalanNya. Sekalipun jika engkau mengertinya, itu tidak berarti engkau menyetujuiya. Pengertian itu perlu tetapi tidak cukup. Tuhan juga ingin engkau setuju dengan Dia.
“Seringkali engkau meminta Hadirat Tuhan menyertaimu. Itu adalah hikmat. Aku seorang nabi dan aku tahu Dia, tetapi aku dulu mencoba untuk lari dari HadiratNya. Itu adalah kebodohan besar, tetapi tidak sebodoh yang engkau pikirkan. Aku mulai mengerti api besar yang menyertai HadiratNya. Aku mulai mengerti tanggungjawab yang datang dengan berada dekat Dia. Dalam HadiratNya, semua kayu, jerami dan tunggul habis. Saat engkau mendekat padaNya dengan dosa tersembunyi dalam hatimu, itu akan membawamu kepada kegilaan, banyak orang yang sudah mempelajarinya bertahun-tahun. Aku tidak mencoba lari dari Kehendak Tuhan sebanyak aku lari dari HadiratNya. “Ketika engkau menanyakan kenyataan dari HadiratNya, engkau menanyakan tentang kenyataan yang kau lihat disini bersamamu. Surga adalah rumahmu yang sejati dan hakmu untuk berseru-seru. Meski Tuhan adalah Tuhan yang Kudus dan jika engkau berjalan dekat denganNya, engkau juga harus kudus. Semakin dekat engkau dengan Tuhan, maka dosa-dosamu yang tersembunyi semakin mematikan.”
“Saya mengerti,” jawab saya. “Inilah mengapa saya meminta Penghakiman Tuhan untuk diri saya sendiri.”
“Sekarang aku harus menanyakan ini padamu,”Yunus meneruskan. “Maukah engkau mencari Dia? Maukah engkau mendekati padaNya?”
“Tentu saja,” kata saya. “Saya menginginkan HadiratNya lebih dari apapun. Tidak ada yang lebih besar daripada didalam HadiratNya. Saya tahu bahwa banyak motif saya mengingingkanNya adalah egois, tetapi bersama denganNya membantu melepaskan jenis –jenis mementingkan diri sendiri ini. Saya ingin bersama dengan Dia. Saya ingin mendekat denganNya.”
“Maukah engkah?” Yunus meneruskan. “Sampai sekarang engkau bahkan lebih bodoh dari saya dahulu. Engkau dapat datang ke Tahta Kasih KaruniaNya setiap waktu dan untuk setiap kebutuhan tetapi engkau jarang datang. Berseru-seru meminta HadiratNya belumlah cukup. Engkau harus datang mendekat padaNya. Jika engkau mendekat padaNya, maka Dia akan mendekat padamu. Mengapa engkau tidak melakukan ini? Engkau selalu dapat sedekat apapun yang kamu ingin denganNya.
“Banyak orang akan datang untuk mengenal dan mengikuti Jalan-jalanNya, tetapi mereka tidak mendekat padaNya. Pada suatu waktu yang akan engkau hadapi, mereka akan pergi dari Jalan-JalanNya sebab mereka tidak mendekat. Engkau menertawakan kebodohanku, yang besar tetapi kebodohanmu lebih besar dari pada kebodohanku. Bagaimanapun aku tidak mentertawakan kebodohanmu-aku menangis untukmu. Juru Selamatmu menangis untukmu, Dia bertindak atas namamu secara terus menerus. Jika Dia menangis, maka seluruh isi surga akan menangis. Aku menangis karena aku tahu bagaimana bodohnya umat-umatNya. Aku mengenalmu karena engkau sama seperti aku dan seperti aku, gereja yang di Tarsis, berhasrat untuk lebih berdagang di dunia lebih dari duduk depan tahtaNya yang mulia. Pada waktu yang sama, Pedang Penghakiman Tuhan sedang menggantung di atas bumi. Aku menangis karena gereja sebab aku tahu engkau dengan baik.”
“Saya bersalah!” saya meratap. “Apa yang dapat kami lakukan?”
“Badai besar sedang menuju ke bumi,” Yunus meneruskan. “Aku tertidur saat badai datang diatas kapal waktu aku lari dari Tuhan. Gereja juga sedang tertidur. Aku adalah nabi Tuhan tetapi orang kafir harus aku bangunkan. Demikian juga dengan gereja. Orang-orang kafir lebih tajam dari gereja pada waktu itu. Mereka tahu saat gereja berada di jalan yang salah dan mereka menggoncangkan gereja, mencoba membangunkanmu sehingga engkau akan memanggil Tuhanmu.
“Secepatnya para pemimpin dunia akan melemparmu kelaut sama seperti orang-orang diatas kapal yang harus melakukan hal yang sama. Mereka tidak akan membiarkanmu tetap dijalan yang kau tuju. Ini adalah kasih karunia Tuhan atasmu. Dia akan mendisiplinkanmu dengan binatang besar yang muncul dari laut. Itu akan menelanmu untuk beberapa saat tetapi engkau akan dimuntahkan keluar. Kemudian engkau akan mengkhotbahkan PesanNya.”
“Apakah tidak ada jalan lain?” Tanya saya.
“Ya, ada jalan lain,” jawab Yunus, “walaupun ini sudah datang dan masih akan datang. Beberapa orang sudah berada didalam perut binatang itu. Beberapa orang akan dilempar kelaut dan beberapa orang masih tertidur tetapi hampir semua yang diatas kapal berada di jalan yang salah, mencari perdagangan dengan dunia. Bagaimanapun, engkau dapat menghakimi dirimu sendiri dan Dia tidak akan menghakimimu. Jika engkau membangunkan dirimu sendiri, bertobat dan pergi dengan cara yang Dia suruh, maka engkau tidak akan ditelan oleh binatang itu.”
“Apakah binatang itu yang kau tunjukkan dalam kitab Wahyu” Tanya saya.
“Sama. Saat engkau baca pasal itu, binatang itu diberikan untuk membuat peperangan dengan orang-orang kudus dan untuk menguasai mereka. Ini akan terjadi pada semuanya yang tidak bertobat. Mengetahui itu orang-orang yang dikuasai binatang pertama akan dimuntahkan keluar sebelum binatang selanjutnya muncul bukan dari bumi. Meski demikian, akan sangat mudah bagimu jika engkau bertobat. Sangatlah baik untuk tidak ditelan binatang itu.
“Sama seperti cerita Lot yang merupakan peringatan bagi orang-orang yang berbuat tidak wajar, ceritaku merupakan peringatan dari Nabi Tuhan, gereja-gereja sedang lari dari Hadirat Tuhan. Berlari mencari tempat kegiatan untuk Hadirat Tuhan. Engkau mungkin menyebut kegiatanmu ‘Pelayanan’, tetapi sebenarnya lari dari Hadirat Tuhan. Seperti yang sudah aku katakan, gereja lari ke Tarsis sehingga dapat berdagang dengan dunia dan mencari harta karun di laut, sementara harta-harta terbesar-hanya sedikit yang mencarinya.
“Dosa keinginan berdagang dengan dunia sedang membelenggu gereja, sama seperti aku dibelenggu dalam perut binatang dengan rumput liar membungkus erat kepalaku. Rumput-rumput itu adalah perhatian dari dunia, membungkus pikiran gereja. Butuh waktu 3 hari untukku kembali kepada Tuhan, sebab aku begitu terbelenggu. Ini membuat orang-orang Kristen semakin lama. Pikiran-pikiran mereja dibelenggu oleh dunia dan mereka jatuh begitu dalam, banyak orang yang tidak mempunyai harapan untuk bebas. Engkau harus berbalik kepada Tuhan selain melarikan diri dariNya. Dia dapat membuka setiap belenggu kekacauan dan Dia akan membawamu keluar dari jurang paling dalam. Jangan lari dari Dia lagi! Berlarilah kepadaNya!”
Kemudian Lot menambahkan, “Ingatlah belas kasih Tuhan akan Niniwe. Dia berbelas kasih karena Yunus sudah berkhotbah. Kekuatan ada didalam Firman Tuhan. Tidak ada kegelapan yang begitu gelap sehingga Firman Tuhan tidak bisa menembusnya. Banyak orang akan bertobat dan diselamatkan jika engkau pergi kepada orang-orang yang kepadanya engkau dikirim Tuhan memberikan peringatanNya.”
Kemudian Yunus meneruskan, “Jika engkau belum cukup atas kasih karunia Tuhan dan dosa membelenggumu, itu menyulitkanmu untuk mendekati Dia. Engkau harus belajar untuk selalu berlari kepada Tuhan setiap waktu bukannya menjauh dariNya. Jika engkau melalui pintu itu, engkau akan masuk pada waktu-waktu Kuasa dan Kemuliaan Tuhan dilepaskan keseluruh bumi, seperti Dia tidak pernah melakukannya sejak segala sesuatunya berawal. Semua isi surga sedang menunggu apa yang akan engkau lihat. Ini juga adalah waktu paling gelap. Engkau tidak dapat tahan baik dari kemuliaan atau kegelapan tanpa Kasih KaruniaNya. Engkau tidak akan berjalan dan JalanNya tanpa mendekat kepadaNya setiap hari. Engkau jangan hanya mencari HadiratNya, tetapi engkau juga harus tinggal diam dalam HadiratNya secara terus menerus.
“Orang-orang yang mencoba untuk mengikuti Dia hanya dengan mencariNya seminggu sekali di gereja sementara mereka menghabiskan sepanjang minggu mencari dunia, dengan cepat akan jatuh. Orang-orang yang memanggil NamaNya berpikir bahwa Dia adalah hamba mereka, akan jatuh juga. Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu dan semuanya akan tahu ini! Pertama, Umat-umatNya harus tahu ini sehingga penghakiman akan dimulai dari isi Rumah Tuhan.
“Hanyalah kepongahan jika memanggil Tuhan jika engkau ingin sesuatu. Engkau harus memanggil Dia untuk bertanya apa yang Dia inginkan, bukan apa yang engkau inginkan. Banyak orang yang mempunyai iman juga pongah, batas dari keduanya sangat tipis. Ketika penghakiman Tuhan datang atas Isi RumahNya, UmatNya akan belajar tentang perbedaan antara iman dan kepongahan. Orang-orang yang mencoba melakukan pekerjaanNya tanpa Dia akan jatuh. Banyak orang beriman kepada Tuhan, tetapi hanya mengenal Dia dari kejauhan. Mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan besar atas namaNya tetapi Dia tidak mengenal mereka. Mereka yang mengenal Dia hanya dari kejauhan akan segera menangisi kebodohan mereka.
“Tuhan tidak ada hanya untuk RumahNya-RumahNya ada untuk Dia. Dalam KesabaranNya, Dia menunggu diluar pintu RumahNya sendiri, mengetuk, memanggil tetapi hanya sedikit yang membuka pintu untuk Dia. Orang-orang yang mendengarkan suara Tuhan dan membuka untuk Dia akan duduk semeja dengan Dia. Mereka juga akan duduk di TahtaNya bersama dengan Dia dan mereka akan melihat dunia sama seperti Tuhan melihat. Orang-orang yang pongah tidak dapat duduk semeja denganNya ataupun di TahtaNya. Kepongahan adalah kebanggaan yang menyebabkan jatuh lebih dulu dan semua kegelapan dan kejahatan yang akan segera dituai dibumi menjadi penyebabnya.
“Ketika setan melihat Kemuliaan Tuhan, dia berbalik ke jalan yang pongah. Setan tinggal dalam HadiratNya dan masih berpaling dariNya. Ini adalah bahaya besar untuk orang-orang yang melihat Kemuliaan dan mengenal HadiratNya. Jangan menjadi pongah atas apa yang engkau lihat. Jangan pernah menjadi bangga akan penglihatan-penglihatan, ini akan membuatmu jatuh.”
Penghakiman yang penuh belas kasih
Saat Yunus berbicara, setiap kata-katanya seperti pukulan palu. Saya terkejut dengan dosa-dosa saya. Tidak hanya saya malu dengan cara yang saya pikirkan tentang Yunus, tetapi terlebih saya malu karena mengejek Yunus hal yang sama yang saya juga lakukan. Walaupun saya mencoba untuk tetap berdiri, lutut-lutut saya terasa lemas dan saya jatuh terjerembab. Kata-katanya seperti cambuk, tetapi pada saat yang sama, kesakitan itu disambut dengan senang hati. Saya tahu bahwa saya ingin mendengarkannya lagi dan saya tidak ingin Yunus berhenti mengajar saya sampai semua kejahatan saya dibuka. Kuasa dari pengungkapan itu sungguh luar biasa tetapi lebih dari itu. Ada suatu kuasa yang membuat segala alasan menjadi menjijikkan. Mereka melewati setiap tembok dan langsung menuju hati saya. Saat saya terbaring di tanah, saya merasakan seakan-akan saya sedang dibedah.
Kemudian Lot berkata, “Banyak orang percaya akan jatuh dari Hadirat Tuhan secara sembrono dan tidak berarti, tetapi gereja akan jatuh dibawah kuasa yang sama sepertimu-keyakinan. Jika engkau jatuh dan tidak dapat berdiri maka kejatuhanmu itu akan menghasilkan pendirianmu untuk kebenaran.”
Saya masih tidak ingin bergerak. Saya tidak ingin melakukan apapun sampai saya mendengar kata-kata Yunus yang mencengkeram. Saya tidak ingin keyakinan ini berlalu sampai semua pekerjaan selesai. Mereka tampaknya mengerti karena diam sesaat dan kemudian Lot meneruskan.
“Yunus adalah pengkhotbah paling besar yang diurapi. Tanpa mujizat-mujizat atau tanda-tanda, saat dia berkhotbah salah satu kota yang penuh kejahatan dan pernah ada bertobat. Jika Yunus berkhotbah di Sodom, maka kota itu akan tetap ada sampai saat ini. Kekuatan pengajaran Yunus adalah sebuah tanda. Ketika dia sadar dan dimuntahkan keluar oleh binatang, dia mempunyai kekuatan itu. Itu adalah kuasa pengajaran yang yang diberikan ke gereja pada hari-hari akhir. Ini adalah kuasa dari keyakinan yang ditunggu Tuhan untuk diberikan kepada gerejaNya. Ketika gerejaNya dimuntahkan keluar oleh binatang yang menelan dia, maka iblis paling jahatpun akan mendengarkan kata-katanya. Ini adalah tanda Yunus yang diberikan untuk gereja. Kata-kata dari mereka yang mengalami kebangkitan dari maut akan berkuasa.”
Saya tergoncang. Meski demikian, saya ditentukan untuk lari kepada Tuhan dan bukannya menjauh dariNya, jadi saya melihat langsung kepada Hikmat.
“Tuhan, saya dapat jatuh terbuang dengan apa yang akan terjadi! Saya bersalah atas semua hal ini. Saya melihat begitu banyak kemuliaanNya dan masih juga jatuh pada jebakan-jebakan dan pembagian-pembagian yang menjaga saya untuk jauh dariMu. Tolong saya Tuhan. Saya sangat ingin HikmatMu tetapi saya juga membutuhkan Belas KasihMu. Tolong kirimkan belas kasih dan menolong kami sebelum Engkau kirimkan penghakimanmu yang layak kami terima. Saya meminta belas kasih dari salib.”
Hikmat menjawab, “Engkau akan diberikan belas kasih sebab engkau memintanya. Aku akan memberikanmu lebih banyak waktu. Belas kasihKu atasmu saat ini. Gunakan waktumu dengan bijaksana karena segera semuanya akan berlalu. Waktunya sudah dekat dan Aku tidak akan menundanya lebih lama lagi. Setiap hari yang Aku tunda adalah PenghakimanKu yang penuh belas kasih. Lihat seperti itu dan gunakan dengan bijaksana.
“Aku akan selalu menunjukkan belas kasihKu dari penghakimanKu, tetapi hari akhir sudah dekat. Kegelapan yang semakin bertambah dan waktu dari kekacauan besar akan menimpamu segera. Jika engkau tidak menggunakan waktu yang Aku berikan, kekacauan-kekacauan yang akan datang akan menguasaimu. Jika engkau menggunakan waktu yang Aku berikan dengan bijaksana, engkau akan menguasai dan mengalahkannya. Ini adalah satu karakter yang biasa untuk menguasai setiap jaman-mereka tidak menyia-nyiakan waktu mereka!
“Dalam belas kasihKu, Aku berikan peringatan ini. Peringatkan UmatKu dengan belas kasih, Aku tidak lama lagi akan membiarkan mereka berprasangka dalam Belas KasihKu. Dalam belas kasihKu, Aku akan mendisiplinkan mereka. Peringatkan mereka untuk tidak mengeraskan hati tetapi untuk bertobat dan berbalik kepada Aku.
“Benar, bahwa engkaupun dapat terbuang. Kasihmu akan mendingin dan engkau akan menolak Aku, jika engkau tidak menolak dirimu sendiri dan memikul salibmu setiap hari. Orang-orang yang mencari untuk menyelamatkan diri mereka sendiri akan kehilangan nyawa mereka tetapi orang-orang yang kehilangan nyawa mereka karena Aku akan mendapatkan hidup yang sejati. Apa yang akan Aku berikan kepada UmatKu adalah hidup yang berkelimpahan daripada yang mereka minta, sekalipun itu dalam prasangka.
“Ketika Aku selesai menghakimi Isi RumahKu, Aku akan mengirimkan seluruh PenghakimanKu keatas seluruh bumi. Dalam PenghakimanKu yang benar, Aku akan menunjukkan perbedaan besar antara UmatKu dan orang-orang yang tidak mengenalKu. Sekarang, seluruh dunia terletak dalam kuasa si iblis. Dia akan memberikan upah kepada yang tidak benar dan melawan yang benar. Ketika Hari Penghakiman datang, seluruh dunia akan tahu bahwa Aku memberikan upah kepada orang yang benar dan melawan orang-orang yang bangga akan dirinya.
“Kebenaran dan keadilan merupakan pondasi dari TahtaKu. Karena KeadilanKu lah, Aku lebih sungguh mendisiplinkan orang-orang yang tahu kebenaran tetapi tidak hidup didalamnya. Aku membawamu kesini untuk melihat PenghakimanKu. Engkau mencapai pengertian disini tetapi engkau akan lebih dihakimi jika engkau tidak berjalan diatas apa yang engkau lihat. Orang yang diberikan banyak akan dituntut banyak. Disini engkau mengenal belas kasih dari PenghakimanKu. Jika engkau terus mengijinkan dosa membelenggumu, maka engkau akan tahu kesungguhan dari PenghakimanKu. Banyak umatKu masih mencintai dosa. Orang-orang yang mencintai dosa dan kesenangan diri sendiri serta kemakmuran lebih dari Aku, akan segera mengenal KekerasanKu. Orang-orang seperti ini tidak akan bertahan dalam waktu yang akan datang.
“Aku akan tunjukkan kekerasan kepada orang-orang yang bangga dan belas kasih kepada orang-orang yang rendah hati. Perpecahan paling besar dari UmatKu bukanlah kesulitan-kesulitan tetapi kemakmuran. Jika UmatKu mencariKu selama waktu-waktu kemakmuran, Aku akan mempercayakan mereka dengan harta sejati KerajaanKu. Aku ingin engkau mempunyainya dalam segala kelimpahan dalam setiap perbuatan baik. Aku ingin kemurahan hatimu mengalir keluar. UmatKu akan makmur dengan kekayaan dunia di masa-masa mendatang, sekalipun di masa-masa sulit, tetapi kekayaan mereka berasal dariKu dan bukan dari pangeran yang menjadi hadiah dari jaman kejahatan. Jika Aku tidak dapat mempercayakan kepadamu harta-harta dunia, bagaimana Aku akan mempercayakan kuasa-kuasa untuk masa yang akan datang? Engkau harus belajar mencariKu baik waktu makmur maupun waktu miskin. Semua yang Aku percayakan adalah masih Milik KepunyaanKu. Aku hanya akan mempercayakan lebih banyak kepada orang-orang yang taat.
“Ketahuilah bahwa pangeran kegelapan juga memberikan kemakmuran. Dia terus menerus menawarkan kepada UmatKu sama seperti kepadaKu. Dia akan memberikan kerajaan-kerajaan di dunia untuk orang-orang yang tunduk dan menyembah dia serta melayani dia dengan hidup menurut jalan-jalannya. Ada kemakmuran di dunia dan ada kemakmuran di KerajaanKu. Penghakiman yang akan datang, akan membantu UmatKu mengetahui perbedaannya. Orang-orang yang kekayaannya dari melayani pangeran kegelapan pada masa kejahatan dan menggunakan cara-caranya, sebuah batu kilangan akan digantungkan dileher mereka saat banjir datang. Semua akan dihakimi oleh kebenaran. Orang-orang yang kekayaannya berasal dariKu tidak akan mengkompromikan kebenaran untuk mendapatkan kekayaan.
“PenghakimanKu dimulai dengan Isi RumahKu untuk mengajarkanmu kedisiplinan sehingga engkau akan berjalan dalam ketaatan. Upah dosa adalah maut dan upah kebenaran adalah damai sejahtera, sukacita, kemuliaan dan kehormatan. Semuanya akan menerima upah mereka yang berharga. Ini adalah penghakiman dan penghakiman dimulai dari RumahKu.”
Kemudian Lot dan Yunus sama-sama berbicara,“Lihatlah sekarang kebaikan dan kehebatan Tuhan.’ Jika engkau ingin lebih mengenalNya, engkau akan mengetahui kebaikan dan kehebatanNya terlebih lagi.”
Keyakinan kembali mengalir ke atas saya, tetapi itu adalah aliran air kehidupan. Membersihkan dan menyejukkan dan itu sulit. Saya juga tahu bahwa KoreksiNya akan melayakankan saya melalui apa yang akan saya jumpai setelah memasuki pintu. Saya sangat menginginkan semua koreksiNya sebelum masuk pintu itu. Saya tahu bahwa saya perlu KoreksiNya dan saya dibenarkan.
BAB 3 Jalan Kehidupan
Saya memikirkan semua yang dikatakan Lot dan Yunus saat Tuhan mulai berbicara.
“Engkau meminta untuk mengetahui kenyataan tempat ini sama seperti engkau berjalan di alam dunia. Ini adalah kenyataan yang kau minta-melihat seperti Aku melihat. Ini bukan tempatnya yang nyata. Kenyataan adalah dimanapun Aku berada. HadiratKu membuat setiap tempat menjadi kebenaran yang nyata dan membuatnya tampak hidup karena AKU adalah Kehidupan, BapaKu membuatKu menghidupi semua ciptaan baik di surga maupun di bumi. Semua ciptaan ada melalui Aku dan untuk Aku. Jika terpisah dari Aku, maka tidak ada kehidupan dan tidak ada kebenaran.
“Aku adalah kehidupan yang ada dalam ciptaan. Bahkan Aku hidup dalam Musuh-musuhKu. AKU. Semua yang ada melalui Aku. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Tidak ada kebenaran atau kenyataan yang memisahkan dari Aku. Ini bukan kenyataan dari tempat yang kau cari, tetapi kenyataan dari HadiratKu. Engkau mencari pengenalan yang benar akan Aku dan pengenalan memberikan hidup. Kenyataan ini ada baik disini maupun di bumi, tetapi engkau harus belajar untuk tidak hanya melihat untukKu tetapi padaKu.
“AKU adalah Kuasa Tuhan. AKU adalah pewahyuan KemuliaanNya. AKU kehidupan dan AKU adalah Kasih. AKU juga adalah seorang pribadi. Aku mengasihi UmatKu dan ingin bersama dengan mereka. Bapa mengasihiKu dan Dia juga mengasihimu. Dia sangat mengasihimu sehingga Dia memberikan Aku untuk menyelamatkanmu. Kami ingin dekat denganmu. Kami mengasihi semua manusia dan Keabadian tempat tinggal adalah bersama denganmu. Hikmat mengenal Aku, mengenal Bapa dan mengenal Kasih Kami. Terang, kemuliaan dan kuasa yang Aku buka ke bumi akan dilepaskan kepada orang-orang yang mengenal KasihKu.
“BapaKu mempercayakan kepadaKu semua kuasa. Aku dapat memerintah surga dan mereka taat padaKu, tetapi Aku tidak dapat memerintahkan kasih. Kasih yang diperintahkan bukanlah kasih sama sekali. Ada suatu waktu ketika Aku menuntut kepatuhan dari bangsa-bangsa tetapi kemudian waktu untuk membuktikan kasihmu akan berlalu. Selagi AKU tidak menuntut ketaatan, orang-orang yang mendekatiKu, mentaatiKu karena mereka mengaishi Aku dan mengasihi kebenaran. Ini adalah orang-orang yang berharga untuk bertahta bersama denganKu di KerajaanKu, orang-orang yang mengasihi Aku dan melayani Aku dengan mengesampingkan penderitaan dan penolakan. Engkau harus ingin mendekat padaKu. Orang-orang yang menjadi tempat kediaman Kami tidak akan datang karena diperintah atau hanya karena mereka mengenal KuasaKu – mereka aka datang karena mereka mengasihi Aku dan mengasihi Bapa.
“Orang-orang yang datang kepada kebenaran akan mendekat karena mereka mengasihi Kami dan ingin bersama dengan Kami. Ini karena kegelapan, ini adalah masa dari kasih yang sejati. Kasih sejati bersinar terang melawan kegelapan yang paling gelap. Engkau lebih mengasihi Aku jika engkau melihat Aku dengan hati dan mentaati Aku, sekalipun matamu tidak bisa melihatKu seperti sekarang. Kasih dan penyembahan akan menjadi yang paling besar di tengah-tengah kegelapan besar yang melanda bumi. Kemudian semua ciptaan akan mengetahui bahwa kasihmu untuk Aku adalah kasih yang sejati dan itulah mengapa Kami ingin tinggal diam bersama manusia.
“Orang-orang yang mendekatiKu sekarang, berjuang melewati semua paksaan-paksaan dunia yang melawan Aku, mereka datang karena mereka mempunyai kasih akan Tuhan yang sejati. Mereka sangat ingin bersamaKu sekalipun tampaknya itu tidak nyata, sekalipun Aku tampak hanya sebagai sebuah bayangan samar, mereka akan mengambil resiko untuk berharap bahwa mimpi itu nyata. Itulah Kasih. Kasih yang benar. Itu adalah iman yang menyenangkan Bapa. Semua akan berlutut ketika melihat Kuasa dan KemuliaanKu, tetapi orang-orang yang berlutut sekarang ketika mereka dapat hanya melihat Ku samar-samar melalui mata iman adalah orang-orang yang taat yang mengasihiKu dalam Roh dan Kebenaran. Pada mereka Aku akan mempercayakan kuasa dan kemuliaan pada masa yang akan datang, yang lebih kuat dari kegelapan manapun.
“Saat hari-hari bertambah gelap di bumi, Aku akan semakin menunjukkan KemuliaanKu. Engkau akan membutuhkannya untuk apa yang akan datang. Ingatlah pada orang-orang yang melayani Aku sekalipun mereka tidak melihat KemuliaanKu, orang-orang yang setia, orang-orang yang taat kepadanya Aku percayakan KuasaKu. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat tetapi hikmat yang penuh adalah taat sebab engkau mengasihi Tuhan. Kemudian engkau akan melihat kuasa dan kemuliaan. “Engkau disini bukan karena kesetiaanmu. Bahkan rendah hati yang menyebabkan engkau berdoa meminta PenghakimanKu sebagai pemberian. Engkau ada disini karena engkau adalah pembawa pesan. Karena Aku memanggilmu untuk tujuan ini, Aku memberikanmu hikmat untuk mengetahui PenghakimanKu. Itu hikmatmu untuk setia dan ingin tahu apa yang kau lihat disini, tetapi hikmat yang terbesar untukmu adalah mendekat PadaKu setiap hari. Semakin engkau mendekat padaKu, semakin nyata Aku bagimu. Aku dapat menjadi senyata engkau dibumi sama seperti Aku sekarang bagimu, jika engkau mengenal kenyataan dari HadiratKu, engkau berjalan dalam kebenaran.
AKU
“Sekarang engkau melihatKu sebagai Tuhan atas Penghakiman. Engkau juga harus melihatKu sebagai Tuhan atas hari Sabat. AKU keduanya. Engkau harus mengenalKu sebagai Tuhan atas Panglima dan memegang Pasukan-PasukanKu dan engkau harus melihatKu sebagai Pangeran dari Damai Sejahtera. AKU adalah Singa dari Yehuda dan AKU juga adalah Anak Domba. Untuk mengenal HikmatKu juga mengenal WaktuKu. Engkau tidak berjalan dalam hikmat jika engkau memproklamirkan Aku sebagai Singa sedangkan Aku ingin datang sebagai Anak Domba. Engkau harus tahu bagaimana mengikuti Aku sebagai Tuan atas Panglima Perang didalam peperangan dan engkau harus tahu saat engkau duduk denganKu sebagai Tuhan atas hari Sabat. Untuk melakukan ini, engkau harus tahu Waktu-waktuKu dan engkau hanya dapat tahu waktu-waktuKu dengan tinggal dekatKu.
“Penghakiman yang akan datang untuk orang-orang yang memanggil NamaKu tetapi tidak mencari Aku, mereka tidak mempunyai cukup waktu untukKu. Mereka akan berada ditempat yang salah, melakukan hal yang salah dan bahkan berkhotbah pesan yang salah. Mereka akan mencoba menuai pada saat waktu menabur dan menabur pada waktu menuai. Karena itu,mereka tidak menghasilkan buah.
“NamaKu bukanlah AKU yang dulu atau AKU yang akan datang, tetapi AKU sekarang. Untuk benar-benar mengenal Aku, engkau harus mengenalKu pada waktu sekarang. Engkau tidak dapat mengenaliKu sebagai AKU sampai engkau datang padaKu setiap hari. Engkau tidak akan mengenalKu sebagai AKU sampai engkau tinggal diam dalam Aku.
“Disini engkau merasakan Penghakiman-penghakimanKu.
“Pada waktu-waktu yang sekarang di bumi, jika kasihmu akan AKU tidak bertambah kuat, maka kasih itu akan mendingin. AKU Kehidupan. Jika engkau tidak tinggal dekat dengan Aku, engkau akan kehilangan hidupmu. AKU adalah Terang. Jika engkau tidak tinggal dekat dengan Aku, maka hatimu akan bertambah gelap.
