BERKAT YUSUF
BERKAT YUSUF
Ev. Stephanus Herry
Ketika saya berdoa, Tuhan berkata, “Tuliskanlah tentang berkat yang Kucurahkan ke atas Yusuf, supaya umat-Ku mengerti persiapan yang telah Kulakukan dalam kehidupan Yusuf dan persyaratan yang Kutetapkan dalam tingkatan berkatnya!”
Ada berkat yang dicurahkan Tuhan dengan mudah ke dalam kehidupan seseorang, dan orang itu menerimanya tanpa mengerjakan sesuatu, seperti Ishak, yang diberkati Tuhan karena kehidupannya dicangkokkan Tuhan ke dalam kehidupan ayahnya, Abraham, yang mempunyai kadar berkat yang begitu besar dalam hidupnya.
Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. (Kejadian 26:12)
Tetapi, saya juga percaya bahwa di dalam berkat itu ada tingkatan-tingkatannya, dan setiap tingkatan berkat itu menuntut kualitas dan kapasitas yang lebih tinggi dari orang-orang yang menerimanya. Hal penting yang harus kita pahami, ketika kehidupan seseorang mengalami terobosan rohani dan memasuki dimensi-Nya, selalu dibarengi dengan tingkatan berkat yang dimasukinya, dan setiap terobosan rohani yang dialaminya itu harus ditopang oleh karakter yang kuat dan kokoh. Bila tidak ditopang oleh kualitas dan kapasitas hati yang membentuk karakter yang kuat dan kokoh itu maka ia tidak dapat memasuki tingkatan yang lebih tinggi. Jangankan memasuki tingkatan yang lebih tinggi, tingkatan yang saat ini dimasukinyapun tidak akan dapat bertahan lama, dan akan terpental ke luar.
Sebuah kesalahan yang bergulir di dalam hati umat Tuhan adalah mereka merindukan berkat cespleng. Apa berkat cespleng itu? Berkat yang digosok melalui “Lampu Aladin”, kekristenan tidak mengenal “Lampu Aladin”! Kekristenan mengajar setiap tingkatan berkat menuntut kualitas dan kapasitas hati yang membentuk karakter Kristus di dalam manusia batiniah! Setiap proses pembentukan itu merupakan persiapan Tuhan untuk memberkati hidup umat-Nya, dan supaya setiap mereka berjalan di jalan-jalan-Nya!
Mata saya sering melihat dan menemukan dari orang-orang yang tidak dapat memasuki tingkatan berkat yang lebih tinggi. Akibatnya, berkat yang dicurahkan Tuhan ke dalam hidup mereka bukannya menerbangkan hidup mereka untuk mendekat kepada-Nya, bukannya semakin mengangkat hati mereka untuk mengejar perkenanan hati Tuhan, melainkan berkat itu menjadi batu sandungan buat mereka, berkat di dalam hati mereka menjadi berhala yang menjijikan hati Tuhan, hati mereka menjadi menjauh dari hadapan Tuhan, kasih mereka kepada Tuhan semakin dingin, dan diam-diam hati mereka mulai menyingkirkan Tuhan di dalam hidup mereka! Hm … sungguh menyedihkan! Orang-orang seperti ini tidak dapat dipercayai Tuhan dalam tingkatan yang lebih tinggi, dan tidak dapat menerima tanggung jawab yang lebih besar di hadapan-Nya. Kesalahan umum yang dilakukan umat Tuhan adalah hati mereka mudah terikat dan terpikat kepada berkat, dan bukan kepada Tuhan!
Mari kita belajar dari kehidupan Yusuf yang dipercayai Tuhan sehingga Ia mengizinkannya untuk memasuki tingkatan berkat yang jauh lebih tinggi dari siapa pun di antara saudara-saudaranya, dan bahkan di antara generasinya.
Kejadian 49:22-26 menuliskan tentang berkat profetik yang diucapkan Yakub kepada Yusuf.
