Kesaksian Ibu Tina Astari 250316
Ibadah Raya Jumat Agung
JKI Injil Kerajaan Via Streaming
Jumat, 25 Maret 2016
Dari Hati Sang Raja
Pdt Petrus Agung Purnomo
Dua orang sepakat mengadakan Blood Covenant, sebelum terjadi pertumpahan darah, mereka akan saling bertukar Jubah.
Kita di hadapan Tuhan Yesus Kristus yang megah, dihadapan Tuhan kita tidak mempunyai nilai tukar namun Tuhan Yesus menawarkan Blood Covenant pada kita, Ia mengatakan lepaskan jubah yang kotor. Tuhan memberikan jubah yang baru.
Blood Covenant Tuhan Yesus Menginginkan kita menyerahkan seluruh hidup kita.
Pada waktu kita berteriak dihadapan Tuhan Dan mendeklarasikan Firman Tuhan akan terjadi Guncangan yang besar. Sebab kita mempunyai Pedang yaitu Firman Tuhan.
Didalam Tuhan Yesus ada Kelimpahan. Tuhan memberikan New beginning buat kita semua, setiap kali kita melakukan Perjamuan Kudus, kita memasuki Blood Covenant, Ia memberikan New Beginning buat hidup kita.
Jemaat di Antiokhia setiap pengikut Tuhan Yesus Kristus adalah Kristen. Kristen berasal dari kata Christ Like atau Menjadi Seperti Kristus.
Mengikuti Tuhan Yesus mengubah hidup kita semuanya. Seperti ada Mata Air Yang keluar dari antara Tuhan dengan kita.
Perjanjian Darah akan merubah setiap hidup kita. Amin
Ibu Tina Astari Purnomo
Saya hari Selasa yang lalu mengikuti Seminar Leadership di City Harvest selama dua hari tadinya hanya dua puluh orang yang ikut seminar kemudian menjadi 60 orang.
Disana ketika lagu I Remember dinaikkan, saya mengingat semua yang terjadi dalam hidup saya. Saya diingatkan Firman Tuhan yang dulu pernah saya dapatkan.
2 Petrus 1:10-12 (TB) Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.
Semua Peristiwa yang saya alami Kembali Tuhan ingatkan. Sebelum saya menikah saya sudah pelayanan sendiri, Pdt Petrus Agung Purnomo juga pelayanan sendiri. Setelah menikah saya ikut pelayanan Pak Petrus Agung Purnomo.
Pada waktu itu Pemerintahan mengeluarkan peraturan bahwa setiap Yayasan Kristen harus berubah menjadi gereja, akhirnya setelah proses pemikiran yang panjang Pak Petrus Agung Purnomo memutuskan untuk mendirikan gereja.
Saya juga bergumul, saya berpikir saya tidak bisa bicara, saya tidak bisa merangkai bunga untuk di Mimbar. Saya memutuskan untuk mengikuti Panggilan Tuhan Dalam hidup saya supaya saya menerima Hak penuh atas Kerajaan Surga.
Saya bertobat dan lahir baru Pada tahun 1980 di Tawangmangu, saya berpikir jadi istrinya Gembala tidak mudah, harus Melayani berbagai macam karakter orang.
Saya dan Pdt Petrus Agung Purnomo ditahbiskan didepan Jemaat Pada waktu itu masih sangat sedikit.
Saya ketika akan berangkat kepada Singapore, saya tidak bisa tidur pikiran saya berat sekali, saya teringat semua kenangan bersama suami saya, ketika bangun tidur saya menangis Dan sedih. Saya ingat semua kejadian. Saya berurusan dengan Tuhan pagi itu.
Saya mendapat banyak berkat di Seminar Leadership itu, saya bangkit dari keterpurukan saya, disana saya bisa menyembah Tuhan kembali dengan bebas, saya mengalami kemerdekaan sepenuhnya.
Sebelas tahun adalah perjalanan hidup yang tidak mudah bagi saya. Saya menyimpan kepahitan Dan tinggalkan Tuhan.
Saya ingat betul disuatu kota ada seorang ibu yang bertanya kepada saya. Pertanyaan ibu itu : bagaimana saya harus bersikap ketika mendengar Firman Tuhan dari Hamba Tuhan yang saya mendengar Hamba Tuhan itu punya masalah, saya dengar kan atau tidak ?
Saya tahu pertanyaan itu adalah suami saya, sedang ibu itu tidak tahu saya istrinya. Waktu itu saya Tanya Roh Kudus, saya diingatkan tandan Buah Anggur yg diperas buahnya. Saya jelaskan jika air Anggur itu manis ya ibu minum Dan jika air Anggur itu tidak manis jangan diminum, silahkan ibu pikir and putus kan sendiri.
Saya mengerti suami saya punya Panggilan Tuhan Dalam hidup nya. Saya ingat hari Senin, 14 Maret 2016 ketika Jenazah suami saya dibawa ke Holy Stadium untuk didoakan anak-anak sekolah, saya sadar luka hati tidak boleh disimpan.
Tuhan ingat kan awal Holy Stadium berdiri, saya Dan suami berdoa mengelilingi Holy Stadium seperti waktu orang-orang Israel mengelilingi Tembok Yerikho sebanyak Tujuh Kali.
Saya berkata Tuhan Yesus kenapa saya yang hidup nya tidak karuan tidak dipanggil pulang, sedang suami saya yang hidup dalam Panggilan Tuhan dipanggil pulang duluan.
Sebelas tahun saya hidup tidak karuan, hidup diluar jalur Tuhan, Tidak menyenangkan Tuhan, saya lari dari Tuhan Dan mengisi kekosongan hidup saya dengan Hal yang tidak disukai Tuhan.
Saya lari dari Panggilan Tuhan, saya melukai hati anak-anak Dan Jemaat. Saya tidak mengurusi anak-anak saya.
Saya ingat setiap Pulang sekolah Hadassah berkata Mommy are you okay ? Ia melihat saya sedih Dan diam.
Saya saat ini minta maaf kepada anak-anak saya Dan Jemaat. Saya Siap menebus kesalahan saya and membayar harganya. Amin
Jatiwangi, 25 Maret 2016
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
JKI Injil Kerajaan Via Streaming
Jumat, 25 Maret 2016
Dari Hati Sang Raja
Pdt Petrus Agung Purnomo
Dua orang sepakat mengadakan Blood Covenant, sebelum terjadi pertumpahan darah, mereka akan saling bertukar Jubah.
Kita di hadapan Tuhan Yesus Kristus yang megah, dihadapan Tuhan kita tidak mempunyai nilai tukar namun Tuhan Yesus menawarkan Blood Covenant pada kita, Ia mengatakan lepaskan jubah yang kotor. Tuhan memberikan jubah yang baru.
Blood Covenant Tuhan Yesus Menginginkan kita menyerahkan seluruh hidup kita.
Pada waktu kita berteriak dihadapan Tuhan Dan mendeklarasikan Firman Tuhan akan terjadi Guncangan yang besar. Sebab kita mempunyai Pedang yaitu Firman Tuhan.
Didalam Tuhan Yesus ada Kelimpahan. Tuhan memberikan New beginning buat kita semua, setiap kali kita melakukan Perjamuan Kudus, kita memasuki Blood Covenant, Ia memberikan New Beginning buat hidup kita.
Jemaat di Antiokhia setiap pengikut Tuhan Yesus Kristus adalah Kristen. Kristen berasal dari kata Christ Like atau Menjadi Seperti Kristus.
Mengikuti Tuhan Yesus mengubah hidup kita semuanya. Seperti ada Mata Air Yang keluar dari antara Tuhan dengan kita.
Perjanjian Darah akan merubah setiap hidup kita. Amin
Ibu Tina Astari Purnomo
Saya hari Selasa yang lalu mengikuti Seminar Leadership di City Harvest selama dua hari tadinya hanya dua puluh orang yang ikut seminar kemudian menjadi 60 orang.
Disana ketika lagu I Remember dinaikkan, saya mengingat semua yang terjadi dalam hidup saya. Saya diingatkan Firman Tuhan yang dulu pernah saya dapatkan.