“Semua hal ini kau ketahui di pikiranmu dan engkau sudah mengajarkannya. Sekarang engkau harus tahu di hatimu dan engkau harus hidup dalamnya. Masalah-masalah sumber kehidupan berasal dari hati bukan pikiran. HikmatKu bukan saja ada di pikiranmu atau di hatimu saja. HikmatKu adalah kesatuan yang sempurna antara hati dan pikiran. Karena manusia diciptakan segambaran dengan Aku maka pikiran dan hatinya tidak pernah sepakat untuk terpisah dari Aku. Jika pikiran dan hatimu sepakat, Aku akan mempercayakan OtoritasKu kepadamu. Kemudian engkau akan meminta dan Aku akan mengerjakannya karena engkau satu dengan Aku.
“Karena waktu-waktu yang sulit dimana engkau dipanggil untuk berjalan, Aku memberikanmu pengalaman untuk melihat Kursi PengadilanKu sebelum waktu yang ditunjukkan untuk penghakimanmu. Sekarang doamu sudah dijawab. Apa yang tidak engkau mengerti adalah saat engkau menungguKu menjawab doamu, Aku menjawabnya setiap hari melalui segala sesuatu yang terjadi dalam hidupmu.
“Lebih baik mempelajari Jalan-JalanKu dan Penghakiman-PenghakimanKu melalui pengalaman hidup daripada mempelajarinya dengan cara ini. Aku berikan pengalaman ini sebab engkau adalah seorang pembawa pesan dan waktunya sangat singkat. Engkau sudah tahu apa yang kau pelajari disini, tetapi engkau tidak hidup oleh pengetahuan itu. Aku berikan pengalaman ini sebagai belas kasih tetapi engkau harus memilih untuk hidup didalamnya.
“Aku akan menggunakan banyak para pembawa pesan untuk mengajar UmatKu hidup dalam penghakiman yang benar sehingga mereka tidak binasa jika PenghakimanKu datang ke bumi. Engkau harus mendengar Para Pembawa PesanKu dan mentaati setiap kata yang berasal dariKu tanpa menundanya, karena waktu sekarang singkat. Untuk mendengarkan mereka tanpa mematuhinya hanya akan membawa penghakiman yang keras atas kamu. Ini adalah penghakiman yang benar. Orang yang diberi banyak akan dituntut banyak. “Ini adalah waktu-waktu pengetahuan ditambahkan. Pengenalan akan Jalan-JalanKu juga ditambahkan kepada UmatKu. Generasimu diberikan pengertian yang lebih banyak daripada generasi lainnya tetapi hanya sedikit yang hidup oleh pengertiannya itu. Waktunya akan datang saat Aku tidak lagi mentolerir orang-orang yang berkata percaya kepadaKu tetapi tidak taat padaKu. Orang-orang yang suam-suam kuku akan dihilangkan dari UmatKu. Mereka yang tidak mentaati Aku tidak benar-benar percaya padaKu. Oleh hidup mereka, mereka mengajar UmatKu bahwa ketidaktaatan bisa diterima.
“Seperti tulisan Salomo, ‘Sebab penghukuman melawan perbuatan-perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, sehingga hati anak-anak manusia diantara mereka diberikan untuk mengerjakan perbuatan jahat sepenuhnya.’ Ini terjadi pada banyak dari UmatKu dan kasih mereka menjadi dingin. PenghakimanKu akan segera datang dan lebih cepat seperti kasih karunia untuk menjaga hati UmatKu dari kejahatan. Mereka akan mengetahui bahwa upah dosa adalah maut. Mereka tidak dapat melanjutkan panggilanKu utnuk membebaskan mereka dari masalah-masalah mereka jika mereka masih mencintai dosa. Aku akan memberikan sedikit waktu lagi untuk menghakimi dirimu sendiri sehingga Aku tidak akan menghakimimu, tetapi waktunya sangat singkat.
“Karena engkau sudah disini, engkau akan dituntut lebih banyak. Aku juga akan mengimpartasikan kasih karunia lebih besar untukmu hidup dalam kebenaran, tetapi engkau harus mendekati TahtaKu setiap hari untuk mendapatkannya. Kembali Aku katakan, waktunya sudah datang di bumi saat tidak seorangpun akan bertahan dalam kebenaran tanpa mendekat kepada Tahta Kasih KaruniaKu setiap hari. Apa yang akan Aku katakan kepadamu, engkau dan orang-orang yang bersama denganmu tidak dapat hanya hidup tetapi bertahan dan menang. Saat UmatKu bertahan dan menang melawan waktu kegelapan yang akan datang, maka seluruh ciptaan akan tahu bahwa terang lebih besar dari gelap.
“Hidup dan maut sudah direncanakan di bumi dan hidup dan maut akan segera dituai. Aku datang untuk memberimu hidup. Iblis datang memberimu maut. Dalam waktu yang akan datang, baik hidup maupun maut akan engkau lihat secara penuh. Karenanya Aku akan memberikan pada orang-orang yang mematuhi Aku hidup yang berkelimpahan seperti yang belum pernah ada dibumi. Akan ada perbedaan antara UmatKu dan orang-orang yang melayani pekerjaan iblis. Pilihlah kehidupan maka engkau akan hidup. Pilihlah kehidupan dengan mematuhi Aku. Jika engkau memilih Aku dan terang yang ada didalammu adalah TerangKu yang sejati dan akan semakin bersinar setiap hari. Dengan ini engkau akan tahu bahwa engkau berjalan dalam TerangKu. Benih yang ditabur di tanah subur selalu tumbuh dan berbuah: Engkau akan dikenal dari buahmu.”
BAB 4 Kebenaran dan Kehidupan
Saat Tuhan berbicara, KemuliaanNya bertambah besar. Sangat luar biasa waktu itu sampai saya pikir saya akan ditelan. KemuliaanNya menyala tetapi bukan seperti api, itu menyala dari dalam keluar. Bagaimanapun saya tahu bahwa saya akan ditelan KemuliaanNya atau oleh iblis yang mengejar saya setelah melalui pintu itu. Kata-kataNya menusuk dan mencengkeram tetapi saya tahu bahwa yang lebih penting adalah memandang KemuliaanNya selama saya bisa.
Dia tampak cemerlang lebih dari matahari. Saya tidak dapat melihat semua FigurNya karena kecemerlangannya tetapi saat saya terus melihat, mata saya terbiasa oleh KecemerlanganNya. MataNya seperti api, tetapi tidak merah; tetapi berwarna biru, seperti bagian terpanas dari api. Mata itu tajam, luar biasa menarik. Rambutnya hitam dan bersinar yang awalnya saya pikir adalah bintang-bintang dan kemudian saya sadar bahwa itu bersinar karena minyak. Saya tahu itu adalah minyak dari kesatuan yang saya lihat dalam penglihatan sebelumnya. Minyak ini bersinar seperti batu-batu permata tetapi lebih indah dan lebih berharga dari harta-harta di bumi. Saat saya melihat WajahNya, saya merasakan minyak menutupi saya dan kemudian terasa sakit karena api KemuliaanNya. Saat saya melihat WajahNya, ada damai sejahtera dan ketenangan. Saat saya tidak melihat WajahNya, hal itu akan berhenti.
Saya tertarik untuk melihat KakiNya. Kaki-kaki Tuhan juga seperti nyala api tetapi lebih berwarna tembaga atau nyala emas. Sangat cantik tetapi juga menakutkan, seolah-olah akan berjalan dengan langkah yang paling menakutkan. Saat saya melihat KakiNya, saya merasakan seperti sebuah gempa bumi melanda saya dan saya tahu bahwa saat Dia berjalan, segala sesuatu akan bergoncang. Saya hanya dapat bertahan beberapa saat saja dan kemudian saya harus menunduk.
Ketika saya mengangkat wajah, saya melihat pada pintu. Sekarang pintu itu agak lebih menarik dari sebelumnya. Pada saat yang sama, saya merasa putus asa untuk melewatinya sebelum saya memilih untuk tidak melewatinya. Itu adalah panggilan saya untuk melewati pintu itu dan tidak pergi berarti tidak taat. Dalam HadiratNya, meski hanya dalam pikiran, ketidaktaatan tampaknya merupakan dasar dari mementingkan diri sendiri dan lebih menjijikkan daripada pikiran untuk kembali ke medan peperangan dalam alam bumi. Saat saya melihat ke pintu, saya dengar suara lain berbicara yang tidak saya kenali. Saya menoleh melihat siapa yang berbicara. Dia adalah satu dari orang paling menarik yang saya lihat, anggun dan kuat.
“Aku adalah Habel,” katanya. “Otoritas yang akan diberikan Tuhan kepada UmatNya adalah urapan dari kesatuan yang sejati. Saat hanya ada 2 saudara di bumi, kami tidak dapat mempertahankan kedamaian satu sama lain. Mulai waktuku sampai saat ini, manusia berjalan di jalan yang semakin gelap. Pembunuhan akan dilepaskan diatas bumi seperti belum pernah ada. Bahkan Perang Dunia Ke-2 pun hanyalah menuju kepada apa yang akan datang. Tetapi ingatlah ini: Kasih lebih kuat dari maut. Kasih yang akan diberikan Bapa kepada mereka yang melayani Dia dapat mengatasi maut.”
“Tolong, ceritakan semua yang diberikan kepadamu untuk saya,”saya meresponi dan tahu bahwa saya sudah berbicara banyak.
“Darahku masih berteriak. Darah setiap martir masih berteriak. Pesan yang akan kau hidupi jika engkau percaya pada hidup yang dimiliki Tuhan lebih dari engkau percaya pada hidup yang kau punya di bumi. Jangan takut kepada maut dan engkau akan mengalahkannya. Mereka yang tidak takut pada maut akan mempunyai pesan yang paling besar selama waktu-waktu yang akan datang saat maut dilepaskan keatas bumi.
Saya memikirkan semua tentang perang, kelaparan dan wabah penyakit yang melanda bumi di abad saya. “Berapa banyak lagi maut dilepaskan?” Tanya saya. Habel meneruskan tanpa menjawab pertanyaan saya yang saya mengerti jawabannya. “Pengorbanan darah sudah diselesaikan untukmu. Percayalah pada kuasa salib karena itu lebih besar dari hidup. Saat engkau percaya salib, engkau tidak dapat mati.Orang-orang di bumi sementara waktu mempunyai kekuatan untuk mengambil hidupmu tetapi mereka tidak dapat mengambilnya jika engkau memegang salib.
“Sebuah persekutuan besar akan datang pada Umat Tuhan yang tinggal di bumi. Ini akan terjadi saat PenghakimanNya melanda bumi. Orang-orang yang berada dalam kesatuan tidak hanya akan bertahan dapat PenghakimanNya tetapi juga akan kaya karenanya. Dengan ini Tuhan akan menggunakan UmatNya untuk memperingatkan dunia. Setelah peringatan-peringatan itu, Dia akan menggunakan UmatNya sebagai tanda. Perselisihan dan masalah akan meningkat dalam kegelapan, kesatuan UmatNya akan menjadi tanda bahwa seluruh dunia akan melihatnya. Murid-muridNya akan dikenal karena kasih mereka dan kasih mengalahkan takut. Hanya kasih yang sejati dapat membawa kepada kesatuan yang sejati. Orang-orang yang mengasihi tidak akan jatuh. Kasih sejati tidak menjadi dingin tetapi berkembang.”
Kasih melepaskan kehidupan
Orang laki-laki lain yang tampak persis seperti Habel datang mendekat dan berdiri didekatnya.
“Aku Adam,” katanya. “Aku diberikan otoritas atas seluruh bumi, tetapi aku berikan kepada iblis dengan menuruti perintahnya. Sekarang dia memerintah di tempatku dan tempatmu. Bumi diberikan untuk manusia tetapi iblis mengambilnya. Otoritas yang aku hilangkan dikembalikan oleh salib. Yesus Kristus adalah “Adam terakhir” dan Dia akan segera mengambil alih otoritasNya dan memerintah. Dia akan memerintah umat manusia karena Dia memberikan bumi kepada manusia. Orang-orang yang hidup di waktumu akan mempersiapkan bumi untuk diperintahNya.”
“Tolong, ceritakan lebih banyak,” pinta saya, sedikit terkejut melihat Adam tetapi ingin mendengar lagi apa yang dia katakan. “Bagaimana kami bersiap diri untuk Dia?”
“Kasih,” katanya. “Engkau harus saling mengasihi. Engkau harus mengasihi bumi dan engkau harus mengasihi kehidupan. Dosaku dilepaskan di bumi yang sekarang mengalir sebagai sungai-sungai di bumi. Kasihmu akan dilepaskan menjadi sungai-sungai kehidupan. Saat iblis memerintah, maut lebih kuat dari hidup dan maut mengalahkan hidup. Saat kebenaran memerintah, hidup mengalahkan maut dan hidup lebih kuat dari maut. Secepatnya, Anak manusia akan menelan maut yang dilepaskan karena ketidaktaatanku. Ini bukan saja hidup dengan kasih tetapi kehidupan itu sendiri.Maut adalah musuhmu. Engkau dipanggil menjadi pembawa pesan kehidupan.
“Saat Umat Tuhan mulai mengasihi, Dia akan menggunakan mereka untuk melepaskan penghakimanNya. PenghakimanNya diinginkan. Seluruh dunia akan mengerang dan gemetar saat menunggu PenghakimanNya dan saat penghakiman itu datang, dunia akan belajar tentang kebenaran. Apa yang Dia akan lakukan, Dia akan lakukan melalui UmatNya dan UmatNya akan berdiri seperti Elia pada hari-hari akhir. Perkataan mereka akan menutup surga dan menurunkan hujan, mereka akan bernubuat gempa bumi dan kelaparan dan akan berlalu, mereka juga akan memberhentikan kelaparan dan gempa bumi.
“Ketika mereka melepaskan pasukan dari surga, pasukan-pasukan itu akan berbaris menuju bumi. Saat mereka memegang kendali pasukan, maka akan ada kedamaian. Mereka akan memutuskan dimana Dia menunjukkan belas kasihNya dan dimana Dia menunjukkan MurkaNya. Mereka akan mempunyai otoritas ini karena mereka mengasihi dan orang-orang yang mengasihi akan menjadi satu dengan Dia. Apa yang kau lihat melalui pintu itu membantumu untuk mempersiapkan untuk apa yang Dia akan lakukan melalui UmatNya.
“Saya tahu otoritas. Saya juga tahu tanggung jawab dari otoritas. Karena otoritas besar yang diberikan kepadaku, aku bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi. Meski, kasih karunia Tuhan mulai membungkus saya, tetapi engkau dipanggil untuk membantu memulihkannya. Damai sejahtera di surga dan engkau dipanggilan untuk membawa surga ke bumi. Orang-orang yang diam dalam HadiratNya akan mengenal damai sejahtera itu dan akan tersebar.
“Bumi sendiri akan bergoncang dan gemetar. Waktu kekacauan besar lebih besar dari apapun akan mulai bergerak di bumi seperti gelombang laut yang besar. Namun orang-orang yang mengenal Dia tidak akan dikacaukan. Mereka akan bertahan didepan ombak yang bergelora dan mengatakan, “Damai sejahtera, tenanglah’ dan laut akan menjadi tenang. Bahkan yang paling kecil dari Anak-anakNya yang kecil akan menjadi benteng besar yang penuh damai sejahtera akan bertahan melalui semuanya. KemuliaanNya akan dibuka kepada UmatNya terlebih dahulu dan kemudian baru mereka. Bahkan ciptaan akan mengenali Dia dalam UmatNya dan mematuhi mereka sama seperti mematuhi Dia.
“Inilah otoritas yang aku punya dan akan diberikan kepada manusia lagi. Aku menggunakan otoritasku untuk mengubah Firdaus menjadi hutan belantara. Tuhan akan menggunakan otoritasNya untuk mengubah hutan belantara menjadi Firdaus kembali. Inilah otoritas yang Dia berikan kepada UmatNya. Aku menggunakan milikku dengan salah dan menuju kepada maut. Ketika otoritasNya digunakan dalam kebenaran, itu akan melepaskan kehidupan. Berhati-hatilah dalam menggunakan otoritasNya. Dengan otoritas harus ada pertanggungjawaban. Engkau juga dapat salah menggunakannya tetapi engkau tidak akan menyalahgunakannya jika engkau mengasihi. Seperti yang diketahui seluruh isi surga,”Kasih tidak pernah gagal.”
“Bagaimana dengan gempa bumi, kelaparan bahkan perang yang kau katakan akan dilepaskan di bumi? Apakah ini tidak melepaskan maut?” Tanya saya.
“Semua kematian yang akan datang diijinkan untuk mempersiapkan jalan kehidupan. Segala sesuatu yang ditabur harus dituai. Kecuali orang-orang yang menabur kejahatan yang kembali kepada salib dalam Roh dan kebenaran. Pasukan salib akan dilepaskan dan akan berbaris dengan kuasa salib, menawarkan belas kasih kepada semua orang. Orang-orang yang menolak belas kasih Tuhan sudah menolak hidup.”
“Itu adalah tanggung jawab yang besar,” kata saya. “Bagaimana kami tahu kalau kami sudah menolak belas kasihNya?” “Ketidaktaatan membawa kematian dan ketaatan membawa hidup. Ketika aku berjalan bersama Tuhan, Dia mengajarkanku jalan-jalanNya. Saat aku berjalan dengan Dia, aku mulai mengenal Dia. Engkau harus berjalan bersama Tuhan dengan belajar jalan-jalanNya. Otoritasmu adalah otoritasNya dan engkau harus menyatu denganNya untuk dapat menggunakannya. Senjata pasukanNya bukanlah jasmani-senjata-senjata itu bersifat rohani dan lebih kuat dari senjata apapun di bumi. Senjatamu yang paling kuat adalah kebenaran dan kasih. Bahkan penghakiman akan akhir kehancuran adalah Kasih Tuhan yang penuh belas kasih..
“Ketika kasih diperkatakan dan kasih ditolak, maka maut sudah dipilih mengalahkan hidup. Engkau akan menjerit jika engkau berjalan dengan Dia. Engkau akan mengerti Roh Kudus saat Dia memberikanmu hidup dan bukan maut. Ada waktu diberikan kepada manusia untuk menuai apa yang mereka tabur, tetapi engkau harus melakukan segala sesuatu dalam ketaatan. Yesus datang memberikan hidup. Dia tidak ingin seorangpun binasa dan ini juga harus menjadi keinginanmu. Untuk asalan ini, engkau bahkan harus mengasihi musuh-musuhmu jika engkau dipercayakan dengan otoritas yang Dia berikan kepada UmatNya.
“Waktu penggenapannya akan segera digenapi. UmatNya sudah seringkali mendoakan ini dan Dia memberikannya kepada mereka. Bagaimanapun, hanya sedikit yang menggunakannya dengan bijaksana. Engkau hanya punya sedikit waktu, tetapi secepatnya waktu itu tidak dapat ditunda lagi. Waktu itu sudah dekat jika waktu itu sendiri dipercepat. Sama seperti yang tertulis, jika Dia datang, Dia akan datang dengan segera. Engkau tidak akan takut menghadapi waktu itu. Jika engkau takut padaNya, engkau tidak perlu takut pada apapun yang akan menimpa bumi.
“Semua yang akan terjadi sudah mendekat sehingga HikmatNya akan mengalahkan bumi sama seperti di surga. Semua kejahatan yang ditabur manusia akan dituai. Bahkan yang baik-baik pun akan dituai juga. Kebaikan lebih kuat dari kejahatan. Kasih lebih kuat dari maut. Dia berjalan di bumi untuk menghancurkan pekerjaan iblis dan Dia akan menyelesaikan apa yang sudah Dia mulai.”
Kuasa dan Kasih
Saat Adam berbicara, saya tertarik dengan keanggunan dan martabatnya. Saya mulai heran jika dia mungkin hidup setelah kejatuhan tanpa berdosa lagi karena dia tampak begitu murni. Mengetahui pikiran-pikiran saya, dia mengubah subyek pembicaraan tanpa menjawabnya.
“Aku hidup lama di bumi karena dosa tidak berakar dalamku. Sekalipun akan berdosa, aku diciptakan untuk berjalan dengan Tuhan dan hasratku masih pada Dia. Aku tidak tahu kedalaman dosa dari generasi-generasi selanjutnya. Saat dosa bertambah, hidup berkurang dan setiap generasi, orang-orang yang berjalan dengan Tuhan menyentuh kehidupannya didalam Tuhan. Sebab Musa berjalan begitu dekat dengan Tuhan, dia harus hidup sehingga Tuhan tidak mengambilnya. Henokh berjalan bersama Dia begitu dekat sehingga Tuhan harus mengambilnya juga. Itulah mengapa Yesus mengatakan, ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaku, dia akan hidup walaupun sudah mati dan setiap orang yang hidup dan percaya tidak akan mati selama-lamanya.’
“Apa yang kau lihat padaku tidak hanya dosa yang berkurang, tetapi kehidupan yang kumiliki dibumi. Apa yang kami lakukan dibumi akan tetap tinggal sebagian pada siapa kami selamanya. Aku dapat melihat pada yang lain disini yang menjadi bagian dari awan besar saksi dan mengetahui banyak tentang kehidupan di bumi.”
“Jadi engkau adalah bagian dari awan besar saksi-saksi.”
“Ya. Ceritaku adalah sebagian dari Injil yang abadi. Aku dan isteriku adalah yang pertama kali merasakan dosa dan yang pertamakali melihat anak-anak kami menuai konsekuensi dari ketidaktaatan. Kami melihat maut yang tersebut diseluruh generasi tetapi kami juga melihat salib dan kemenangannya atas dosa.
“Setan menyombongkan dirinya sejak penyaliban Yesus yang dapat menebus manusia tetapi tidak dapat mengubah mereka. Selama waktu paling gelap dan iblis akan dilepaskan di bumi, UmatNya akan berdiri memberikan kesaksian sepanjang waktu bahwa Dia tidak hanya menebus UmatNya dari dosa, tetapi juga menghilangkan dosa itu dari mereka. Melalui mereka, Dia menghilangkan dosa dari seluruh bumi. Sekarang Dia akan mempertunjukkan kepada seluruh ciptaan tentang kuasa dari CiptaanNya yang baru. Dia datang tidak hanya untuk mengampuni dosa tetapi untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan Dia kembali kepada orang-orang yang tidak bercela di dunia. Ini harus dilewati pada masa-masa yang sangat sulit. “Aku diciptakan untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi bumi juga sesama manusia. Aku jijik pada pemandangan sungai-sungai di dunia yang menjadi tempat kotoran. Bahkan aku jijik pada pemandangan apa yang akan terjadi pada pikiran manusia. Filosofi pikiran manusia sekarang mengalir pikiran-pikiran manusia menjijikkan sama seperti kotoran yang memenuhi sungai. Tetapi aliran pikiran manusia akan dimurnikan kembali suatu hari, sama seperti sungai-sungai di bumi. Dengan ini, semuanya akan datang, akan membuktikan bahwa kebaikan lebih kuat dari kejahatan.
“Tuhan tidak pergi kepada salib hanya untuk menebus tetapi juga memulihkan. Dia berjalan dimuka bumi sebagai manusia untuk menunjukkan kepada manusia bagaimana caranya hidup. Sekarang Dia akan membuka DiriNya sendiri melalui orang-orang pilihanNya untuk menunjukkan kepada mereka siapa yang menciptakan mereka. Demonstrasi ini tidak hanya melalui kuasa tetapi juga kasih. Bahkan PenghakimanNya pun datang karena kasih. Saat engkau dikirim maju, itu juga karena kasih. Bahkan penghakimanNya terakhir untuk pun juga akan menjadi Belas KasihNya yang terakhir.”
Saya menatap Adam, Habel, Lot dan Yunus yang berdiri bersama-sama. Saya tahu bahwa dibutuhkan waktu selamanya untuk mengerti kedalaman pewahyuan dari Injil Tuhan yang mempresentasikan setiap kehidupan. Ketidaktaatan Adam membuat jalan untuk ketidaktaatan Habel yang darahnya masih berteriak untuk diselamatkan. Lot yang hidup benar tidak dapat menyelamatkan sebuah kota selagi Yunus yang hidup tidak benar dapat menyelamatkan kota. Seperti keempat injil, tampaknya tidak ada akhir untuk dapat mengerti apa yang sudah dipelajari. Itu juga adalah panggilan saya.
Bab 5 Pintu
Dengan putus asa saya mencoba memahami setiap kata yang diperkatakan orang-orang ini. Tidak pernah Hikmat mengatakan sebanyak ini sekaligus, saya merasakan bahwa setiap kata-katanya adalah penting dan saya tidak ingin melupakannya. Saya berpikir bagaimana baiknya jika Firman Tuhan diukir diatas batu seperti Musa dan membawa Firman Tuhan kepada UmatNya dengan cara seperti itu dan mereka akan menjadi murni. Lagi-lagi mengetahui pikiran saya, Hikmat menjawab.
“Itulah perbedaan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Engkau menuliskan FirmanKu dalam sebuah buku dan menginspirasikan UmatKu. Meski demikian, kuasa FirmanKu hanya dapat terlihat jika itu dituliskan didalam hati UmatKu. Hidup para rasul lebih berkuasa daripada tulisan yang tertulis di kertas maupun di batu. Karena engkau tidak menulis Alkitab, kata-kata yang kau tulis akan menyiratkan engkau didalamnya. Namun, bukumu akan menjadi hasratKu sebab Aku mempersiapkan engkau untuk tugas ini. Mereka tidak akan sempurna karena kesempurnaan tidak akan muncul di bumi sampai Aku datang. Untuk kesempurnaan, manusia harus mencari aku. Namun, UmatKu adalah buku yang Aku tulis dan orang bijaksana dapat melihatKu didalam UmatKu dan didalam pekerjaan mereka.
“BapaKu mengirimKu ke dunia karena Dia mengasihi dunia dan AKU mengirim UmatKu ke dunia karena Aku mengasihi dunia. Aku dapat menghakimi dunia setelah KebangkitanKu tetaapi tentu saja dunia masih diijinkan untuk terus ada sehingga orang-orang Ku yang benar akan dapat dibuktikan dan kuasa dari apa yang Aku lakukan diatas kayu salib dapat dilihat semua manusia. Aku melakukan ini karena kasih. Engkau adalah saksi-saksi dari KasihKu. Ini adalah PerintahKu untukmu: Kasihilah Aku dan kasihilah sesamamu. Hanya kemudian kesaksianmu menjadi benar. Sekalipun Aku memerintahkan engkau berbicara tentang PenghakimanKu, itu juga harus dalam kasih.
“Hidup setiap orang ada dalam BukuKu, dan hidup mereka adalah sebuah buku yang akan dibaca semua ciptaan untuk selamanya. Sejahtera dunia adalah perpustakaan Hikmat Tuhan. PenebusanKu adalah demonstrasi Kasih Kami dan salib merupakan kasih terbesar yang pernah diketahui umat manusia. Sekalipun para malaikat yang berdiri didepan Bapa sangat mengasihi cerita penebusan yang mereka bahkan tinggal dalam manusia. Mereka heran jika Kami menciptakan manusia dari gambar Kami. Mereka heran jika manusia memilih iblis sealipun ada di tengah-tengah Firdaus yang Kami buat untuk manusia. Sekarang, karena penebusan gambaran Tuhan yang rusak dipulihkan dan dibuka dengan kemuliaan pada seluruh manusia. Kemuliaan itu masih ada dalam bejana tanah liat yang membuat lebih muda untuk dilihat bagi orang-orang yang mempunyai mata untuk melihat. “Ini adalah ciptaan yang baru dan lebih besar dari yang pertama. Melalui ciptaanKu yang baru, Kami membuat Firdaus baru yang lebih besar dari Firdaus yang pertama. Setiap laki-laki, perempuan dan anak-anak yang memegang PenebusanKu adalah buku yang Aku tulis dan akan dibaca selamanya. Melalui ciptaan yang baru ini, Kami juga memulihkan ciptaan yang terdahulu dan menjadikannya Firdaus kembali. Aku akan memulihkan segala sesuatu dan semua kejahatan akan dikalahkan oleh kebaikan.
“Aku akan mengirimkan rasul-rasulKu yang terakhir. Aku akan mempunyai banyak rasul seperti Paulus, Yohanes, Petrus dll. Untuk mempersiapkan mereka, AKU mengirim banyak orang seperti Yohanes Pembaptis yang mengajarkan kesetiaan padaKu dan meletakkan dasar pertobatan dari hidup mereka. Rasul-rasul ini akan seperti Yohanes Pembaptis. Sama seperti sukacita besar dari hidup Yohanes mendengarkan suara mempelai laki-laki, orang-orang ini akan mempunyai satu kesetiaan-melihat mempelai wanita siap untukKu. Karena hal ini, Aku akan menggunakan mereka membangun jalan raya melalui hutan belantara dan sungai-sungai melalui padang gurun. Mereka akan membawa turun tempat yang tinggi dan menaikkan yang rendah. Ketika engkau melewati pintu itu, engkau akan menjumpai mereka.
“Aku akan melepaskan nabi-nabiKu di hari-hari terakhir. Mereka akan mengasihi Aku dan berjalan bersamaKu sama seperti Henoch. Mereka akan mendemonstrasikan KuasaKu dan membuktikan pada dunia bahwa AKU adalah Satu-satunya Tuhan yang benar. Setiap orang akan dimurnikan dengan aliran air kehidupan. Sekali waktu aliran air yang panas untuk membersihkan , namun akan dingin untuk menyejukkan. Aku juga akan memberikan mereka kilat di satu tangan dan Guntur di tangan yang lain. Mereka akan berteriak seperti rajawali diatas bumi, tetapi mereka akan turun pada UmatKu seperti burung merpati karena mereka menghormati KeluargaKu. Mereka akan melanda bumi seperti angin puyuh dan gempa bumi tetapi mereka akan memberi terang pada yang lembut hati dan yang rendah. Ketika engkau melewati pintu itu, engkau juga akan bertemu mereka.
“Aku akan melepaskan Penginjil-penginjilKu yang terakhir. Aku memberikan mereka sebuah cawan sukacita yang tak pernah berakhir. Mereka akan menyembuhkan yang sakit dan melemparkan iblis-iblis, mereka akan mengasihi Aku dan mengasihi kebenaran, mereka akan memikul salib mereka setiap hari, tidak hidup untuk mereka sendiri tetapi hidup untuk Aku. Melalui mereka, dunia akan tahu bahwa Aku hidup dan Aku memberikan semua otoritas dan kuasa. Orang-orang ini pemberani tidak takut pada siapapun dan akan menyerang pintu gerbang musuh dan menyerang tempat-tempat gelap di bumi, membawa banyak jiwa-jiwa pada keselamatanKu. Mereka juga ada dipintu itu dan engkau akan menjumpai mereka.
