Rindukan Sesuatu Yang Ilahi
Ibadah Raya Via
Streaming
JKI Hananeel Cinta
Minggu, 7 Agustus
2016
Ev. Nita Joel Hasan
Rindukan Sesuatu
Yang Ilahi
Tuhan
sangat mencintai Jemaat Hananeel Cinta, walaupun hanya 200 orang. Jemaat ini
sudah mempersembahkan sesuatu yang harum di hadapan Tuhan. Dalam Great
Awakening Kalimantan, jemaat ini sudah mempersembahkan 45.000 jiwa bagi Tuhan
Yesus Kristus.
Dalam
Hidupmu apa yang sebenarnya engkau rindukan ? Setiap kali engkau dibawa ke satu
titik kepada satu titik yang lain apakah engkau sudah merasa dipuaskan ? Jika
engkau merasa sudah dipuaskan maka engkau akan berhenti disuatu titik dan engkau
akan berhenti. Engkau akan kehilangan yang Ilahi, yang Utama.
Engkau
harus inginkan yang Ilahi, inginkan yang Utama, inginkan sesuatu yang Inti dari
yang Inti. Petrus berkata emas dan perak aku tidak punya, namun ketika ia
memiliki yang Ilahi, orang yang lumpuh bisa berjalan.
Jemaat
JKI Hananeel Cinta walaupun kalian tinggal di dalam lingkungan dan komunitas
yang Ilahi, inginkan yang Ilahi dan yang utama, kalian menginginkan warisan.
Warisan yang terutama adalah bukan asset gedung Mahanaim, Warisan yang terutama
adalah Warisan yang Ilahi.
Kita
melihat kehidupan ibu Iin diberkati Tuhan, kita melihat Joshua anaknya bu Iin
memiliki skill dan kepemimpinan, otoritas. Kalau kita hanya mengejar yang
jasmani maka kita akan berhenti sampai disitu. Kita harus belajar yang Inti
dari hidupnya bu Iin dan hidupnya Joshua. Pelajari kehidupan yang inti dari Pak
Petrus Agung.
Hari
ini kita akan belajar dari Minyak Seorang Janda didalam 2 Raja 4 : 1-7
Minyak
seorang janda
4:1 Salah seorang dari
isteri-isteri para nabi 1 b
mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah
mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang,
penagih c
hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." 4:2 Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat
kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah."
Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di
rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak. d "
4:3 Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah
bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong,
tetapi jangan terlalu sedikit. 4:4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau
dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana
yang penuh, angkatlah!" 4:5 Pergilah perempuan itu dari padanya;
ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya
mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. 4:6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah
perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana
lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana."
Lalu berhentilah minyak itu mengalir. 4:7 Kemudian pergilah perempuan itu
memberitahukannya kepada abdi Allah, e
dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu,
dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."
Janda
ini adalah istri seorang Nabi Tuhan selama Nabi Tuhan hidup, ia tidak pernah
mengalami kekurangan. Namun ketika suaminya mati maka ia baru merasakan
kekurangan, ia memiliki hutang yang sangat banyak sampai penagih hutang mau
menjadikan kedua anaknya menjadi budak karena janda ini tidak bisa membayar
hutang.
Hidupnya
kepepet dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian ia mendengar ada seorang
Nabi yang bernama Elisa, ia adalah seorang yang diurapi oleh Tuhan. Janda ini
sebenarnya tinggal dengan orang yang di urapi Tuhan namun ia tidak menerima
warisan dari suaminya.
Janda
ini tidak bisa melihat iman suaminya selama ia hidup, ia tidak belajar dari
suaminya bagaimana ia bergaul karib dengan Tuhan. Ia hanya melihat hidupnya
berkecukupan. Kemudian setelah suaminya mati, ia mendengar ada Elisa yang
diurapi Tuhan, ia lari mengejar Elisa.
Jika
kita tinggal dekat dengan orang – orang yang diurapi oleh Tuhan, orang – orang yang
hidup bergaul karib dengan Tuhan itu tidak menjamin kita bisa mengalami dan
menerima warisan yang Ilahi, kalau kita tidak mengejar yang Ilahi.
Jemaat
JKI Hananeel Cinta dibawa Tuhan masuk dalam kegerakanNya Tuhan. Jemaat ini
harus mengembangkan dan mengingini warisan yang Ilahi dari Tuhan. Kita harus
mengenal Allah secara pribadi bukan kenal Allahnya Bu Iin, Allahnya Joshua,
Allahnya Nita.
Kenapa
orang – orang yang hidupnya dekat dengan hamba-hamba Tuhan yang diurapi Tuhan
tidak bisa menerima warisan yang Ilahi ?
12
Kepala Suku Israel, mereka hidup bergaul dekat dengan Musa, namun hanya dua
orang saja yang menerima Warisan yang Ilahi, mereka adalah Kaleb dan Joshua,
mereka menerima Warisan yang Ilahi dan menjadi besar.
Kita
sebagai anak – anak Tuhan harus bisa menerima warisan yang Ilahi yang
sesungguhnya. Kehidupan kita seringkali hanya melihat masalah demi masalah yang
kita hadapi, kita tidak pernah bisa melihat keajaiban Tuhan.
Saat
ini Tuhan memberikan kepada saya satu level yang harus dikejar. Saya menyimpan
didalam hati saya. Sebuah urapan, otoritas, kuasa bisa di impartasikan namun
pengenalan, pengalaman dan perjalanan dengan Tuhan itu tidak bisa di impartasikan.
