Hamba Yang Mengasihi 3
Hamba Yang
Mengasihi 3
Ev. Drg. Yusak Tjipto Purnomo
Berfokuslah
kepada pribadiNya, pada hatiNya dan bukan pada pekerjaanNya. Tetapi yang
seperti ini rasanya langka. Yang lebih banyak adalah mereka yang sibuk berkutat
pada program-programnya, bagaimana supaya gereja serta pelayanannya bertambah
besar. Jemaatnya bertambah banyak. Keuangannya bertambah melimpah dan
sebagainya. Sedemikian sibuknya sehingga ketika Tuhan berbicara menginterupsi
kita dengan kasih, kita anggap sebagai gangguan. Saat Tuhan bergerak melalui
arah yang berbeda serta merta kita anggap sesat dan dari setan. Hamba yang beku
hatinya akan mudah tersinggung serta memiliki pembenaran diri yang besar
sekali. Tetapi hamba yang melayani dengan hati adalah kesayangan Tuannya.
Jika
pertumbuhan rohani kita terus naik dengan indah maka di level ini status kita
akan naik pula dan diangkat menjadi Sahabat. Tetapi sekalipun status kita naik,
tidak berarti sikap hati kita lalu berubah pula. Tetap kita harus memiliki
sikap hati seorang hamba. Bahkan kelak harus menjadi seorang hamba yang kosong.
Yesus dalam hal ini berkata :
15:13 Tidak ada kasih yang
lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya. l
15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, m
jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan n
kepadamu. 15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba
tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat,
karena Aku telah memberitahukan kepada kamu o
segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. (Yohanes 15 : 13 – 15)
Status
sahabat didapat berdasarkan beberapa kriteria : Kasih dan Taat Kepada Perintah
Tuhan, juga kita tahu apa yang diperbuat tuan kita. Bukankah semuanya ini ada
pada sikap hati hamba yang mengasihi ? Sekali lagi, sahabat itu status kita.
Namun sikap hati kita haruslah sikap hati seorang hamba. Status sahabat membawa
kita pada suatu hubungan yang memiliki jalur khusus, dan sering kali seorang sahabat
tidak dimasukkan dalam struktur pemerintahan raja. Namun aksesnya ke raja
memang luar biasa dan langsung. Abimelekh dari Gerar mempunyai panglima bernama
Pikhol, tetapi ia juga mempunyai Ahuzat sebagai sahabat raja.
Datanglah
Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya,
dan Pikhol, kepala pasukannya. u
(Kejadian 26 : 26)
Raja
Salomo pun mempunyai Sahabat, yakni seorang imam bernama Zabut bin Natan.
Azarya
bin Natan mengawasi para kepala daerah; Zabut bin Natan, seorang imam, menjadi
sahabat raja; (1 Raja 4 : 5)
Memang
mereka diluar struktur pemerintahan, namun pendapatnya didengar dan sebagai
pertimbangan keputusan yang akan diambil oleh raja. Dalam kasus skandal yang
dibuat Yehuda, urusan yang sensitif ini dipercayakan bukan kepada pegawainya
tetapi kepada sahabatnya.
Adapun
Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang
Adulam l
itu, untuk mengambil kembali tanggungannya m
dari tangan perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi.
(Kejadian 38:20)
Ini
adalah suatu kepercayaan yang amat besar. Dan seorang sahabat yang bijaksana
tidak akan memanfaatkan posisi tersebut untuk menyombongkan diri atau untuk
kepentingan pribadinya. Posisi terhormat itu bukan juga untuk dijual kepada
orang lain guna mempermudah urusan orang lain semaunya sendiri. Sahabat yang
bijaksana akan tetap bersikap sebagai hamba, sekalipun kedekatannya dengan sang
raja tak terbantahkan.
Status
sahabat, membuat perlakuan Tuhan mulai berubah terhadap kita. Kita sepertinya
tidak akan mendengar Tuhan mendikte kita. Tetapi Tuhan akan berbicara untuk
meminta pendapat kita. Pendapat kita ? Ya, Abraham contohnya :
18:16 Lalu berangkatlah
orang-orang f
itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama
dengan mereka untuk mengantarkan merek(a. 18:17 Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan
menyembunyikan kepada Abraham g
apa yang hendak Kulakukan h
ini? (Kejadian 18 : 16 – 17)
Sungguh
luar biasa, bagaimana Tuhan sedia dan sangat terbuka berdialog dengan Abraham.
Itulah seorang sahabat. Dan beberapa abad setelah Abraham mati, ketika Raja
Yosafat menghadapi serbuan tentara Moab dan Amon, saat ia berdoa, nama Abraham disebut
dalam doanya. Bahkan dengan jelas ia menyebut : “Abraham, sahabatMu.” Indahnya,
doa dikabulkan Tuhan. Hal yang sama dengan Raja Daud. Orang yang berkenan
dihati Tuhan.
Setelah
Saul disingkirkan, o
Allah mengangkat Daud menjadi raja p
mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai,
seorang yang berkenan di hati-Ku q
dan yang melakukan segala kehendak-Ku r .
(Kisah 13 : 22)
Bukan
saja ia berkenan, tetapi juga orang yang melakukan segala kehendakNya. Tak
heran, Daud pun memiliki hak yang amat istimewa dihadapanNya. Statusnya sebagai
sahabat tercermin bahkan ketika telah lebih dari 300 tahun setelah kematiannya,
namanya masih disebut Tuhan. Bahkan sebagai salah satu alasan mengapa Tuhan
menyelamatkan umatNya.
Dan
Aku akan memagari t
kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, u
hamba-Ku." (2 Raja 19 : 34)
Jatiwangi,
16 Juli 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Sumber
:
Buku
Jalan Penghambaan Rahasia Menuju Garis Akhir
Ev.
Drg. Yusak Tjipto Purnomo
Halaman
: 68 – 72
Media
Injil Kerajaan – Semarang
Komentar
Posting Komentar