“Aku akan melepaskan gembala-gembala yang mempunyai HatiKu untuk para domba. Orang-orang ini akan memberi makan Domba-dombaKu karena mereka mengasihi Aku. Mereka akan memperhatikan setiap Anak-anakKu yang kecil seakan-akan itu anak mereka sendiri dan mereka akan meletakkan hidup mereka sendiri untuk domba-dombaKu. Ini adalah kasih yang menyentuh setiap hati manusia-jika UmatKu meletakkan hidupnya untuk yang lain. Kemudian dunia akan mengenal Aku. Aku berikan pilihan makanan ini untuk melayani Isi RumahKu. Mereka adalah orang-orang yang setia yang Aku percayakan untuk mengasihi RumahKu sendiri. Mereka juga ada di pintu itu dan engkau akan berjumpa dengan mereka.
“Aku akan melepaskan pengajar-pengajarKu yang terakhir di bumi. Mereka akan mengenal Aku dan mengajar UmatKu untuk mengenal Aku. Mereka akan mengasihi kebenaran. Mereka tidak akan mundur sebelum kegelapan tetapi mereka akan menunjukkan diri dan membawanya kembali. Mereka tidak akan menghentikan sumur-sumur yang digali ayahmu dan melayani air kehidupan yang murni. Mereka juga akan membawa keluar harta-harta Mesir dan menggunakannya untuk membangun Tempat KediamanKu. Engkau akan bertemu orang-orang ini melalui pintu itu.”
Saat Tuhan berbicara, saya melihat kearah pintu. Sekarang, untuk pertama kalinya saya ingin melewati pintu itu. Setiap kata yang Dia perkatakan membawa pengharapan di hati saya dan saya sangat ingin bertemu dengan para pelayan di hari-hari akhir ini.
“Engkau tahu semua yang akan terjadi ini dari hatimu bertahun-tahun yang lalu. Aku membawamu kesini untuk menunjukkan bagaimana engkau mengenali mereka dan membantu mereka dalam perjalanan.”
Saya masuk lewat pintu itu.
Penjara
Tiba-tiba, saya berdiri di halaman penjara yang luas. Ada tembok-tembok besar dan tinggi yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Sangat lebar sejauh mata memandang, tingginya ratusan kaki dan sangat tebal. Ada pagar-pagar dan kawat listrik didepan tembok. Setiap seratus kaki ada penjaga yang mengawasi tembok. Saya dapat melihat penjaga-penjaganya tetapi mereka sangat jauh dari saya.
Abu-abu, gelap dan suram tampaknya merefleksikan orang-orang banyak yang berdiri di halaman penjara. Di seluruh halaman, orang-orang duduk berkelompok menurut jenis mereka. Orang-orang tua kulit hitam di satu kelompok,orang-orang muda kulit hitam di kelompok lain. Tua dan muda terpisah dan wanita juga dipisah. Setiap ras tampaknya sama. Orang-orang dengan karakter khusus dipisahkan kecuali anak-anak kecil yang paling muda. Diantara kelompok-kelompok itu, banyak orang yang tampaknya sedang berputar-putar. Saat saya mengawasi, saya dapat menceritakan bahwa mereka mencoba menemukan identitas mereka sendiri dengan menemukan kelompok yang mereka paling sukai. Cukup jelas bahwa kelompok-kelompok ini tidak membiarkan setiap orang masuk dengan mudahnya.
Saat saya mencoba melihat lebih dekat, saya melihat bahwa mereka semua mempunyai luka-luka yang dalam dan banyak parut dari luka-luka sebelumnya. Terkecuali anak-anak, mereka tampaknya hampir buta dan dapat melihat dengan cukup baik dengan tetap dalam kelompoknya sendiri. Bahkan dalam kelompok-kelompok kecil, mereka mencoba melihat perbedaan yang mereka punya. Ketika mereka menemukan sedikit perbedaan, mereka akan menyerang orang yang berbeda. Mereka tampak lapar, haus dan sakit.
Saya mendekati seorang laki-laki tua dan menanyakannya mengapa mereka semua ada di penjara. Dia tampak terkejut, dengan empatis mengatakan bahwa mereka tidak berada di penjara dan mengapa saya menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu. Saya menunjuk pada pagar-pagar dan penjaga-penjaga dan dia menjawab, “Apa pagar? Apa penjaga?” Dia melihat kepada saya seakan-akan saya sudah sangat menghina dia dan saya tahu jika saya menanyakan pertanyaan lainnya, saya akan diserang.
Saya bertanya pada seorang wanita muda pertanyaan yang sama dan menerima jawaban yang sama. Kemudian saya sadar bahwa mereka sangat buta sehingga tidak dapat melihat pagar ataupun penjaga. Orang-orang ini tidak tahu kalau mereka berada didalam penjara.
Penjaga
Saya memutuskan untuk bertanya pada penjaga mengapa orang-orang ini ada di penjara. Saat saya mendekati pagar, saya dapat melihat lobang-lobang yang dengan mudah dapat dipanjat. Ketika saya sampai dipagar, saya menemukan bahwa sangat mudah bagi saya untuk memanjatnya. Setiap orang dapat dengan mudah melarikan diri tetapi tidak seorangpun yang mencobanya karena mereka tidak tahu bahwa mereka adalah tawanan.
Ketika saya sampai di puncak tembok, saya dapat melihat dari kejauhan matahari yang bersinar diatas tembok. Itu tidak menyinari halaman penjara karena tingginya tembok dan awan yang menggantung. Saya melihat api di halaman penjara menuju ke tempat anak-anak kecil berkumpul. Asap api ini membentuk awan tebal diatas halaman yang membentuk bayangan dari tembok yang suram. Saya heran apa yang terbakar.
Saya berjalan disepanjang tembok sampai saya mencapai pos penjaga. Saya heran melihat para penjaga yang mengenakan baju bagus dengan collar yang mengindikasikan bahwa mereka adalah pelayan atau pendeta. Dia tidak terkejut melihat saya dan saya pikir dia berpikir kalau saya adalah penjaga lainnya.
“Tuan, mengapa orang-orang ini berada dalam penjara?” Tanya saya.
Pertanyaan itu mengejutkan dia dan saya melihat ketakutan dan kecurigaannya.
“Penjara apa?” jawabnya. “apa yang kau katakan?” “Saya berbicara tentang orang-orang yang ada di halaman penjara,” saya berkata merasa aneh. “Jelas engkau adalah penjaga penjara sebab engkau ada di pos jaga, tetapi mengapa engkau berpakaian seperti ini?” saya meneruskan.
“Aku bukan penjaga penjara! Aku pelayan Injil. Aku bukan penjaga mereka—Aku pemimpin rohani mereka. Ini bukan pos jaga – ini adalah Rumah Tuhan! Nak, jika engkau pikir pertanyaan-pertanyaanmu lucu, aku tidak akan tertawa!” Dia meraih senapannya dan tampak siap menembak saya.
“Maafkan saya karena mengganggumu,” saya berkata dan merasa bahwa dia menggunakan senapannya itu.
Saat saya berjalan pergi, saya berharap mendengar suara tembakan setiap saat. Laki-laki itu tidak aman saya tahu dia akan menembak saya sebelum berpikir jika dia merasa terancam. Saya dapat juga menceritakan bahwa dia bersungguh-sungguh. Dia benar-benar tidak tahu bahwa dia adalah seorang penjaga.
Guru Sekolah
Saya berjalan sepanjang tembok sampai saya merasa aman dan kembali menoleh pada sang pelayan. Dia berjalan maju mundur di pos jaganya. Saya heran mengapa pertanyaan saya begitu mengganggu dia. Sangat jelas kalau pertanyaan saya tidak membuka dia untuk melihat sesuatu dengan berbeda tetapi membuat dia lebih merasa tidak aman dan mematikan.
Saat saya berjalan, saya merasa putus asa menemukan apa yang akan terjadi dan saya berpikir bagaimana saya dapat mengulang pertanyaan saya sehingga tidak mengganggu penjaga selanjutnya. Saat saya mendekati pos jaga, lagi-lagi saya terkejut dengan penampilan penjaganya. Ini bukan pelayan yang lain, tetapi seorang wanita muda belasan tahun.
“Nona, bolehkah saya bertanya?” Tanya saya.
“Tentu. Apa yang dapat saya bantu?” dia berkata dengan gaya rendah hati.”Apakah engkau orangtua dari anak-anak ini?”
“Bukan,” jawab saya. “saya seorang penulis,” jawab saya seketika tanpa saya tahu. Seperti yang saya harapkan, dia memperhatikan.
Tidak ingin membuat kesalahan yang sama dengan menyebut pelayan yang ada di “rumah penjagaan”, saya bertanya mengapa wanita muda ini berdiri di “tempat ini”. Dia menjawab dengan segera dan tampak heran melihat saya tidak tahu.
“Saya seorang guru sekolah, jadi apakah tidak sewajarnya jika saya seharusnya ada di sekolah?”
“Jadi ini sekolahmu,” saya menjawab menunjuk pada pos jaga.
“Ya. Saya sudah berada disini selama 3 tahun. Mungkin saya berada disini sepanjang hidup saya. Saya mencintai apa yang saya kerjakan.” Jawabannya yang terakhir sangat mekanis yang saya tahu saya akan menemukan sesuatu jika saya menekan dia.
“Apa yang kau ajarkan? Pasti menarik untukmu mempertimbangkan seumur hidup mengerjakan hal ini.” “Saya mengajar pengetahuan umum dan sosial. Ini pekerjaan saya untuk membentuk filosofi dan pandangan dunia pada pikiran-pikiran yang masih. Apa yang saya ajarkan akan menyetir mereka sepanjang hidup. Apa yang kau tulis?” Tanyanya.
“Buku,” saya meresponi, “Saya menulis buku kepemimpinan,” mengantisipasi pertanyaan selanjutnya. Saya juga tahu bagaimana saya harus menjawab dia,“Buku-buku Kepemimpinan Kristen,” pembicaraan kami akan berakhir. Dia tampaknya lebih tertarik setelah jawaban saya ini.
“Kepemimpinan adalah subyek yang penting,” katanya dengan gaya sedikit heran. “Perubahan terjadi begitu cepat sehingga kita harus mempunyai alat-alat kepemimpinan yang tepat untuk menyetir perubahan-perubahan ini kearah yang benar.”
“Arah mana itu?” Tanya saya.
“Menuju kemakmuran yang hanya dapat muncul setelah melalui kedamaian dan keamanan,” jawabnya seakan-akan heran saya mengajukan pertanyaan itu.
“Saya tidak bermaksud menganggumu,” jawabnya, “tetapi saya tertarik dengan pandanganmu. Menurutmu cara apa yang paling baik untuk menuju kedamaian dan keamanan ini?”
“Melalui pendidikan tentu saja. Kami disini diatas planet bumi dan kami bersama-sama. Melalui pendidikan, kami membantu mengirim orang banyak dari orang-orang gua, bermental tribal kepada pengertian bahwa kita semua sama dan jika kita mengerjakan bagian kita untuk Kerakyatan, maka kita semua akan makmur.” “Menarik,” kata saya, “tetapi kita semua tidak sama. Menarik juga bahwa semua orang dibawah sana menjadi terbagi-bagi dan terpisah-pisah lebih dari sebelumnya. Apakah kaupikir ini mungkin waktu untuk sedikit mengubah pandanganmu?”
Dia menatap saya dengan heran dan bergolak tetapi jelas bukan karena dia menganggap apa yang saya katakan benar.
“Tuan, apakah engkau benar-benar buta?” akhirnya dia bertanya.
“Tidak. Saya dapat melihat dengan baik,” saya menjawab. “Saya baru saja berjalan diantara orang-orang dan saya tidak pernah melihat pembagian dan animo dari kelompok orang-orang yang berbeda. Buat saya, tampaknya konflik itu semakin parah dari sebelumnya.”
Pernyataan saya seperti sebuah tamparan dimuka wanita muda ini. Dia seakan-akan tidak percaya seseorang dapat mengatakan hal ini, sedikit percaya bahwa ada kesempatan mungkin ada kebenaran bagi mereka. Saat saya menatap dia, saya dapat mengatakan bahwa dia begitu buta sehingga dia dapat dengan jelas melihat saya. Dia berada di menara yang tinggi sehingga tidak ada jalan untuk dia dapat melihat orang-orang dibawah. Dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi sepertinya dia berpikir dia dapat melihat segalanya.
“Kami mengubah dunia,” dia berkata dengan nada menghina yang jelas. “Kami mengubah orang-orang. Jika mereka masih bergaya seperti binatang seperti yang kau gambarkan, kami akan mengubah mereka juga. Kami akan menang. Manusia akan menang.”
“Sungguh tanggungjawab yang besar untuk wanita semuda engkau,” kata saya.
Dia bersiul, tetapi sebelum dia meresponi, dua orang wanita muncul menuju pintu pos jaga di sepanjang tembok. Yang satu adalah wanita berkulit hitam umur lima puluhan dan yang lain seorang berkulit putih yang berpakaian bagus berumur awal tiga puluh. Mereka berbicara sambil berjalan dan keduanya tampak percaya diri dan bermartabat. Mereka dapat melihat yang tampak dengan jelas mereka tiba di puncak tembok.
Saya terkejut, guru muda ini meraih senapannya dan melangkah keluar dari pos jaga untuk menemui mereka, dengan jelas tidak menginginkan wanita –wanita ini mendekat. Dia menyapa dengan keramahan yang dibuat-buat dan tampak gaya superiornya yang ingin dia tampakkan kepada wanita-wanita ini. Cukup mengejutkan, kedua wanita ini malu-malu dan berlebihan menghargai seseorang yang jauh lebih muda
“Kami datang untuk menanyakan sesuatu yang diajarkan kepada anak-anak kami yang kami tidak mengerti,”kata wanita berkulit hitam dengan memberanikan diri.
“Oh, saya yakin bahwa sekarang banyak yang diajarkan yang engkau tidak mengerti,” sang guru menjawab dengan menghina. Para wanita ini tetap melihat kearah senapan guru yang dipegang sedemikian rupa sehingga mereka sadar. Saya berdiri cukup dekat, heran dengan keseluruhan adegan ini. Guru itu berbalik dan melihat pada saya dengan gemetar. Dia takut saya mengatakan sesuatu kepada para wanita ini. Saat dia mengarahkan senapan, dia menuntut saya pergi. Para wanita itu melihat keatas melihat dengan siapa dia berbicara, dan saya sadar bahwa mereka tidak bisa melihat saya. Ketakutan mereka sudah membutakan mereka.
Saya memanggil wanita-wanita itu, memaksa mereka untuk berani dan percaya pada apa yang mereka rasakan dalam hati mereka. Mereka melihat kearah saya seakan-akan dapat mendengar suara saya. Mereka kehilangan pendengaran juga. Melihat hal ini, guru muda ini tersenyum. Kemudian dia mengarahkan senapannya kepada saya dan meniup peluit. Saya merasa seakan-akan dia menganggap saya orang yang paling berbahaya.
Saya tahu bahwa saya tidak dapat menunggu kepada siapapun yang dia panggil. Saya juga sadar bahwa jika saya mundur selangkah, saya akan aman karena guru muda ini begitu buta. Saya betul. Saya berjalan pergi dengan jeritannya, tiupan peluit dan akhirnya menjadi sangat marah sehingga dia mulai menembaki kepada dua wanita ini.
Saat saya berdiri di puncak tembok diantara dua pos jaga, memikirkan semuanya ini, saya merasakan kehadiran Hikmat.
“Engkau harus kembali pada halaman penjara. Aku menyertaimu. Ketahuilah engkau memiliki visi untuk melarikan diri dari setiap jebakan atau senjata. Hanya ingatlah bahwa ketakutan dapat membutakanmu. Saat engkau berjalan dengan iman Aku ada bersama denganmu, engkau akan dapat selalu melihat kemana engkau pergi. Engkau juga harus berhati-hati dengan visi yang disingkapkan kepada orang-orang yang Ku bimbing engkau pergi. Penglihatan adalah sesuatu yang paling ditakuti para penjaga. Aku tahu bahwa engkau ingin menanyakan banyak pertanyaan, tetapi akan dijawab dengan lebih baik oleh para orang-orang yang berpengalaman yang akan engkau temui disana.”
BAB 7 Rasul muda
Saya menuruni tembok dan mulai berjalan menuju halaman. Saat saya melewati para tawanan, mereka tampaknya sama sekali tidak tertarik dengan satu atau apapun yang ada di tembok. Kemudian saya teringat bahwa mereka tidak dapat melihat jauh. Seorang anak muda berkulit hitam maju dan melihat saya dengan mata bersinar.
“Siapa engkau?”kami berdua sama-sama bertanya dalam waktu yang sama. Saat kami berdiri melihat satu sama lain, dia akhirnya berkata, “Nama saya Stefen. Saya dapat melihat. Apa lagi yang ingin kau ketahui tentang saya yang belum engkau ketahui?”
“Bagaimana saya dapat mengetahui semuanya tentangmu?”Tanya saya.
“Seseorang yang membantu saya untuk melihat berkata bahwa suatu saat orang lain akan datang, bukan dari tawanan. Mereka juga akan dapat melihat dan mengatakan kepada kami siapa kami sebenarnya dan bagaimana kami dapat melarikan diri dari penjara ini.”
Saya mulai protes, saya tidak tahu siapa dia ketika saya teringat apa yang dikatakan Hikmat tentang orang-orang yang akan saya jumpai ketika melewati pintu selanjutnya.
“Saya tahu kamu dan saya tahu sesuatu tentangmu,” saya menjawab, “Tetapi saya akui bahwa ini adalah penjara paling aneh yang pernah saya lihat.”
“Tetapi ini adalah satu-satunya penjara!” dia memprotes.
“Bagaimana engkau tahu jika engkau berada disini sepanjang hidupmu?”Tanya saya.
“Orang yang menolong saya mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya penjara. Dia berkata bahwa setiap jiwa yang pernah dipenjara menjadi tawanan disini. Dia selalu mengatakan kebenaran dan saya percaya.”
“Siapa yang menolongmu untuk melihat?” Tanya saya , tidak hanya ingin tahu siapa yang menolong dia tetapi juga tertarik bagaimana penjara ini dapat memegang setiap jiwa menjadi tawanan.
“Dia tidak pernah mengatakan namanya yang sebenarnya,tetapi hanya menyebut DiriNya sendiri ‘Hikmat.’”
“Hikmat! Bagaimana rupaNya?” Tanya saya.
“Dia seorang yang muda, atlet berkulit hitam. Dia dapat melihat dengan lebih baik dari siapapun dan tampaknya mengenal setiap orang disini. Cukup aneh tentu saja. Saya sudah bertemu dengan orang-orang lain disini yang juga berkata bahwa mereka bertemu dengan Hikmat, tetapi mereka semua menggambarkan Dia secara berbeda. Beberapa orang berkata bahwa Dia berkulit putih dan yang lain berkata Dia adalah seorang wanita. Kecuali ada banyak ‘Hikmat,’ Dia adalah pakar penyamaran.”
“Dapatkah engkau membawa saya padaNya?” Tanya saya.
“Saya mau, tapi saya tidak melihatNya lagi dalam waktu yang lama. Saya takut bahwa Dia akan meninggalkan kami atau mungkin meninggal. Saya sangat berkecil hati saat Dia pergi. Penglihatan saya mulai bertambah parah sampai saya melihatmu. Secepat saya melihatmu, saya tahu bahwa segala sesuatu yang Dia katakan adalah benar. Dia berkata bahwa engkau mengenal Dia juga, jadi mengapa engkau menanyakan kepada saya tentang Dia?”
“Saya mengenal Dia! Jangan berkecil hati, Temanmu tidak mati. Aku akan katakan nama sebenarNya kepadamu tetapi pertama-tama saya harus menanyakan beberapa pertanyaan padamu.”
“Saya tahu bahwa engkau dapat dipercaya, dan saya tahu bahwa engkau dan yang lainnya yang sepertimu yang akan akan datang ingin menjumpai setiap orang yang bisa melihat. Saya dapat membawamu kepada mereka. Saya juga tahu bahwa engkau dan yang lainnya akan membantu para tawanan lain untuk dapat melihat. Saya terkejut oleh satu hal.”
“Apa itu?”
“Engkau berkulit putih. Saya tidak pernah berpikir bahwa orang yang akan menolong kami melihat dan membebaskan kami adalah orang berkulit putih.”
“Sayajuga yakin bahwa ada banyak orang lain yang datang yang berkulit tidak putih,” saya meresponi. “Saya dapat mengatakan bahwa engkau sudah mendapat penglihatan sehingga saya tahu bahwa engkau mengerti apa yang akan saya katakan.”
Nilai sebuah penglihatan
Saat saya melihat Stefen, meyakinkan bahwa dia mendengarkan, saya tergerak oleh bagaimana dia begitu terbuka untuk pengajaran, berlawanan dengan guru yang berumur sama dengannya. Orang ini benar-benar seorang guru sejati, pikir saya.
“Ketika kami tiba pada penglihatan puncak, kami tidak akan menghakimi orang dengan warna kulit, gender atau umurnya. Kami tidak akan menghakimi orang dengan penampilannya tetapi rohnya.”
“Terdengar seperti apa yang diajarkan guru-guru kami,” Stefen meresponi sedikit terkejut.
“Ada perbedaannya,” saya meneruskan. “Mereka mencoba membuatmu berpikir bahwa kita semua sama tetapi kita diciptakan berbeda dengan suatu alasan. Kedamaian sejati hanya datang ketika kita menghargai perbedaan yang ada. Saat kita benar-benar tahu siapa kita, kita tidak akan pernah diancam oleh orang-orang yang berbeda. Ketika kita bebas, kita bebas untuk menunjukkan kepada orang-orang yang berbeda dari kita dengan menghargai dan menghormati, selalu berjar dari yang lain sama seperti yang kau lakukan dengan saya.”
“Saya mengerti,” jawab Stefen. “Saya berharap bahwa saya tidak mengganggumu dengan mengatakan bahwa saya terkejut engkau berkulit putih.”
“Tidak. Saya tidak terganggu. Saya mengerti. Saya berbesar hati bahwa engkau mampu mengenali saya dengan mengesampingkan warna kulit. Tetapi ingatlah, setiap waktu kita membuka hati kita untuk belajar dari orang-orang yang berbeda, maka penglihatan kita akan semakin meningkat. Matamu sudah lebih bersinar dari pertama kali kita bertemu.”
“Saya hanya berpikir betapa cepatnya penglihatan saya dipulihkan,” kata Stefen.
“Sekarang saya tahu mengapa saya berada disini.” Saya menambahkan, “Engkau harus menjaga pikiranmu. Penglihatanmu adalah milikmu yang paling berharga. Setiap hari engkau harus melakukannya untuk membantu meningkatkan penglihatanmu. Jauhilah orang-orang dan segala sesuatu yang membuatmu kehilangan penglihatan.”
“Ya, seperti kecil hati.”
“Tepat! Kecil hati biasanya awal dari kehilangan penglihatan,” kata saya. “untuk menyelesaikan tujuan-tujuan kita, kita harus bertahan dari kecil hati dalam bentuk apapun. Kecil hati membutakan.”
“Ketika saya mulai melihat, saya mulai merasa bahwa saya mempunyai sebuah tujuan, mungkin tujuan yang penting,” kata Stefen melanjutkan. “Dapatkah engkau menolong saya untuk mengetahui tujuan saya?”
“Ya. Untuk mengetahui tujuan kita adalah jalan yang paling besar untuk membuat penglihatan kita bertambah. Ini juga salah satu dari pertahanan kita melawan kekecilan hati yang menghancurkan penglihatan. Saya pikir bahwa tujuan utama saya disini adalah untuk menolongmu dan yang lain yang penglihatannya sedang dipulihkan untuk mengetahui tujuan-tujuan mereka. Tetapi pertama-tama kita perlu berbicara tentang sesuatu yang lebih penting.”
Harta Terpendam
Saat Stefen berbicara, saya dapat mendengar suara Hikmat, jadi saya tahu bahwa orang muda ini sudah diajar oleh Tuhan. Saya juga tahu bahwa dia tidak tahu nama Tuhan dan akan sulit percaya bahwa nama Hikmat adalah Yesus. Saya tahu bahwa saya memerlukan Hikmat untuk membagikan nama Hikmat. Saya berpikir tentang para rasul, para nabi, para penginjil, para gembala dan para guru yang dikatakan Hikmat akan saya jumpai ketika saya melewati pintu. Saya tidak pernah bermimpi bahwa saya akan bertemu mereka ditempat seperti ini. Saat saya melihat kearah kumpulan besar orang, saya merasakan HadiratNya. Dia ada bersama saya dan bahkan dalam penjara mengerikan yang suram ini, perasaan gembira saya mulai bangkit. Ini yang saya sudah siapkan, pikir saya sendiri.
“Stefen, apa yang kau lihat ketika engkau melihat kumpulan besar orang-orang itu?” Tanya saya.
“Saya melihat kebingungan, putus asa, kepahitan, kebencian dan kegelapan,” jawabnya.
“Benar,tetapi lihatlah lagi dgn mata hatimu. Gunakan penglihatanmu,”kata saya.
Dia melihat cukup lama dan kemudian berkata,“Sekarang saya melihat ladang sangat besar dengan harta karun terpendam didalamnya. Harta karun itu ada dimana-mana dan hampir dalam setiap bentuk.”
“Betul,” saya meresponi. “Ini juga sebuah pewahyuan dari tujuanmu. Engkau adalah pemburu harta karun. Beberapa jiwa paling besar pernah hidup terjebak disini dan engkau harus menemukan dan membebaskan mereka.”
“Tetapi bagaimana saya menemukan mereka dan bagaimana saya membebaskan mereka jika saya saja tidak bebas?”
“Engkau sudah tahu bagaimana menemukan mereka, tetapi benar bahwa engkau tidak dapat membebaskan mereka sampai engkau sendiri bebas. Ini pelajaran selanjutnya. Engkau harus ingat bahwa engkau akan selalu tahu tujuanmu dalam situasi apapun dengan melihat melalui mata hatimu. Apa yang kau lihat dari dalam hatimu akan selalu menyingkapkan tujuanmu.”
“Dengan inikah engkau tahu bahwa saya seorang pemburu harta karun?”
“Ya. Tetapi engkau harus bebas sebelum engkau dapat menjadi seperti apa kau diciptakan sejak semula. Mengapa engkau tidak melarikan diri melalui lobang-lobang dipagar itu?” Tanya saya.
“Ketika saya mulai melihat, saya melihat pagar-pagar dan tembok-tembok. Saya juga melihat lobang-lobang dipagar dan sudah melewatinya. Saat saya sampai di tembok, saya mencoba beberapa kali untuk menaikinya tetapi ketakutan akan ketinggian mengalahkan saya. Saya juga berpikir bahwa jika saya bisa mencapai tembok, saya akan ditembak.”
“Para penjaga juga tidak dapat melihat dengan jelas seperti yang kau kira,” jawab saya. “Mereka hampir sebuta orang-orang disini.”
Hal ini tampaknya mengejutkan Stefen, tetapi saya dapat menceritakan bahwa hal itu membuka matanya lebih lagi. “Dapatkah engkau melihat puncak dari tembok itu?” Tanya saya.
“Ya, saya dapat melihatnya dari sini.”
“Saya ingin engkau mengingat ini,” saya meneruskan. “Saya sekarang sudah dari banyak tempat. Sebut saja dunia yang berbeda, tempat yang berbeda, jika engkau ingin. Ada satu hal dasar yang benar yang saya temukan di setiap tempat dan engkau harus ingat ini di sepanjang hidupmu.”
“Apakah itu?”
“Engkau dapat selalu pergi sejauh mata melihat. Jika engkau dapat melihat dari puncak dinding, engkau dapat mencapainya. Ketika engkau mencapai puncak dinding, engkau akan mampu melihat lebih jauh dari yang engkau pernah lihat sebelumnya. Engkau harus tetap pergi sejauh yang kau dapat lihat. Jangan pernah berhenti sampai engkau dapat melihat yang jauh.”
“Saya mengerti,” jawab saya dengan cepat. “Tetapi saya masih takut untuk memanjat tembok, Itu sangat tinggi!Apakah aman?”
“Saya tidak akan berdusta padamu dan kukatakan bahwa itu aman tetapi saya tahu bahwa sangat lebih berbahaya jika tidak menaikinya. Jika engkau tidak menggunakan penglihatanmu dengan berjalan dengan apa yang kau lihat, maka engkau akan kehilangannya. Kemudian engkau akan binasa.”
“Bagaimana saya akan mencari harta karun diluar sana jika saya pergi?”
“Itu pertanyaan yang bagus, tapi juga seseorang yang menjaga banyak orang untuk memenuhi tujuan mereka. Saya hanya dapat mengatakan kepadamu sekarang bahwa engkau mempunyai perjalanan yang besar yang harus engkau selesaikan terlebih dulu. Pada akhir perjalananmu, engkau akan menemukan sebuah pintu yang membawamu kembali ke penjara ini, seperti yang saya temukan. Ketika engkau kembali, penglihatanmu akan sangat besar sehingga mereka tidak akan pernah dapat menjebak engkau disini lagi. Penglihatanmu akan cukup besar untuk melihat harta karun disini.”
BAB 8 Terang
Stefen berbalik dan melihat lagi kearah dinding. “Saya masih merasakan ketakutan yang besar,” dia meratap. “Saya tidak tahu apakah saya dapat melakukanya.”
“Engkau mempunyai penglihatan, tetapi kurang iman. Penglihatan dan iman harus bekerja bersama-sama,” katanya. “ada alasan mengapa imanmu lemah.”
“Tolong katakan pada saya apa itu!Apakah ada sesuatu yang akan membantu iman saya bertumbuh seperti bertambahnya penglihatan saya?”
“Ya. Iman datang dari pengenalan akan siapa Hikmat sebenarnya. Engkau harus tahu namaNya sebenarnya. Hanya dengan mengetahui namaNya akan memberikanmu iman yang cukup untuk mendaki tembok kebebasan. Lebih baik engkau mengetahui namaNya, maka semakin besar halangan dan tembok yang akan kau kalahkan dalam perjalananmu. Suatu hari engkau akan mengetahui NamaNya, cukup untuk memindahkan gunung apapun.”
“Siapakah NamaNya?” Stefen hampir memohon.
“NamaNya adalah Yesus.”