Hari
– hari ini disela-sela kesibukan saya di kantor, saya sempatkan diri untuk
mendalami satu ayat Firman Tuhan, ia minta sama Tuhan untuk mempunyai
pengalaman berjalan bersama Dia.
Sebagian
Mujizat yang dilakukan Elisa sudah dilakukan oleh Elia juga. Elia adalah cermin
dari Elisa. Elisa sudah pernah melihat mujizat yang dilakukan Elia sebelum
diangkat ke Surga.
Impartasi
dari Hamba Tuhan tidak bisa menjadi warisan kalau tidak dipecahkan, kalau kita
tidak menginginkan untuk mengalami. Seperti Elisa menginginkan apa yang dialami
Elia. Elisa melihat bukan yang ada dimanusia namun ia melihat yang Ilahi.
Kita
harus mempunyai Beyond Human dan Beyond Limit. Janda seorang nabi itu tidak
bisa melihat bahwa buli – buli minyak ini adalah benih. Ia hanya melihat
permasalahan hidupnya sangat besar, ia tidak melihat yang Ilahi didalam
hidupnya.
Impartasi
dan Pengurapan itu adalah Benih, jika kita simpan saja maka kita tidak bisa
mempergunakannya.
Saya
selalu di koreksi oleh ibu Iin bahwa cinta saya hanya pas-pasan, jika diberi
nilai hanya mendapat mendapat nilai 6. Saya merasakan ada yang hilang didalam
hidup saya, sehingga saya mau kembali merasakan cinta Tuhan. Di kantor saya
tidak bisa mengasihi staf saya lebih dalam lagi, saya hanya memberikan kasih itu
pas-pasan.
Ketika
saya berangkat ke Kalimantan, Tuhan ijinkan kami mengalami kecelakaan, hari itu
kami berangkat dari kota jam lima pagi untuk mengadakan acara seminar, kkr,
pesta pelajar. Setelah selesai acara, kami ingin segera pulang ke kota, hari itu
sudah menunjukkan jam sebelas malam. Kami mengendarai mobil dengan sangat
cepat, karena kami sudah sangat lapar dan ingin segera makan di kota. Di sebuah
tingkungan jalan tiba-tiba mobil yang kami tumpangi menabrak pembatas jalan,
mobil kami berputar 360 derajat dan menabrak pembatas jalan yang satunya, mobil
kami melayang, mobil kami terbalik dan masuk ke dalam sebuah sungai, saya
segera mengabsen nama satu persatu tim saya, ternyata mereka tidak mengalami
apa-apa, saya segera tendang satu persatu untuk segera keluar dari mobil, air
sudah terasa dikaki saya, saya berada diposisi yang tergencet. Namun ketika
saya keluar saya tidak mengalami memar dan luka. Saya ingat Bu Iin cerita
pernah mengalami kecelakaan sebanyak 20 kali, namun tidak mengalami apa-apa, ia
selamat. Saat ini saya bersyukur karena cinta Tuhan kepada saya sehingga saya
diluputkan.
Pengenalan
akan Tuhan dan Pengenalan akan Cinta Tuhan mengatasi semua kemustahilan. Nita
mengenal Tuhan bukan berdasarkan kata Bu Iin dan Joshua. Nita mengenal Tuhan
secara pribadi.
Jemaat
JKI Hananeel Cinta harus merindukan Tuhan lebih dari segalanya, jangan puas
sampai disini saja. Rindukan Tuhan lebih dari segalanya itu adalah warisan yang
Ilahi.
Warisan
yang Ilahi itu kita mengenal Tuhan secara pribadi, bertumbuh dalam pengenalan
akan Tuhan, mempunyai kehausan akan Tuhan, mempunyai rasa lapar akan Tuhan.
Ingini yang Ilahi.
Kemudian
janda ini masuk ke dalam kemudian ia menuangkan minyak ke dalam buli – buli yang
lain. Minyak itu adalah benih dan tetap sama jika tidak dituangkan ke dalam
tempat yang kosong. Janda ini menuangkan minyak itu ke dalam buli – buli yang
kosong.
Korban
berbeda dengan persembahan, korban adalah mempersembahkan seluruhnya kepada
Tuhan semua yang ada pada kita, yang berharga. Persembahan adalah kebiasaan
kita mempersembahkan uang setiap minggunya.
Kita
pergi ke Kalimantan mempersembahkan korban untuk Tuhan, bukan hanya menyediakan
waktu kita tetapi kita berkorban semuanya untuk memenangkan jiwa – jiwa bagi
Tuhan Yesus.
Ketika
tadi saya menyembah Tuhan, saya mencium sesuatu yang baru, saya sudah pernah
mencium minyak narwastu, mawar sharon, bau air terjun. Hari ini saya mencium
anggur yang tua. Anggur yang tua melambangkan kesejatian, cinta yang keluar
dari jeritan hati yang paling dalam.
Dia
adalah Tuhan yang bukan sekedar berkata-kata, namun Ia adalah Tuhan yang
mencintai kita, Tuhan rela meletakkan hidupNya, Ia rela disiksa dan
dicabik-cabik dengan cambuk, Ia rela berkorban dan disalibkan.
Hari
Ini Kita Nikmati CintaNya lebih nikmat dari Anggur. Amin
By
His Grace
Jurnalis
: Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar