YESUS DALAM UPACARA SEDER PESAKH
YESUS DALAM UPACARA SEDER PESAKH
MENGKAJI AKAR YUDAISME PERJAMUAN KUDUS YAITU SEDER PESAKH
Pesakh ada
daftar perayaan yang pertama dari ketujuh hari raya yang ditetapkan
YHWH di Sinai untuk dipelihara selamanya. Perayaan ini menunjuk pada
peringatan terluputnya nenek moyang Yishrael dari tulah YHWH melalui
olesan darah di tiap palang pintu orang Yisrael (Im 23:5).
Tradisi Yahudi melaksanakan Seder Pesakh dalam menandai Pesakh yang jatuh Tanggal 14 Nisan. DR. David Stern menjelaskan perihal Seder sbb: “Seder
adalah, Tata Cara, namun istilah ini menunjuk pada tata cara makan dan
perayaan yang dilaksanakan saat Pesakh. Hari ini, bagian-bagian dari
peristiwa Paskah, doa-doa, cerita dan berbagai hidangan yang dimakan
dipersiapkan dalam bentuk Haggadah (penceritaan) yang mengumpulkan
cerita Kitab Suci mengenai keluarnya Bangsa Israel dari Mesir dengan
tambahan-tambahan Rabinik. Banyak dari ciri-ciri dalam Seder Modern
tetap dilaksanakan dimasa hidup Yeshua”[1].
Unsur-Unsur Liturgis Seder Pesakh Yahudi
Untuk dapat memahami makna yang terkandung dalam Seder Pesakh, maka perlu mengkaji unsur-unsur liturgis dan berbagai hidangan yang tersedia selama pelaksanaan Seder Pesakh, yaitu:
Cawan Berkat/Pengudusan
Meminum
anggur pertama, dengan terlebih dahulu mengucap syukur dan mengucapkan
Berakhah (berkat). Anggur yang diminum bukanlah anggur berfermentasi
sebagai lambang tanpa dosa dan cela.
Cawan Tulah
Meminum
anggur kedua, sebagai lambang peringatan terhadap peristiwa YHWH
membebaskan Bangsa Israel dari Mesir. Nama-nama tulah disebutkan sambil
mencelupkan jari kelingking kedalam cawan sebagai simbol berkurangnya
sukacita.
Shulen Orekh
Memakan
Matsah, Maror, Karpas dan Kharoset. Makanan ini (Matsah, Maror, Karpas)
merupakan lambang pahitnya penderitaan di Mesir. Namun demikian ada
rencana yang indah dan manis dibalik berbagai penderitaan yang pahit.
Ini dilampangkan dengan Kharoset.
Maror : Rempah pahit
Karpas : Selada
Kharoset : Campuran kacang tanah, apel dan madu
Memakan Afikomen
Ada tiga Matsah (roti
tidak beragi) yang ditaruh dalam kantung. Matsah yang ditengah diambil
dan dipatahkan. Matsah yang dipatahkan, dibungkus dengan kain putih dan
disembunyikan. Nama Matsah yang dipatahkan dan dibungkus kain putih
disebut dengan Afikomen yang artinya ‘hidangan penutup’. Afikomen inilah yang dipergunakan oleh Yesus saat melaksanakan Seder Pesakh, untuk melambangkan tubuh-Nya yang akan dipecah-pecah dan diserahkan bagi penebusan manusia dari kutuk dosa. 11:23-24).
Cawan Penebusan
Meminum
anggur ketiga yang melambangkan penebusan Israel dari tulah YHWH
terhadap Mesir. Yesus memakai anggur dalam Cawan Penebusan untuk
melambangkan darah-Nya yang akan ditumpahkan untuk menebus manusia dari
kutuk dosa.
Cawan Pujian
Meminum
anggur keempat yang merupakan penutup sebagai simbol ucapan syukur
kepada Bapa Sorgawi yang telah mengaruniakan segala sesuatu yang baik.
Cawan Elia
Meminum
anggur kelima sebagai tambahan. Dalam tradisi Yahudi Ortodox, yaitu yang
belum menerima Mesias Yahshua, anggur kelima ini berisikan pengharapan
erhadap Elia yang akan datang untuk meratakan jalan Mesias (Mal 4:5-6).
Sampai hari ini, mereka mengharapkan kedatangan Nabi Elia. Namun bagi
orang-orang Yahudi pengikut Mesias, tradisi ini dipelihara dengan
pemahaman baru bahwa Elia sudah datang, yaitu Yohanes Pembaptis namun
diakhir zaman, Elia akan datang kembali untuk mempersiapkan kedatangan
Yesus yang kedua kali.
