Perjanjian Garam
Perjanjian Garam
Bilangan 18:19
Segala
persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang
Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu
laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu
ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu.
Garam
bukan hanya penting untuk menyedapkan makanan, namun juga bermanfaat
bagi kesehatan. Selain itu ternyata garam memiliki 14.000 fungsi baik
secara kimiawi maupun kesehatan. Garam telah dikenal sejak jaman purba
bahkan pernah dipergunakan sebagai alat tukar senilai emas.
Ternyata,
Alkitab juga banyak membahas tentang garam. Yesus sendiri berbicara
bahwa umat percaya harus menjadi terang dan garam dunia, hal ini tentu
sering dibahas. Namun apakah Anda pernah mendengar tentang "perjanjian
garam". Dalam perjanjian lama, kata perjanjian garam muncul tiga kali;
dua kali berkaitan dengan persembahan kudus dan satu lagi berbicara
mengenai janji Tuhan tentang tahta kerajaan Daud.
Mengapa Tuhan menggunakan perjanjian garam untuk sesuatu yang sangat sakral seperti persembahan kudus dan juga tahta Daud?
Perjanjian garam adalah sebuah budaya di daerah Timur Tengah. Sebuah contoh yang jelas tentang perjanjian garam ini adalah saat Perdana Menteri Israel Begin bertemu dengan Presiden Mesir Sadat di sekitar tahun 1970an. Saat Perdana Menteri Begin menginjak tanah Mesir, diberikan bahwa keduanya berhenti dan memakan roti dan garam bersama. Inilah yang disebut "perjanjian garam". Melalui tindakannya Sadat berkata bahwa Begin akan aman selama mengunjungi Mesir dan dia berani menjaminnya dengan nyawanya sendiri.
Garam
melambangkan kesetiaan, kejujuran dan perjanjian garam menyatakan bahwa
perjanjian tersebut adalah sebuah perjanjian abadi. Jadi, ketika Tuhan
menyatakan bahwa sesuatu tersebut harus dilakukan sebagai sebuah
perjanjian garam, maka hal tersebut adalah sebuah perjanjian abadi
dimana Tuhan sendiri memberikan jaminan ketika perjanjian itu ditaati.
Tuhan
yang kita sembah adalah Allah perjanjian, Dia tidak pernah ingkar
terhadap janji-janji-Nya. Itu sebabnya Daud berkata, "Janji TUHAN adalah
janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan
dalam dapur peleburan di tanah." (Maz 12:6). Namun sebuah perjanjian
tidak bisa hanya satu pihak saja, harus lebih dari satu pihak. Demikian
juga janji Tuhan, hal itu berlaku ketika umat Tuhan mentaati perjanjian
yang disyaratkan. Jadi, jika kita pernah mendapatkan janji Tuhan dalam
kehidupan kita, mari pegang janji itu dan lakukan bagian kita, yaitu
mentaati perintah-Nya dan menjawab panggilan-Nya.
Writer : Puji Astuti
Komentar
Posting Komentar