Soto Sorga
Soto Sorga
Hari itu ada rapat mendadak di surga, yang dipanggil hanya Yakub, Mak Kiat, dan Paulus. Seluruh warga sorga menunggu diluar dengan perasaan campur aduk.
Tuhan : Aku rindu untuk terus menerus dengan anakKu itu, Aku mau panggil dia pulang sebentar lagi.
Paulus (sambil ternganga-nganga) : Tunggu dulu Tuhan, tugas dia kan masih banyak masih ada milyaran jiwa yang harus diselamatkan.
Tuhan : Loh itu kan Aku yang mengerjakan, Aku bisa pakai siapapun untuk menggenapinya, Aku terlalu merindukannya. Pokoknya Aku mau dia pulang.
Tuhan : Yakub dan Mak Kiat menghadap kesini!
Yakub : Ada apa Tuhan?
Tuhan : Yakub, mulai sekarang kamu berhenti dulu masak sup kacang merah, ganti dengan soto semarang, menu sorga untuk 40 hari kedepan harus soto semarang. Soto buatanmu harus lebih enak dari soto buatan ibu Ribka. Jangan sampai anakKu pulang lagi ke bumi gara-gara soto. Mak kiat, siapkan babi kecap paling enak! Aku harus membuat dia makan dengan enak dan puas, supaya dia gak mau balik ke bumi.
Tuhan : Gabriel, ayo dijemput anakKu itu.
Warga Sorga : Horeee sotoooooooooo!!!!!.
Ah Bapak
Ah Bapak, engkau pulang dengan begitu keren. Aku iri. Engkau membuat aku jadi terkenal, tiba-tiba tulisanku dibaca puluhan ribu orang di lebih dari 25 negara. Aku mendadak terkenal. FBku diadd banyak orang, aku dikirimin banyak begitu banyak pesan di sosial media sampai-sampai aku berpikir “Mungkin inilah saat yang terbaik untuk aku maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta.” Namun aku tersadar, bahwa pemilik KTPku lebih memilih menjadi temanAhok dibanding memilih diriku.
Ah Bapak, engkau pulang dengan begitu anggun. Buatku biasa melihat kematian orang besar ditangisi oleh orang besar. Tetapi, melihat begitu banyak orang miskin menangisi kepergianmu membuatku terhenyak. Ketika ada supir taksi dari kaum kedar menggratiskan penumpangnya yang pergi ke pemakamanmu, itu membuatku terpana. Ketika ada tukang pecel lele yang menangis karena andilmu dalam menyekolahkan anaknya, aku harus terdiam. Sebegitukah hatimu untuk mereka, yang tidak mampu membalasmu?
Ah Bapak, engkau pulang dengan luar biasa. Melihat air mata menetes disamping peti mati itu biasa. Melihat air mata menetes dari orang yang memutuskan untuk kembali kepada Tuhan disaksikan oleh peti matimu itu luar biasa. Aku jadi teringat kata Ibrani tentang darah Habel yang masih berbicara setelah kematiannya.
Ah Bapak, engkau pulang dengan ajaib. Aku melihat ibu mikhael meratap dipinggir petimu membuat aku tersadar bahwa dia manusia biasa. Selama ini aku berpikir, dia adalah tipe wanita yang asal kujamah saja ujung jubahnya maka aku akan berperang. Ternyata dia manusia biasa sama sepertiku. Jika Tuhan bisa memakai dia secara luar biasa, maka Tuhan juga bisa memakai hidupku dengan luar biasa juga.
Ah Bapak, engkau pulang dengan lucu. Orang bilang Bapak berhasil mencuci otakku sehingga aku begitu mendewakan bapak. Aku tidak marah malah cenderung setuju. Aku berpikir baik lebih cuci otak sama Bapak dibanding sama Dr. Terawan. Sudah mahal antri pula. Lagipula, aku tidak pernah mendewakan bapak. Aku hanya menDewakan si Budjana.
Untukmu yang belum pulang
Merataplah karena Abraham pun meratap. Tetapi bangkitlah karena Abrahampun bangkit. Kalau kita terus menerus menangis maka menangislah Yesus. Ingatlah perkataan ini “Sekali Layar Terkembang, Surut Kita Berpantang.” Bukankah negara kita adalah negara maritim? Dan apakah kebetulan kita ini disebut bahtera yang mengarungi samudra luas dan menjarah setiap jarahan? Jadilah bahtera-bahteranya Tuhan yang berfungsi dengan semestinya, karena kalau tidak maka Bu susi akan menenggelamkan kita bersama dengan kapal-kapal pencuri ikan yang lagi heboh di dunia maya.
Seperti pidato Winston Churcil yang memotivasi seluruh Inggris untuk menghancurkan Hitler, tentu dengan sedikit gubahan :
Kita akan pergi ke ujung bumi,Kita akan menginjil di laut dan di samudra, Kita akan maju dengan iman yang terus naik, kita akan pertahankan warisan kita berapapun harganya, Kita akan menginjil di pantai, kita akan menginjil di tanah datar dan di jalan-jalan, kita akan maju di lembah penentuan, dan kita tidak akan pernah menyerah.
Ayo terus maju kawan, biarlah si bapak menikmati sotonya di sorga dan kita terus maju menuntaskan sampai garis akhir.
#revivalmustgoon #toofartoquit
John Binsar Gideon Sitorus
Komentar
Posting Komentar