Unsur-unsur
di atas tentu saja ada yang merupakan tambahan oleh para rabi-rabi
Yahudi (al., Cawan Elia, Kharoset) selain unsur-unsur yang sejak semula
ditetapkan YHWH yaitu matsah dan maror. Barney Kasdan menjelaskan
pengertian dibalik hidangan Seder Pesakh sbb: “Passover
like most of the biblical holy days, features special, meaningfull
foods. All this reminds us that, from a jewish perspective, theology is
not only taught, it is also eaten”[2] (Paskah sebagaimana hari-hari
raya lainnya, memiliki ciri-ciri khusus, makanan sarat makna. Semua ini
mengingatkan kita bahwa dari sudut pandang Yahudi, teologi bukan hanya
diajarkan melainkan juga dimakan).
Makna Teologis Unsur-unsur dalam Seder Pesakh
Jika ritual Seder
telah dilakukan sejak orang Yahudi pulang dari Babilon, maka kita patut
menduga bahwa usur-unsur tersebut ada dalam pelaksanaan Seder oleh
Yesus. Paling tidak, ada dua unsur yang dicatat dalam Lukas 22: 17 dan
19 mengenai “cawan” dan “roti”. Padahal minum cawan berisi anggur dalam
perintah Pesakh di Sinai tidak disebutkan. Ritual ini
ditambahkan setelah orang Yahudi pulang dari pembuangan. Maka kuat
diduga bahwa Yesus pun memakan unsur-unsur lain dalam Seder Pesakh
seperti makan maror dan karpas, serta karoset.
Cawan apa?
Roti apa? Dengan mengikuti latar belakang historis dan keagamaan
Yudaisme paska pembuangan Babilonia, maka cawan yang dimaksud adalah
cawan berisi anggur dan roti yang dimaksud adalah roti tidak beragi
(Ibr: matsah). Gereja dan Kekristenan pada umumnya yang tidak
memiliki pemahaman terhadap akar Ibrani sebagai akar Kekristenan,
memaknai roti dan anggur sebagai unsur utama yang harus ada dalam Pesakh
namun melepaskan dua unsur tersebut dari unsur-unsur yang lain (maror,
kharoset, matsah). Bahkan roti yang dipergunakan oleh Gereja dan
Kekristenan pada umumnya dipergunakan roti biasa yang beragi.
Pemahaman
tentang Roti Tidak Beragi (matsah) didasarkan atas perintah YHWH di
Sinai untuk dilakukan Bangsa Israel turun temurun sebagaimana dikatakan
dalam Imamat 23:5-8 sbb: “Dalam bulan yang pertama, pada tanggal
empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi (YHWH). Dan
pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi
bagi (YHWH); tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi.
Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah
kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kamu harus mempersembahkan
korban api-apian kepada (YHWH) tujuh hari lamanya; pada hari yang
ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu
pekerjaan berat."
Perintah
YHWH di Sinai untuk mereklamasi (memproklamiran ulang) peristiwa
historis keluarnya Bangsa Israel dari Mesir untuk menerima pembebasan
dan penebusan YHWH sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 12:1-15 sbb: “Berfirmanlah
(YHWH) kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: "Bulan inilah akan menjadi
permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu
tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal
sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba,
menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil
seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat
ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang
anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap
orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun;
kamu boleh ambil domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya sampai hari
yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang
berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. Kemudian dari darahnya
haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada
ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Dagingnya harus
dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan
dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. Janganlah kamu
memakannya mentah atau direbus dalam air; hanya dipanggang di api,
lengkap dengan kepalanya dan betisnya dan isi perutnya. Janganlah kamu
tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi; apa yang tinggal sampai
pagi kamu bakarlah habis dengan api. Dan beginilah kamu memakannya:
pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu;
buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi (YHWH). Sebab pada
malam ini Aku akan menjalani (Ibr: avarti) tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semuatuhan di
Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, (YHWH). Dan darah itu menjadi
tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat
darah itu, maka Aku akan lewat (Ibr: pasakhti) dari
pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu,
apabila Aku menghukum tanah Mesir. Hari ini akan menjadi hari peringatan
bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi (YHWH)
turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk
selamanya. Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada
hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap
orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari
ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel”.
Dengan
pemahaman historis dan keagamaan Yahudi Abad I Ms yang merupakan
kelanjutan keturunan Israel yang mengalami pembebasan dari perbudakan
Mesir dan yang telah menerima Torah di Sinai, maka konteks peristiwa
ritual yang dilaksanakan Yesus sebagaimana disaksikan dalam Injil
Sinoptik (Mat 2617-29, Mark 14:12-25, Luk 22:7-23) menjadi utuh. Yesus
dan para murid-murid-Nya melaksanakan Seder Pesakh pada petang hari saat memasuki Tgl 14 Nisan.
Dalam Seder Pesakh malam itu, Yesus memberikan makna baru dalam setiap unsur-unsur di dalamnya. Khususnya simbolisasi matsah ( roti tidak beragi) dan kos (cawan) berisi pri hagafen (hasil buah anggur).
Mengenai cawan berisi anggur, Yesus berkata dalam Matius 22:17 dan 20 sbb: “Kemudian
Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini
dan bagikanlah di antara kamu. Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan
sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh
darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
Mengenai roti tidak beragi, Yesus berkata dalam Lukas 22:19 sbb: ”Lalu
Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan
bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.". Yesus menghubungkan matsah dengan
tubuh-Nya yang akan diserahkan untuk untuk semua orang. Artinya,
diri-Nya akan ditangkap, disiksa dan dibunuh di kayu salib untuk
menggenapkan rencana Bapa-Nya, penebusan manusia dari kutuk dosa yaitu
maut. Dan cawan berisi anggur dihubungkan dengan darah-Nya yang akan
ditumpahkan untuk membasuh dosa semua orang. Darah ini menjadi meterai
“perjanjian yang diperbarui” (Ibr: brit khadasha). Perjanjian
pertama dimeteraikan oleh darah, demikian pula perjanjian yang
diperbarui dimeteraikan oleh darah, sebagaimana dikatakan Ibrani 9:22
sbb: “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut (Torah) dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”
Ir. Ester A. Sutanto, M.M., M.Min. menjelaskan sbb: “Yesus
memulai Perjamuan Malam Terakhir menurut tata cara Taurat dan tradisi
Yahudi. Namun ada yang tidak lazim pada Perjamuan Malam Terakhir di
Yerusalem itu: Yesus memaknai roti dan anggur secara baru, memberi
perspektif eskatologis yang baru dan menetapkan perjamuan
malam...Perjamuan yang Yesus inginkan adalah seperti pada perayaan
Paskah Yahudi, suatu peringatan akan Keluaran, tetapi yang ditarik lebih
jauh sampai pada peristiwa Salib yang pada waktu itu masih akan
terjadi, dan dalam pengharapan akan kedatangan Kerajaan (Tuhan) di masa
depan”[3].
Apakah Easter = Pesakh?
Kata Easter dipergunakan
untuk mengistilahkan “Paskah”. Dalam terjemahan versi King James, ayat
tersebut disematkan satu kali dalam Kisah Rasul 12:4, “And when he
had apprehended him, he put him in prison, and delivered him to four
quaternions of soldiers to keep him; intending after Easter to bring him forth to the people”.
Dalam The Oxford English Dictionary, dijelaskan mengenai asal usul kata Easter sbb : “Easter
memiliki nama mula-mula dari periode pra Kristen, sebuah nama yang
dirayakan bagi Eostre, dewi dari Jerman kuno yang juga dikenal dengan
sebutan Eos dari Yunani atau sebagai Usha/Ushas nama dewi Hindu. Eostre
dikenal sebagai dwi kesuburan atau kelahiran. Selanjutnya, ini adalah
nama lain dari dewa matahari, nama lain dari kedewaan, Eostre,
Eastre, Eostra atau Ostara, yang telah diadopsi oleh Kekristenan. Dalam
kebudayaan Yunani kuno disebut dengan Eos atau Homer atau Ishtar dalam
tradisi Syria. Dalam kebudayaan Yunani kuno, Eos dipandang sebagai dewi
yang penuh cinta dan dihubungkan dengan kesuburan yang dilambangkan
dalam bentuk telur atau kelinci” (C.J. Koster, Come Out of Her My People, Institute For Scriptures Research, 1998, p.25).
Apakah Eukaristi=Pesakh?
Kata Ekaristi lazim dilaksanakan dalam Gereja Katholik. Kata Ekaristi sendiri berasal dari kata Yunani Eucharisteoyang bermakna “ucapan syukur” (Mat 15:36, 1 Kor 10:30), “berterimakasih” (Rm 16:4). Karakteristik dalam Ekaristi adalah :
Artos atau Azumois?
Mayoritas Kekristenan saat Ekaristi atau
Perjamuan Kudus, memakan roti bundar tipis (wafer yang di press) atau
roti biasa yang beragi. Penggunaan wafer atau roti tidak beragi,
membuang makna yang terdalam dalam Seder Pesakh. Matsah, roti tidak beragi, melambangkan membuang dosa dan kenajisan. Rasul Paul menggunakan lambang Matsah dalam pengajarannya (1 Kor 5:7-8).
Dalam
naskah Yunani, kata ARTOS selalu dipergunakan baik untuk roti yang
beragi (Mat 14:17, Mat 6:11, Kis 2:42, Kis 20:7), roti yang
dipersembahkan secara khusus (Mat 12:4, Ibr 9:2) maupun roti yang tidak
beragi saat Pesakh (Mat 26:26, 1 Kor 11:23-24). Jika secara khusus
menyebut roti tidak beragi, biasanya digunakan kata AZUMOIS (1 Kor
5:7-8).
Gennema atau Oinos?
Mayoritas
Kekristenan meminum anggur berfermentasi dalam Ekaristi atau Perjamuan
Kudus. Inipun mendistorsi makna Seder Pesakh. Pesakh dilaksanakan dalam
situasi khidmat dan bukan perayaan sukacita. Anggur berfermentasi
biasanya dilaksanakan pada saat perayaan sukacita. Beberapa istilah
untuk anggur dalam TaNaKh adalah : Yayin, Tirosh, Shekar, Yekeb, Khamar, Gath, Sobeh, Khemer, Asis, Enab.
Beberapa istilah untuk anggur dalam Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani adalah : Gennema (Luk 22:14-20),Oinos (Mrk 15:22-23), Oxos (Mat 27:33, Luk 23:36, Yoh 19:28-30).
Saat Yesus melaksanakan Seder dan menggunakan anggur dalam Cawan Penebusan, naskah Yunani tidak menuliskan Oxos atau Oinos yang dapat memabukkan, melainkan dipergunakan Gennema yang bermakna “anggur asli yang diperas”. Anggur yang diperas melambangkan kemurnian, tanpa dosa dan cela.
Dengan melihat pemahaman di atas, maka Ekaristi dan Perjamuan Kudus disatu sisi dapat disebut sebagai distorsi (kerusakan) atas pelaksanaan Seder Pesakh Yahudi
yang dilepaskan dari keseluruhan rangkaian dan hanya difokuskan pada
makna roti dan anggur sebagai tubuh dan darah Yesus Sang Mesias.
Namun
demikian, sekalipun terjadi distorsi bukan berarti Ekaristi dan
Perjamuan Kudus tidak sah dan tidak layak dilaksanakan. Kita dapat tetap
melaksanakan Ekaristi atau Perjamuan Kudus namun tentunya dengan roti
yang tanpa ragi sebagai lambang tanpa dosa serta anggur tidak
berfermentasi sebagai lambag darah yang murni.
Adalah
lebih baik lagi dapat melaksanakan Seder Pesakh dalam bingkai yang utuh
tanpa melepaskan unsur Ibrani dan Yahudi dalam ritual tersebut,
sebagaimana pernah dilakukan Yesus Sang Mesias.
Dengan
melakukan Seder Pesakh, kita menghubungkan diri secara historis dengan
apa yang pernah dilakukan Yesus Sang Mesias, pada malam sebelum Dia
diserahkan, yaitu tanggal 14 Nisan tahun 31 Ms. Bagi Kekristenan yang
telah kembali ke akar Ibraninya, Seder Pesakh bukan sekedar memperingati
terluputnya nenek moyang Israel dari tulah maut di Mesir, melainkan
menunjuk pada Mesias yang tubuhNya dipecah-pecah dan darahNya yang
ditumpahkan, bagi pengampunan dosa umat Israel dan umat manusia.
END NOTES
[1] Jewish New Testament Commentary, JNTP, 1998, p.78
[2] God’s Appointed Time: A Practical Guide for Undestanding and Celebrating the Biblical Holiday, Lederer Books 1993, p. 27
[3] Liturgi Meja Tuhan: Dinamika Perayaan-Pelayanan, Jakarta: Unit Publikasi dan Informasi Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, 2005, hal 20-21
Komentar
Posting Komentar