Stefen menunduk dan kemudian memandang keatas dengan rasa tidak percaya. Saya melihat saat dia berjuang antara hati dan pikirannya. Akhirnya dia melihat kearah saya lagi dan saya sangat lega melihat masih ada harapan di matanya. Saya tahu bahwa dia mendengarkannya dengan hati.
“Sudah saya duga,” katanya. “Kenyataannya, sepanjang waktu engkau berbicara, bgaimanapun saya tahu bahwa engkau akan mengatakan hal itu. Saya juga tahu bahwa engkau mengatakan kebenaran. Tetapi saya mempunyai beberapa pertanyaan. Dapatkah saya menanyakannya?”
“Tentu saja.”
“Saya tahu banyak orang menggunakan nama Yesus, tetapi mereka tidak bebas. Kenyataannya mereka adalah orang-orang yang paling terbelenggu disini yang saya tahu. Mengapa?”
“Pertanyaan yang bagus dan saya hanya dapat mengatakan apa yang sudah aku pelajari dalam perjalananku sndiri. Sayap pikir bahwa setiap kasus adalah berbeda tetapi ada banyak orang yang tahu namaNya tetapi tidak mengenalNya. Disamping mendekat padaNya dan diubahkan hanya dengan melihatNya seperti adanya Dia, mereka mencoba membuat Dia kedalam gambaran mereka. Mengetahui nama Yesus lebih dari hanya mengetahui bagaimana mengeja atau mengatakannya saja. Mengenal siapa Dia sebenarnya. Disinilah iman yang benar berasal.”
Saya masih dapat merasakan keraguan di mata Stefen, tetapi ini pertanda bagus- jenis keraguan yang ingin percaya lebih dari tidak percaya. Saya meneruskan.
“Ada banyak orang lain yang benar-benar mengasihi Yesus dan mulai mengenali Dia tetapi mereka tetap menjadi tawanan. Ada orang-orang yang membiarkan luka atau kesalahan dalam perjalananya membuat mereka mundur. Orang-orang ini sudah merasakan kebebasan, tetapi kembali ke penjara karena kekecewaan atau kegagalan. Engkau dapat dengan mudah mengenali mereka sebab mereka selalu berbicara masa yang lalu disamping masa yang akan datang. Jika mereka masih berjalan dalam penglihatan mereka, mereka tidak akan selalu menoleh kebelakang.”
“Saya sudah bertemu orang-orang seperti itu,” kata Stefen.
“Engkau harus mengerti sesuatu jika engkau ingin pertanyaan ini dijawab. Jika engkau memenuhi tujuan hidupmu, engkau tidak akan kecil hati atau mendorong orang lain yang menggunakan nama Yesus. Kita tidak dipanggil untuk menempatkan iman kita pada UmatNya, tetapi hanya kepada Dia. Bahkan jiwa-jiwa paling besarpun akan mengecewakan kita karena mereka masih manusia.
“Banyak orang yang seperti yang saya gambarkan juga dapat menjadi jiwa yang besar. Penglihatan dan iman dapat dipulihkan bahkan dalam orang-orang yang paling kecil hati dan kecewa. Sebagai pemburu harta karun, ini tugasmu. Kita tidak dapat menyia-nyiakan setiap manusia-mereka semua harta karun bagi Dia. Untuk benar-benar mengenal Dia dan berjalan dalam iman yang benar, engkau jangan menghakimi Dia melalui UmatNya, baik yang paling baik atau yang paling buruk.” Saya membagikan. “Saya berpikir bahwa Yesus adalah orang yang berkulit putih-Dia bahkan tidak memutihkan DiriSendiri! Tetapi Dia juga bukan Tuhan yang berkulit hitam. Dia menciptakan semua dan Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu. Ketika engkau mulai melihat Dia sebagai Tuhan salah satu semua kelompok, maka engkau mengurangi siapa Dia dan engkau mengurangi penglihatanmu dengan besar.”
Iman dan Ketaatan
Saya melihat dengan diam saat Stefen berjuang dengan banyak hal dalam hatinya. Saya merasakan kehadiran Hikmat dan saya tahu bahwa Dia akan dapat menjelaskan segala sesuatu lebih baik dari saya. Akhirnya Stefen memandang saya, dengan sinar mata yang lebih cemerlang dari sebelumnya yang saya lihat.
“Saya tahu bahwa semua pertanyaan yang saya pergumulkan tidak berkaitan dengan siapa sebenarnya Yesus, tetapi siapa sebenarnya yang dikatakan orang-orang. Saya tahu bahwa apa yang kau katakan itu benar. Saya tahu bahwa Yesus adalah Satu-Satunya yang memberikan saya penglihatan dan Dia adalah Hikmat, saya harus menemukan siapa Dia sebenarnya untuk diri saya sendiri, saya harus mencari Dia, saya harus melayani Dia. Saya juga tahu bahwa dia mengirim engkau kesini untuk membantu saya memulai apa yang dilakukan.
“Hikmat ada disini sekarang” saya mulai. “Engkau mendengar Dia saat saya berbicara sama seperti saya mendengar Dia berbicara melalui engkau. Engkau sudah mengenal suaraNya. Dia adalah GuruMu. Dia akan berbicara padamu melalui banyak orang yang berbeda, seringkali melalui orang-orang yang tidak mengenal Dia. Cepatlah untuk mendengar dan taati apa yang Dia katakan. Iman dan ketaatan adalah sama. Engkau tidak mempunyai iman yang benar jika engkau tidak taat, dan jika engkau mempunyai iman yang benar maka engkau akan selalu taat.
“Engkau berkata bahwa engkau akan melayani Dia. Itu berarti bahwa engkau tidak lagi hidup untuk dirimu sendiri tapi untuk Dia. Dengan kehadiran Hikmat, engkau akan tahu perbedaan antara benar dan salah. Ketika engkau datang mengenali Dia, engkau juga akan mengerti apa itu kejahatan. Engkau harus menolak kejahatan yang sudah engkau perbuat dimasa lalu dan yang akan mencoba mengganggumu di masa yang akan datang.
“Engkau tidak dapat hidup seperti orang lain. Engkau dipanggil untuk menjadi prajurit salib. Ketika engkau memegang NamaNya dan Kebenaran akan Siapa Dia sebenarnya; ketika sinar besar datang kedalam matamu; ketika damai sejahtera dan kepuasan mulai membanjiri jiwamu seperti beberapa waktu yang lalu, memimpin dan mengajarmu, tetapi sekarang Dia hidup didalammu. Dia tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Tetapi Dia bukanlah hambamu melainkan engkaulah HambaNya.”
“Saya merasakan Dia,” Stefen mengakui. “Tetapi bagaimana saya sangat ingin melihat Dia lagi!”
“Engkau dapat melihatNya melalui mata hatimu setiap saat. Ini juga adalah panggilanmu-untuk melihat Dia dengan jelas dan mengikuti Dia dari dekat. Untuk itulah perjalanan diperlukan. Pada perjalananmu, engkau akan belajar tentang NamaNya dan kuasa dari salib. Ketika engkau dilatih, engkau akan kembali kesini dengan kuasa itu dan engkau akan membantu membebaskan banyak tawanan disini.”
“Maukah engkau tetap disini?”
“saya tidak tahu. Seringkali saya mempunyai pekerjaan disini dan yang lain membantu orang lain dalam perjalanan mereka. Mungkin saya dapat bertemu denganmu lagi disana dimana engkau akan pergi. Saya juga masih berada dalam perjalanan saya. Ini adalah bagian dari perjalanan saya. Pada perjalananmu, akan ada banyak pintu yang harus kau lalui. Engkau tidak akan pernah tahu dimana pintu itu menuju. Beberapa pintu itu mungkin akan membawamu kembali kesini. Beberapa pintu mungkin akan membawamu ke hutan belantara yang harus kau lalui. Beberapa pintu menuju ke pengalaman surga yang mulia, dan sangat menggoda untuk selalu melihat ke pintu-pintu itu, tetapi mereka tidak selalu menjadi yang kita perlukan untuk memenuhi tujuan kita. Jangan memilih pintu hanya karena penampilan tetapi selalu bertanyalah pada Hikmat untuk membantumu.”
Stefen melemparkan pandangannya ke tembok. Saya melihat sebuah senyum tersungging.
“Saya dapat memanjat tembok itu sekarang,” katanya. “Bahkan saya mencari tantangan yang akan datang. Harus saya akui bahwa saya masih merasa takut tetapi itu bukan masalah. Saya tahu bahwa saya dapat memanjatnya dan saya tidak dapat menunggu untuk melihat apa yang ada dibelakangnya. Saya tahu bahwa saya bebas. Saya tidak lagi seorang tawanan!” Saya berjalan dengan Stefen ke pagar pertama. Dia sangat terkejut menemukan bahwa tidak hanya ada lobang disana tetapi dimanapun disentuh, pagar itu akan terpisah dan membuat lobang lain.
“Dari apa pagar ini dibuat?” tanyanya.
Saya menjelaskan “Setiap waktu seseorang melarikan diri, sebuah lobang dibuat untuk yang lain agar bisa dilewati. Engkau dapat melewati lobang itu baik yang sudah ada maupun engkau buat sendiri.”
Stefen memilih tempat yang tebal dengan kabel listrik, merentangkan tangannya dan berjalan melewatinya, membuka lobang besar saat dia masuk. Saya tahu bahwa suatu hari dia akan kembali kesini dan membawa banyak orang keluar lewat lobang yang sekarang dia buat. Melihatnya saya merasakan sukacita. Saya merasakan kehadiran Hikmat lebih kuat dari yang saya tahu saya lihat Dia berbalik arah. Saya melakukannya dan saya benar. Sukacita besar saya alami tampak di WajahNya juga.
Kebebasan:
Saat saya berdiri disamping Hikmat melihat Stefen melalui pagar, dia memanggil, “Dari apa pagar ini dibuat?”
“Ketakutan.”
Saya melihat Stefen berhenti dan melihat tembok. Itu sangat besar. Banyak orang tidak pernah melalui pagar dan saya tahu ini tes yang penting untuk Stefen.
Tanpa menoleh kembali, dia berteriak, “Maukah engkau membantuku memanjatnya?”
“Saya tidak dapat membantumu,” kata saya. “Jika saya mencoba membantumu, itu hanya akan membuatmu dua kali lebih lama dan lebih berat. Untuk mengalahkan ketakutanmu, engkau harus menghadapinya sendiri.”
“Semakin saya melihat keatas tampaknya semakin parah,”saya dengar Stefen berbicara sendiri.
“Stefen, engkau membuat kesalahan pertama.”
“Apa yans saya lakukan?” jeritanya dengan penuh ketakutan.
“Engkau berhenti.”
“Apa yang saya lakukan sekarang?Saya merasa seperti kaki-kaki saya sangat berat untuk bergerak.”
“Lihatlah pada lobang yang kau buat di pagar,” kata saya. “Sekarang lihatlah puncak tembok dan mulailah berjalan. Ketika engkau mencapai tembok itu, tetaplah berjalan. Jangan berhenti untuk istirahat. Tidak ada tempat istirahat yang dapat ditemukan dengan bergantung di sisi tembok, jadi teruslah naik sampai engkau mencapai puncak.”
Saya merasa lega, dia mulai maju kembali. Dia bergerak lambat, tetpai dia bergerak. Ketika dia sampai pada tembok, dia mulai naik, lambat tapi pasti. Ketika saya tahu bahwa dia akan berhasil, saya pergi ke tembok dan dengan cepat memanjatnya sehingga saya dapat menjumpai dia di sisi yang lainnya.
Saya tahu Stefen akan haus, jadi saya menunggu dia disamping sebuah aliran air. Ketika dia sampai disana, dia sedikit terkejut melihat saya tetapi sangat senang. Saya sangat terkejut melihat perubahan pada dia. Tidak hanya matanya bersinar lebih cemerlang dan lebih jelas dari sebelumnya, tetapi dia juga berjalan dengan keyakinan dan keanggunan yang mengagumkan. Saya melihat dia sebagai seorang prajurit salib tetapi saya tidak melihat dia sebagai seorang pangeran besar seperti siapa panggilannya.
“Ceritakan pada saya,” kata saya.
“Sangat sulit untuk mulai berjalan lagi dan kemudian terus berjalan. Saya tahu jika saya berhenti, maka akan sulit untuk mulai berjalan kembali. Saya memikirkan seseorang yang engkau ceritakan padaku, seseorang yang tahu nama Tuhan tetapi tidak pernah menaiki tembok ini berjalan dalam iman dalam NamaNya. Saya tahu bahwa saya dapat menjadi salah satu dari mereka. Saya memutuskan bahwa jika saya jatuh, saya lebih baik mati daripada tinggal dalam penjara. Lebih baik daripada tidak melihat apa yang ada disebelah lain dan tidak memulai perjalanan panggilan saya. Sangat sulit, bahkan lebih sulit dari yang saya pikirkan tetapi sangat berharga.”
“Sini, minumlah dari aliran ini. Engkau akan menemukan bahwa semua air dan makanan yang kau perlukan dalam perjalananmu. Dimanapun engkau memerlukan makanan dan minuman, engkau akan menemukannya. Biarkan lapar dan haus tetap membuatmu bergerak. Ketika engkau menemukan makanan dan minuman, istirahatlah selama makanan dan minuman itu masih ada dan kemudian pergilah.”
Dia segera minum dan berdiri, khawatir untuk bergerak.
“Saya tidak akan melihat engkau lagi untuk beberapa saat, jadi ada banyak hal yang harus saya katakan sekarang yang akan membantumu dalam perjalanan.”
Stefen melihat pada saya dan matanya yang cemerlang sangat indah. Orang-orang yang mengenal belenggu paling kuat akan sangat mengasihi kebebasan, pikir saya. Saya mengarahkan pandangnya ke gunung tertinggi yang dapat kami lihat.
“sekarang engkau harus mendaki gunung itu. Saat engkau berada di puncak, lihatlah sejauh mata memandang. Tandai dengan baik apa yang kau lihat dan carilah jalan yang akan membimbingmu ketempatmu pergi. Buatlah peta dalam pikiranmu. Itulah tempat dimana engkau dipanggil untuk pergi.” “Saya mengerti,” dia menjawab. “Tetapi apakah dapat terlihat dari salah satu gunung yang paling rendah itu? Saya tidak lagi takut untuk mendaki tetapi saya cemas dengan perjalanan ini.”
“Engkau dapat melihat banyak tempat dari gunung-gunung yang rendah itu dan mencapai tempat-tempat lain dengan lebih cepat. Engkau dapat memilih untuk melakukannya. Membutuhkan waktu yang cukup lama dan lebih sulit untuk mendaki gunung tinggi itu tetapi dari sana engkau dapat melihat lebih jauh dan melihat sesuatu lebih besar. Perjalanan dari gunung tinggi juga akan lebih sulit dan membutuhkan waktu lama. Engkau bebas dan engkau dapat memilih perjalanan ini.”
“Engkau selalu memilih gunung paling tinggi, bukan?” Tanya Stefen.
“Saya tahu sekarang bahwa itu adalah yang terbaik tetapi saya tidak dapat mengatakan bahwa saya selalu memilih gunung yang tertinggi. Seringkali saya memilih yang paling mudah, jalan paling cepat dan saya selalu menyesal telah melakukannya. Sekarag saya percaya bahwa itu adalah hikmat untuk selalu memilih gunung paling tinggi untuk didaki. Saya tahu bahwa harta karun terbesar adalah mengatasi ketakutan yang amat sangat. Sekaranglah waktunya engkau berjalan dalam iman besar.”
“Saya tahu bahwa apa yang engkau katakan itu benar dan saya tahu dalam hati bahwa saya harus mendaki gunung paling tinggi itu sekarang atau saya akan selalu memilih yang kecil dari yang saya punya. Saya hanya cemas untuk pergi dan tiba pada tujuan saya.” “Iman dan kesabaran berjalan bersama-sama,” saya meresponi. “Ketidaksabaran merupakan wujud dari iman yang kurang. Ketidaksabaran tidak akan pernah membimbingmu tujuan paling tinggi Tuhan. Baik dapat menjadi musuh paling besar dari paling baik. Sekarag waktunya utnuk menentukan bentuk kehidupanmu dengan selalu memilih yang paling tinggi dan yang paling baik. Inilah jalan untuk tetap dekat dengan Hikmat.”
“Apa lagi yang harus kau katakan sebelum saya pergi?” Stefen bertanya sambil duduk diatas sebuah batu, dengan bijaksana memilih untuk sabar dan menerima semua yang dia butuhkan sebelum dia pergi. Saya pikir bahwa dia sudah mengenal Hikmat lebih baik dari saya.
Sebuah Peringatan
“Ada hikmat lain yang bukan Hikmat Tuhan dan ada yang lain yang memanggil dirinya sendiri “Hikmat”. Dia bukanlah Hikmat, dia adalah musuh kita. Dia dapat sulit mengenali karena dia mencoba tampil sama seperti Hikmat dan dia sangat bagus menirunya. Dia muncul sebagai malaikat terang dan biasanya membawa kebenaran. Dia akan berwujud kebenaran dan dia memiliki hikmat dan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi saya untuk membedakan Kebenaran dan Hikmat. Saya sudah belajar apa saya masih dapat dibodohi olehnya jika dalam sesaat saja saya mulai berpikir saya tidak dapat melakukan. Hikmat sudah mengatakan bahwa Dia tidak akan pernah dapat mengakali musuh kita ini- pertahanan kita adalah pertama mengenalinya kemudian melawannya.”
Mata Stefen terbuka lebar sama seperti saat dia “mengetahui” pandangan mencari dia. “Saya tahu siapa yang kau katakan!”katanya.
“saya bertemu banyak orang dipenjara yang mengikuti orang itu. Mereka selalu membicarakan tentang hikmat yang lebih, pengetahuan yang lebih tinggi. Mereka selalu tampak anggun, adil tetapi mereka curang. Kapanpun saya mengatakan mereka tentang Hikmat, mereka berkata bahwa mereka juga tahu “Hikmat”, dan dia adalah “pembimbing pribadi’ mereka. Bagaimanapun, ketika saya mendengarkan mereka, saya tidak merasakan kalau saya dituntun kearah kebebasan yang mereka katakan, tetapi saya merasa bahwa belenggu di penjara semakin kuat. Saya hanya merasakan kegelapan melingkupi mereka tidak seperti terang yang saya rasakan jika saya berbicara dengan Hikmat. Saya tahu bahwa mereka tidaklah sama.”
“Hikmat yang sejati adalah Yesus. Engkau tahu itu sekarang. Hikmat sejati adalah mencari Dia. Hikmat apapun yang tidak membimbingmu kepada Yesus adalah hikmat yang palsu. Yesus akan selalu membebaskanmu. “Hikmat” yang palsu akan membimbingmu pada belenggu. Bagaimanapun, kebenaran sejati sering terlihat seperti belenggu awalnya dan belenggu tampak seperti kebebasan awalnya.”
“Ini tidak akan mudah bukan?” Stefen meratap.
“Tidak. Ini tidak akan mudah dan tidak seharusnya seperti itu. Kecurigaan tidak sama dengan ketajaman yang sejati, tetapi jika engkau mencurigai sesuatu, curigailah yang tampaknya mudah. Saya belum menemukan “yang muda” melalui setiap pintu atau setiap jalan yang tampaknya benar. Mengambil jalan yang mudah pasti menuju jalan yang salah. Engkau dipanggil sebagai seorang prajurit dan engkau akan berperang. Saat ini seluruh dunia berada dalam kuasa “hikmat” yang palsu dan engkau harus mengalahkan dunia untuk memenuhi tujuan hidupmu.”
“Saya sudah melakukan banyak hal yang sulit dari yang pernah saya lakukan,” kata Stefen merefleksikan. “Tetapi engkau benar- sangat sulit tetapi sangat berharga. Saya tidak pernah mengenal sukacita, kepuasan, pengharapan. Kebebasan sangat sulit. Sangat sulit bagi saya memilih gunung mana yang harus saya daki. Kembali kesana, saya tahu bahwa saya dapat memilih untuk tidak menaiki tembok-tembok itu. Saya merasakan seperti ketakutanlah yang membuat tembok didalam saya. Tetapi setelah saya mengambil pilihan itu, saya tahu saya akan mencapai puncak. Tapi apakah itu menjadi lebih mudah?”
“Tidak, tetapi bagaimanapun “sulit” harus lebih dipenuhi. Tidak akan ada kemenangan tanpa peperangan dan peperangan lebih besar akan ada kemenangan yang lebih besar. Semakin besar kemenangan yang kau alami, engkau semakin melihat kesempatan untuk perang dan engkau akan bangkit semakin tinggi untuk menghadapi yang lebih besar. Yang membuatnya mudah adalah Tuhan selalau membimbing kita kepada kemenangan. Jika engkau tinggal dekat denganNya, engkau tidak akan pernah gagal. Setelah setiap peperangan, setiap pencobaan, engkau akan semakin dekat denganNya dan engkau mengenalNya dengan lebih baik.”
“Apakah saya akan selalu merasakan kegelapan jika “hikmat” palsu mencoba menyesatkan saya?”
“Saya tidak tahu. Saya tahu bahwa kegelapan datang jika kita tertipu untuk mencari diri sendiri. Saat dia menipu manusia pertama dengan makan buah dari Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat, hal pertama yang mereka lihat adalah diri mereka sendiri. Sekali “Hikmat” palsu dapat membuat kita memusatkan diri sendiri dan pasti jatuh dalam belenggu. Penipu itu selalu mencoba untuk membuatmu mencari diri sendiri. Panggilan untuk memenuhi tujuan hidup kita bukan demi kita tetapi demi Tuhan dan demi UmatNya.”
“apakah setiap orang pernah memenuhi tujuan hidupnya tanpa ditipu?”
“Tidak, saya rasa. Sekalipun Rasul Paulus yang besarpun mengakui pernah dibodohi setan. Petrus dijebak beberapa kali yang tercatat di Alkitab dan kita tidak tahu berapa banyak lagi yang tidak ditulis. Tetapi jangan terlalu memikirkan tentang ditipu. Sebenarnya itu adalah jebakan paling besar. Dia membelokkan banyak orang dengan ketakutan dalam kuasa untuk menipu daripada untuk beriman kepada kuasa Roh Kudus yang membimbing mereka ke semua kebenaran. Orang-orang yang jatuh kedalam jebakan ini tidak hanya jatuh dalam belenggu ketakutan yang semkain besar, tetapi mereka akan menyerang setiap orang yang berjalan dalam kebebasan yang berasal dari iman. Saya yakin bahwa engkau tidak akan mencapai puncak gunung sebelum mereka menghadangmu.”
“Dan apakah mereka tahu nama Yesus?” Tanya Stefen sedikit bingung. “Mereka harus tahu NamaNya untuk dapat mencapai tembok dan pergi lebih jauh. Saya maksud, apakah mereka benar-benar tidak tahu NamaNya sekali saja?”
“Saya yakin mereka tahu. Tetapi berdirilah dan lihatlah keseluruh lembah yang didepan dan mengitari setiap gunung. Apa yang kau lihat?”
“Tampaknya seperti penjara-penjara kecil. Tampaknya ada banyak orang berasal dari tempat saya keluar!”
“Itulah mengapa saya tekejut ketika engkau mengatakan bahwa Hikmat mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya penjara, tetapi setelah saya berada disana untuk beberapa saya, saya mengerti apa yang Dia maksudkan. Lihatlah pada tembok–tembok yang tinggi. Lihatlah pagar-pagarnya. Mereka semuanya sama. Jika engkau tertangkap dalam perjalanan, engkau tidak akan dibawa kembali kemari. Mereka tahu bahwa engkau akan memilih kematian daripada kembali kesana, tetapi mereka akan membawamu ke penjara-penjara yang lain. Ketika engkau mendekati mereka, sangatlah sulit melihat bahwa itu adalah penjara-penjara dari luar, tetapi didalam semuanya sama dengan orang-orang yang terbagi dan terpenjara karena ketakutan mereka.”
“Saya senang engkau menunjukkannya pada saya,” Stefen menawarkan. “Saya bahkan tidak melihat penjara-penjara ketika saya melihat dari puncak tembok atau ketika saya melihat kearah gunung yang akan saya daki. Dan apakah kau pikir saya akan sering disergap oleh orang-orang yang mencoba menawan saya dan memasukkan ke salah satu penjara itu? Dan apakah orang-orang ini menggunakan nama Yesus?”
“Tuhan, Dia sendirilah yang memperingatkan dalam Kitab Suci bahwa di hari-hari akhir akan ada banyak orang datang dalam NamaNya, menyatakan bahwa Dia adalah Kristus dan mereka akan menipu banyak orang. Percayalah pada saya, ada banyak orang seperti itu dan saya tidak percaya bahwa sebagian besar mereka tahu kalau mereka adalah penyesat-penyesat. Saya dapat mengatakan kepadamu sifat yang saya lihat dari mereka yang saya temui-mereka berhenti selagi dalam perjalanan, berhenti sesaat dalam tujuan hidup mereka. Membutuhkan iman untuk terus pergi dan mereka memilih mengikuti ketakutan lebih dari iman. Mereka mulai berpikir bahwa ketakutan adalah iman dan sebenarnya melihat dinding-dinding ketakutan melingkupi penjara-penjara sebagai benteng kebenaran. Ketakutan akan melalukan hal itu pada visimu dan engkau dapat mulai melihat benteng dengan cara lain. Hanya sedikit dari orang-orang ini yang tidak jujur. Mereka tulus hati tetapi mereka ditipu oleh tipuan paling kuat yaitu ketakutan akan sesat.”
“Apakah saya harus berperang melawannya?”
“Saya mengerti pertanyaanmu dan seringkali bertanya soal itu pada diri saya sendiri. Mereka itu menghancurkan iman banyak orang dan membuat kerusakan kepada tempat tinggal lebih dari semua pemujaan dan sekte yang dikombinasikan. Ada suatu waktu jika semua batu sandungan ini akan dihancurkan tetapi sekarang, semuanya itu ada dengan tujuan membuat perjalanan semakin sulit.”
“Hikmat menginginkan ini lebih sulit? Ini saja sudah sangat sulit untuk memerangi ketakutan sendiri. Mengapa Dia ingin membuatnya lebih sulit dengan membuat kita memerangi orang-orang yang takut itu?”
“Tepatnya kerjakan ini sama mudah atau sama sulit yang Dia inginkan. Ini adalah perjalanan sementara yang digunakan untuk mmpersiapkan orang-orang yang akan memerintah bersama dengan Dia di masa mendatang sebagai anak laki-laki dan anak perempuan dari Yang Paling Tinggi untuk selamanya. Setiap pencobaan bertujuan untuk mengubah kita menjadi Segambaran dengan Dia. Satu hal yang pertama harus kita pelajari dalam perjalanan ini adalah jangan menyia-nyiakan setiap pencobaan tetapi raihlah itu sebagai kesempatan. Jika jalanmu lebih sulit ini karena tingginya panggilanmu.”
Perlunya Disiplin
“Banyak orang dipanggil, tetapi hanya sedikit yang dipilih. Banyak orang akan datang dalam perjamuan kawin, tetapi hanya sedikit yang menjadi mempelainya.”
Kami berbalik melihat Hikmat berdiri dibelakang kami. Dia muncul sebagai atlit muda yang dikenal Stefen.
“Larilah pada pertandingan didepanmu dan hadiahnya akan lebih besar dari yang dapat kamu mengerti saat ini. Engkau tahu disiplin yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pertandingan. Sekarang disiplinkanlah dirimu sendiri untuk kebenaran. Aku sudah memanggil semua yang bertanding, tetapi hanya sedikit yang berlari untuk menang. Disiplinkah dirimu sendiri untuk menang.”
Kemudian Dia pergi.
“Mengapa Dia pergi?” Tanya Stephen.
“Dia mengatakan semua yang dibutuhkan saat ini. Dia berbicara kepadamu tentang disiplin. Saya ambil itu sebagai kata-kata yang penting untukmu saat ini.”
“Disiplin. Saya benci kata-kata itu!”
“Dia berbicara kepadamu tentang pertandingan.Apakah engkau pelari?”
“Ya, saya berlari sangat cepat. Saya selalu menjadi yang tercepat disekolah saya dan bahkan ditawari beasiswa untuk universitas yang besar.”
“Saya tahu engkau tidak menerimanya.”
“Tidak, saya menerimanya.”
“Apakah ini karena kurangnya kedisiplinanmu sehingga tidak kuliah?”
“Bukan!Itu karena...” Ada kediaman yang lama saat Stefen menunduk. “Ya, mungkin itu.”
“Jangan khawatir sekarang. Engkau harus mengerti sesuatu. Paling banyak orang berpotensi paling baik dalam setiap ladang atau pekerjaan tetapi tidak pernah mencapai yang tinggi karena kurangnya satu hal – kedisplinan. Apa yang kau lakukan sekarang lebih penting dari berlari atau kuliah. Cukup jelas bahwa disiplin merupakan kelemahanmu dan itu sudah kau bayar tetapi Kristus dalam semuanya menjadikan baru. Dalam Dia segala sesuatu yang menjadi kelemahanmu yang paling besar dapat menjadi kekuatanmu yang paling besar. Sekarang engkau adalah muridNya. Yang berarti engkau menjadi “seorang yang disiplin”
“Saya tahu bahwa engkau mengatakan yang sebenarnya dan saya tahu bahwa ini adalah pertandingan yang saya ingin menang.”
“Apakah kau lihat jalan yang menuju puncak gunung?”
“Ya.”
“Jalan itu disebut Disiplin. Tetaplah disana jika engkau ingin mencapai puncak.”
Bab 10 Pasukan
Tiba-tiba, saya berdiri di sebuah gunung tinggi melihat dataran luas. Dibelakang saya, ada sebuah pasukan berbaris lebar menyamping. Ada 12 divisi dalam barisan depan yang berdiri jelas dari kumpulan para prajurit besar ini mengikuti dibelakang mereka. Divisi-divisi ini kemudian dibagi menjadi resimen, batalyon, rombongan dan regu. Divisi-divisi ini dikenal dari panji-panji mereka dan resimen dikenal dari seragam yang berwarna-warni.
Batalyon, rombongan dan regu dikenal dari selempang dan tanda pangkat yang dikenakan setiap kelompok berbeda. Semua mengenakan baju zirah yang berwarna perak, perisai yang tampak seperti emas murni dan senjata-senjata mereka dari perak dan emas. Panji-panji itu sangat besar, 30- 40 kaki panjangnya. Saat para prajurit berbaris, baju zirah dan senjata mereka bersinar terkena sinar matahari dan kibaran panji dan suara langkah kaki mereka seperti guruh yang berputar. Saya tidak berpikir bahwa bumi akan menyaksikan hal seperti ini sebelumnya.