2 Petrus 1:10-12 (TB) Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.
Semua Peristiwa yang saya alami Kembali Tuhan ingatkan. Sebelum saya menikah saya sudah pelayanan sendiri, Pdt Petrus Agung Purnomo juga pelayanan sendiri. Setelah menikah saya ikut pelayanan Pak Petrus Agung Purnomo.
Pada waktu itu Pemerintahan mengeluarkan peraturan bahwa setiap Yayasan Kristen harus berubah menjadi gereja, akhirnya setelah proses pemikiran yang panjang Pak Petrus Agung Purnomo memutuskan untuk mendirikan gereja.
Saya juga bergumul, saya berpikir saya tidak bisa bicara, saya tidak bisa merangkai bunga untuk di Mimbar. Saya memutuskan untuk mengikuti Panggilan Tuhan Dalam hidup saya supaya saya menerima Hak penuh atas Kerajaan Surga.
Saya bertobat dan lahir baru Pada tahun 1980 di Tawangmangu, saya berpikir jadi istrinya Gembala tidak mudah, harus Melayani berbagai macam karakter orang.
Saya dan Pdt Petrus Agung Purnomo ditahbiskan didepan Jemaat Pada waktu itu masih sangat sedikit.
Saya ketika akan berangkat kepada Singapore, saya tidak bisa tidur pikiran saya berat sekali, saya teringat semua kenangan bersama suami saya, ketika bangun tidur saya menangis Dan sedih. Saya ingat semua kejadian. Saya berurusan dengan Tuhan pagi itu.
Saya mendapat banyak berkat di Seminar Leadership itu, saya bangkit dari keterpurukan saya, disana saya bisa menyembah Tuhan kembali dengan bebas, saya mengalami kemerdekaan sepenuhnya.
Sebelas tahun adalah perjalanan hidup yang tidak mudah bagi saya. Saya menyimpan kepahitan Dan tinggalkan Tuhan.
Saya ingat betul disuatu kota ada seorang ibu yang bertanya kepada saya. Pertanyaan ibu itu : bagaimana saya harus bersikap ketika mendengar Firman Tuhan dari Hamba Tuhan yang saya mendengar Hamba Tuhan itu punya masalah, saya dengar kan atau tidak ?
Saya tahu pertanyaan itu adalah suami saya, sedang ibu itu tidak tahu saya istrinya. Waktu itu saya Tanya Roh Kudus, saya diingatkan tandan Buah Anggur yg diperas buahnya. Saya jelaskan jika air Anggur itu manis ya ibu minum Dan jika air Anggur itu tidak manis jangan diminum, silahkan ibu pikir and putus kan sendiri.
Saya mengerti suami saya punya Panggilan Tuhan Dalam hidup nya. Saya ingat hari Senin, 14 Maret 2016 ketika Jenazah suami saya dibawa ke Holy Stadium untuk didoakan anak-anak sekolah, saya sadar luka hati tidak boleh disimpan.
Tuhan ingat kan awal Holy Stadium berdiri, saya Dan suami berdoa mengelilingi Holy Stadium seperti waktu orang-orang Israel mengelilingi Tembok Yerikho sebanyak Tujuh Kali.
Saya berkata Tuhan Yesus kenapa saya yang hidup nya tidak karuan tidak dipanggil pulang, sedang suami saya yang hidup dalam Panggilan Tuhan dipanggil pulang duluan.
Sebelas tahun saya hidup tidak karuan, hidup diluar jalur Tuhan, Tidak menyenangkan Tuhan, saya lari dari Tuhan Dan mengisi kekosongan hidup saya dengan Hal yang tidak disukai Tuhan.
Saya lari dari Panggilan Tuhan, saya melukai hati anak-anak Dan Jemaat. Saya tidak mengurusi anak-anak saya.
Saya ingat setiap Pulang sekolah Hadassah berkata Mommy are you okay ? Ia melihat saya sedih Dan diam.
Saya saat ini minta maaf kepada anak-anak saya Dan Jemaat. Saya Siap menebus kesalahan saya and membayar harganya. Amin
Jatiwangi, 25 Maret 2016
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar