Jalan Salib
Ev. Hadassah Gloria Purnomo.
Saya
hari ini akan menunjukan ilustrasi apa itu yang disebut jalan salib. Kenapa
hari panggung dibagi 2? Karena saya ingin membuat ilustrasi bagaimana dunia kita terpisah dari dunia Tuhan di mana ada mujizat dan semua yang luar biasa. Panggung sebalah
sana ada tempat yang penuh dosa, sedangkan sebelah sini adalah tempat keintiman
dengan Tuhan. Hari ini saya akan munculkan 5 orang sebagai ilustrasi. Orang pertama adalah orang yang saleh, rajin baca alkitab, baik dan rajin doa puasa. Orang kedua adalah orang yang kaya, dermawan dan suka memberi kepada orang-orang miskin. Orang ketiga adalah orang yang peneliti rumus atau orang cerdas dan pintar. Orang keempat adalah orang yang banyak dosa, sombong, selalu mempermasalahkan harga dirinya. Orang kelima
adalah orang yang memilih salib dan mengaku dosanya. Ketika lewati
cercaan dan makian yang bergema ditelinganya dia tetap memilih memikul
salibnya daripada memikul beban kehendak dirinya sendiri. Orang yang pertama sampai yang keempat mereka gagal melewati jurang pemisah atau lembah penentuan. Orang kelima yang bisa melewati jurang pemisah dan lembah penentuan. Hanya dengan salib kita bisa melewati itu. Salib
artinya penganiayaan, penghinaan, cercaan dan kutukan, bahkan dari
keluarga dan teman-teman kita sendiri. Tapi seiring berjalannya waktu
kita harus memilih mau memikul salib atau memilih harga diri kita dan
mengorbankan salib Tuhan. Pada
saat penghakiman itu tiba akan ada jurang pemisah antara kita dan Tuhan
dan salib itu yang membawa kita ke Tuhan. Mari pikul salib Tuhan dengan
setia sampai garis akhir. Sampai bertemu dengan Tuhan, itu lebih dari
segalanya. Saudara
tahu siapa orang yang memikul salib selama hidupnya yang prnah saya kenal? Yaitu papi
saya, selama hidupnya dia memikul salib sampai dia dipanggil Tuhan. Selama hidupnya
sering dicaci, dihina dan dihakimi. Saya tanya sama papi: “Pi kenapa sih papi diam
saja?” Papi menjawab: “Itulah yang namanya jalan salib, Sa”. Ketika beliau dipanggil pulang, detik itu juga saya
diperhadapkan dengan dua pilihan antara meletakkan salib atau tetap memikul salib. 2000 tahun yang lalu Dia sudah tebus kita, sekarang bagian kita pikul salib. Saat
disamping kita ada Yesus yang memikul salib kita, kita akan dapat
kekuatan untuk jalan terus sampai menemukan jurang pemisah dan disitu
akan ada suatu pengadilan yang membuat kita tuntas sampai akhir. Dia Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Dia pernah mengalami jalan salib itu. Dia begitu mencintai kita.
Ps. Hengky Kusworo.
Marilah kita
melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita
dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ada
orang-orang yang merasa harga dirinya besar dan dia meninggalkan salib.
Kesombongan juga menghambat kita untuk memikul salib. Salibmu itu saat
engkau melepaskan pengampunan kepada orang yang membuatmu sakit. Kalau
kita tidak mau mengampuni maka salib itu dipatahkan dan kita tidak
pernah pikul salib itu. Mari jangan simpan rasa dendam, iri dan
kesombongan dalam hidup kita. Jangan pernah potong salibmu. Salib itu akan membawamu ketempat tujuan.
Semarang, 11/08/16.
Komentar
Posting Komentar