Kemudian saya menjadi sangat dekat untuk melihat wajah mereka-laki-laki dan perempuan, tua dan muda dari setiap ras. Ada ketetapan hati yang dahsyat terpancar dari wajah-wajah mereka, tetapi mereka tampak tidak tegang. Perang sudah ada di udara tetapi dalam ketinggian saya dapat merasakan suatu damai sejahtera yang saya tahu bahwa tidak ada satupun yang menakutkan dari medan perang tempat mereka berbaris menuju. Atmosfer rohani yang saya rasakan ketika mendekati mereka sangat luar biasa sama seperti penampilan mereka.
Saya melihat seragam mereka. Warna-warnanya sangat indah. Setiap prajurit mengenakan lencana pangkat dan medali. Para jendral dan prajurit berpangkat tinggi lainnya berbaris bersama yang lain. Sekalipun jelas bahwa orang-orang yang berpangkat tinggi ada bersama mereka, tidak ada seorangpun yang berlebihan akan pangkatnya. Dari prajurit dengan pangkat tertinggi ke yang paling rendah, semuanya seperti teman dekat. Itu adalah pasukan yang tampaknya belum pernah ada disiplin, mereka tampak sebagai satu keluarga besar.
Saat saya mempelajari mereka, mereka tampak tidak mementingkan diri sendiri-bukan karena kehilangan identitas tetapi karena mereka sangat yakin akan siapa mereka dan apa yang akan mereka lakukan. Mereka tidak ditelan oleh diri mereka sendiri atau mencari pengenalan. Saya tidak dapat mendeteksi ambisi atau kebanggaan disetiap tempat di setiap pangkat. Sangat menggoncangkan melihat begitu banyak orang yang unik dalam satu harmonisasi dan berbaris menuju tangga yang sempurna. Saya yakin bahwa tidak akan pernah ada pasukan seperti ini dibumi.
Kemudian saya berada dibelakang divisi depan yang tampaknya kelompok lebih besar terdiri dari ratusan divisi. Setiap divisi berbeda ukuran dengan sekitar 2 ribu dan yang paling besar ratusan ribu. Sekalipun kelompok ini tidak sejelas dan sewarna-warni yang pertama, ini juga pasukan yang luarbiasa hanya karena ukurannya. Kelompok ini juga memiliki panji-panji tetapi tidak sebesar dan seimpresif kelompok yang pertama. Mereka semua memakai seragam dan memiliki pangkat tetapi saya terkejut bahwa banyak dari mereka yang bahwa tidak memiliki baju zirah yang lengkap dan banyak orang tidak mempunyai senjata. Baju zirah dan senjata mereka tidak berkilap dan bersinar seperti kelompok yang pertama.
Saat saya melihat lebih jelas pada pangkat-pangkat ini, saya dapat melihat bahwa mereka semua diputuskan dan mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mempunyai fokus seperti kelompok yang pertama. Kelompok ini tampaknya lebih sadar akan pangkat mereka sendiri dan pangkat-pangkat disekitar mereka. Saya merasakan ada gangguan yang merintangi fokus mereka. Saya juga dapat merasakan ambisi dan kecemburuan dalam pangkat, yang akan menuju pada gangguan berikutnya. Meski demikian, saya merasakan bahwa divisi kedua ini masih pada tahap lebih tinggi ketaatan dan tujuannya dari pasukan apapun di bumi. Ini juga adalah pasukan yang sangat kuat. Dibelakang pasukan kedua, ada pasukan ketiga yang berbaris sangat jauh dibelakang kedua pasukan sehingga saya tidak yakin mereka dapat melihat kelompok-kelompok yang ada didepan mereka. Kelompok ini lebih besar berkali-kali lipat dari yang gabungan pasukan yang pertama dan kedua, tampaknya terdiri dari jutaan dan jutaan orang. Saat saya melihat dari kejauhan, pasukan ini bergerak dalam arah yang berbeda seperti kawanan besar burung-burung, menyapu satu halaman dan kemudian selanjutnya, tidak pernah bergerak dalam arah yang lurus untuk waktu yang lama. Karena gerakan yang aneh ini, membuat mereka semakin jauh dan semakin jauh dari kedua pasukan didepan.
Saat saya mendekat, saya melihat para prajurit ini compang camping, seragam abu-abu pudar yang tidak dibersihkan atau disetrika. Hampir setiap orang berdarah dan terluka. Sedikit orang yang berbaris tetapi paling banyak mereka berjalan dalam arah yang umum menurut yang lainnya. Perjuangan secara konstan mematahkan pangkat-pangkat mereka dan menyebabkan banyak orang terluka. Beberapa prajurit mencoba untuk tetap dekat dengan jumbai panji yang berkibar diantara pangkat-pangkat. Meski demikian, tidak satupun yang dekat dengan panji-panji itu mempunyai identitas yang jelas karena mereka lari dari satu panji ke panji yang lainnya.
Dalam pasukan ketiga ini, saya terkejut hanya ada 2 pangkat-jendral dan pribadi. Hanya sedikit yang mengenakan baju zirah dan saya tidak melihat senjata apapun kecuali senjata tiruan yang dibawa jendral-jendral. Jendral-jendral ini memamerkan senjata-senjata tiruan ini seakan-akan itu membuat para pejabat spesial, tetapi bahkan setiap orang dalam pangkat itu dapat mengatakan bahwa senjata itu imitasi. Hal ini menyedihkan karena sangat jelas orang-orang yang dipangkat itu ingin menemukan seseorang yang nyata yang ingin mereka ikuti.
Tampaknya tidak ada ambisi diantara para jendral.Ini bukan karena tidak mementingkan diri sendiri seperti dalam pasukan pertama atau karena tidak perhatian. Saya pikir paling tidak ambisi yang tampak di pasukan kedua lebih baik daripada kebingungan yang ada di kelompok ini. Jendral-jendral disini tampaknya lebih sungguh-sungguh berbicara tentang diri mereka sendiri dan memerangi satu dan yang lainnya, yang sedang dilakukan kelompok-kelompok kecil sekitar panji-panji. Kemudian saya dapat melihat bahwa perang didalam pangkat itu sendiri karena penyapuan besar-besaran, perubah arah tak menentu dari waktu ke waktu.
Saat saya melihat kepada jutaan orang di kelompok terakhir, saya merasakan bahwa dengan jumlah mereka yang sangat besar, mereka sebenarnya tidak benar-benar memperkuat pasukan tetapi malah melemahkannya. Dalam perang yang sebenarnya, mereka akan lebih menjadi penyakit daripada menjadi asset. Hanya dengan menopang mereka dengan makanan dan perlindungan akan membayar harga yang mahal lebih dari nilai yang memampukan mereka untuk berperang. Saya pikir sebuah kelompok dalam kelompok pertama atau kedua akan sangat berarti daripada banyak jendral dari kelompok ketiga. Saya tidak dapat mengerti mengapa kelompok pertama membiarkan kelompok ini mengekor dibelakang mereka. Jelas mereka bukan prajurit sejati.
Hikmat dari Zippora
Tiba-tiba saya berada di sebuah gunung dimana saya dapat melihat seluruh pasukan. Saat saya mengawasi, saya melihat dataran yang kering dan berdebu didepan pasukan, tetapi secepat mungkin setelah 12 divisi pertama lewat, bumi menjadi gelap kehijauan, dengan bayangan pohon-pohon yang berbuah dan aliran air murni mengalir disepanjang daratan. Pasukan ini memulihkan bumi. Saya pikir betapa berbedanya ini, apa yang akan terjadi kalau pasukan dari dunia yang akan melewati dataran ini. Mereka akan menjarah ternak dan buah yang ada di dataran sepanjang yang mereka lalui sampai gundul.
Saya melihat saat divisi kedua melewati dataran ini. Mereka meninggalkan jembatan-jembatan dan banyak bangungan, tetapi tanahnya tidak terbentuk dengan baik seperti yang mereka lewati sebelumnya. Rumput-rumputnya tidak menghijau, aliran-aliran air itu berlumpur dan banyak buah yang diambil.
Kemudian saya melihat saat kelompok ketiga lewat. Rumputnya hilang atau diinjak-injak ke bumi sehingga tidak terlihat. Sedikit pohon yang tersisa digunduli. Aliran-aliran air sungai dipolusi. Jembatan-jembatan patah dan tidak bisa dilewati. Bangunan-bangunan ditinggalkan berantakan. Tampaknya kelompok ini sudah menghabiskan semua kebaikan yang dilakukan kelompok satu dan dua. Saat saya melihat mereka. Kemarahan saya muncul.
Saya merasakan Hikmat berdiri disamping saya. Dia tidak mengatakan apapun untuk waktu yang lama, tetapi saya juga merasakan KemarahanNya.
“Mementingkan diri sendiri, menghancurkan,” kata Dia akhirnya. “Aku datang untuk memberikan hidup dan hidup secara berkelimpahan. Bahkan ketika PasukanKu sudah dewasa, ada banyak orang yang memanggil namaKu dan mengikuti orang-orang yang mengikuti Aku, tetapi mereka tidak mengenalKu atau berjalan dalam JalanKu. Mereka menghancurkan buah-buah yang dihasilkan mereka yang mengikuti Aku. Karena ini, dunia tidak tahu apakah akan menganggap UmatKu berkat atau kutuk.”
Saat Hikmat mengatakan ini, saya merasakan panas yang naik dariNya, intentisitasnya sampai terasa menyakitkan sehingga sulit bagi saya mengkonsentrasikan apa yang Dia katakan. Meski demikian, saya tahu bahwa saya merasakan apa yang Dia rasakan dan itu adalah bagian yang penting dari pesan yang harus Dia sampaikan pada saya. Rasa sakit itu adalah gabungan dari kasih akan bumi dan kemarahan atas mementingkan diri sendiri dalam pasukan ini. Kedua perasaan ini sangat kuat sehingga saya merasakannya seolah-olah perasaan itu dicapkan kepada saya.
Saat kemarahan Tuhan semakin meningkat, saya merasakan bahwa Dia mungkin akan menghancurkan seluruh pasukan. Kemudian saya teringat bagaimana Tuhan bertemu dengan Musa dalam perjalanannya ke Mesir dalam ketaatanNya dengan Tuhan. Tuhan akan membuatnya mati sampai istri Musa, Zippora menyunat anak mereka. Saya tidak pernah mengerti hal itu sampai sekarang. Sebab penyunatan berbicara tentang penghilangan kedagingan atau sifat jasmani, insiden dengan Musa seperti sebuah nubuatan yang membayangi dosa Elia, seorang imam, yang mengutuk dirinya sendiri dan menyerah pada Israel karena dia gagal mendisiplinkan anak-anaknya.
“Tuhan, bangkitkan mereka dengan hikmat Zippora!” saya menangis menjerit.
Pembakaran itu terus dan sebuah keyakinan dalam pada saya untuk datang kepada para pemimpin dari pasukan-pasukan besar itu dan menceritakan kepada mereka cerita tentang Zippora dan setiap orang dalam pasukan Tuhan harus menyunatkan hati mereka. Sifat jasmani harus dibuang. Saya tahu jika saya berjalan lebih jauh sebelum ini berakhir, seluruh pasukan berada dalam bahaya kehancuran oleh Tuhan Sendiri, sama seperti Dia hampir membunuh Musa ketika dia kembali ke Mesir.
Kemudian saya berdiri di Ruang Pengadilan didepan Kursi Pengadilan Tuhan. Tuhan masih muncul sebagai Hikmat, tetapi saya tidak pernah melihat Dia lebih dahsyat, galak, ataupun Kata-KataNya yang semakin berat.
“Engkau sudah melihat pasukan ini didalam hatimu setiap waktu. Para pemimpin yang Aku tunjuk sekarang harus memimpin pasukan ini. Aku mengirimkanmu kepada banyak para pemimpin ini. Apa yang akan engkau katakan pada mereka?”
“Tuhan, ini adalah pasukan yang besar, tetapi saya masih bersedih dengan kondisi kelompok ketiga. Saya tidak mengerti mengapa mereka diijinkan untuk berpura-pura menjadi bagian dari PasukanMu. Saya ingin mengatakan bahwa sebelum mereka lebih jauh, pasukan pertama dan kedua harus berbalik dan mengusir kelompok ketiga ini. Mereka benar-benar sangat sedikit dari kelompok yang besar.”
“Apa yang engkau lihat hari ini masih berada di masa depan. Pelayanan-pelayanan yang akan Aku lepaskan untuk mengumpulkan pasukan dan memperlengkapi mereka dengan semua yang kau katakan. Pada waktu ini, hampir semua PasukanKu berada dalam kondisi ketiga. Bagaimana Aku dapat membiarkan mereka diusir pergi?”
Saya tergoncang, sekalipun saya tahu bahwa saya tidak akan pernah melihat salah seorang Umat Tuhan yang berada dalam keadaan baik bahkan seperti kelompok kedua.
“Tuhan, saya tahu Engkau marah terhadap kelompok ini. Jika sekarang hampir seluruh PasukanMu seperti ini, saya bersyukur Engkau tidak menghancurkan kami semua. Ketika saya melihat dalam kelompok ketiga, saya merasa bahwa mereka dalam kondisi yang menyedihkan. Kurang latihan, perlengkapan peran dan visi, juga kegagalan memikul salib yang menyunatkan hati. Saya percaya saya harus pergi kepada mereka dengan pesan tentang Zippora tetapi jika mereka juga membutuhkan pelatih sersan dan perwira yang akan melatih mereka.”
Hikmat melanjutkan kata-kataNya, “Ingatlah pasukan pertama yang kau lihat sebelum gunung. Mereka juga tidak siap berperang dan ketika peperangan dimulai, orang-orang yang tidak siap melarikan diri. Bagaimanapun, banyak orang kembali dengan baju zirah mereka dan khayalan yang digantikan dengan kebenaran. Dua kelompok yang pertama dalam pasukan juga diubahkan oleh peperangan ini dan menyadarkan mereka akan kondisi mereka yang sebenarnya. Kemudian mereka berseru pada Ku dan Aku mengirimkan gembala-gembala yang mempunyai HatiKu. “Semua gembala-gembalaKu seperti Raja Daud. Mereka tidak menyewa orang-orang yang mencari tempat atau posisi sendiri tetapi mereka meletakkan hidupnya untuk UmatKu. Mereka juga tidak takut perang melawan MusuhKu dan murni menyembahKu. Aku akan mengirimkan gembala-gembala ini kedepan. Engkau harus kembali dengan pesan Zippora. Waktunya sudah dekat, jika Aku tidak tinggal dalam orang-orang yang mencari untuk dihitung UmatKu yang tidak menyunatkan hati mereka. Engkau harus memperingatkan mereka akan MurkaKu.
“Aku juga mengirimkanmu kembali untuk berjalan bersama para nabiKu yang Aku kirimkan sama seperti Samuel untuk menuangkan minyak urapan kepada para gembalaku yang sejati. Banyak orang ini yang dianggap paling kecil oleh saudara-saudara seiman mereka, tetapi engkau akan menemukan mereka melayani seperti para gembala setia melayani rombongan kecilnya, pekerja yang setia pada apa yang Aku berikan. Mereka ini orang-orang yang setia yang Kupanggil untuk menjadi raja-raja. Kepada mereka Aku mempercayakan otoritasKu. Mereka akan menyiapkan UmatKu pada perang besar terakhir mendatang.”
Kemudian saya heran dalam hati, jika kami sekarang dalam kondisi kelompok yang ketiga, apa yang harus dilakukan pada para jendral yang tampaknya bukan jendral yang sejati?
“Engkau benar, mereka bukan jendral yang sejati,” Tuhan menjawab. “Aku tidak menunjuk mereka tetapi mereka menunjuk diri mereka sendiri. Orang-orang lain akan menjadi perwira yang berguna. Bagaimanapun, banyak orang akan lari pada peperangan pertama dan engkau tidak akan melihatnya lagi.
“Ingatlah ini: Sekali waktu, setiap orang dalam kelompok satu dan dua pertama merupakan bagian dari yang terakhir. Saat engkau pergi dengan pesan Zippora mendeklarasikan bahwa Aku tidak akan lagi mentolerir kedagingan UmatKu, orang-orang yang benar-benar Kupanggil dan memutuskan untuk mentaati Aku tidak lari dari PenyunatanKu tetapi akan berdiri melawan kedagingan dalam kemah sehingga Aku tidak akan menghakimi mereka. Gembala-GembalaKu juga bertanggung jawab atas kondisi Domba-dombaKu. Jendral-jendralKu bertanggung jawab atas kondisi dari para prajuritKu. Orang-orang yang sudah Aku panggil akan bertanggungjawab karena mereka mengasihi Aku, mereka mengasihi UmatKu dan mereka mengasihi kebenaran.”
Panglima Bala Tentara
Kemudian saya tidak lagi berdiri di depan Kursi Pengadilan tetapi berada di atas gunung melihat pasukan itu lagi. Hikmat berdiri disamping saya. Dia tegas tetapi saya tidak lagi merasakan kesedihan dan kemarahan seperti sebelumnya.
“Aku ijinkan engkau melihat sedikit dari masa yang akan datang,” Hikmat memulai. “Aku mengirimmu kepada orang-orang yang dipanggil untuk mempersiapkan UmatKu dan memimpinnya. Mereka adalah orang-orang yang akan berjuang dimedan perang di gunung. Mereka adalah orang-orang yang sudah bertemu pasukan penuduh dan tetap setia. Mereka adalah orang-orang yang mengawasi UmatKu dan melindungi mereka sekalipun berresiko atas hidup mereka. Mereka dipanggil para pemimpin UmatKu yang akan berjuang di peperangan besar di jaman akhir dan akan tetap bertahan tanpa takut melawan semua kuasa kegelapan.
“Sama seperti yang kau lihat, pasukan ini sedang berbaris, tetapi seringkali mereka akan mendirikan kemah. Perkemahan itu sama penting dengan berjalan berbaris. Ini adalah waktu untuk merencanakan, melatih dan mempertajam keahlian dan senjata-senjata. Ini juga waktu untuk orang-orang yang berada di kelompok pertama berjalan menuju kelompok kedua dan untuk para pemimpin kelompok kedua untuk berjalan menuju kelompok ketiga, menemukan mereka yang bisa dipanggil untuk masuk dalam tingkat selanjutnya. Lakukan ini selagi kau bisa, karena waktunya sudah dekat, jika Wahyu 11:1-2 digenapi dan orang-orang yang ingin dipanggil olehKu tetapi tidak berjalan dalam JalanKu akan menjadi penghalang. Sebelum peperangan akhir ini, PasukanKu akan kudus sama seperti AKU Kudus. Aku akan memusnahkan orang-orang yang tidak menyunatkan hati mereka dan para pemimpin yang tidak memegang KebenaranKu. Ketika terjadi peperangan terakhir, tidak akan ada kelompok ketiga seperti yang kau lihat disini.
“Sampai sekarang ketika PasukanKu sedang berkemah, banyak waktu mereka terbuang percuma. Hanya saat Aku memimpin UmatKu menuju obyektifitas yang jelas sehingga saat Aku memanggil UmatKu untuk berkemah maka akan ada tujuannya. Kekuatan pasukan yang berbaris akan ditentukan dengan kualitas kemah mereka. Ketika waktu mereka untuk berhenti dan berkemah dalam satu musim, itu adalah untuk mengajar UmatKu tentang jalan-jalanKu. Sebuah pasukan adalah sebuah pasukan baik di peperangan maupun di masa damai. Engkau harus belajar bagaimana berkemah, bagaimana berbaris dan bagaimana berperang. Engkau tidak akan melakukan semuanya ini sampai engkau dapat melakukannya dengan baik.
“PasukanKu harus siap untuk melakukan semuanya itu baik musimnya atau tidak. Engkau mungkin berpikir bahwa ini adalah waktunya berjalan berbaris. Tetapi Aku menuntunmu ke perkemahan karena Aku melihat hal-hal yang tidak pernah kau lihat sekalipun dari tempat visi ini. Jika engkau mengikuti Aku, engkau akan selalu melakukan hal-hal dengan tepat pada waktu yang tepat sekalipun itu tampaknya tidak tepat bagimu. Ingatlah, Akulah Panglima Bala Tentaranya.
“Sebuah keputusan pasukan ditentukan dengan kehormatan misi mereka, bagaimana mereka dipersiapkan untuk misi mereka dan bagaimana mereka dibimbing. Pasukan ini akan berbaris dengan misi kehormatan yang pernah diberikan kepada manusia. Bagaimanapun, sedikit dari UmatKu yang diperlengkapi untuk misi mereka dan orang-orang yang sekarang memimpin UmatKu mengikuti keinginan mereka sendiri. Sekarang Aku akan membangkitkan pemimpin-pemimpin yang akan melatih dan memperlengkapi UmatKu. Orang-orang ini akan selalu mengikuti Aku karena Akulah Panglima Bala Tentaranya.
“Banyak pasukan yang mengalami baik kemenangan maupun kekalahan. PasukanKu sudah berbaris selama berabad-abad. PasukanKu juga banyak mengalami kemenangan dan kekalahan. PasukanKu kalah dalam perang karena mereka memerangi musuh saat Aku tidak memberikan perintah. Yang lain dikalahkan karena mereka menyerang musuh dengan orang-orang yang tidak ahli. Banyak dari pemimpin ini melakukan hal ini karena mereka mencari kemuliaan mereka sendiri. Sama seperti yang ditulis Paulus dalam waktunya,’Mereka mencari kepentingannya sendiri.’
“Para pemimpin yang lain mempunyai KepentinganKu dalam hati dan mencari kemuliaan diatas kejahatan demi NamaKu, tetapi mereka tidak melatih orang-orang mereka dengan baik; mereka tidak berjalan denganKu sebagai Hikmat mereka. Sekarang mereka akan berubah. Aku akan menjadi Panglima Bala Tentaranya. Jangan berkecil hati dengan cara UmatKu terlihat sekarang, tetapi ingatlah akan menjadi apa mereka selanjutnya. Sekarang Aku akan membangkitkan para pemimpin yang hanya berbaris saat Aku memberikan perintah. Saat PasukanKu mengikuti Aku, itu akan memenangkan setiap peperangan. Ketika mereka berkemah, mereka akan mengenal HadiratKu dan mereka akan bertumbuh kuat dalam JalanKu.
“Engkau akan tiba pada saatnya ketika engkau melihat PasukanKu sama seperti sekarang. Pada waktu itu, engkau rasakan kemarahan yang membakar Aku. Ketahuilah bahwa Aku tidak lama lagi tidak akan tinggal diam dalam orang-orang dalam kelompok ketiga. Kemudian Aku akan menghentikan seluruh pasukan sampai orang-orang dalam kelompok ini didisiplinkan menjadi prajurit atau dibubarkan. Aku akan mendisiplinkan orang-orang dalam kelompok kedua membuang ambisi jahat mereka dan mereka akan hidup untuk Aku dan KebenaranKu. Kemudian PasukanKu akan berbaris maju, tidak menghancurkan tetapi memberikan hidup. Aku akan berada ditengah-tengah mereka untuk membuat para MusuhKu berada dibawah kaki pasukanKu. Aku datang untuk menjadi Panglima Bala Tentara!”
Kota
Kemudian saya berdiri di gunung yang lain melihat ke sebuah kota. Kemuliaan kota itu di luar segala sesuatu yang saya lihat atau saya bayangkan sebelumnya. Setiap bangunan dan rumah unik dan indah, membuat saya menahan nafas, simetris satu dengan yang lain dan dikelilingi ladang-ladang, gunung-gunung dalam aliran air. Hampir sama seperti sebuah kota yang bertumbuh seperti tanaman. Saya merasakan bahwa saya melihat kepada sesuatu yang dibangun oleh suatu ras yang tidak akan jatuh dan berjalan dalam kebenaran dan kemurnian Adam dan Hawa pada mulanya.
Satu sosok yang berdiri adalah sejumlah besar jendela kaca yang besar disetiap bangunan dan rumah tinggal. Kaca ini begitu jernih dan bersih dan jendela-jendela dan pintu-pintu sangatlah tepat ditempatkan sehingga saya rasakan bahwa saya tidak hanya disambut oleh setiap yang tinggal tetapi juga diundang. Seakan-akan tidak ada yang tersembunyi dan tidak ada bahaya pencurian. Kemudian saya melihat orang-orang dalam kota itu. Mereka tampaknya familiar tetapi pada waktu yang sama saya tahu bahwa saya tidak pernah berjumpa seorangpun seperti mereka. Mereka sama seperti bayangan saya tentang Adam sebelum jatuh. Mata orang-orang itu bersinar dengan apa yang hampir merupakan pemahaman total, kedalaman intelektual jauh melihat orang paling pandai yang saya pernah tahu. Saya tahu ini adalah hasil dari perintah dan damai sejahtera yang benar-benar membebaskan kebingungan atau keraguan, atau mungkin kebingungan atas keraguan-raguan. Tidak ada ambisi karena setiap orang percaya diri dan sangat bersukacita dengan siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Karena setiap orang disini bebas, mereka juga terbuka. Kemiskinan atau sakit penyakit tampaknya tidak dikenal.
Saya melihat jalan-jalan di kota ini. Ada banyak jalan raya besar di pusat kota yang menuju ke segala arah dan banyak jalan yang lebih kecil bersambungan dengan jalan raya yang besar ini. Saat saya melihat salah satu jalan raya terbesar, pengetahuan diimpartasikan kepada saya tentang kekudusan yang benar. Saya melihat jalan raya yang lain dan saya tahu kebenaran akan penyembuhan. Saat saya melihat yang lain, saya mulai mengerti hal-hal tentang penghakiman. Melihat ke masing-masing jalan, saya mengerti kebenaran yang berbeda-beda. Kemudian saya sadar bahwa setiap jalan raya adalah jalan kepada kebenaran. Orang-orang berjalan dan tinggal disalah sautnya mereflesikan kebenaran dari jalan raya itu.
Perhatian saya beralih ke banyak jalan yang berhubungan dengan jalan raya-jalan raya. Saat saya melihatnya, saya merasakan impartasi akan buah-buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera atau kesabaran. Perasaan ini muncul disamping pengertian-pengertian yang muncul saat saya melihat ke jalan-jalan raya itu.
Saya mengamati bahwa selagi beberapa jalan ini terhubung dengan setiap jalan raya, beberapa jalan raya hanya mempunyai satu atau dua yang berhubungan dengannya. Sebagai contoh, saya hanya dapat mencari Jalan Raya Kekudusan dengan berjalan diatas jalan Kasih. Saya hanya dapat mencari Jalan Penghakiman dengan berjalan diatas jalan Kasih atau Sukacita. Bagaimanapun, Jalan Raya Kasih Karunia dihubungkan dengan semua jalan. Untuk mencapai salah satu Jalan Raya Kebenaran, saya harus berjalan dalam sebuah jalan yang dimanakan buah-buah Roh.
Orang-orang berjalan diatas jalan raya dan jalan-jalan kecil selagi beberapa orang hanya duduk-duduk di sebelahnya. Beberapa orang tinggal di rumah-rumah di jalan atau jalan raya sedangkan yanglain membangun rumah diatasnya. Mereka yang tinggal dirumah-rumah secara konstan melayani makanan dan minuman untuk orang-orang yang berjalan atau yang duduk. Kemduian saya mengatamati bahwa tidak ada restoran, hotel atau rumah sakit didalam kota. Segera saya menyadari bahwa tidak satupun itu diperlukan sebab setiap rumah adalah pusat dari keramahan dan penyembuhan.
Hampir setiap rumah terbuka untuk para pelancong. Rumah-rumah yang tidak terbuka digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti belajar atau penyembuhan jangka panjang. Saya heran mengapa setiap orang memerlukan penyembuhan disini tetapi kemudian saya akan ditunjukkan alasannya. Meski demikian, saya tidak dapat membayangkan suatu tempat yang luar biasa dalam pelayanan dan keramahan yang luar biasa, membantu atau menyembuhkan, bahkan dibangun diatas Jalan Raya Penghakiman yang tampaknya menjadi tempat yang paling ramai. Karena itu, sekalipun Jalan Raya Penghakiman tampak menarik hati. Sangat jelas bahwa setiap jalan tidak hanya aman tetapi sangat diinginkan dari jalan atau jalan raya lain yang pernah saya lihat walau di taman-taman. Kota ini jauh lebih mulia daripada setiap utopia yang disampaikan para filosof.
Perhatian saya tertarik pada Jalan Raya Penghakiman. Tampaknya merupakan jalan raya yang sedikit dilalui, tetapi sekarang menjadi lebih ramai. Kemudian saya melihatnya karena jalan dan jalan raya semuanya terhubung kepada Jalan Raya Penghakiman ini. Sekalipun Jalan Raya Penghakiman menjadi pusat kegiatan, orang-orang tampak ragu-ragu untuk masuk.
Saat saya melihat ujung dari jalan raya, saya dapat melihat sebuah jalan berada dalam lereng yang terus menerus dan ada sebuah gunung tinggi diujungnya yang dibungkus dengan sesuatu yang halus tetapi mulia. Saya merasa bahwa jika orang-orang dapat melihat jalan ini karena mereka mempunyai perasaan yang sama akan Ruang Besar Pengadilan. Saya tahu bahwa ini adalah jalan untuk mengenal Tuhan sebagai Hakim yang Adil.
Ikatan Damai Sejahtera
Saya heran apakah kota ini surga atau Yerusalem yang baru. Kemudian saya melihat sekalipun orang-orang tingginya jauh melebihi orang-orang yang saya lihat dibumi, mereka tidak mempunyai kemuliaan atau ketinggian dari orang-orang itu meski dalam poisisi yang paling rendah di Ruang Pengadilan. Saya heran tentang hal ini saat saya merasakan Hikmat berdiri disamping saya lagi.
“Mereka ini adalah orang-orang yang sama yang kau lihat di PasukanKu,” Dia mulai berbicara. “Kota dan Pasukan adalah sama. Pemimpin-pemimpin masa datang mempunyai visi akan PasukanKu dan KotaKu. Aku membangun keduanya dan Aku akan menggunakan para pemimpin yang sekarang Aku persiapkan untuk menyelesaikan apa yang sudah Aku mulai beberapa generasi yang lalu. Jendral-jendralKu akan menjadi tukang bangunan ahli untuk KotaKu dan Para tukang Bangunan Ahli Ku juga akan menjadi jendral-jendral. Mereka semuanya sama.