Yusuf, seorang anak laki-laki yang berbuah-buah pada mata air, anak-anak perempuan berbaris di atas tembok. Ketika para pemanah membuatnya pahit, dan membidiknya, dan membencinya; tetapi busurnya tetap tinggal kukuh dan lengan tangannya semakin dibuat tangkas oleh tangan Yang Mahakuatnya Yakub, dari sanalah datang yang menggembala, batu cadas Israel. Dan oleh Elohim ayahmu, Dia akan menolongmu, dan bersama Yang Mahakuasa, maka Dia akan memberkatimu; berkat-berkat surgawi dari atas, berkat-berkat dasar samudera yang terletak di bawah, berkat-berkat buah dada dan rahim; berkat-berkat ayahmu akan melampaui berkat-berkat para leluhurku hingga sampai batas bukit-bukit keabadian. Biarlah hal itu tercurah ke kepala Yusuf, dan seperti mahkota dari orang yang dikhususkan di antara saudara-saudaranya. (Kejadian 49:22-26, ILT).
Ketika kita membedah perjalanan hati Yusuf yang dididik dan dipersiapkan khusus oleh Tuhan untuk memasuki dimensi yang Ia mau Yusuf masuki, dan menaiki tangga-tangga kehidupan di hadapan-Nya, maka kita akan menyadari bahwa tingkatan berkat yang Yusuf alami itu tidak diberikan Tuhan kepada sembarang orang, apalagi mereka yang tidak dapat melewati ujian kemurnian, kesucian, dan ketajaman di hadapan Tuhan.
Dari perjalanan hati Yusuf, saya menemukan ada 3 ujian yang menentukan, dan bila seseorang dapat melewati ujian-ujian itu akan sangat berdampak kepada tingkatan berkat seperti tingkatan berkat yang Yusuf miliki.
Ujian pertama adalah ujian kemurnian. Sederetan peristiwa yang membelit hati Yusuf dan berusaha mematuk dengan bisa yang mematikan ke dalam organ dalam rohaninya, dimulai ketika ia dilemparkan ke dalam sumur, kemudian dijual sebagai budak, dan dijebloskan ke dalam penjara. Kemurnian hati Yusuf teruji, tidak terkotaminasi dan tidak menjadi pahit, sekalipun penderitaan dan kesengsaraan menyengat hebat!
Ujian kedua adalah ujian kesucian. Di rumah Potifar, Yusuf melewati ujian kesucian, di mana jeratan isteri Potifar yang birahi kepada ketampanan Yusuf. Yusuf kabur! Tidak berusaha menikmati umpan manis dari isteri Potifar itu walau hanya sedikit!
Dan ujian ketiga adalah ujian ketajaman. Ujian ini sangat erat kaitannya dengan kualitas dan kapasitas manusia batiniah yang tertempa dengan baik sehingga ketajamannya mampu menterjemahkan arti mimpi-mimpi yang Tuhan berikan kepada Firaun. Ketajaman Yusuf mampu melihat Tuhan bergerak melalui mimpi-mimpi Firaun itu.
Bila Anda renungkan, tingkatan berkat Yusuf itu adalah tingkatan berkat yang terbaik di antara saudara-saudaranya, sekalipun berkat Yehuda hampir mendekatinya, namun belum setingkat dengan berkat yang Yusuf miliki. Apa buktinya? tanya Anda penasaran. Buktinya, kita temukan di dalam ayat 26b – ILT “Biarlah hal itu tercurah ke kepala Yusuf, dan seperti mahkota dari orang yang dikhususkan di antara saudara-saudaranya.” Dalam terjemahan LAI, “semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.” Kita menemukan kalimat, “seperti mahkota dari orang yang dikhususkan di antara saudara-saudaranya,” dan “ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.” Inilah kelebihan berkat yang tidak diberikan Yakub kepada anak-anaknya, kecuali hanya kepada Yusuf. Sebuah tingkatan berkat yang dicurahkan ke dalam kehidupan Yusuf karena dibarengi kualitas dan kapasitas yang telah Tuhan persiapkan di dalam manusia batiniahnya! Thanks God!***
Stephanus Herry
Ev. Stephanus Herry
Ketika saya berdoa, Tuhan berkata, “Tuliskanlah tentang berkat yang Kucurahkan ke atas Yusuf, supaya umat-Ku mengerti persiapan yang telah Kulakukan dalam kehidupan Yusuf dan persyaratan yang Kutetapkan dalam tingkatan berkatnya!”
