Kelengahan Jiwa Yang Mematikan
Kelengahan Jiwa Yang Mematikan
"Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada
TUHAN: 'Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu
dengan
setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik
di mata-Mu.' Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat." - 2 Raja-Raja
20:2-3
Rencana Tuhan selalu yang terbaik dan sempurna bagi setiap kita,
percayalah dan jangan meragukannya. Simaklah Hizkia yang sudah waktunya
untuk wafat, dan boleh dibilang telah mencapai garis akhir sedangkan
Tuhan melihatnya telah ranum dan siap untuk dituai. Waktunya sudah pas
bagi Tuhan. Namun Hizkia mencoba bernegosiasi menurut kehendaknya
sendiri. Lebih berani lagi, ia meminta Tuhan mengingat "jasa-jasa"
selama hidupnya. Beruntunglah Tuhan bersikap bijaksana dan bersedia
menambahkan 15 tahun lagi bagi Hizkia untuk hidup dan menikmati
kekuasaannya. Terhadap seorang raja, Tuhan bersikap sebagai Raja.
3 hari setelah dijanjikan sembuh, Tuhan menepati janji-Nya. Tetapi
Hizkia lengah karena MERASA LAYAK setelah permohonannya dikabulkan
Tuhan. Terhadap utusan raja Babel yang datang untuk berpura-pura
memberikan ucapan selamat, ia memamerkan seluruh kekayaan dan kemuliaan
kerajaannya yang seakan-akan ada karena jasa-jasanya itu. Nabi Yesaya
diutus kembali kepada untuk menegur kesombongan Hizkia, namun dengan
licik ia menjawab dalam kepura-puraan, "Sungguh
baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!" Tetapi pikirnya: "Asal ada
damai dan keamanan seumur hidupku!" - 2 Raja-Raja 20:19. Di
hadapan abdi Allah, Hizkia seakan-akan menerima dengan rela hukuman
Tuhan, sebab Yesaya dijawab dengan sangat diplomatis. Namun Tuhan
mengetahui isi hatinya. Sejak saat itu, Allah meninggalkan Hizkia, "Demikianlah
juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk
menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu
Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi
hatinya." - 2 Tawarikh 32:21.
Sekarang kita tahu bahwa bangsa Israel yang sempat masuk dalam
pembuangan adalah akibat keteledoran Hizkia sebagai raja Yehuda saat
itu. Seandainya ia percaya dan menerima rencana Tuhan yang semula dan
sempurna itu, tentu sejarah bangsa Israel akan berbeda ceritanya. Kesalahannya
yang ke-2 adalah ketika ia meminta berkat perpanjangan umur, ia lupa
meminta jaminan untuk tetap bisa menjalani hidup yang diperpanjang itu
sesuai dengan kehendak Tuhan yang sempurna. Padahal raja Daud, leluhurnya, pernah bermazmur mengajarkan supaya Tuhan memberikan jaminan, "Jadilah jaminan bagi hamba-Mu untuk kebaikan, janganlah orang-orang yang kurang ajar memeras aku." - Mazmur 119:122.
Namun Hizkia telah dibutakan oleh egonya sendiri karena merasa semua
adalah jasa-jasanya dan BUKAN karena anugerah Tuhan semata.
Akibat-akibat lain dari kesombongan Hizkia lainnya adalah bahwa
takhtanya dilanjutkan oleh dua raja yang berbuat keji dan jahat di mata
Tuhan, anak dan cucunya, Manasye - "Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima
puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah
Hefzibah. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel. Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya." - 2 Raja-Raja 21:1-3 dan Amon - "Amon berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua
tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Mesulemet
binti Harus, dari Yotba. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN seperti yang telah dilakukan Manasye, ayahnya." - ayat 19-20. Karena kedua raja inilah, janji Tuhan untuk Israel dibuang ke Babel tergenapi.
Sekarang kita telah lebih memahami bahwa hidup di dalam Kristus bukanlah
milik kita lagi, namun hidup untuk Kristus dan apapun rencana yang
ingin kita lakukan, lakukanlah dalam kehendak-Nya seperti ada tertulis, "Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: 'Hari ini atau besok kami
berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan
berdagang serta mendapat untung', sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu?
Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: 'Jika Tuhan menghendakinya,
kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.' Tetapi sekarang kamu
memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian
adalah salah." - Yakobus 4:13-16.
Dan teruslah senantiasa bergaul dan berkonsultasi dengan Roh-Nya yang
kudus, sebab Ia adalah penolong sekaligus jaminan supaya kita mencapai
garis akhir dengan kuat. "Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya." - Efesus 1:14.
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Komentar
Posting Komentar