“Suatu hari, pasukan tidak lagi diperlukan tetapi kota ini akan ada selamanya. Engkau harus menyiapkan pasukan dalam peperangan ini tetapi bangunlah semuanya yang akan kau bangun untuk masa yang akan datang.
“Ada masa depan untuk bumi. Setelah PenghakimanKu datang, masa depan yang mulia datang juga. Aku akan menunjukkan UmatKu masa depan sehingga masa depan itu ada dalam hati mereka. Seperti yang ditulis Salomo,”, ‘Segala sesuatu yang dibuat Tuhan akan tetap tinggal selamanya.’Saat UmatKu menjadi sepertiKu, mereka akan membangun sesuatu yang bertahan selamanya. Mereka akan melakukan semua yang mereka lakukan dengan damai sejahtera dalam waktu sekarang dan visi untuk masa depan. Kota yang sedang Kubangun bertahan untuk selamanya karena dibangun diatas kebenaran hati manusia. KebenaranKu akan bertahan dan orang-orang yang berjalan dalam kebenaran akan meninggalkan buah-buah yang akan tinggal tetap.
“Aku datang ke bumi kepada UmatKu sebagai Hikmat untuk membangun KotaKu. Pengenalan akan kebenaran akan memenuhi KotaKu, tetapi hikmatlah yang akan membangunnya. Hikmat akan turun atas para tukang bangunan yang akan menyebabkan dunia kagum kepada Kotaku lebih dari pada kekaguman akan kota yang dibangun Salomo. Manusia menyembah hikmat mereka sejak mereka makan buah dari Pohon Pengetahuan. Hikmat dunia akan pudar dan HikmatKu akan terbuka disepanjang KotaKu. Kemudian orang-orang yang menyembah hikmat lain akan dipermalukan. Semua yang dikerjakan Salomo sebagai nubuatan akan Aku bangun.
“Semua yang kau lihat di kota itu yang AKU bangun, Aku hanya memberikan kepadamu bayangan yang dangkal. Dari waktu ke waktu, engkau akan ditunjukkan yang lebih lagi tetapi sekarang engkau harus melihat satu hal. Apa yang paling kau amati dari kota ini?”
“Satu hal yang berdiri dalam satu harmonisasi. Segala sesuatu di kota cocok satu sama lain dan seluruh kota cocok sempurna dengan lingkungannya,” saya meresponi.
“Ikatan damai sejahtera yang sempurna adalah kasih,” Tuhan meneruskan. “Dalam KotaKu, ada kesatuan. Dalam semua yang Aku ciptakan, ada harmonisasi. Segala sesuatu cocok bersama-sama didalam Aku. Segala sesuatu yang AKU kerjakan di bumi adalah untuk memulihkan harmonisasi yang asli antara BapaKu dan CiptaanNya dan diantara semua ciptaan. Saat semua umat manusia hidup dalam harmonisasi dengan Aku. Bumi akan harmonis dengan Tuhan dan tidak ada lagi gempa bumi, banjir atau badai. Aku datang untuk membawa damai sejahtera bagi bumi.”
Saat Dia berbicara, saya tahu bahwa saya melihat kemasa depan sama seperti saat saya melihat pasukan. Saya juga tahu bahwa apa yang Dia katakan tentang membangun damai sejahtera di masa sekarang dan sebuah visi untuk masa depan juga hal yang mendasar dalam harmonisasi yang saya lihat. Waktu juga merupakan bagian dari CiptaanNya yang didalamnya kita harus cocok. Hikmat menoleh pada saya sehingga saya melihat langsung kedalam MataNya dan berkata, “Aku mengasihi CiptaanKu. Aku mengasihi binatang-binatang diladang dan ikan-ikan di laut. Aku akan memulihkan segala sesuatu seperti tujuan semula dijadikannya, tetapi aku lebih dulu harus memulihkan manusia. Aku datang tidak hanya untuk membebaskan tetapi juga memulihkan. Merupakan bagian dalam PelayananKu akan pemulihan engkau tidak harus melihat seperti apa mereka tetapi menjadi apa mereka nantinya. Seperti Yehezkiel, engkau harus melihat sekalipun dalam tulang-tulang kering terdapat pasukan yang begitu besar. Engkau harus menubuatkan hidup dalam tulang-tulang sampai mereka menjadi pasukan yang Aku panggil dari semula. Kemudian PasukanKu akan berbaris. Ketika PasukanKu berbaris, itu akan memulihkan – bukan menghancurkan. Itu akan memerangi kejahatan tetapi juga akan membangun kota kebenaran.
“Semua harta karun di bumi tidak dapat memberatkan keseimbangan nilai seorang jiwa. Aku membangun Kota Ku dalam hati manusia dengan hati manusia. Orang-orang yang tetap berpegang pada hikmat besar-pengetahuan akan harta karun abadi-akan digunakan untuk membangun KotaKu. Engkau akan mengenal para Tukang Bangunan KotaKu dari hikmat ini—mereka tidak memusatkan pikiran mereka pada hal-hal duniawi tetapi pada harta karun di sorga. Karena hal ini, dunia akan membawa harta kekayaannya ke KotaKu sama seperti yang mereka lakukan pada jaman Salomo.
“AKU akan melepaskan Para Tukang BangunanKu yang ahli dan bijaksana. Engkau harus berjalan bersama mereka dan mereka harus berjalan bersama-sama. Setiap jalan raya dan jalan yang kau lihat di kota akan mulai menjadi benteng kebenaran di bumi. Setiap benteng akan bertahan melawan kuasa kegelapan, dan kuasa-kuasa itu tidak akan bertahan. Setiap benteng itu akan menjadi seperti sebuah gunung dengan sungai-sungai yang mengalirkan airnya ke bumi. Tiap-tiap aliran itu akan menjadi kota pertahanan dan sebuah tempat perlindungan bagi semua yang mencari AKU. Tidak ada senjata yang melawan mereka dan tidak ada senjatapun yang Aku berikan akan kalah.”
Para Tukang Bangunan Tuhan
Saat Hikmat berbicara, mata saya terbuka melihat lembah paling indah yang pernah saya lihat. Gunung-gunung terbentuk dari lembah dan lembah itu sendiri sangat hijau dari hijau apapun yang pernah saya lihat. Batu-batunya seperti benteng yang terbuat dari perak, pohon-pohon sempurna dan lebat. Ada sebuah sungai di tengah-tengahnya yang mengaliri dari aliran setiap gunung yang melingkarinya. Airnya bersinar kebiruan, warna paling biru yang pernah saya lihat dan sangat indah cocok dengan langit. Setiap bilah rumput sempurna. Lembah itu dipenuhi banyak jenis binatang yang tampaknya jenis paling baik tanpa penyakit atau cacat. Mereka cocok sempurna dengan lembahnya dan dengan satu dengan yang lainnya. Saya tidak pernah melihat tempat yang sangat diingiknan ini di bumi.
Saya terheran-heran apakah saya melihat Taman Eden dan kemudian saya melihat sedikit prajurit berbaju zirah yang sedang mengawasi lembah. Prajurit lain mengikuti setiap aliran sungai dan kemudian mengikuti sungai menuju ke tempat dimana para prajurit pertama mengawasi. Awalnya saya tidak berpikir bahwa para prajurit itu cocok dengan tempat itu tetapi untuk beberapa alasan saya segera merasakan santai karena saya tahu mereka memang sudah seharusnya disitu.
Saya melihat kepada para prajurit itu. Mereka kasar dan perang membuat mereka keras, tetapi baik dan mudah didekati. Mereka itu keras dan pasti tetapi kelihatan dalam damai sejahtera yang sempurna. Mereka itu serius dan suram, tetapi penuh suikacita dan cepat tertawa. Saya pikir bahwa sekalipun perang selalu mengerikan, jika saya harus pergi ke medan perang, tidak akan ada kelompok prajurit lain disamping orang-orang yang saya pilih untuk berperang.
Saya mengamati baju zirah mereka yang tampaknya memang dibuat untuk mereka, sangat cocok sehingga saat mereka bergerak dengan keanggunan seakan-akan mereka tidak mengenakan baju zirah sama sekali. Saya dapat mengatakan bahwa keduanya tampak ringan, tapi kuat lebih dari yang saya pernah lihat. Baju zirah itu juga merupakan kombinasi sempurna dari warna-warni air, gunung dan langit yang biru, yang kemudian segera saya sadari bahwa itu adalah refleksi dari warna-warni yang murni yang tidak pernah saya lihat. Baju zirah itu sendiri terbuat dari perak “luar dunia”, lebih dalam dan lebih murni dari perak apaun yang ada di bumi. Saat saya terheran-heran tentang siapa para prajurit ini, Tuhan mulai berbicara.
“di rumah BapaKu ada banyak tempat tinggal,” Dia menjawab, “Mereka adalah para Tukang BangunanKu. Masing-masing RumahKu akan menjadi benteng yang darinya Aku kirimkan PasukanKu keluar. Beberapa orang akan maju sebagai ksatria untuk berperang melawan orang yang lemah dan tertekan dan yang lain akan maju dalam kelompok-kelompok kecil yang akan menyerang pertahanan musuh dan membawa kembali orang-orang yang manja. Beberapa orang akan maju sebagai panglima untuk menakhlukkan kota-kota yang dimana KebenaranKu akan memerintah dan yang lain akan masuk dalam pasukan dari benteng-benteng lain untuk membebaskan seluruh bangsa-bangsa dengan Kebenaran, Kasih dan KuasaKu.
“Benteng-benteng ini bukan saja perlindungan untuk UmatKu, tetapi juga untuk memobilisasi, melatih dan mengirim PasukanKu ke seluruh penjuru bumi. Waktu kegelapan akan segera datang, tetapi UmatKu tidak akan kedapatan bersembunyi. Mereka akan maju untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Mereka akan mengalahkannya dengan tidak mengasihi hidup mereka dari maut dan dengan mengasihi yang lain lebih dari hidupnya sendiri. Orang-orang ini tidak mempunyai rasa takut, mereka akan Aku kirim sebelum Aku kembali.“Nubuatan-nubuatan
“Sama seperti yang kau lihat dalam mereka, para Tukang BangunanKu akan mempunyai hikmat untuk menyelesaikan penelitian sebelum itu dibangun. Masing-masing RumahKu cocok sempurna dengan tanah tempatnya berada, tidak berdasarkan ukuran manusia tetapi menurut Aku. Keahlian pertama para Tukang BangunanKu yang dikembangkan adalah keahlian dalam meneliti. Mereka harus mengetahui tanahnya sebab Aku merancangkan tanah untuk UmatKu. Ketika engkau membangunnya dengan HikmatKu, apa yang kau bangun akan sesuai sempurna dengan tanahnya.”
Kemudian saya berdiri di samping salah satu aliran air di lembah. Saya mulai mengikutinya sampai ke puncak gunung. Saat saya mendekati puncaknya, saya mulai mendengar suara yang keras, suara-suara yang menakutkan. Ketika saya melihat keatas lembah, saya dapat melihat perang-perang dan gempa bumi besar membelah bumi dan badai-badai serta kebakaran yang menutupi lembah. Itu terjadi seakan-akan saya berdiri di perbatasan antara surga dan neraka, melihat ke neraka itu sendiri. Bagaimanapun saya tahu bahwa neraka tidak mempunyai kuasa untuk melanggar batas lembah tetapi pemandangan itu sangat menakutkan, saya kembali berlari ke lembah. Kemudian saya merasakan Hikmat berdiri disamping saya.
“Disinilah engkau harus tinggal, diantara kematian dan kehidupan. Jangan takut, tapi percayalah. Engkau sudah pernah lemah tetapi sekarang Aku bersamamu, jadi berbesar hatilah dan jadilah kuat. Takut jangan menguasaimu-jangan lakukan apapun karena takut. Lakukanlah apa yang kau lakukan karena kasih dan engkau akan selalu jaya. Kasih adalah sumber dari keberanian. Kasih akan menang di akhirnya. Doronglah para tukang BangunanKu dengan kata-kata ini.”
Kata-kata Kehidupan
Kemudian saya kembali ke Ruang Besar Pengadilan, berdiri didepan pintu yang sama kembali. Saya masih sedikit terkejut dengan apa yang saya lihat di tepi lembah, tetapi Kata-KataNya masih terdengar di telinga saya. “Kasih, kasih,” saya mengulanginya lagi dan lagi. “Saya jangan sampai lupa kuasa kasih. Ada damai sejahtera yang sempurna dalam kasih. Ada keberanian dalam kasih. Ada kuasa dalam kasih.”
Saya melihat kearah pintu. Saya tahu bahwa itu adalah pintu dari GerejaNya. Saya tahu bahwa benteng-benteng yang dikatakan Hikmat adalah tentang gereja-gereja dan pergerakan-pergerakan. Saya mulai berpikir beberapa jemaat dan pergerakan yang saya tahu sudah siap untuk apa yang saya lihat. Saya mulai berpikir dengan peneliti-peneliti rohani yang saya tahu tapi tidak pernah terpikirkan. Kemudian lagi, tampaknya paling banyak dari mereka berjuang memerangi keletihan, dan mereka mencoba untuk bertahan hidup, sekalipun dengan memerangi satu dengan yang lain dalam keputusasaan mereka. Saya memikirkan medan perang yang ada di gunung. Musuh menggunakan orang Kristen untuk menyerang orang Kristen lain yang mencoba mendaki gunung. Sekalipun medan perang itu terkadang menang dan membebaskan orang-orang Kristen dari kuasa para penuduhnya, saya tahu bahwa akan memakan waktu yang lami untuk menyembuhkan luka akibat perang itu. Banyak orang berada dibawah pengaruh penuduh untuk waktu yang lama dan masih menjadi bagian dari sifat menuduh dan itu hanya sementara sebelum pikiran mereka diperbaharui. Saya tahu bahwa gereja masih cukup jauh dari kesatuan.
Dimana kami mulai?Saya memikirkan sendiri. Apa yang dapat saya lakukan jika saya melewati pintu itu?
“Engkau tidak harus mulai. Ini sudah berakhir,” jawab Hikmat. “Aku menyelesaikan kesatuan UmatKu di salib. Sekalipun itu tampak seperti musuh yang menang atas salib, dia sebenarnya hanya menjalankan rencana Bapa dan Aku sejak dari mulanya. Ketika engkau mengkhotbahkan salib dan hidup oleh kuasanya, engkau harus melakukan KehendakKu. Orang-orang yang melayani Aku dan bukan ambisi diri sendiri akan segera mengenali satu sama lain dan akan bersatu. Orang-orang yang mempunyai takut akan Tuhan tidak takut pada apapun di bumi. Orang-orang yang takut akan Aku tidak akan mempunyai rasa takut satu dengan yang lain, tetapi akan mengasihi satu sama lain dan akan duduk bersama dalam MejaKu.
“Aku memanggilmu untuk melihat dan engkau akan melihat bagaimana KerajaanKu datang. Iblis akan dilempar ke bumi dan akan menimpa bumi dengan kemarahan yang besar. Tetapi jangan takut pada kemarahannya, karena Aku juga akan menunjukkan MurkaKu melawan semua ketidakadilan. Iblis dan orang-orang yang mengikutinya akan segera tahu MurkaKu. Engkau harus melihat hal-hal ini, tetapi jangan takut pada mereka karena Aku tinggal diam di tengah-tengah UmatKu dan Aku lebih besar dari semuanya. Saat engkau memandangKu, engkau tidak akan takut. Jika engkau takut, itu karena engkau tidak memandang Aku.
“Ketika kejahatan umat manusia menjadi satu dengan iblis itu sendiri, masa kekacauan besar melanda bumi, Kemudian semua umat manusia dan seluruh ciptaan akan mengerti kegagalan dan pemberontakan yang tragis. Pada waktu yang sama, UmatKu akan menjadi satu penuh dengan Aku dan TerangKu yang besar akan berdiri melawan kegelapan besar. Orang-orang yang berjalan dalam pelanggaran hukum akan jatuh dalam kegelapan yang pekat. Orang-orang yang berjalan dalam ketaatan akan bersinar terang seperti bintang-bintang di surga.
“Kerendahan hati dan ketaatan akan selalu menuntun padaKu. Saat engkau mendekatiKu, engkau akan memandang dan memanifestasikan KemuliaanKu. Surga dan bumi akan memandang perbedaan antara terang dan gelap. Engkau dipanggil untuk hidup antara kegelapan dan terang, untuk memanggil orang-orang yang tinggal dalam kegelapan menuju terang. Sekarangpun Aku tidak berhasrat untuk seorangpun binasa.”
Dalam kemuliaan yang melingkupi kami, sangatlah sulit untuk mengingat kegelapan dan kejadian-kejadian menakutkan yang baru saya saksikan. Saya memikirkan perbedaan antara KemuliaanNya dan kebesaran serta kemegahan manusia. “Betapa kecilnya mereka!” kata saya. “Jika semua manusia mempunyai bayangan akan Kursi PengadilanMu, mereka akan segera bertobat. Tuhan, mengapa Engkau tidak menunjukkan DiriMu sendiri pada dunia sehingga tidak perlu bertahan dalam kejahatan ini? Tidak akan ada seorangpun yang memilih iblis jika mereka dapat melihat Engkau sebagai Engkau.”
“Aku akan membuka DiriKu sendiri jika iblisnya sudah menyelesaikan pekerjaannya, kemudian Aku akan menunjukkan DiriKu sendiri pada dunia. Saat pekerjaan iblis dibuka melalui orang yang jatuh, Aku akan dibuka kepada orang-orang yang dipulihkan. Kemudian dunia akan melihat Aku-bukan hanya kemuliaan yang Aku miliki di surga tetapi Kemuliaan yang menang melawan kegelapan. KemuliaanKu lebih dari yang kau lihat disini, ini adalah SifatKu. Setelah Aku membuka SifatKu kepada UmatKu, Aku akan kembali kepada Kemuliaan yang Aku miliki disini. Sampai kemudian, AKU mencari orang-orang yang mengikuti Aku karena mereka mengasihi Aku dan mengasihi kebenaran, bukan hanya karena mereka mengasihi kemuliaan dan kuasa.
“Orang-orang yang memilih untuk mentaatiKu ketika seluruh dunia tidak taat, sangatlah berharga menjadi ahli waris bersamaKu. Orang-orang ini akan berharga memerintah bersamaKu, melihat KemuliaanKu dan membaginya. Mereka adalah orang-orang yang hidup tidak untuk diri mereka sendiri tetapi untuk Aku. Beberapa orang-orang paling besar saudara-saudara seiman milikKu akan dibukakan. Mereka akan mempertahankan kebenaran melawan kegelapan yang paling gelap. Mereka akan tetap berdiri teguh melalui pencobaan-pencobaan paling besar. Aku membawamu kesini dan Aku mengirimkan engkau kembali untuk mendorong mereka berdiri dan tidak jatuh pingsan pada waktu penyelamatan mereka sudah mendekat.
“Aku juga mengirimkan engkau kembali untuk memperingatkan orang-orang besar ini. Setan melihat kemuliaan BapaKu dan memandang banyak sekali orang-orang yang melayani Dia, tetapi dia masih juga jatuh. Dia jatuh karena dia mulai percaya akan kemuliaan dan kuasa Bapa yang dibagikan kepadanya selain percaya pada Bapa sendiri. Orang-orang yang dipercayakan dengan kuasa dan kemuliaan yang Aku bagikan pada waktu-waktu ini jangan meletakkan kepercayaan pada kuasa kemuliaan itu, tetapi harus kepadaKu sendiri. Iman yang benar tidak pernah pada dirimu sendiri, hikmatmu atau apapun yang Aku berikan padamu. Iman yang benar ada padaKu.
“Saat engkau bertumbuh pada iman yang benar didalam Aku, engkau akan bertumbuh dalam ketergantungan denganKu dan engkau akan sedikit percaya pada dirimu sendiri. Orang-orang yang mulai percaya pada dirinya sendiri tidak akan dapat membawa beban dari Kuasa atau KemuliaanKu, mereka akan jatuh sama seperti iblis. KekuatanKu bekerja sempurna dalam kelemahan, tetapi engkau jangan lupakan bahwa dalam dirimu sendiri engkau lemah dan engkau bodoh.
“Orang-orang yang berharga memerintah denganKu di masa akan datang akan membuktikan ini dengan hidup dalam kegelapan dan kelemahan daging manusia, tetpai mereka akan melayani dan percaya padaKu. Bahkan malaikat-malaikat paling besarpun akan tunduk didepan orang-orang yang membuktikan dengan cara ini. Para malaikat kagum ketika manusia, laki-laki dan perempuan yang memandang sedikit kemuliaan disini akan bertahan berdiri untuk Aku dan KebenaranKu dalam waktu kegelapan. Mereka berharga disebut Saudara-SaudaraKu dan dipanggil anakKu laki-laki dan anakKu perempuan oleh BapaKu.
“Di bumi, kebenaran seringkali tampak lemah dan mudah dikalahkan. Orang-orang yang melihat dari sini tahu bahwa KebenaranKu akan menang. Waktu Aku berdiri dan membawa PenghakimanKu kepada bumi hanya ditunda sehingga Saudara-SaudaraKu dapat membuktikan kasih mereka untuk Aku dengan berdiri dalam kebenaran untuk harga apapun yang mereka bayar. KebenaranKu dan KebaikanKu akan bertahan selamanya dan semua yang datang padaKu karena mereka mengasihi kebenaran. Mereka akan bersinar seperti bintang-bintang dibuat untuk menghormati mereka.”
Saat Hikmat terus berbicara, itu seperti membersihkan saya dengan pancuran air kehidupan. Sekali waktu saya merasa malu karena didepan Hadirat KemuliaanNya, saya tampak pudar dan bingung sama seperti saya di bumi. Tetapi sekarang saat Dia berbicara pada saya, Kata-KataNya memberikan saya seperti ketajaman yang datang kepada pikiran saya diluar kegembiraan mental. Semakin saya dibersihkan, semkain Kata-KataNya meledak dengan pembersihan yang brilian. Saya tidak hanya melihat KemuliaanNya, tetapi juga merasakan Kemuliaan didalam saya. Dalam HadiratNya, saya tidak hanya mendengar kebenaran, tetapi saya menerima kebenaran itu.
Mempelai yang dikasihiNya.
Sensasi karena pembersihan oleh Kata-KataNya sangat luar biasa diterangkan tetapi sangat dikenal. Saya tahu bahwa saya merasakan ini ketika mendengar pengkhotbah yang diurapi dari seseorang yang berada didepan Hadirat Tuhan. Itu tidak memabukkan tetapi kebalikannya. Disamping perasaan ini, juga mempercepatnya. Dalam HadiratNya, saya merasakan ribuan potongan informasi yang sudah saya akumulasikan selama tahunan dijadikan satu bersama-sama untuk memberikan arti pemahaman yang dalam akan segala sesuatu yang Dia katakan. Dengan ini, setiap konsep menjadi sebuah pilar pengetahuan yang kuat dalam pikiran saya. Kemudian ini menjadi suatu perasaan yang saya rasakan seperti kasih yang mendalam untuk tiap-tiap kebenaran.
Ketika Dia berbicara, ada sebuah energi yang dilepaskan yang memampukan saya untuk melihat setiap kebenaran dengan kedalaman yang besar dari sebelumnya. Kata-KataNya tidak hanya mengimpartasi informasi tetapi juga hidup. Iluminasi besar ini sama dengan apa yang saya alami setetlah saya memutuskan untuk tidak mencoba dan menyembunyikan apapun ketika saya berdiri di depan Kursi Pengadilan. Semakin saya membuka hati saya untuk Kata-KataNya untuk menyingkapkan setiap kegelapan dalam diri saya dan mengubah saya, semakin besar Kuasa Kata-KataNya atas saya.
Tuhan tidak hanya memberikan informasi saja ketika Dia berbicara, tetpai juga mengatur kembali pikiran dan hati saya sehingga kebenaran-kebenaran ini akan menjadi dasar dari pengertian dan pengertian melepaskan kasih untuk kebenaran. Sebagai contoh, saya sudah memikirkan apa yang saya pikirkan sebgai suatu pengertian gereja sebegai mempelai Kristus. Saat Dia berbicara tetantang pelayanan-pelayanan yang dikirimkan maju untuk menyiapkan mempelaiNya, saya melihat dari hati apa yang tampaknya diketahui setiap gereja. Secepat itu mereka tampaknya lebih dari hanya sebuah kelompok orang, gereja-gereja itu menjadi Milik yang DikasihiNya. Saya merasakan perasaan yang terbakar untuk membantu mereka menyiapkan diri untuk Dia. Kejijikan akan dosa dan sundal dunia hampir mengikat kedua lutut saya saat saya melihat apa yang dia lakukan atas UmatNya. Saya tahu bahwa saya merasakan apa yang Dia rasakan.
KebenaranNya yang membersihkan mengucur atas saya. Kebersihan yang saya rasakan sangat luarbiasa lebih dari yang mungkin saya percayai. Hampir seakan-akan saya hidup dalam pembuangan kotoran dan sekarang diberikan pancuran air panas. Kuasa dari pembersihan kebenaran ini mencengkeram saya sangat kuasa sehingga saya putus asa ingin membawanya untuk membagikannya pada UmatNya.
“Aku akan melepaskan kuasa dari urapan kebenaran untuk membersihkan UmatKu,” Hikmat melanjutkan. “MempelaiKu akan dibersihkan dari semua kotorannya. Aku sedang mengirimkan para Pembawa PesanKu yang akan penuh dengan api, membakar pemberontakan akan KekudusanKu dan kekudusan UmatKu.”
Saat Dia berbicara, saya merasakan kedalaman dan kuasa dari pesan kekudusan. Kemudian saya tahu tanpa bertanya bahwa kuasa kebenaranlah yang menyelesaikannya. Sebuah visi dari mempelai yang mulia yang Dia pantas dapatkan membakar hati saya. Saya ingin sekali membagi hal ini pada UmatNya sehingga mereka akan fokus pada kesiapannya untuk Tuhan. Saya hanya tidak dapat memahami melakukan segala sesuatu lagi tanpa menjadi tujuan saya.
Dia mulai berbicara tentang benteng-benteng kebenaran dan kebenaran. Selagi Dia berkata-kata, saya melihat jemaat yang cukup saya kenal dan bagaimana mereka berjuang. Saya menjadi terbeban seperti belum pernah sebelumnya untuk mereka untuk diberikan kuasa KebenaranNya. Saya tahu bahwa mereka lemah karena mereka tidak berjalan dalam kebenaran. Kesedihan yang saya rasakan untuk mereka hampir tidak bisa saya tahan.
“Mengapa mereka tidak berjalan dalam kebenaran?” saya membuka suara.
“Engkau mulai merasakan beban yang Nehemiah rasakan ketika dia mendengar bahwa Yerusalem sedang tertekan karena tembok-temboknya dihancurkan,” Hikmat menjelaskan. “Aku impartasikan kepada para Pembawa PesanKu api untuk melihat kebersihan MempelaiKu dan Aku juga mengimpartasikan kepada mereka beban dari Nehemiah untuk melihat tembok-tembok keselamatan dipulihkan. Kemudian UmatKu tidak akan lagi tertekan. “Engkau sudah melihat UmatKu sebagai PasukanKu, sebagai KotaKu dan sebagai MempelaiKu. Sekarang engkau tidak hanya melihatnya, tetapi juga ikut merasakannya. Hanya ketika KebenaranKu datang dari hati itu akan berkuasa mengubah manusia. Aliran air hiudp harus datang dari dalam –hati. Sama seperti yang kau rasakan ketika KebenaranKu membersihkanmu, Aku membuat para Pembawa PesanKu penuh dengan nyala api yang akan berbicara tentang kebenaran, tidak hanya memberikan pengertian tetapi dengan kuasa untuk mengubah hati manusia. Kebenaran yang akan Aku kirimkan tidak hanya akan membebaskan UmatKu dari dosa, tetapi juga membersihkan mereka dari dosa.”
Meskipun saat Dia berbicara, sebuah semangat besar muncul dalam saya untuk melakukan sesuatu. Strategi-strategi pembagian mulai muncul dalam saya untuk membantu UmatNya. Saya tidak dapat menunggu untuk memulainya. Sekarang saya percaya bahwa tulang-tulang keringpun akan menjadi suatu pasukan yang besar! Dalam Hadirat Hikmat, tidak ada yang mustahil. Saya tidak ragu untuk percaya bahwa GerejaNya akan menjadi mempelai tanpa noda dan cela, atau bahwa GerejaNya akan menjadi sebuah kota yang besar, berdiri tegah sebagai benteng kebenaran untuk dipandang seluruh dunia. Saya tidak ragu akan UmatNya, sekalipun tampaknya sekarang mereka lemah dan kalah, tetapi akan menjadi sebuah pasukan kebenaran tanpa kuasa kegelapan satupun yang dapat tahan. Merasakan kuasa kebenaran seperti sebelumnya, saya tahu bahwa KuasaNya lebih besar dari kegelapan.
Kata-Kata yang Hidup
Dalam HadiratNya, saya rasakan seakan-akan saya dapat berbicara tentang visi yang saya terima tentang MempelaiNya dan siapapun yang mendengarnya akan berubah. Tampaknya saya dapat berbicara kepada jemaat-jemaat kecil yang paling kalah dengan kuasa yang akan dengan cepat mengubahnya menjadi benteng kebenaran yang teguh. Saya juga tahu di bumi, kata-kata saya tidak akan berkuasa.
“Kata-kataMu akan mempunyai kuasa jika engkau tinggal diam dalam Aku,” Hikmat menerangkan. “Aku tidak akan memanggilmu untuk berkotbah tentang Aku; Aku memanggilmu sebagai suara Aku dapat berbicara. Saat engkau tinggal diam dalam Aku dan Kata-KataKu ada dalammu, engkau akan berbuah-buah dan buah-buah itu tetap. Oleh FirmanKu, ciptaan dijadikan dan oleh FirmanKu ciptaan baru akan datang padamu dan UmatKu. FirmanKu adalah Roh dan Hidup. FirmanKu memberikan Hidup. Engkau dipanggil tidak hanya untuk mengajarkan tentang Aku, tetapi untuk mengijinkan Aku mengajar lewat kamu. Saat engkau tinggal dalam HadiratKu, kata-katamu akan menjadi FirmanKu dan itu akan berkuasa.”
Saya memikirkan sesuatu tentang Margaret Browning, dia pernah mengatakan: “Setiap semak belukar terbakar oleh api Tuhan, tetapi hanya mereka yang melihat yang mencopot sepatunya. Yang lainnya hanya memetik buah-buah berri.”
“Tuhan, saya ingin melihatMu dalam segala sesuatu,” kata saya.
“Aku akan memberikan para Pembawa PesanKu visi untuk melihat TujuanKu dalam segala hal,” Dia memberikan respon. “Aku akan membuat para Pembawa PesanKu terbakar oleh api seperti yang tampak dalam semak yang terbakar. ApiKu akan menghinggapi mereka tetapi mereka tidak akan dihanguskan. Umat manusia akan kagum melihat pemandangan luar biasa ini dan berbalik utnuk melihatnya. Aku akan berbicara dari tengah-tengah para Pembawa PesanKu, memanggil UmatKu kepada tujuan hidup mereka membangkitkan para pengantar yang Aku panggil untuk tujuan semula.”
Kemudian saya merasakan tertarik melihat ke pintu. Saya melangkah mendekat dan dapat melihat tulisan. Saya tidak pernah melihat tulisan seperti ini sebelumnya. Itu adalah tulisan dari emas murni dan hidup. Saya mulai membaca.
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. (Kolosse 1:16-29).
Saat saya membaca Firman ini, seperti sebuah transfuse darah yang hidup. Sebuah kata dari Firman Tuhan lebih berharga dari semua harta karun di bumi! Saya berpikir, bagaimana bisa saya dapat membiarkan diri saya sendiri terbawa oleh perhatian dunia ketika saya mempunyai FirmanNya? Saya mulai berpikir tentang bagaimana berharganya untuk menyeberangi bumi untuk mendengarkan satu saja pengkhotbah yang diurapi, tetapi terkadang saya malas dan saya tidak ingin berkendara keluar kota. Saya terkejut dengan kecerobohan saya akan FirmanNya saat saya berdiri di depan pintu. “Tuhan, ampuni saya,” saya menangis.
Saat saya mengatakan ini, pintu itu terbuka. Saat terbuka, saya kagum bagaimana pintu itu tampak pudar dan tidak menarik dari kejauhan tetapi setelah dekat pintu itu lebih rumit dan indah melebihi pintu apapun yang pernah saya lihat. Itulah bagaimana orang menghakimi gereja dan bagaimana saya sering menghakiminya juga. Saya sudah mengasihi Tuhan untuk waktu yang lama, tetapi saya gagal mengasihi UmatNya dalam cara yang seharusnya.
“Sebuah pertobatan akan membuka pintu ini untukmu untuk maju kedalam tujuan dimana Aku memanggilmu. Engkau tidak dapat memenuhi tujuanmu jika terpisah dari UmatKu. Aku memanggil UmatKu untuk menjadi satu dan sekarang akan berlalu. Terpusah dari mereka, engkau tidak dapat hidup dalam apa yang sudah kau lihat dalam visimu. Sekarang engkau harus pergi dari melihat cara dan mengentahui kebenaran untuk menjadi sarana bagi HidupKu. Ini tidak dapat engkau lakukan terpisah dari UmatKu. Bapa memberikanmu KasihNya untuk Aku, dan KasihNya ada didalammu, sama seperti yang baru Aku minta. Sekarang Aku akan memberikan KasihKu untuk UmatKu. Para Pembawa PesanKu harus melihat mereka sama seperti Aku melihat mereka dan mengasihi mereka seperti Aku. Sama engkau benar-benar mengasihi FirmanKu, pintu dari tujuan hidupnya bersama UmatKu akan terbuka untukmu.”
FirmanNya tidak hanya menyentuh pikiran saya, tetapi juga hati saya. Saya merasakan itu. Hanya dengan mendengarkan kasih yang Dia bicarakan untuk UmatNya, mengimpartasi kasih itu untuk saya. Itu adalah kasih yang lebih besar dari yang pernah saya rasakan, tetapi juga sangat akrab dan saya mengalaminya dalam tingkatan ketika saya mendengar khotbah yang penuh urapan. Saya memikirkan kebodohan saya. Saya sering mengatakan bahwa tidak akan ada khotbah di surga, tetapi sekarang saya merasakan bahwa bukanlah surga tanpa khotbah. Saya mulai mengukir khotbah dari FirmanNya.
“Ya, akan ada khotbah dan pengajaran di surga. Untuk selamanya, CeritaKu akan diceritakan. Itulah mengapa disebut dengan Injil Abadi. Akulah Firman dan Akulah Kebenaran, dan Firman Kebenaran akan selamanya mengisi CiptaanKu. Semua ciptaan akan bersukacita karena Firman KebenaranKu sama seperti engkau sekarang. Meski para malaikat senang mendengarkan kesaksian-kesaksianmu dan mereka akan mendengarkan juga. Orang yang Kutebus akan selalu senang untuk menceritakan dan mendengarkan cerita tentang PenebusanKu. Tetapi sekarang engkau harus menceritakan kepada mereka yang tinggal dalam kegelapan. Kata-kata kesaksianmu akan membebaskan banyak orang. Orang-orang yang mengasihi Aku, mengasihi juga FirmanKu. Mereka senang membaca dan mendengarnya. Engkau sudah diberikan kebenaran yang akan membebaskan manusia, yaitu FirmanKu dalam hatimu. Majulah dengan FirmanKu, majulah dan engkau akan melihat Kuasa dari FirmanKu.”
Manna
Saya melangkah melalui pintu itu. Ketika saya melangkah, saya terkejut melihat bahwa semua kemuliaan yang sebelumnya saya berdiri semua hilang. Yang ada gelap dan kabut, seperti sebuah gudang tua. Itu membingungkan tetapi saya masih merasakan kuasa FirmanNya yang sudah Tuhan bicarakan dan itu membuat langkah saya mantap.
“Apa yang kau rasakan adalah urapan Roh Kudus,”terdengar sebuah suara dari kegelapan.
“Siapakah engkau?” Tanya saya.
“Haruskah engkau bertanya?” Itu seperti bukan suara Hikmat tetapi sbuah suara yang akrab ditelinga. Bagaimanapun, saya tahu bahwa itu adalah Dia. Secara berangsur-angsur mata saya terbiasa dalam kegelapan dan saya terkejut melihat teman lama saya, rajawali putih.
“Dia hidup didalam kami sehingga engkau dapat tinggal dalam semua yang kau alami disini sama seperti yang kau lakukan dalam HadiratNya disana. Saya tahu bahwa engkau menjadi pecandu akan HadiratNya dan itu benar, tetapi engkau harus belajar mengenali Dia dalam berbagai bentuk. Pertama, engkau harus mengenali SuaraNya dalam hatimu dan kemudian saat Dia berbicara melalui orang lain.
“Engkau sudah tahu hal ini sebelumnya dan sudah mengalaminya dari waktu ke waktu, tetapi engkau tidak harus tahu sekarang. Dia tidak akan pernah jauh darimu dan dapat selalu dengan mudah ditemukan. Dia akan selalu menuntunmu kepada kebenaran. Hanya oleh Roh Kudus engkau dapat melihat dan mengetahui apapun atau tiap orang menurut cara mereka. Dalam waktu-waktu yang akan datang, kita akan binasa jika tidak mengikuti Dia dari dekat.”
“Saya tahu ini benar karena saya mendengar Hikmat berbicara melaluimu. Apakah engkau disini untuk menunjukkan saya jalan? Saya hampir tidak bisa melihat disini.”
“aku akan datang padamu dari waktu ke waktu untuk menceritakan padamu tentang tanda-tanda yang akan membuatmu tahu engkau berada di jalan yang benar tetapi Roh Kudus akan menuntunmu. Aku juga akan membantumu mengerti bagaimana Dia menuntunmu ke tempat-tempat yang berbeda, tetapi pertama-tama aku harus menceritakan padamu tentang manna sehingga engkau dapat hidup.”
“Manna! Apakah maksudmu seperti manna yang dimakan orang Israel waktu di padang gurun? Apakah itu yang kau makan disini?”
“Itu adalah apa yang dipunyai semua orang yang berjalan bersama Tuhan sejak dari semula. Manna yang dimakan orang Israel di padang gurun adalah nubuatan dari ini. Tuhan memberikanmu manna yang segar setiap haru. Hanya dengan menutupi seluruh bumi dengan manna setiap hari untuk orang Israel selagi mereka di padang gurun, Dia akan menutupi bumi tiap hari dengan kebenaran untuk UmatNya. Setiap jalan yang tempuh, engkau akan melihatnya. Sekalipun ditengah-tengah kegelapan dan kesuraman, FirmanNya akan melingkupimu dan engkau dapat mengambilnya. Mereka yang dibuang dari penjara dirinya sendiri akan terbangun untuk menemukan manna itu setiap hari. Tetapi mannaNya adalah lembut dan ringan seperti embun dan dengan mudah diinjak-injak. Hatimu harus lembut dan ringan sehingga engkau dapat melihatnya.”
Surat yang hidup
“Tuhan berbicara setiap hari kepada UmatNya. Mereka tidak dapat hidup dari roti saja, tetapi dari Firman yang Keluar dari MulutNya. Ini bukan Firman yang Dia ucapkan di masa yang lalu, tetapi FirmanNya yang Dia ucapkan setiap hari untuk mereka,” rajawali itu meneruskan.
“Banyak orang lemah karena mereka tidak tahu bagaimana mengumpulkan manna yang diberikan Tuhan setiap hari. Mereka tersesat karena mereka tidak mengenal SuaraNya. Domba-dombaNya mengenal SuaraNya dan mereka mengikutiNya karena mereka mengenalinya. Manna adalah roti kehidupan yang diberikan pada UmatNya setiap hari. Engkau harus belajar untuk mengenalinya dan membantu UmatNya untuk mengenali manna itu. Ketika mereka merasakannya sama seperti engkau merasakannya sekarang, mereka akan rajin untuk mencarinya setiap hari. Jangan menimbun makanan atau minuman tetapi belajarlah untuk melihat dan makan manna yang Dia berikan setiap hari. Ini akan membuatmu bertahan ketika semua orang lain jatuh. “Kitab Suci adalah daging yang diberikan Tuhan kepada kita, tetapi MannaNya ditemukan dalam surat-surat yang hidup yaitu UmatNya. Dia akan berbicara padamu setiap hari melalui UmatNya. Engkau harus membuka hatimu kepada jalan yang Dia temukan dalam UmatNya jika engkau makan manna surgawi. Sama saat Dia mengatakan ke Yerusalem, “Engkau tidak akan melihatKu lagi sampai kau katakan,’
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” PerkataanNya ini dikatakan waktu Dia berjalan ke bumi dan ini berbicara tentang jalan sekarang Dia berjalan bersama UmatNya. Saat kasih kita akan manna bertumbuh, manna yang Dia siapkan tidak pernah berasa basi untukmu, tetapi akan baru setiap pagi.
“MannaNya mungkin datang padamu melalui kata-kata teman dekatmu atau salah satu dari UmatNya yang hidup lama sebelum engkau tertarik pada tulisan-tulisan mereka. Dia akan berbicara melalui orang-orang yang tidak mengenalNya, tetpai engkau akan tahu bahwa Dia mengirimkan mereka untukmu. Engkau membedakan mannaNya ketika engkau pergi mencoba mendengar FirmanNya dan mencari untuk mendengar Firman itu Sendiri. Ini bukan saja mendengarkan FirmanNya tetapi juga mendengarkan SuaraNya akan menuntunmu ke jalan yang kau tuju. Banyak orang akan mengulangi kata-kata yang Dia ucapkan, tetapi mannaNya adalah kata-kata yang Dia ucapkan sekarang.
“Kita membutuhkan daging yang kuat dari Kitab Suci untuk membangun diri kita sendiri dan memberikan tempat untuk mengumpulkan mannaNya. Bertumbuhlah kuat dalam daging dari FirmanNya yang tertulis, tetapi juga bangunlah rasanya untuk mannaNya. Daging dari Firman Yang Tertulis akan membangun kita dan mempersiapkan kita untuk apa yang akan terjadi, tetapi manna akan membuat kita bertahan akan apa yang ada didepan kita.
“Kata-kata yang diucapkan orang-orang kudus di Ruang Pengadilan adalah manna dariNya. UmatNya juga merupakan mannaNya bagi dunia. Manna adalah roti hidup-kata-kata hidup yang Dia ucapkan kepada UmatNya setiap hari dan diucapkan melalui UmatNya. Kitab Suci sudah ditentukan dan tidak dapat diubah. Itu adalah sauh bagi jiwa kita. Bagaimanapun, Buku Kehidupan masih terus ditulis. Dia menulis sebuah bab baru dalam Buku Kehidupan dengan setiap jiwa yang datang PadaNya.”
Kemenangan atau Kekalahan
“Kitab Suci merupakan cetak biru dari Tempat tinggalNya yang dibangun diantara manusia. Mereka adalah kesaksian akan jalan yang Dia kerjakan melalui manusia, laki-laki dan pertempuan untuk membawa pembebasan. UmatNya adalah sarana bagi FirmanNya yang hidup dan saksi pada dunia bahwa FirmanNya bukan hanya sebuah sejarah, tetapi juga masih hidup dan memberikan kehidupan. Jika engkau ingin mengetahui firmanNya, engkau harus tahu baik Kitab Suci maupun MannaNya. Kitab Suci adalah Rancangan AbadiNya yang tidak akan dibuah yang harus kita tahu untuk berjalan dalam JalanNya. MannaNya memberikan kekuatan untuk berjalan setiap hari. Itulah mengapa kita bersekutu. ‘Jika kita berjalan dalam terang dan Dia Sendirilah terang itu, kita akan mempunyai persekutuan satu sama lain,” kata rajawali. “Banyak dari Pembawa PesanNya bahwa tidak tahu mengapa mereka digunakan dalam jalan ini. Seringkali mereka tidak tahu saat Dia berbicara melalui mereka. Orang-orang yang kepadanya Tuhan berbicara jaranga mengenali SuaraNya. Ini harus berubah. umatNya dipanggil utnuk menjadi satu dengan Dia dalam segala sesuatu yang Dia kerjakakan, tetapi hanya seidkit yang mengenal SuaraNya. Karena itulah mereka jarang mengikuti Dia dalam jalan yang Dia ingin kita dituntunNya. Sekarang Dia ingin semua UmatNya tahu jika Dia sedang berbicara melalui mereka atau kepada mereka. Sama seperti komunikasi antara seorang jendral dan para prajuritnya dapat menentukan hasil dari peperangan, kekuatan dari KomunikasiNya dengan UmatNya akan menentukan kemenangan atau kekalahan mereka dalam hari-hari yang akan datang.
“Sekarang Dia sedang mempersiapkan banyak para pembawa pesan yang akan pergi maju dengan PesanNya. Mereka juga akan mengajarkan UmatNya untuk mengenal Suaranya dan mengenal Jalan-JalanNya. Engkau harus menerima Para Pembawa PesanNya sama seperti engkau menerima Tuhan Sendiri. Engkau harus membantu mereka dalam perjalanan. Keberhasilan pelayanan kakan ditentukan dengan bangkit dan jatuhnya banyak orang.”
Untuk sesaat, saya berpikir bahwa jika Tuhan mengirim mereka, mereka pasti tidak membutuhkan bantuan. Pikiran ini membangkitkan kemarahan rajawali yang mengetahui pikiran-pikiran saya.
“Jangan berpikir seperti itu! Banyak dari UmatNya akan jatuh karena khayalan ini! Dia dapat melakukan segala sesuatu tanpa kita, tetapi Dia haurs memilih melakukannya melalui kita. Kita adalah KetetapanNya satu dengan yan lain. Dia mengirimkan PenolongNya untuk membantu UmatNya; karena itu, Dia bertujuan untuk UmatNya agar menerima pertolongan melalui satu dengan yang lain. Jangan pernah lupakan ini. Itulah mengapa Dia memberikan mannaNya melalui satu sama lain. Dia sudah merancangkan segala sesuatu sehingga kita harus mengaishi Dia diatas segalanya, tetapi kita harus juga mengasihi satu sama lain. Kita membutuhkan Dia diatas segalanya tetapi kita juga membutuhkan satu sama lain. Melalui jalan ini, kita akan menjaga tetap rendah hati sehingga Dia akan mempercayakan kepada kita Kasih Karunia dan KuasaNya.”
“Maafkan saya,” saya menjawab. “Saya tahu semuanya sangat baik tetapi saya cenderung melakukannya itu sekali waktu.”
“Waktu engkau melupakannya akan lebih berharga daripada yang ingin kau ketahui saat ini, tetapi melupakan ini di masa depan akan lebih berharga daripada yang dapat engkau tahan. Kita membutuhkan Tuhan diatas segalanya, tetapi kita juga membutuhkan semua UmatNya. Didalam UmatNya, kita menemukan Penlong, Seseorang yang menuntun kita kepada semua kebenaran dan Seseorang yang menuntun kita kepada Anak.
“Sekarang Dia sedang mengirimkan para Pembawa PesanNya. Beberapa sudah tua dan bijaksana. Yang lainnya orang-orang muda dan tidakberpengalaman tetapi mereka akan mengenal SuaraNya. Musuh juga akan mengirimkan para pembawa pesannya untuk menabur kebingungan. Ini juga adalah sebagian dari latihan kita. Beberapa orang akan ditipu oleh para pembawa pesan musuh untuk sementara waktu dan yang lainnya akan menderita kehilangan karena mereka tetapi orang-orang yang mengasihi Tuhan dan KebenaranNya tidak akan ditipu lebih lama. Orang-orang yang mengasihi Dia dan KebenaranNya akan mengenal kebenaran. Orang-orang yang sudah ditipu untuk beberapa waktu akan belajar dari ini dan mereka akan digunakan untk membuka para penipu di hari-hari akhir.
“Beberapa orang yang paling banyak ditipu di masa lalu akan menjadi yang paling kuat dalam kebenaran karena Hikmat. Hikmat adalah mengenal SuaraNya dan mengikuti Dia. Ini tidak akan mudah dibingungkan dari Dia lagi. Jangan menghakimi orang lain karena masa lalu mereka, tetapi oleh siapa dia akan menjadi. Orang-orang yang mengikuti Hikmat akan diubah kelemahannya menjadi kekuatannya. Tidak ada seorangpun yang lebih kuat atau dapat dipercaya daripada orang-orang yang mengenal SuaraNya dan mengikuti Dia.
“Kita jangan berhenti mendorong UmatNya untuk mengenal SuaraNya. Kita harus mendukung para Nabi-nabiNya untuk mengkonfrontasi dan membuka para nabi-nabi palsu. Pesan ini harus dibawa sampai akhir. Kita dikirim untuk membangun Barisan KomunikasiNya dengan orang-orang yang akan menjadi Prajuritnya dalam medan perang yang akan datang. Semua UmatNya harus mengenal SuaraNya. Waktu itu akan segera daatang kepad akita ketika semua orang yang tidak mengenal SuaraNya ditipu oleh kegelapan. Orang-orang yang mengenal SuaraNya karena mereka mengenal Dia tidak akan tertipu.”
Saat rajawali itu berbicara, kata-katanya terus membersihkan saya seakan-akan berada didalam Hadirat Hikmat. Saya tidak dapat melihat dia, tetpai saya tahu bahwa Dia ada dan Dia adalah Orang yang berbicara kepada saya. Walaupun saya tidak dapat melihat sebanyak yang aku lihat di tempatku, aku mendapat pikiran ang jelas yang memampukan saya untuk mengerti. Saya selalu merasa bahwa ingatan saya lemah tetapi walau Dia sekarang mengatakan lebih banyak dari yang Dia pernah katakana, tampakanya saya dapat mengingat setiap kata yang dia ucapkan, saat dia melalui orang lain. Kemudian saya tahu bahwa kuasa Roh Kudus yang membawa segala sesuatu kepada pengingatan kita. PadaNya, melihat kebelakang dan kedepan tidak berbeda dari melihat saat ini. Saat saya memikirkan hal ini, rajawali meneruskan.
“Tempat ini tampak pengap dan usang karena sangat sedikit udara segar masuk untuk beberapa waktu yang lama. Engkau sudah menemukan pintu itu dan masuk. Pintu yang sama akan menuntunmu ke tempat ini juaga sekarang akan menuntunmu kembali ke Ruang Pengadilan. Apa yang kau terima dari Ruang Pengadilan?”
“Hikmat dan Pengertian,” saya menjawab.
“dengan satu kata, engkau menerima kasih karunia,” rajawali memberikan respon. “Tahta Pengadilan juga Tahta Kasih Karunia. Engkau dapat terus terang pergi kesana setiap waktu.”
Ketika dia mengatakan ini, saya kembali melihat pintu dibelakang saya. Sekarang saya dapat melihat keindahan yang lebih besar dari ketika saya masuk ke Ruang Pengadilan. Saya membukanya dan melangkah kembali.
Panggilan
Saya melihat kepada Hikmat yang membalikkan saya berputar sehingga saya tidak dapat lagi memandang Ruang Besar. Saya terkejut melihat orang-orang yang sebelumnya saya jumpai disana sebelumnya berdiri disamping saya. Bahkan saya lebih terkejut oleh bagaimana mulianya mereka tampak.
“Mereka tidak berubah,” kata Hikmat. “Engkau sudah berubah. Matamu terbuka untuk melihat lebih banyak dari sebelumnya. Semakin jelas engkau melihat Aku, engkau semakin mampu untuk melihatKu dalam orang lainnya.”
Saya melihat langsung kepada Rasul Paulus. Dia anggun tidak bisa digambarkan. Dia mempunyai otoritas dan martabat tetapi pada waktu yang sama sangat dikarunia kerendahan hati yang saya yakin dimiliki para petani terendah atau para pendosa yang akan merasakan sepenuhnya nyaman mendekati dia. Hasrat seperti itu membanjiri saya. Kemudian saya melihat kepada yang lain dan saya merasakan seakan-akan mereka adalah keluarga terdekat dan teman-teman yang saya tahu. Sangat tidak mungkin untuk menggambarkan bagaimana saya mengasihi mereka dan bagaimana saya tahu bahwa mereka megnasihi saya. Tidak ada persekutuan di bumi yang dapat dibandingkan tetapi yang paling baik di bumi adalah mendahului ini. Tidak ada kepura-puraan, gaya atau penempatan. Setiap orang mengenal setiap orang lain secara komplit dan kasih yang menjadi sumber dari pemikiran. Keabadian dengan keluara ini akan berjalan lebih baik dari yang saya bayangkan. Saya sangat ingin membawa mereka semua bersama saya tetapi saya tahu bahwa mereka tidak meninggalkan tempat tinggalnya sekarang.
Kembali Hikmat menjawab pikiran-pikiran saya, “Mereka akan bersama denganmu sama seperti Aku bersama denganmu. Ingatlah, mereka adalah awan besar saksi-saksi. Bahkan saat engkau tidak melihat mereka, mereka akan sedekat ini kepadamu, sama seperti sekarang. Semua orang yang sudah melayani Aku dari semula adalah satu tubuh dan mereka juga akan bersama denganmu dalam waktu yang akan datang tetpai Aku bersama denganmu.”
Saya heran bagaimana segala sesuatu yang kami alami selamanya dapat lebih baik daripada yang ditemukan benar disini di Ruang Pengadilan. Penghakiman datang dari setiap pemikiran yang dimanifestasikan. Itu bukan penghakiman yang menghukum tetapi kebebasan, jika tidak ada percobaan untuk menyembunyikan segala sesuatu. Kebebasan datang dengan segala sesuatu yang terang sehingga ada hasrat dari setiap noda di hati akan dibuka. Kasih itu begitu besar sehingga saya tahu segala sesuatu akan dibungkus dan dibuat benar.
“Segala sesuatu yang kau rasakan dalam HadiratKu adalah benar,” Hikmat meneruskan. “Kasih dan kedekatan yang kau alami disini adalah saudara-saudaramu yang nyata. Engkau satu dengan Aku dan engkan akan bertumbuh dalam kash sama seperti engkau tumbuh didalam Aku. Seperti yang kamu lakukan, kasih yang sama akan membantu orang lain untuk masuk dalam kebebasan yang kau alami disini. Ketika UmatKu yang sekarang berjalan di bumi memedang PenghakimanKu yang benar, mereka akan berjalan dalam kebebasan yang memampukan Aku untuk menyentuh dunia dengan KasihKu.
“Bukanlah HasratKu untuk setiap orang binasa atasu tersesat ketika mereka datang kesini. Aku menginginkan semuanya untu menghakimi mereka sendiri sehingga Aku tidak akan menghakimi mereka. Itulah mengapa PenghakimanKu akan menimpa bumi. Mareka datang dalam gelombang yang semakin meningkat sehingga dunia percaya dan bertobat. Setiap bunyi terompet akan semakin keras dari sebelumnya. Ini adalah tugas dari Para Pembawa PesanKu untuk membantu dunia memahami dunia untuk mengenal bunyi nafiri-nafiri.
“Ingatlah orang-orang yang dengannya Aku harus berjalan di bumi juga anggota dari TubuhKu. Mereka belum dimuliakan, tetapi engkau harus tahu untuk apa mereka dipanggil bukan seperti yang tampak saat ini. Engkau harus mengaishi mereka dan melihat otoritas dan kasih karunia dalam mereka yang sekarang kau lihat dalam hal-hal ini. Ingatlah bahwa orang-orang yang dengannya engkau berjalan di bumi sekarang melihat engkau sama seperti engkau melihat mereka. Engkau harus belajar untuk tidak melihat sesuai dengan penampilannya sekarang, tetapi melihat akan menjadi apa mereka. “Hanya orang-orang yang hidup oleh PenghakimanKu dan tinggal diam dalam Aku sebagai hikmat mereka dapat melihat OtoritasKu dalam yang lain. Meski demikian, jangan berusaha membuat manusia melihat OtoritasKu didalammu. Jangan cemas oleh orang lain yang melihat engkau seperti apa adanya; hanya perhatikanlah tentang mengenali orang lain seperti apa adanya mereka dan melihat Aku didalamnya. Ketika engkau memperhatikan bagaimana orang lain melihatmu, engkau akan kehilangan otoritasmu. Ketika otoritas menjadi tujuanmu, engkau akan mulai kehilangan otoritas yang benar. Engkau tahu pelayanan dan otoritas yang Aku sudah berikan kepadamu, jangan bertanya pada orang yang memanggilmu karena posisimu, tetapi karena namamu. Kemudian Aku akan membuat namamu besar lebih dari posisimu.
“dalam KerajaanKu, otoritas datang dari siapa engkau bukan gelarmu. Pelayananmu adalah fungsimu tetapi bukan pangkatmu. Disini pangkat didapat karena rendah hati, pelayanan dan kasih. Diaken yang banyak mengasihi lebih tinggi dari para rasul yang sedikit mengasihi. Di bumi, para nabi akan digunakan untuk menggoncang bangsa-bangsa, tetapi disini mereka akan dikenal karena kasih mereka. Ini juga adalah panggilanmu-untuk mengasihi dengan KasihKu dan melayani dengan HatiKu. Kemudian kita akan menjadi satu.”
BAB 15 Menyembah dalam Roh
Saat saya mendengarkan Hikmat, sangat sulit untuk memahami setiap orang , sekalipun awan besar saksi ini, menginginkan otoritas atau posisi dalam HadiratNya. Tampaknya dalam setiap waktu yang saya habiskan disini, Kemuliaan dan Otoritas Dia semkain besar dan saya tahu bahwa visi saya akan Dia masih terbatas. Sama seperti alam semesta yang tampak jelas mengembangkan langkah yang besar dan luas sudah tidak bisa dipahami, pewahyuan akan Dia akan mengembang selamanya. “Bagaimana manusia biasa dapat mereprentasikan Engkau?” Tanya saya.
“Ketika BapaKu menggerakkan Jari KecilNya, seluruh dunia akan bergetar. Untuk menggoncangkan bangsa-bangsa dengan kata-kata tidak akan mengesankan siapapun yang tinggal diam disini. Tetapi ketika sedikit saja Saudara-saudaraKu di bumi menunjukkan kasihnya, itu akan membawa sukacita bagi Hati Bapaku. Bahkan gereja yang paling sederahanapun bernyanyi pada BapaKu dengan kasih yang sejati dari hati merka, Dia membuat diam seluruh surga untuk mendengarkan mereka. Dia tahu bahwa seseoarang tidak dapat membantu tetapi untuk menyembah ketika mereka memandang Kemuliaan disini, tetapi ketika orang-orang yang hidup dalam kegelapan dan kesulitan yang dinyanyikan dengan hati yang sungguh kepadaNya, ini menyentuh Dia lebih dari semua yang ada di surga.
“Seringkali, catatan-catatan yang patah hati dari bumi menyebabkan seisi surga bersukacita saat mereka melihat BapaKu tersentuh. Sedikit orang kudus yang menyatakan kekaguman mereka akan Dia yang seringkali menyebabkan Dia menangis. Setiap waktu saya melihat Saudara-saudaraKu menyentuh Dia dengan penyembahan yang benar, itu membuat luka dan kesedihan yang Aku tahu adalah di salib tampaknya sedikit harga untuk dibayar. Tidak ada satupun yang membuatKu lebih bersukacita lebih dari ketika engkau menyembah BapaKu. Aku pergi kepada salib sehingga engkau dapat menyembah Dia melalui aku. Didalam penyembahan itulah, Bapa dan Aku menjadi satu.”
Dari semua yang saya alami, emosi dari Tuhan sama seperti yang Dia katakan pada saya lebih besar dari yang saya pernah alami. Dia tidak menangis ataupun tertawa. SuaraNya tetap tetapi apa yang Dia katakan tentang penyembahan datang dari kedalaman didalam Dia yang hampir lebih besar dari yang dapat saya ambil. Saya tahu bahwa saya mendengar kasih yang dalam akan Anak Tuhan-untuk melihat sukacita BapaNya. Penyembahan yang benar dari perang, perjuangan, orang-orang percaya dibumi dapat melakukan seperti ini.
Untuk pertamakalinya, saya sangat ingin meninggalkan tempat ini, dengan semua kemuliaan hanya untuk kembali ke pelayanan kecil penyembahan di bumi yang paling suram. Saya diliputi kenyataan bahwa kita bisa benar-benar menyentuh Bapa. Satu orangpun yang menyembah dia dari bumi selama waktu-waktu kegelapan akan sangat berarti kepada Bapa lebih dari jutaan dan jutaan yang menyembah Dia di surga. Dari bumi kita dapat menyentuh HatiNya seperti waktu mungkin kita tidak mampu melakukannya lagi! Saya sungguh merasa dekat karena ini sehingga saya tidak sadar bahwa saya sudah jatuh tak berdaya. Kemudian saya jatuh kedalam sesuatu seperti tidur yang sangat pulas.
Saya melihat Bapa. Jutaan dan jutaan mengikuti Dia. KemuliaanNya sangat besar dan berkuasa sehingga mengagumkan sehingga saya merasakan bahwa seluruh bumi tidak lagi akan diukur sebagai sebuah butiran pasir dihadapanNya. Ketika saya mendengar SuaraNya jelas sekali, saya merasakan seperti sebuah atom disamping matahari, tetapi ketika saya melihat Dia, saya tahu bahwa matahari seperti sebuah atom bagi Dia. Galaksi-galaksi menjadi tirai mengelilingi Dia. Jubahnya terbuat dari jutaan dan jutaan bintang hidup. Segala sesuatu dalam HadiratNya adalah hidup-TahtaNya, MahkotaNya dan TongkatNya. Saya tahu itu saya dapat tinggal dalam Dia selamanya dan tidak pernah berhenti untuk kagum, tidak ada tujuan dari alam semesrta yang lebih tinggi dari menyembah Dia.
Kemudian Bapa menjadi sangat sungguh-sungguh akan satu hal. Semua isi surga berhenti dan melihat. Dia memandang salib. Kasih Anak pada BapaNya yang terus saya ekspresikan lewat duka dan kegelapan kemudian sangat menyentuh Bapa sehingga Dia mulai gemetar. Saat Dia lakukan itu, surga dan bumi gemetar. Ketika Bapa menutup MataNya, surga dan bumi menjadi lebih gelap. Emosi Bapa sangatlah besar sehingga saya tidak dapat.
Kemudian saya berada di tempat yang berbeda, memandang pelayanan penyembahan dari bangunan sebuah gereja kecil. Saat sesuatu terjadi dalam pengalaman profetik, sama tahu segala sesuatu tentang setiap orang dalam ruangan kecil itu. Mereka tidak berdoa tentang kebutuhan mereka. Mereka semua mencoba untuk menyusun nyanyian syukur kepada Tuhan. Mereka bahagia dan sukacita mereka murni.
Saay melihat surga dan semua isi surga menangis. Kemudian saya melihat kembali kepada Bapa dan tahu mengapa surga menangis. Mereka semua menangis karena airmata di mata Bapa, Kelompok kecil ini tampaknya meruntuhkannya, orang-orang yang berjuang menggerakkan hati Tuhan sehingga Dia menangis. Itu bukan air mata kesedihan tapi air mata sukacita. Ketika saya melihat kasih yang Dia rasakan untuk sedikit penyembah-penyembah ini, saya tidak dapat menahan air mata saya sendiri.
Tidak ada satupun yang saya alami mencengkeram saya lebih dari ini. Menyembah Tuhan di bumi sekarang menjadi sesuatu yang lebih diinginkan daripada tinggal dalam seluruh kemuliaan surga. Saya tahu bahwa saya diberikan pesan yang dapat membantu mempersiapkan orang-orang kudus untuk medan perang yang tinggal di bumi, tetai sekarang tidak berarti bagi saya lebih dari mencoba menyampaikan bagaimana kita dapat menyentuh Bapa. Kekaguman yang murni dieskpresikan oleh orang-orang percaya yang sederhana di bumi dapat menyebabkan semua isi surga bersukacita, tetapi lebih dari itu, itu menyentuh Bapa. Karena itulah para malaikat lebih suka dibebani satu orang percaya di bumi daripada diberikan otoritas atas galaksi bintang-bintang.
Saya melihat Yesus berdiri disamping Bapa. Memandang sukacita Bapa saat Dia melihat pertemuan kelompok doa, Dia berbalik kepada saya dan berkata,”Inilah mengapa Aku pergi kepada salib. Memberikan sukacita kepada BapaKu untuk beberapa saat akan sangat berarti. Penyembahanmu akan menyebabkan Dia bersukacita setiap hari. Penyembahanmu ketika engkau berada di tengah-tengah kesulitan menyentuh Dia lebih dari penyembahan di surga. Disini dimana KemuliaanNya terlihat, para malaikat menyembah. Ketika engkau menyemah tanpa melihat KemuliaanNya ditengah-tengah pencobaanmu, itulah menyembah dalam Roh dan Kebenaran. Bapa mencari para PenyembahNya. Jangan sia-siakan pencobaan-pencobaanmu. Sembahlah Bapa, bukan untuk apa yang kau terima tetapi untuk membawakan Dia sukacita. Engkau tidak akan pernah kuat tanpa membawaNya kesukacitaan karena sukacita Tuhan adalah kekuatanmu.”
Dosa
Kemudian saya berdiri lagi disamping Hikmat. Dia tidak berbicara dalam waktu yang lama tetapi saya tidak memerlukan kata-kata. Saya perlu membiarkan apa yang sudah tampak memenuhi jiwa saya. Saya berjuang untuk mengukur bisnis besar yang diberikan untuk menjadi Penyembah-penyembah Bapa. Bagi Dia, matahari seperti sebuah atom dan galaksi-galaksi seperti butiran pasir. Tetapi Dia mendengarkan doa-doa kita, menikmati kita terus menerus saat Dia memandang kita dan saya yakin Dia sering berduka atas kita. Dia lebih besar dari pikiran manusia dapat menerimanya, tetapi saya tahu bahwa Dia juga menjadi Yang Paling Emosional di seluruh alam semesta. Kita dapat menyentuh Tuhan! Setiap manusia mempunyai kuasa untuk membuat Dia bersukacita atau bersedih hati. Saya tahu itu secara teologis tetapi sekarang saya tahu bahwa dalam suatu cara yang terpencar-pecnar tampaknya tidak lebih penting dari apapun juga.
Tidak ada jalan lain yang pernah saya katakan tetapi saya tahu bahwa saya harus menghabiskan waktu–waktu yang diberikan kepada saya untuk menyembah Dia di bumi. Itu seperti sebuah pewahyuan baru; saya benar-benar dapat membawa sukacita bagi Dia! Saya dapat membawa sukacita untuk Yesus! Saya mengerti apa yang Tuhan maksudkan ketika Dia berkata bahwa inilah mengapa Dia pergi kepada salib. Pengorbanan apapun akan berarti hanya dengan menyentuh HatiNya untuk beberapa saat. Saya tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang lain ketika saya tahu bahwa itu dapat dihabiskan dengan menyembah Dia. Juga tampak nyata bahwa pencobaan-pencobaan yang lebih besar atau kegelapan yang muncul karena penyembahan, itu akan semakin menyentuh Dia. Itu membuat saya ingin menerima pencobaan-pencobaan sehingga saya dapat menyembah Dia melalui pencobaan-pencobaan itu.
Pada waktu yang sama, saya merasa seperti Ayub ketika dia mengatakan bahwa sekalipun dia pernah mengenal dia melalui pendengaran, ketika dia melihat Dia, dia seperti debu dan abu. Saya seperti Filipus yang bersama Yesus untuk waktu yang lama dan tidak tahu bahwa dia melihat Bapa melalui dia. Begitu mengherankannya ketumpulan kami bagi para malaikat! Kemudian Hikmat kembali berbicara.
“Ingatlah potensialisme paling tidak Anak-anakKu yang masih kecil untuk menyentuh hati Bapa. Itu sendiri dapat lebih berharga dari apapun. Aku akan pergi kepada salib lagi untuk salah satu dari ini. Aku juga merasakan dukamu. Aku tahu pencobaan-pencobaanmu karena kami membaginya. Aku rasakan duka dan sukacita setiap jiwa. Itulah mengapa aku masih terus menerus menengahi kamu semua. Ada suatu waktu ketika semua air mata dihapus dari setiap mata. Da suatu waktu ketika hanya ada sukacita yang dikenal kembali, smapai kemudian, duka dapat digunakan. Jangan sia-siakan pencobaan-pencobaanmu. Penyembahanmu terbesar dan ekspresi terbesar dari imanmu yang menyenangkan Kami akan muncul ditengah-tengah pencobaan-pencobaanmu. “Engkau harus melihat Aku dalam hatimu dan engkau harus melihatKu di dalam orang lain. Engkau harus melihat Ku dalam besar dan kecil. Sama seperti Aku muncul secara berbeda dalam setiap orang yang sekarang berdiri didepanKu, Aku akan datang kepadamu dalam orang yang berbeda. Aku akan datang kepadamu melalui suasana yang berbeda. Tujuanmu yang paling tinggi adalah mengenal Aku, mendengarkan SuaraKu dan mengikuti Aku.”
Saat saya melihat kepada Hikmat, Dia tidak berada disana. Saya melihat sekeliling. Saya dapat merasakan Dia dimana-mana tetapi saya tidak dapat melihat Dia. Kemudian saya melihat kembali kepada saksi-saksi yang berdiri didepan saya. Dia ada disana. Saya tidak dapat melihat dia tetapi dengan cara yang luar biasa dari yang saya ketahui sebelumnya, Dia ada dalam setiap orang. Saat Tokoh Reformasi mulai berbicara, itu adalah suaranya tetapi saya dapat mendengarkan suara Hikmat dalam dia sama seperti ketika Dia berbicara langsung kepada saya.
“Dia selalu ada bersama kita. Dia ada didalammu. Dia berada dalam orang-orang yang kepadanya engkau harus kembali. Dari waktu ke waktu, Dia akan muncul kepadamu lagi, tetapi engkau harus tahu bahwa jika engkau tidak melihat Dia sama seperti Dia tampak, engkau dapat mengenali lebih baik dimana Dia tinggal-dalam UmatNya. Dia adalah Hikmat. Dia tahu bagaimana, kapan dan melalui siapa orang-orang yang berbicara padamu. Orang-orang yang melalui siapa Dia berbicara kepadamu adalah bagian dari pesan. Ingat apa yang Dia katakan ketika Dia menangisi Yerusalem ‘Mulai sekarang engkau tidak akan melihatKu lagi sampai engkau berkata,”Diberkatilah orang yang datang dalam nama Tuhan.” Engkau tidak akan melihat Dia sampai engkau dapat melihat Dia dalam orang-orang yang kepadanya engkau Dia kirim.” “Mudah bagi saya untuk melihat dan mendengar Dia dalammu,” saya menjawab, “tetapi hampir tidak mudah bagi orang-orang di bumi yang belum dimuliakan.”
“Tidak berarti disini mudah,” jawab Angelo. “Untuk menyelidiki Dia adalah panggilan dari raja-raja yang akan memerintah bersama Dia. Orang-orang yang mengasihi Dia dan mengasihi kebenaran akan mencari untuk Dia lebih dari mereka akan lakukan untuk harta karun atau penaklukkan paling besar.”
Ditaklukan oleh Dia
“Panggilan paling besar adalah benar-benar ditaklukkan oleh Dia,” suara seorang laki-laki yang tidak saya kenal terdengar, dia melangkah maju. “Saya seharusnya tahu,” dia tambahkan, dan kemudian dia mengatakan namanya. Saya terkejut melihat bahwa laki-laki ini akan ditemukan dalam persekutuan orang-orang kudus. Dia menjadi Penakluk yang besar tetapi saya harus selalu percaya bahwa dia sudah melakukan kerusakan lebih besar dengan nama Kristus lebih dari orang lain.
“Saya juga menemukan kasih karunia salib sebelum akhir hidup saya,” kata dia. “Engkau tidak hanya kembali untuk menakhlukkan bagi Dia tetapi untuk ditaklukkan bagi Dia. Jika engkau tekun untuk berserah pda Dia, Dia akan menggunakanmu untuk menaklukkan dalam NamaNya. Penaklukkan yang benar adalah menangkap setiap hati manusia dengan kebenaran yang membuat mereka bebas. Orang-orang yang mengikuti Dia lebih dekat akan digunakan untuk menaklukkan yang paling besar dan akan menjadi raja yang paling besar. Di bumi, orang-orang ini jarang sadar bahwa mereka menaklukkan apapun. Mereka tidak akan melihat apa yang benar-benar mereka selesaikan sampai mereka tiba disana. Orang-orang yang meletakkan harta karun besar di bumi-sekalipun harta karun yang dianggap rohani-akan mempunyai sedikit disini.”
“Di bumi engkau tidak dapat mengukur harta karun abadi,” kata Rasul Paulus. “Ketika aku mati, itu tampaknya segala sesuatu yang sudah aku berikan hidupku untuk membangun di bumi sudah binasa. Gereja-gereja yang kuberikan hidupku untuk membangkitkan ketekunan mereka yang jatuh dan bahkan kepada teman-teman terdekatku berbalik melawan aku. Selama hari-hariku terakhir, saya merasakan sebagai sebuah kegagalan.”
“Ya, saya menganggap Paulus adalah bapak rohani,” penakluk besar itu meneruskan, “sama seperti yang dilakukan orang-orang yang disini. Banyak orang yang melalui perang besar di akhir jaman akan menang karena dia setia untuk mempertahankan kebenaran. Engkau jangan mengukur buah-buah rohani yang benar selagi engkau berada di bumi. Engkau hanya dapat mengukur keberhasilanmu dengan seberapa banyak dan jelas engkau memandang Tuhan, dengan berapa banyak engkau lebih baik mengenal suaraNya dan dengan berapa banyak kasihmu kepada saudara-saudaramu.”
Kemudian Paulus berbicara lagi.
“Selama berbulan-bulan sebelum eksekusiku, aku merasakan kegagalan. Bagaimanapun, dihari eksekusiku aku diingatkan Stefanus yang melihat kematianku tahun-tahun sebelumnya. Ingatan akan terang yang ada diwajahnya dihari aku membawanya melalui banyak pencobaan. Aku selalu merasa bagaimanapun dia mati untukku sehingga akau dapat melihat terang yang benar. Aku tahu itu, bahwa jika aku mati seperti Stefanus, sekalipun segala sesuatu yang sudah aku lakukan tampak sia-saia, dan itu akan menjadi jaminan bahw hidupku tidak akan sia-sia. Aku sungguh bersyukur bahwa aku mati karena injil dan jika tampaknya banyak pelayananku belum selesai.
“Saat pewahyuan ini datang padaku, juga kasih karunia dan haru-hari akhirku di bumi tampak semuanya indah. Kemudian saya sadar bahwa aku hidup dan mencoba untuk mematikan keinginanku setiap hari demi untuk melayani injil, setiap waktu aku menolak diriku sendiri, ada benih-benih abadi yang ditanamkan meskipun aku tidak dapat melihatnya dalam alam sementara. Berada disini, aku sekarang dapat melihat sebagai sesuatu yang benar. Engkau jangan mencoba menghakimi melalui buah yang kau lihat dibumi, tetapi lakukanlah apa yang harus kau lakukan karena itu benar.
“Meski demikian, semakin berbuat, panggilanmu harus lebih mengenal Tuhan. Jika engkau mencari Dia, engkau akan selalu menemukan Dia. Dia akan selalu dekat kepada orang-orang yang mendekat. Banyak orang dalam HadiratNya tetapi mereka tidak mendekat. Engkau harus melakukan sesuatu yang lebih daripada menginginkan Dia; Engkau harus mencari Dia. Ini aldah bagian dari panggilanmu. Tidak ada tujuan yang lebih tinggi. Kemenanganmu akan diukur oleh pencarianmu. Engkau akan selalu dekat kepada Nya seperti yang kau inginkan. Kemenanganmu dalam hidup sesuai dengan keinginanmu padaNya.”
Kemudian Paulus mengangkat tangannya dan menunjukkan pada saya. “Engkau sudah diberikan banyak dan banyak yang akan dituntut darimu. Bahkan jika engkau memendam banyak talenta yang dipercayakan kepadamu, engkau dapat menyelesaikannya jauh lebih dari yang lain, tetapi engkau akan gagal dalam perbuatanmu. Engkau jangan pernah mengukur dirimu sendiri dengan orang lain, tetapi tetaplah maju, mencari lebih banyak akan Dia. Dan dengan semua kemuliaan yang akan disingkapkan padamu, jangan pernah melepaskan mantelmu.
Menabur dan menuai
Saya melihat pada mantel rendah hati yang dia tunjuk. Dalam semua kemuliaan yang sekarang saya lihat, mantel itu tampaknya semakin membosankan. Saya terkejut bahwa saya tampak buruk berdiri disamping mereka. Saya mundur untuk melihat baju zirah dibaahnya yang sekarang tampak lebih bersinar daripada sebelumnya. Sangat cemerlang sehingga lebih banyak yang tidak tertutup, maka akan lebih banyak kelompok didepan saya yang tampak pudar karena kecemerlangannya. Bagaimanapun, saya merasakan jauh sedikit malu dengan kecemerlangan yang bersinar dari baju zirah saya. Kemudian saya memutuskan untuk melepaskan mantel itu dalam perjalanan selagi saya disana sehingga saya tidak akan merasa menjadi yang paling menjijikkan dari semua kemuliaan yang ada.
Ada keheningan sesaat dan saya berdiri pelan-pelan untuk beberapa saat. Saya tidak mampu untuk melihat apapun karena kecemerlangan baju zirah saya. Saya tidak mengerti mengapa saya juga tidak dapat mendengar apapun. Kemudian saya berseru pada Hikmat.
“Kenakanlah kembali mantelmu,” saya mendengar Tuhan menjawab. Saya mengenakan kembali mantel seperti yang Dia katakan dan mulai melihat gambaran dari Ruang Besar lagi. “Tuhan apa yang terjadi pada setiap orang? Mengapa segala sesuatu tampak pudar kembali?”
“Engkau tidak dapat melihat apapun disini tanpa mengenakan mantel itu.”
“Tetapi saya sudah memakainya sekarang dan masih tidak dapat melihat dengan baik,” saya memprotes merasakan keputusasan yang hebat.
“Setiap saat engkau melepaskan rendah hatimu, engkau akan dibutakan oleh terang yang sejati dan itu akan membutuhkanmu waktu untuk mampu melihatnya lagi.”
Sekalipun saya mulia melihat kemuliaan kembali, tidak ada yang seperti ini sebelumnya. Visi saya kembali tetapi sangat sangat perlahan. Saya sangat sedih, tidak bisa dikatakan.
“Dimana Paulus?”Tanya saya. “Saya tahu bahwa dia akan mengatakan sesuatu yang penting.”
“Ketika engkau melepaskan mantelmu, mereka semua pergi.”
“Mengapa? Mengapa mereka pergi hanya karena saya melepaskan mantel? Saya merasa malu dengan penampilan saya. Apakah saya mengganggu mereka?”
“Tidak, mereka tidak terganggu. Mereka tahu bahwa engkau tidak akan dapat melihat atau mendengar Aku melalui mereka tanpa mantel rendah hati sehingga mereka kembali ke tempat mereka masing-masing.”
Saya menjadi lebih sedih mendengar kata-kata itu. “Tuhan, saya tahu bahwa apa yang mereka katakan kepada saya sangat penting. Apakah mereka akan kembali?” “Benar, engkau kehilangan pewahyuan yang penting karena melepaskan mantelmu. Itu akan membantumu, tetapi jika engkau mempelajari pelajaran bahwa jangan pernah engkau melepaskan mantelmu kembali, khususnya untuk alasan-alasanmu yang seperti tadi, engkau akan belajar pelajaran penting yang lain.”
“Tuhan, saya pikir saya sudah mempelajari pelajaran. Saya tidak ingat pernah merasakan perasaan yang begini buruk. Dapatkah mereka kembali sekarang dan membagi apa yang mereka punya untuk saya?”pinta saya.
“Semua Kebenaran dan semua Hikmat berasal dari Aku. Aku berbicara kepada semua orang karena melalui mereka adalah bagian dari pesanku. Selagi engkau tetap cukup sederhana untuk menjaga mantelmu, Aku dapat mengatakan kepadamu dalam kemuliaan. Kapanpun engkau melepaskan mantel itu, engkau akan menjadi buta dan tuli rohani. Aku selalu mengatakan kepadamu bahwa jika engkau memanggil Aku, tetapi Aku harus mengubah jalan dimana Aku berbicara padamu.
“Aku tidak melakukan ini untuk menghukummu, tetapi untuk membantumu menerima visimu kembali dengan cepat. Aku akan memberikanmu pesan yang akan Aku berikan melalui saksi-saksiKu, tetapi sekarang diberikan melalui musuh-musuhmu. Itu akan datang melalui pencobaan-pencobaan dan engkau harus tunduk sangat rendah untuk menerimanya. Ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan visimu kembali secepat yang kau inginkan. Untuk apa yang akan datang engkau harus mampu untuk melihat.”
Kerusakan
Kesedihan yang saya rasakan hampir tidak bisa tertahankan. Saya tahu bahwa apa yang saya dapat terima dalam cara yang mulia sekarang sedang melewati pencobaan-pencobaan besar tetapi semakin butuh fakta bahwa kemuliaan yang besar yang saya pandang untuk beberapa waktu menjadi pudar.
“Tuhan ampuni saya. Saya tahu betapa salahnya saya. Rasa sakit karena kesalahan ini sangat besar untuk ditahan. Apakah tidak ada cara lain yang dapt diberikan dan saya menerima visi saya kembali? Tampaknya itu tidak benar untuk beberapa saat kebanggaan sangat menjijikkan,” saya meratap.
“Engkau diampuni. Tidak ada satupun yang dilakukan untuk menghukummu. Aku membayar harga untuk dosamu dan yang lainnya. Engkau hidup oleh Kasih KaruniaKu. Ini bukan karena Hukum Kebenaran. Ini karena Kasih KaruniaKu, bahwa ada konsekuensi untuk dosa. Engkau harus menuai apa yang kau tabur atau aku tidak mempercayakan OtoritasKu kepadamu. Ketika Setan mengambil langkah pertama untuk masuk dapat pencarian diri sendiri dan kebanggaan, banyak Malaikat-malaikatKu yang Aku percayakan otoritas untuk mengikuti dia. Ketika Adam jatuh, banyak orang akan menderita. Untuk orang-orang yang kepadanya Aku berikan otoritas ini, ada tanggungjawab yang sama. Tidak akan ada otoritas yang benar tanpa tanggungjawab. Tanggungjawab berarti orang lain akan menderita jika engkau menjadi abu. Kesalahan-kesalahan membawa konsekuensi.
“Semakin banyak otoritas yang diberikan kepadamu, semakain banyak engkau dapat membantu atau melukai orang-orang karena tindakanmu. Untuk menghilangkan konsekuensi atas tindakanmu adalah menghilangkan otoritas yang sejati. Engkau adalah bagian dari ciptaan yang baru yang lebih tinggi dari ciptaan yang pertama. Orang-orang yang dipanggil untuk memerintah dengan Aku diberikan tanggung jawab yang paling besar dari segalanya. Mereka dipanggil untuk posisi yang lebih tinggi dari Setan. Dia adalah malaikat yang besar tetapi dia bukanlah Anak. Engkau dipanggil untuk menjadi satu ahli waris dengan Aku. Keseluruhan hidupmu baik pencobaan-pencobaan dan pewahyuan-pewahyuan untuk semua tujuan pengajaran akan tanggungjawab otoritas.
“untuk setiap pelajaran yang kau harus pelajari, ada jalan mudah atau jalan yang lebih sulit. Engkau dapat membiasakan dirimu untuk jatuh di batu-batu dan hancur atau batu yang akan jatuh dan menimpamu menjadi debu. Kedua-duanya, hasil akhirnya adalah kerusakan yaitu kerendahan hati. Kebanggaan menyebabkan pertama kali jatuh dari kasih karunia dan seterusnya menyebabkan jatuh. Kebanggaan selalu menghasilkan tragedi, kegelapan dan penderitaan. Ini untuk kepentinganmu dan orang–orang yang dipanggil untuk melayani dengan mempunyai otoritas atasnya yang Aku tidak akan mengkompromikan kedisiplinan yang harus kau pelajari dengan menuai apa yang kau tabur.
“Adonia menyombongkan ayahnya, Raja Daud, tidak mendisiplinkan dia. Salomo mengeluh bahwa dia tidak dapat mendapat sesuatu tanpa disiplin ayahnya. Walaupun Salomo berpikir bahwa dia tidak diperlakukan dengan adil,
Daud bukanlah orang yang tidak adil. Dia tahu bahwa Salomo dipanggil untuk menjadi raja. Orang-orang yang menerima disiplin paling banyak adalah orang-orang yng dipanggil untuk berjalan dalam otoritas yang lebih besar.
“Engkau dibutakan karena engkau melangkah keluar dari kerendahan hati dan mulai berjalan dalam kebanggaan. Orang-orang yang sederhana tidak dapat dipermalukan. Ketika engkau mulai merasa malu, itu karena engkau mulai berjalan dalam kebanggaan. Biarkan malumu itu menjadi sebuah peringatan yang kau miliki saat engkau pergi dari Hikmat. Jangan biarkan malu mengontrol tindakanmu. Jika itu terjadi, engkau akan semakin jatuh. Belajarlah untuk memegang setiap kesempatan untuk menjadi sederhana, mengetahui bahwa Aku akan mampu mempercayakan engkau lebih otoritas yang lebih.
“Jangan menyombongkan kekuatanmu tetapi kelemahan-kelemahanmu. Jika engkau berbicara secara terbuka tentang kegagalan-kegagalanmu untuk membantu orang lain, aku akan lebih menunjukkan kemenangan-kemenanganmu lebih terbuka, “Karena setiap orang yang meninggikan dirinya sendiri harus direndahkan dan dia yang merendahkan dirinya sendiri akan ditinggikan.’”
Saya tahu bahwa apa saja yang Dia katakan adalah benar. Saya sudah mengkhotbahkan ini berulangkali. Saya berpikir bagaimana Paulus memperingatkan Timotius untuk memperhatikan pengajarannya sendiri dan sadar bahwa saya merasakan bahwa saya membutuhkan pesan-pesan saya lebih dari orang-orang lain yang saya khotbahi. Sekarang saya merasa lebih malu karena baju zirah saya yang bersinar daripada mantel sederhana saya. Saya menarik mantel itu lebih ketat. Ketika saya melakukan ini, mata saya akan bersinar dan visi saya menjadi lebih baik sekalipun itu sangat jauh dari semula.
Saya kembali melihat pintu. Saya takut untuk kembali melewatinya sampai saya menerima lebih banyak visi yang kembali.
“Engkau harus pergi sekarang,” kata Hikmat. “Apa yang ada di sisi lainnya?” Tanya saya.
“Tujuan hidupmu,” jawabNya.
Saya tahu saya harus pergi. Saya masih merasa menyesal bahwa saya tidak dapat memasuki pintu itu lagi dengan visi yang saya miliki sebelumnya karena saya tahu bagaimana kegelapan yang ada di bagian lainnya. Saya menjadi lebih tergantung pada orang lain sekali waktu, saya berpikir dan menetapkan diri saya sendiri untuk percaya pada Tuhan dan bukan visi saya sendiri. Dengan cepat mata saya kembali bersinar. Saya mulai melihat sekali lagi kearah Ruang Besar untuk melihat jika mereka tampak secemerlang sebelumnya, tetapi kemudian saya putuskan tidak melihatnya. Saya hanya menentukan bahwa lebih baik sekarang untuk tidak melihat kebelakang. Kemudian Hikmat muncul disamping saya, hampir sebrilian sebelumnya. Mata saya terbiasa dengan sinar dengan cepat sehingga saya dapat melihat Dia sekarang. Dia tidak mengatakan apapun, tetapi hanya dengan memandang Dia memberikan keberanian besar buat saya. Meski demikian, saya masih merasa menyesal saya tidak mendengarkan semua pesan yang seharusnya saya terima dari awan besar saksi itu.
“Jika penyesalan itu berubah menjadi ketetapan hati, maka pencobaan itu akan semakin mudah. Kemudian ketika musuh-musuhmu muncul untuk meninggikan diri mereka atasmu, engkau akan bertumbuh lebih besar dalam otoritas untuk mengalahkan Musuh-musuhKu..”
Ketika saya melihat kembali kearah pintu, saya terheran-heran. Saya melihatnya lebih banyak sekarang daripada yang saya lihat sebelumnya yang sesaat saya pikir itu adalah pintu yang lain. Tampaknya masih tetap bertumbuh dan semakin indah tidak seperti pintu yang pernah saya lihat di alam ini. Ada banyak judul-judul pengagungan yang tertulis dengan tulisan yang paling indah, semuanya dalam emas dan perak. Ada banyak perhiasan indah yang tidak saya kenali tetapi sangat menarik hati karenanya cukup sulit mengalihakan perhatian saya. Mereka itu hidup. Kemudian saya sadar bahwa semua pintu itu hidup.
Saat saya memandang kearah pintu, Hikmat meletakkan tanganNya di bahu saya. “Ini adalah pintu rumahKu”. Saat Dia mengatakan ini, segera saya mengerti ketertarikan atas pintu ini sama seperti yang saya rasakan saat saya memandang Dia. Bagimanapun, pintu itu adalah Dia sendiri. Bagaimana mungkin sesuatu yang seindah ini Nampak begitu sederhana dan tidak menarik. Tuhan menjawab pertanyaan saya tak terkatakan
“Engkau tidak dapat melihat rumahKu sampai engkau melihatKu ada didalam orang-orangKu. Saat engkau mulai mendengarKu melalui orang-orangKu sebelum engkau melepaskan jubahmu, matamu akan terbuka dan melihat rumahKu seperti apa adanya. Ada banyak kemuliaan yang dapat kau lihat daripada yang sekarang ini. Inilah pintu itu tetapi masih banyak yang lain. Ketika engkau kembali kealammu, inilah yang harus kau cari. Ke pintu ini engkau harus membawa umatKu. Ini yang harus kau perjuangkan dan inilah yang harus kau bangun-rumahKu.
Dengan tangan Hikmat yang masih ada dibahu saya, saya berjalan kearah pintu itu. Pintu itu tidak terbuka, tetapi saya dapat melewatinya. Saya tidak percaya bahwa ada bahasa manusia yang dapat menggambarkan apa yang baru saya lewati. Saya melihat kemuliaan segala umur hanya dalam waktu yang singkat. Saya melihat bumi dan surga sebagai satu bagian. Saya melihat banyak sekali malaikat dan saya melihat orang-orang yang lebih mulia dari para malaikat yang saya lihat. Segala sesuatu dilayani di rumahNya. Sekarang saya tahu panggilan saya. Sekalipun saya sudah banyak melaluinya, saya tahu bahwa pencarian saya baru saja dimulai.
The End.
(Translate by Arik)
Komentar
Posting Komentar