Ada berkat yang dicurahkan Tuhan dengan mudah ke dalam kehidupan seseorang, dan orang itu menerimanya tanpa mengerjakan sesuatu, seperti Ishak, yang diberkati Tuhan karena kehidupannya dicangkokkan Tuhan ke dalam kehidupan ayahnya, Abraham, yang mempunyai kadar berkat yang begitu besar dalam hidupnya.
Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. (Kejadian 26:12)
Tetapi, saya juga percaya bahwa di dalam berkat itu ada tingkatan-tingkatannya, dan setiap tingkatan berkat itu menuntut kualitas dan kapasitas yang lebih tinggi dari orang-orang yang menerimanya. Hal penting yang harus kita pahami, ketika kehidupan seseorang mengalami terobosan rohani dan memasuki dimensi-Nya, selalu dibarengi dengan tingkatan berkat yang dimasukinya, dan setiap terobosan rohani yang dialaminya itu harus ditopang oleh karakter yang kuat dan kokoh. Bila tidak ditopang oleh kualitas dan kapasitas hati yang membentuk karakter yang kuat dan kokoh itu maka ia tidak dapat memasuki tingkatan yang lebih tinggi. Jangankan memasuki tingkatan yang lebih tinggi, tingkatan yang saat ini dimasukinyapun tidak akan dapat bertahan lama, dan akan terpental ke luar.
Sebuah kesalahan yang bergulir di dalam hati umat Tuhan adalah mereka merindukan berkat cespleng. Apa berkat cespleng itu? Berkat yang digosok melalui “Lampu Aladin”, kekristenan tidak mengenal “Lampu Aladin”! Kekristenan mengajar setiap tingkatan berkat menuntut kualitas dan kapasitas hati yang membentuk karakter Kristus di dalam manusia batiniah! Setiap proses pembentukan itu merupakan persiapan Tuhan untuk memberkati hidup umat-Nya, dan supaya setiap mereka berjalan di jalan-jalan-Nya!
Mata saya sering melihat dan menemukan dari orang-orang yang tidak dapat memasuki tingkatan berkat yang lebih tinggi. Akibatnya, berkat yang dicurahkan Tuhan ke dalam hidup mereka bukannya menerbangkan hidup mereka untuk mendekat kepada-Nya, bukannya semakin mengangkat hati mereka untuk mengejar perkenanan hati Tuhan, melainkan berkat itu menjadi batu sandungan buat mereka, berkat di dalam hati mereka menjadi berhala yang menjijikan hati Tuhan, hati mereka menjadi menjauh dari hadapan Tuhan, kasih mereka kepada Tuhan semakin dingin, dan diam-diam hati mereka mulai menyingkirkan Tuhan di dalam hidup mereka! Hm … sungguh menyedihkan! Orang-orang seperti ini tidak dapat dipercayai Tuhan dalam tingkatan yang lebih tinggi, dan tidak dapat menerima tanggung jawab yang lebih besar di hadapan-Nya. Kesalahan umum yang dilakukan umat Tuhan adalah hati mereka mudah terikat dan terpikat kepada berkat, dan bukan kepada Tuhan!
Mari kita belajar dari kehidupan Yusuf yang dipercayai Tuhan sehingga Ia mengizinkannya untuk memasuki tingkatan berkat yang jauh lebih tinggi dari siapa pun di antara saudara-saudaranya, dan bahkan di antara generasinya.
Kejadian 49:22-26 menuliskan tentang berkat profetik yang diucapkan Yakub kepada Yusuf.
