Penundukan Diri

Penundukan Diri
Minggu, 22 January 2017
JKI Hananeel Surya
Ev. Indah Setiawati Yoesianto



Efesus 5:22-23 (TB)  Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

http://www.bibleforandroid.com/v/194ced3a2fd0

Firman Tuhan kepada kita hai istri-istri tunduklah kepada suamimu.

Hari ini Tuhan memberikan kata Tunduk kepada saya untuk dibagikan kepada Jemaat Tuhan.

Ayat ini seringkali di kotbahkan bahkan di jadikan senjata untuk saling menyerang.

Selama 10 tahun saya diajar oleh Tuhan untuk tunduk kepada Pak Yoes. Tunduk adalah menyesuaikan diri dengan kemauan suami.

Kita berdua adalah sama-sama memiliki Temperamen Kolerik Akut. Saya tidak mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemauan suami.

Saya sulit mengakui kesalahan dan minta maaf sama suami. Seperti Ratu Wasti ketika dipanggil menghadap Raja Ahasyweros, ia menolak menemui Raja, Ratu Wasti tidak tunduk kepada Raja. Berbeda dengan Ratu Ester, ia adalah Ratu yang mau tunduk kepada Raja.

Mengapa Nabal disebut sebagai orang bebal?

Yang membuat kita seperti Nabal adalah karena jiwanya terluka dan tidak utuh.

3 Yohanes 1:2

Aku berdoa supaya jiwa kita makmur!

Ciri-ciri jiwa miskin adalah sumbu pendek - gampang "ngamuk."

Supaya kita memiliki jiwa yang makmur dan jiwa yang pulih maka:

Pertama, kita harus menyadari siapa diri kita.

Buka dihadapan Tuhan - trauma, dosa-dosa kita.

Kedua, kita harus menyadari siapa pasangan kita.

Ketiga, harus ada pengampunan.

Mengampuni diri sendiri! Kalau kita tidak bisa mengampuni diri sendiri maka kita tidak akan bisa menerima pasangan dan anak kita.

Terima diri kita dan ampuni masa lalu kita.

Keempat, mau bertobat.

Belajar bertobat dan minta maaf kepada pasangan.

Penghalang kesembuhan yaitu
1) Fokus pada diri sendiri - jangan menuntut.
2) Tidak mau bertobat dan berubah.
3) Tidak mau mengampuni.
4) Trauma masa lalu yang belum sembuh.

1 Korintus 7:32-34

Sebagai pasangan suami istri harus saling menyenangkan satu sama lain dan saling melayani satu sama lain maka kita akan menemukan surga di dalam pernikahan kita.

Kita sebagai Wanita harus belajar Tunduk kepada suami. Ada Keluarga Ilahi yang dipancarkan ketika wanita Tunduk kepada suami.

Suami mengasihi istrinya artinya harus mengerti kebutuhan dan keinginan istrinya. Amin

Script Writer Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer