Roh Terobosan Ilahi
Roh Terobosan Ilahi
Dalam menunaikan tugas-tugas pelayanan, seseorang bisa saja mengalami 'kelelahan psikologis' - bahkan orang-orang sekaliber William Branham dan Evan Roberts - mereka adalah para pemimpin kegerakan di jamannya. Tuhan memakai mereka dengan luar biasa untuk menjamah kehidupan banyak orang... Tapi ketika seseorang menjadi terlalu lelah/ sibuk dalam pelayanan, ia bisa saja mengalami 'kelelahan psikologis'...
1. Kelelahan psikologis biasanya terjadi atas orang-orang yang harus menanggung suatu tugas, tanggung jawab/ beban moril dalam kurun waktu yang panjang. Kelelahan psikologis sebetulnya bisa ditanggulangi pada saat seseorang membangun persekutuan pribadinya dengan Tuhan & menikmati waktu untuk bersekutu dengan Tuhan tersebut.
Sekali waktu, melalui tayangan TV, saya melihat suatu berita tentang adanya oknum polisi yang karena mengalami kelelahan psikologis, pada akhirnya memutuskan untuk menembak dirinya sendiri. Melalui peristiwa tersebut Tuhan seperti berbicara & memberikan penjelasan kepada saya: Bedakan antara berdoa untuk membangun & melatih manusia rohmu dengan berdoa untuk membangun persekutuan dengan Aku...
Bagi orang-orang yang memang terus berupaya membangun & melatih manusia rohnya, ia akan didorong untuk berdoa secara meluap-luap -fervent prayer; ia dilatih untuk melakukan deklarasi firman & berdoa dengan penuh keantusiasan - mengekspresikan roh terobosan Ilahi.
Sementara bagi orang-orang yang rindu membangun persekutuan dengan Tuhan, ia akan memfokuskan seluruh perhatiannya untuk mengimajinasikan 'firman terakhir' yang Tuhan sampaikan dan mulai mempergunakan mulut, intonasi & kata-katanya untuk membangun suatu komunikasi dengan Tuhan; ia berupaya untuk membangun suatu percakapan dari hati ke hati dengan Tuhan. Mungkin memang tidak ada 'pewahyuan baru' yang akan ia terima; tapi kesegaran, kelegaan & sukacita yang diperoleh melalui suatu percakapan hati ke hati antar sahabat (Bapa berkenan memposisikan kita sebagai sahabatNya - Yoh 15:14-15) sungguh tidak akan bisa di gantikan oleh apapun juga. Moment 'menyendiri dengan Tuhan' tidak boleh hilang dari dalam hidup kita sebagai jemaat apalagi dalam kehidupan seorang pemimpin!
Tanpa kita sadari, sesungguhnya masing-masing kita terus membawa satu takaran beban moril, tanggung jawab/ tugas yang hrs selalu kita pikul didalam batin kita - kita terus melakukannya bahkan ketika ada orang yang menyuruh kita untuk berhenti memikirkan beban tersebut!
Beban psikologis yang mampu menguras seluruh energi tersebut hanya bisa kita 'letakkan' di saat kita bertemu muka dengan muka dengan Dia; dan selama kesadaran akan realitaNya terus mencengkeram batin kita, pikiran & hati kita akan bisa tetap tenang & tidak terpengaruh oleh berbagai peristiwa, situasi/ fakta yang bisa memberi tambahan beban psikologis dalam batin kita... Pastikan kita mulai mengagendakan moment untuk 'menyendiri dengan Tuhan' dalam padatnya jadwal pelayanan/ aktifitas yang kita miliki. Nikmatilah 'waktu itu'.
'Di waktu itulah' seluruh keberadaan kita akan di segarkan kembali, di baharui, dipulihkan seutuhnya sehingga kita kembali menjadi manusia seutuhnya, yang hidup serupa dan segambar dengan DiriNya...
Dia adalah satu-satunya sumber kekuatan, sumber inspirasi - sumber dari segala sesuatu yang kita butuhkan untuk bisa tetap menjalani kehidupan secara Ilahi (kehidupan yang normal) dalam kehidupan sehari-hari kita...