Yusuf, seorang anak laki-laki yang berbuah-buah pada mata air, anak-anak perempuan berbaris di atas tembok. Ketika para pemanah membuatnya pahit, dan membidiknya, dan membencinya; tetapi busurnya tetap tinggal kukuh dan lengan tangannya semakin dibuat tangkas oleh tangan Yang Mahakuatnya Yakub, dari sanalah datang yang menggembala, batu cadas Israel. Dan oleh Elohim ayahmu, Dia akan menolongmu, dan bersama Yang Mahakuasa, maka Dia akan memberkatimu; berkat-berkat surgawi dari atas, berkat-berkat dasar samudera yang terletak di bawah, berkat-berkat buah dada dan rahim; berkat-berkat ayahmu akan melampaui berkat-berkat para leluhurku hingga sampai batas bukit-bukit keabadian. Biarlah hal itu tercurah ke kepala Yusuf, dan seperti mahkota dari orang yang dikhususkan di antara saudara-saudaranya. (Kejadian 49:22-26, ILT).
Ketika kita membedah perjalanan hati Yusuf yang dididik dan dipersiapkan khusus oleh Tuhan untuk memasuki dimensi yang Ia mau Yusuf masuki, dan menaiki tangga-tangga kehidupan di hadapan-Nya, maka kita akan menyadari bahwa tingkatan berkat yang Yusuf alami itu tidak diberikan Tuhan kepada sembarang orang, apalagi mereka yang tidak dapat melewati ujian kemurnian, kesucian, dan ketajaman di hadapan Tuhan.
Dari perjalanan hati Yusuf, saya menemukan ada 3 ujian yang menentukan, dan bila seseorang dapat melewati ujian-ujian itu akan sangat berdampak kepada tingkatan berkat seperti tingkatan berkat yang Yusuf miliki.
Ujian pertama adalah ujian kemurnian. Sederetan peristiwa yang membelit hati Yusuf dan berusaha mematuk dengan bisa yang mematikan ke dalam organ dalam rohaninya, dimulai ketika ia dilemparkan ke dalam sumur, kemudian dijual sebagai budak, dan dijebloskan ke dalam penjara. Kemurnian hati Yusuf teruji, tidak terkotaminasi dan tidak menjadi pahit, sekalipun penderitaan dan kesengsaraan menyengat hebat!
Ujian kedua adalah ujian kesucian. Di rumah Potifar, Yusuf melewati ujian kesucian, di mana jeratan isteri Potifar yang birahi kepada ketampanan Yusuf. Yusuf kabur! Tidak berusaha menikmati umpan manis dari isteri Potifar itu walau hanya sedikit!
Dan ujian ketiga adalah ujian ketajaman. Ujian ini sangat erat kaitannya dengan kualitas dan kapasitas manusia batiniah yang tertempa dengan baik sehingga ketajamannya mampu menterjemahkan arti mimpi-mimpi yang Tuhan berikan kepada Firaun. Ketajaman Yusuf mampu melihat Tuhan bergerak melalui mimpi-mimpi Firaun itu.
Bila Anda renungkan, tingkatan berkat Yusuf itu adalah tingkatan berkat yang terbaik di antara saudara-saudaranya, sekalipun berkat Yehuda hampir mendekatinya, namun belum setingkat dengan berkat yang Yusuf miliki. Apa buktinya? tanya Anda penasaran. Buktinya, kita temukan di dalam ayat 26b – ILT “Biarlah hal itu tercurah ke kepala Yusuf, dan seperti mahkota dari orang yang dikhususkan di antara saudara-saudaranya.” Dalam terjemahan LAI, “semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.” Kita menemukan kalimat, “seperti mahkota dari orang yang dikhususkan di antara saudara-saudaranya,” dan “ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.” Inilah kelebihan berkat yang tidak diberikan Yakub kepada anak-anaknya, kecuali hanya kepada Yusuf. Sebuah tingkatan berkat yang dicurahkan ke dalam kehidupan Yusuf karena dibarengi kualitas dan kapasitas yang telah Tuhan persiapkan di dalam manusia batiniahnya! Thanks God!***
Stephanus Herry
Komentar
Posting Komentar