Kuasa Kesepakatan
Kuasa Kesepakatan
by : Joshua Ivan Sudrajat S
Bahan Renungan : 1 Samuel 14 : 1 - 10
Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya : "lakukanlah niat hatimu itu ; sungguh aku sepakat." 1 Samuel 14 : 7
Kehidupan kekristenan kita, kita tidak bisa menjalani kehidupan ini sendirian saja, kita membutuhkan saudara - saudara seiman yang menguatkan kita dan menjadi patner kita. Kadang kala kita tidak memiliki saudara kandung, kakak, adik yang bisa kita ajak untuk sepakat dan sehati. Oleh karena kuasa darah Yesus kita sudah diperlebar batas darah kita (Efes Damim). Kita bisa melakukan sepakat dengan saudara - saudara seiman yang bukan saudara sekandung.
Kesepakatan menghasilkan Unity. Dalam melakukan kesepakatan kita membutuhkan partner. Kesepakatan bisa dilakukan diantara saudara seiman, suami dan istri, gembala dan jemaat, sesama anggota sel grup.
Adakalanya kita menjadi seorang yang membawa senjata atau mendukung saudara seiman kita. Ciri - ciri pembawa senjata adalah :
- Setia, tidak menerima suap.
- Mengetahui cara menggunakan senjata, mengetahui macam-macam senjata.
- Ahli dalam menggunakan senjata dan merawat senjata.
- Mengetahui kapan waktunya menggunakan senjata dan jenis senjata yang akan digunakan.
- Mempunyai kekuatan untuk membawa senjata.
Ketika Yonatan berkata kepada pembawa senjatanya : mari kita menyeberang ke dekat pasukan orang - orang yang tidak bersunat itu. Tuhan akan bertindak untuk kita, sebab bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun sedikit orang. Lalu jawab pembawa senjata itu : lakukanlah niatmu dan aku sepakat.
Kita bahkan bisa menjadi partnernya Tuhan, kita harus mengetahui seleranya Tuhan, kerinduannya Tuhan untuk melahirkan suatu lawatan dan kegerakanNya atas bangsa ini. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghasilkan suatu kesepakatan dalam kehidupan kita :
1. Secara Roh
Kita harus mempunyai waktu khusus untuk mendoakan partner kita, kita juga didoakan oleh partner kita. Setiap hari kita membawa ke hadapan Tuhan setiap pokok - pokok doa dan permasalahan saudara seiman kita yang menjadi partner kita,
Sewaktu kuliah saya mempunyai sahabat dan teman sepelayanan di gereja, saya dan dia saling mendoakan, dia dan saya selalu meluangkan waktu bersama untuk berdoa dan mendoakan dalam setiap harinya. Ketika dia sedang mengalami masalah, Tuhan memberikan beban khusus dan pengertian untuk mendoakan dia.
2. Secara Jiwa
Kesepakatan secara jiwa bisa dilakukan dengan kita bertukar pikiran, share dan bertemu bersama untuk melakukan makan bersama. Saat ini tehnologi sudah sangat canggih, kita bisa melakukan komunikasi melalui hand phone, sms, bbm dan telepon.
Saya mempunyai komunitas sel grup sewaktu kerja, saya bertemu dengan komunitas sel yang merupakan pasangan muda, saya merupakan anggota sel grup yang belum menikah alias single, mereka seperti kakak kandung, karena saya tidak mempunyai saudara kandung. Saya dan kakak -kakak saya mempunyai waktu khusus untuk bertemu dan share.
3. Secara Jasmani
Untuk membuat kesepakatan secara jasmani kita harus bertemu, kita meluangkan waktu untuk bertemu dan makan bersama atau berdiskusi. Dalam pertemuan itu kita bisa mengekspressikan kasih kita.
Saya dan kakak - kakak satu sel grup mempunyai jadwal bertemu bersama selain pertemuan rutin sel grup. Kami bersama melakukan perjalanan bersama.
Dalam kehidupan kekristenan kita seringkali kita mengalami kesukaran atau jatuh dalam lubang. Bagi Tuhan tidak ada yang sukar untuk menolong kita (1 Samuel 14 : 6,11). Lubang ketakutan, lubang kekecewaan, lubang kekuatiran. Lubang ketakutan kita harus lawan dengan dengan cara menyampaikan kesaksian dan kelemahan kita, kita meminta partner kita untuk mendoakan kita. Dalam kesaksian bersama kita akan melihat bahwa kuasa kesepakatan terjadi dalam hidup kita. amin.
Jatiwangi, 17 February 2012
By His Grace
Joshua Ivan S
Komentar
Posting Komentar