Selamat Jalan Ipo Tina
Kesaksian Pribadi
Periode : 11 – 18 Agustus 2016
Pagi
Hari Saya Tanggal 11 Agustus 2016, hati saya mulai dilingkupi perasaan tidak
tenang, ada sesuatu yang menekan didalam roh saya dan seperti mau meledak
rasanya. Saya terus menyembah Tuhan dan menyingkirkan semua perasaan yang
negatif, saya membangun manusia roh saya.
Sampai
Sore Saya Menguatkan Roh saya dengan mendengarkan pujian, sampai terjadinya ipo
terjatuh di kamar mandi ketika sedang mandi. Saya terkejut dan lemas karena ipo
pada saat saya angkat dan mencoba berdiri tidak bisa dan tangan serta kaki
sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Ipo masih bisa bicara ketika dibawa ke
rumah sakit.
Ipo
di bawa ke Cideres, Rumah Sakit Terdekat dan disana ipo masih bisa
berkomunikasi dan hanya satu mata yang bisa terbuka, kemudian dokter memeriksa
dan mencurigai adanya pendarahan di otak. Lalu Ipo Tina dibawa ke ruangan CT
Scan dan melakukan CT Scan.
Setelah
Dipasang Oksigen dan sonde (alat untuk makan dr hidung) mata ipo tertutup
dua-duanya dan ia masih bisa diajak komunikasi. Saya ajak komunikasi terus,
saya doakan dia dan saya perdengarkan lagu – lagu bahtera dan penyembahan serta
beberapa kotbah Pastor Steven Agustinus.
Saya
minta dukungan doa kepada teman seperjuangan di Facebook, sahabat saya sejak
kuliah. Saya minta dukungan doa kepada Miss Cherry, dia berkata “Pak siapkan
Ipo Tina untuk pulang ke rumah Bapa di Surga.” Karena dia ingat pesan Ibu Iin
Tjipto bahwa tahun ini orang-orang yang sudah lanjut akan dibawa pulang Tuhan
karena situasi ke depan tidak akan membuat bertahan orang-orang tua.
Namun
saya masih ngeyel dan negosiasi dengan Tuhan, karena setelah mendengar Ipo
berkata Yong minta Kopi Good Day, Ice Cream Walls dan Pengen Mangan Enak.” Saya
berpikir itu permintaan kecil dan bisa dipenuhi, karena dulu ketika mama sudah
parah sakitnya, ia minta pergi keluar negeri dan keadaan tidak memungkinkan
karena kondisi kesehatan dan keuangan keluarga.
Keinginan
saya untuk Ipo bangun dan sadar serta sehat sempurna sangat kuat, hati ini
rasanya sakit tidak bisa mengabulkan permintaan Ipo. Tuhan Yesus tolong saya,
selama delapan hari di Rumah Sakit saya menjaga Ipo sendirian, saya juga
berpikir jika ipo dipanggil pulang pasti akan terjadi keributan karena kondisi
keuangan. Untuk bayar rumah sakit, beli peti jenazah dan sebagainya.
Kemudian
salah satu teman saya berbicara, pak relakan saja dan coba bapak kontak dengan
ibu Iin Tjipto, Rabu sore ketika kondisi ipo semakin memburuk, suhu badan
bertambah naik, saya kemudian mengirim Whatsapp kepada Ibu Iin Tjipto, saya
ceritakan semua keinginan saya membahagiakan Ipo dan Ibu Iin berkata : “Ivan
siapkan Ipo untuk pulang, dia segera pulang.” Saya masih mencoba menawar dan
kata Ibu Iin : “Minta Anugerah Saja sama Tuhan.” Jika diberikan perpanjangan
umur ya pasti bisa, jika tidak segera pulang.” Saya siapkan Ipo untuk Pulang,
Saya Urapi dengan Minyak dan Anggur. Dan saya berikan perjanjian Darah melalui
susu terakhir yang diberikan kepada Ipo.
Rabu,
17 Agustus 2016 itu saya mendengar kata – kata : “New Beginning” Kemudian siang
itu saya melihat Ipo secara roh sudah memakai Jubah warna Putih Keemasan sedang
jalan – jalan di pinggir ranjang. Namun hal itu saya abaikan sampai ketika Ipo sudah
pulang tanggal 18 Agustus 2016 pukul 06.45, Saudara saya Widarto mengirimkan
pesan bahwa kemarin ia melihat Ipo Tina sudah memakai Jubah Putih Keemasan.
Setelah
Ipo pulang, saya memberitahukan kepada Ibu Iin dan beliau membalas WA saya
dengan mengatakan Siapkan Engkong, engkong akan segera menyusul pulang dalam
waktu dekat. Jujur saya takut, karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan
dan hanya saya yang berjalan bersama Tuhan secara pribadi.
Hari
ini ada seseorang yang mengirimkan lima dus air mineral dan sebungkus plastik
besar macam-macam permen. Saya bersyukur sama Tuhan, setelah selesai pemakaman
besok pagi, saya harus membereskan semua hutang-hutang di rumah sakit dan
urusan pemakaman.
Terima
Kasih Tuhan Yesus.
Jatiwangi,
19 Agustus 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat S
Komentar
Posting Komentar