2. Mereka yang terlanjur mengalami kelelahan Psikologis, otomatis juga akan mengalami adanya gangguan dalam dimensi persekutuan pribadi mereka dengan Tuhan.
Gambaran yang Tuhan berikan adalah sama seperti seseorang yang di musim pancaroba seperti sekarang ini, tidak menjagai kebugaran tubuhnya sehingga ia mulai mengalami 'panas dalam'. Secara naluriah, ia akan merasakan adanya kebutuhan untuk meminum berbagai jenis minuman dingin; tapi semakin banyak minuman dingin yang ia konsumsi, hal tersebut justru akan membuat 'panas dalam' yang ia alami malah meningkat menjadi suatu peradangan... Yang dibutuhkan oleh orang-orang yang sedang panas dalam atau malah sudah mencapai titik peradangan, adalah jenis minuman hangat yang dapat membantu memperlancar aliran darah dan 'mendingankan' tubuh mereka...
Mereka yang mulai alami kelelahan psikologis, biasanya beralasan bahwa yang mereka butuhkan adalah tidur lebih lama, menghibur diri dengan shopping, jalan-jalan/ menonton bioskop dan lain-lain padahal semua itu hanya akan memperparah kehidupan rohani kita: roh cinta akan dunia, cinta akan diri sendiri dan cinta akan uang dapat saja jadi 'bangkit kembali'...
Yang dibutuhkan orang-orang yang sedang mengalami kelelahan psikologis hanyalah 'suasana baru' - lepaskan diri dari rutinitas pelayanan yang ada dan manfaatkan moment tersebut untuk kembali membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan; nikmatilah kebersamaan dengan Tuhan & Ia kembali akan menyegarkan jiwamu - He restores your soul (Maz 23:1-6)
Teruslah menjagai & menumbuhkan kesadaran akan realita hadiratNya dengan membaca & merenungkan firmanNya satu jam sekali, engkau akan selalu alami bagaimana melalui firmanNya, Ia akan menuntun engkau di jalan yang benar, membaringkan dirimu di padang yang berumput hijau & membimbing dirimu ke air yang tenang....#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Dalam menunaikan tugas-tugas pelayanan, seseorang bisa saja mengalami 'kelelahan psikologis' - bahkan orang-orang sekaliber William Branham dan Evan Roberts - mereka adalah para pemimpin kegerakan di jamannya. Tuhan memakai mereka dengan luar biasa untuk menjamah kehidupan banyak orang... Tapi ketika seseorang menjadi terlalu lelah/ sibuk dalam pelayanan, ia bisa saja mengalami 'kelelahan psikologis'...
1. Kelelahan psikologis biasanya terjadi atas orang-orang yang harus menanggung suatu tugas, tanggung jawab/ beban moril dalam kurun waktu yang panjang. Kelelahan psikologis sebetulnya bisa ditanggulangi pada saat seseorang membangun persekutuan pribadinya dengan Tuhan & menikmati waktu untuk bersekutu dengan Tuhan tersebut.
Sekali waktu, melalui tayangan TV, saya melihat suatu berita tentang adanya oknum polisi yang karena mengalami kelelahan psikologis, pada akhirnya memutuskan untuk menembak dirinya sendiri. Melalui peristiwa tersebut Tuhan seperti berbicara & memberikan penjelasan kepada saya: Bedakan antara berdoa untuk membangun & melatih manusia rohmu dengan berdoa untuk membangun persekutuan dengan Aku...
Bagi orang-orang yang memang terus berupaya membangun & melatih manusia rohnya, ia akan didorong untuk berdoa secara meluap-luap -fervent prayer; ia dilatih untuk melakukan deklarasi firman & berdoa dengan penuh keantusiasan - mengekspresikan roh terobosan Ilahi.
Sementara bagi orang-orang yang rindu membangun persekutuan dengan Tuhan, ia akan memfokuskan seluruh perhatiannya untuk mengimajinasikan 'firman terakhir' yang Tuhan sampaikan dan mulai mempergunakan mulut, intonasi & kata-katanya untuk membangun suatu komunikasi dengan Tuhan; ia berupaya untuk membangun suatu percakapan dari hati ke hati dengan Tuhan. Mungkin memang tidak ada 'pewahyuan baru' yang akan ia terima; tapi kesegaran, kelegaan & sukacita yang diperoleh melalui suatu percakapan hati ke hati antar sahabat (Bapa berkenan memposisikan kita sebagai sahabatNya - Yoh 15:14-15) sungguh tidak akan bisa di gantikan oleh apapun juga. Moment 'menyendiri dengan Tuhan' tidak boleh hilang dari dalam hidup kita sebagai jemaat apalagi dalam kehidupan seorang pemimpin!
Tanpa kita sadari, sesungguhnya masing-masing kita terus membawa satu takaran beban moril, tanggung jawab/ tugas yang hrs selalu kita pikul didalam batin kita - kita terus melakukannya bahkan ketika ada orang yang menyuruh kita untuk berhenti memikirkan beban tersebut!
Beban psikologis yang mampu menguras seluruh energi tersebut hanya bisa kita 'letakkan' di saat kita bertemu muka dengan muka dengan Dia; dan selama kesadaran akan realitaNya terus mencengkeram batin kita, pikiran & hati kita akan bisa tetap tenang & tidak terpengaruh oleh berbagai peristiwa, situasi/ fakta yang bisa memberi tambahan beban psikologis dalam batin kita... Pastikan kita mulai mengagendakan moment untuk 'menyendiri dengan Tuhan' dalam padatnya jadwal pelayanan/ aktifitas yang kita miliki. Nikmatilah 'waktu itu'.
'Di waktu itulah' seluruh keberadaan kita akan di segarkan kembali, di baharui, dipulihkan seutuhnya sehingga kita kembali menjadi manusia seutuhnya, yang hidup serupa dan segambar dengan DiriNya...
Dia adalah satu-satunya sumber kekuatan, sumber inspirasi - sumber dari segala sesuatu yang kita butuhkan untuk bisa tetap menjalani kehidupan secara Ilahi (kehidupan yang normal) dalam kehidupan sehari-hari kita...
2. Mereka yang terlanjur mengalami kelelahan Psikologis, otomatis juga akan mengalami adanya gangguan dalam dimensi persekutuan pribadi mereka dengan Tuhan.
Gambaran yang Tuhan berikan adalah sama seperti seseorang yang di musim pancaroba seperti sekarang ini, tidak menjagai kebugaran tubuhnya sehingga ia mulai mengalami 'panas dalam'. Secara naluriah, ia akan merasakan adanya kebutuhan untuk meminum berbagai jenis minuman dingin; tapi semakin banyak minuman dingin yang ia konsumsi, hal tersebut justru akan membuat 'panas dalam' yang ia alami malah meningkat menjadi suatu peradangan... Yang dibutuhkan oleh orang-orang yang sedang panas dalam atau malah sudah mencapai titik peradangan, adalah jenis minuman hangat yang dapat membantu memperlancar aliran darah dan 'mendingankan' tubuh mereka...
Mereka yang mulai alami kelelahan psikologis, biasanya beralasan bahwa yang mereka butuhkan adalah tidur lebih lama, menghibur diri dengan shopping, jalan-jalan/ menonton bioskop dan lain-lain padahal semua itu hanya akan memperparah kehidupan rohani kita: roh cinta akan dunia, cinta akan diri sendiri dan cinta akan uang dapat saja jadi 'bangkit kembali'...
Yang dibutuhkan orang-orang yang sedang mengalami kelelahan psikologis hanyalah 'suasana baru' - lepaskan diri dari rutinitas pelayanan yang ada dan manfaatkan moment tersebut untuk kembali membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan; nikmatilah kebersamaan dengan Tuhan & Ia kembali akan menyegarkan jiwamu - He restores your soul (Maz 23:1-6)
Teruslah menjagai & menumbuhkan kesadaran akan realita hadiratNya dengan membaca & merenungkan firmanNya satu jam sekali, engkau akan selalu alami bagaimana melalui firmanNya, Ia akan menuntun engkau di jalan yang benar, membaringkan dirimu di padang yang berumput hijau & membimbing dirimu ke air yang tenang....#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar