Mental Pedagang
20 Oktober
Mental 'Pedagang'
Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.
(Kejadian 9:22)
Kata Kanaan berarti 'direndahkan'
dan arti yang lain adalah 'pedagang'.
Ham juga memiliki mental pedagang,
dengan konotasi negatif,
yaitu mental yang
memperhitungkan untung rugi segala sesuatu.
Mental pedagang juga
menunjukkan sikap kompetitif/bersaing
yang bahkan dengan sengaja
membicarakan kekurangan
atau hal-hal yang memalukan dari pesaingnya
(negatif campaign)
supaya dirinya nampak lebih unggul.
Sifat 'pedagang rohani' yang hitung-hitungan terus,
menimbang-nimbang untung rugi dari hal-hal rohani,
bahkan dikombinasikan dengan
mempertegas kekurangan orang lain harus diberantas.
Pandang segala sesuatu dari
sisi kasih Tuhan maka semua akan jadi indah.
Tetapi yang terutama : kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4:8).
Pandanglah orang-orang yang berdosa
sebagai ayah kita, ibu kita, kakak dan adik kita -
jangan pernah menceritakan aib mereka,
melainkan kasihi, doakan dan nasihati dengan lembut.
(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)
Mental 'Pedagang'
Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.
(Kejadian 9:22)
Kata Kanaan berarti 'direndahkan'
dan arti yang lain adalah 'pedagang'.
Ham juga memiliki mental pedagang,
dengan konotasi negatif,
yaitu mental yang
memperhitungkan untung rugi segala sesuatu.
Mental pedagang juga
menunjukkan sikap kompetitif/bersaing
yang bahkan dengan sengaja
membicarakan kekurangan
atau hal-hal yang memalukan dari pesaingnya
(negatif campaign)
supaya dirinya nampak lebih unggul.
Sifat 'pedagang rohani' yang hitung-hitungan terus,
menimbang-nimbang untung rugi dari hal-hal rohani,
bahkan dikombinasikan dengan
mempertegas kekurangan orang lain harus diberantas.
Pandang segala sesuatu dari
sisi kasih Tuhan maka semua akan jadi indah.
Tetapi yang terutama : kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4:8).
Pandanglah orang-orang yang berdosa
sebagai ayah kita, ibu kita, kakak dan adik kita -
jangan pernah menceritakan aib mereka,
melainkan kasihi, doakan dan nasihati dengan lembut.
(Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)
Komentar
Posting Komentar