Pengurapan Imam Dan Pengurapan Raja
Pengurapan Imam Dan Pengurapan Raja
Semua anak-anak Tuhan diperlengkapi 
dengan berbagai karunia yang dipakai untuk melengkapi gereja Tuhan. Agar
 karunia yang dimiliki kita dapat dipakai maksimal untuk melayani Tuhan,
 kita perlu berjalan dalam pengurapan Tuhan. Pengurapan sendiri terbagi 
dalam 2 jenis, yaitu pengurapan raja dan pengurapan imam.
hartanya.
Kita semua harus mengenali karunia kita agar dapat berfungi secara maksimal.
 Contoh, ada orang yang mendapat karunia nubuatan melalui penglihatan 
atau mimpi-mimpi. Orang seperti ini cocok menjadi pendoa. Ada pula orang
 yang mempunyai karunia membedakan roh, dimana dia cocok ditempatkan di 
garis depan dalam peperangan rohani
Karunia berbeda dengan bakat. 
Bakat didapatkan seseorang sejak dia lahir, sedangkan karunia baru 
didapatkan sejak orang tersebut lahir baru.
Kita harus mewujudkan keinginan Tuhan di alam daging, walaupun di alam roh, apa yang kita kehendaki sudah terjadi.
 Contohnya, walaupun sudah ada pengampunan bagi anak-anak Tuhan, kita 
harus mengampuni orang terlebih dulu. Demikian juga walaupun kita 
percaya bahwa berkat bagi anak Tuhan berlimpah, kita harus mewujudkannya
 dulu di alam daging dengan menabur.
Tuhan akan bekerja maksimal di bumi bila ada orang yang mau dipakai oleh Tuhan untuk mewujudkan kehendakNya.
 Setiap Tuhan hendak turun, harus ada orang yang membuka jalan. Contoh, 
Yohanes Pembaptis dipakai Tuhan untuk membuka jalan bagi Yesus.
Jadi Tuhan hanya perlu orang yang mau, apakah orang tersebut mampu atau tidak, itu bukan masalah bagi Tuhan.
Jadi Tuhan hanya perlu orang yang mau, apakah orang tersebut mampu atau tidak, itu bukan masalah bagi Tuhan.
Untuk dapat berhasil dalam pelayanan, ada 3 hal yang perlu kita miliki: urapan , karakter yang benar, dan roh yang kuat.
 Urapan lah yang membedakan kita dengan orang-orang dunia dan yang 
menentukan kita untuk berhasil di dunia. Banyak orang dunia yang 
berhasil dalam kesehariannya karena punya karakter yang kuat, namun kita
 semua punya urapan yang tidak dimiliki orang dunia.
Roh kuat tercermin dari pribadi yang tidak mudah digoncang, dan punya hubungan kuat dengan Tuhan.
 Agar roh kuat, kita harus menjaga hubungan dengan Tuhan, berbahasa roh,
 selalu belajar firman, dan belajar percaya. Orang yang punya urapan, 
karakter benar, tetapi roh yang lemah, dia akan jatuh. Contohnya adalah 
Salomo. Agar roh kita kuat perlu latihan seperti yang sudah disebutkan 
sebelumnya.
Kita secara pribadi dipanggil 
baik sebagai imam, raja atau nabi dalam kehidupan kita.  Bila tahu tiga 
panggilan ini, kita tidak akan menyia-nyiakan urapan Tuhan dalam diri 
kita. Tugas imam adalah mewakili jemaat di hadapan Tuhan. Tugas
 Nabi adalah mewakili Tuhan di hadapan manusia. Raja bertugas membawa 
rakyatnya takut akan Tuhan. Imam mempersembahkan korban kepada Tuhan dan
 meminta ampun kepada Tuhan. Nabi menyampaikan kehendak Tuhan dan 
menyampaikan kebenaran. Raja berkorban kepada orang dipimpin, memberi 
damai sejahtera dan juga memimpin dalam peperangan.
Ketiganya ini adalah panggilan setiap pribadi, berbeda dengan karunia yang berbeda-beda bagi setiap orang.
Dalam Alkitab banyak contoh-contoh yang menggambarkan panggilan ini. 1 Petrus 2: 9
 menjelaskan bahwa kita semua adalah bangsa terpilih, imamat rajani. 
Tuhan Yesus saat berada di dunia menjalankan fungsi sebagai imam, raja, 
dan nabi.
Dalam Perjanjian Lama, walaupun tidak ada karakter yang punya secara jabatan memiliki ketiga posisi tersebut, tetapi dalam hidup mereka, mereka menggenapkan ketiga posisi tersebut.
Contohnya, Abraham adalah manusia biasa 
dari Ur Kasdim yang dituntun Tuhan untuk menuju Kanaan. Di dalam 
kehidupannya Abraham juga bertindak sebagai nabi, imam dan raja. (Contoh
 Kej 23: 1-6 Abraham diperlakukan seperti raja oleh bani Het ketika ingin mengubur Sara).
Raja harus punya ketegasan, namun ada saat mengalah untuk merebut hati seseorang, tidak membiarkan orang mengendalikan dirinya. Orang yang bermental raja akan selalu dicari orang, membuat suasana berubah, membawa dampak, dan bisa mengubah keadaan.
 Bila orang yang menghindari gereja karena tidak suka kepada seseorang, 
maka dia tidak punya mental raja. Demikian pula dengan orang yang 
memilih-milih gereja supaya dia bisa bertumbuh, dia tidak mempunya jiwa 
seorang raja, sebab seorang raja adalah orang yang bisa membawa 
perubahan.
Sebagai imam, kita mau menyediakan hidup yang mau dikuduskan dan diproses.
 Ester menjadi imam, ketika dia berada di hadapan raja untuk membela 
kaumnya yang terancam akan dibantai. Ester mau berkorban, menyucikan 
diri. Ester mengajak kaumnya untuk berpuasa. Kita harus menjadikan ini 
sebagai contoh.
Kita harus mengerti panggilan kita sebagai imam, raja dan nabi. Bila kita mengerti dan mengiyakan, maka urapan akan terjadi. Mintalah tuntunan Tuhan, apa yang harus dilakukan sebagai seorang raja nabi dan imam. Urapan terjadi bila apa yg diinginkan Allah bisa kita lakukan sesuai kehendakNya.
Tuhan Memberkati.



Komentar
Posting Komentar