Kehidupan Iman Versus Selubung Rohani
Kehidupan Rohani Versus Selubung Rohani
Bagi setiap orang percaya yang rindu membangun kehidupan iman, mereka perlu untuk pertama-tama membangun dasar berpikir yang akurat.
1. Iman/ kehidupan Iman, di ambil dari kata Yunani 'Pistis' yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan kata: 'Be persuaded, come to trust' - Diyakinkan, menjadi percaya. Tapi Iman selalu merupakan pemberian dari Tuhan, bukan sesuatu yang kita hasilkan dari usaha kita sendiri. Jadi dengan kata lain, Iman bagi orang percaya adalah merupakan 'suatu proses' dimana melalui Roh Kudus, Tuhan terus berusaha untuk meyakinkan umatNya/ mempengaruhi pemikiran, emosi & kehidupan umatNya untuk lebih memilih berpegang pada apa yang Ia katakan (firmankan) dan bukan pada fakta lahiriah apapun yang sedang mereka hadapi.
Karena itu dibutuhkan 'bahan dasar' dari hati/ kehidupan orang yang bersangkutan. Untuk ikut mengkondisikan dimilikinya 'bahan dasar' yang membuat seseorang jadi mudah 'dipengaruhi & di yakinkan' oleh firman Tuhan, orang yang bersangkutan perlu membangun suatu dasar berpikir yang akurat.
Ingat, selama ini kita sudah terlanjur memiliki konsep berpikir secara demokratis; sementara untuk menjalani kehidupan Iman, kita harus memiliki konsep berpikir yang berbeda! Dimensi Iman bekerja membuat segala sesuatu yang berasal dari alam roh dapat bermanifestasi ke alam lahiriah. Didalam alam roh, hukum yang berlaku adalah hukum kerajaan; itu sebabnya konsep berpikir kita juga harus disesuaikan dengan konsep pikir kerajaan.
2. Konsep pikir kerajaan yang harus kita miliki: Allah yang kita sembah adalah Raja segala raja yang menguasai, memiliki seluruh alam semesta (1 Sam 12:12, Maz 10:16, 47:2, 93:1, 95:3, 97:1, Yer 10:10, Zak 14:9, 2 Pet 1:16)
Dari keberadaanNya yang berdaulat, berkuasa atas segala sesuatu - bahkan sanggup mencipta segala sesuatu yang ada sekarang ini hanya dengan berkata-kata (berfirman), menjadikan 'apa yang ada' dari 'yang tidak ada' - kita membangun kehidupan iman kita!
Ketika Tuhan yang adalah Raja segala raja, memutuskan untuk mengambil Abraham dan memulai suatu rencana Agung melalui kehidupanNya di bumi ini. Sang Raja itu menyatakan DiriNya kepada Abraham dengan menyebut DiriNya: Yahweh, yang juga dapat diartikan sebagai Dia yang mencipta, Pemberi hidup, Yang menjadikan, Pencipta, Dia yang menggenapi janji (The One bringing into being, life-giver, giver of existence, creator, performer of his promises - Strong's Hebrew) Ketika Dia sudah memutuskan untuk membuat Abraham menjadi bapa bagi bangsa-bangsa - tidak peduli kondisi lahiriah Abraham yang tidak memiliki anak (mandul), bahkan sudah semakin tua dan di tambah lagi rahim Sara sudah tertutup - tapi karena Dia sudah berfirman, maka tetap saja firmanNya tergenapi! Abraham memiliki anak dari rahim Sara pada masa tuanya (Kej 21:1-7, Rom 4:16-24)
Ketika Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan Ia beri tanah waris, maka meskipun Israel hidup dalam perbudakan, Dia membebaskan Israel dari perbudakan dengan sepuluh tulah yang menghancurkan Mesir; Dia memelihara seluruh Israel selama ada di padang gurun; dan Dia menanamkan Israel di negeri yang sudah Ia janjikan kepada Abraham - tepat seperti yang sudah Ia firmankan (Ul 7:1-8, Kis 7:2-46)
Israel menikmati kehidupan yang di-istimewakan karena terhubung secara langsung dengan sang Raja segala raja melalui ikatan janji yang sudah dibuat dengan Abraham.
Melalui pencurahan Roh yang kita terima sebagai orang percaya, kita-pun ikut di hubungkan dengan ikatan janji yang sama seperti yang sudah sang Raja buat dengan Abraham!
3. Konsep pikir 'Dia sanggup' dan 'Hirarki tertinggi datang dari firmanNya' harus terbangun kuat dalam hidup kita.
Mengalami pekerjaan Roh yang menyingkapkan pewahyuan tentang keberadaan Dia yang sanggup mewujudkan apapun hanya dari firmanNya - Tuhan terus mempengaruhi jalan berpikir, mencoba meyakinkan kita (to persuade) - dengan cara membuka pikiran & hati kita.
Seringkali kehidupan iman tidak terbangun karena adanya 'selubung rohani' yang menutupi mata batin kita akibat masih adanya kehidupan daging (Luk 24:13-16, 25-27)
Masuklah ke dalam hadiratNya, akui segala ketidak akuaratan hidup yang selama ini masih kita jalani; bertobatlah dari semua kehidupan daging yang selama ini kita hidupi dan melalui pekerjaan Roh, kita akan sekali lagi bisa 'melihat' keberadaan Tuhan dan diubahkan menjadi serupa dengan DiriNya (1 Yoh 1:9, Gal 5:19-21, Ef 1:17-21, 1 Yoh 3:2)
Setiapkali pekerjaan Roh terjadi dalam hidup kita, menyingkapkan keberadaan Tuhan melalui firmanNya (yang tertulis) kita akan selalu alami, hati kita jadi berkobar-kobar (Luk 24:32, 45; Ibr 4:12) Terjadinya kobaran didalam hati kita menunjukkan adanya aktifitas Roh & Firman yang sedang membangun kehidupan iman didalam hidup kita.
Teruslah bertekun dalam mengkondisikan diri untuk selalu alami adanya pekerjaan firman & Roh dalam hidup kita; selalu alami hati yang berkobar-kobar karena pekerjaan Roh yang mem-persuade - membangun kehidupan iman didalam hidup kita! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Bagi setiap orang percaya yang rindu membangun kehidupan iman, mereka perlu untuk pertama-tama membangun dasar berpikir yang akurat.
1. Iman/ kehidupan Iman, di ambil dari kata Yunani 'Pistis' yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan kata: 'Be persuaded, come to trust' - Diyakinkan, menjadi percaya. Tapi Iman selalu merupakan pemberian dari Tuhan, bukan sesuatu yang kita hasilkan dari usaha kita sendiri. Jadi dengan kata lain, Iman bagi orang percaya adalah merupakan 'suatu proses' dimana melalui Roh Kudus, Tuhan terus berusaha untuk meyakinkan umatNya/ mempengaruhi pemikiran, emosi & kehidupan umatNya untuk lebih memilih berpegang pada apa yang Ia katakan (firmankan) dan bukan pada fakta lahiriah apapun yang sedang mereka hadapi.
Karena itu dibutuhkan 'bahan dasar' dari hati/ kehidupan orang yang bersangkutan. Untuk ikut mengkondisikan dimilikinya 'bahan dasar' yang membuat seseorang jadi mudah 'dipengaruhi & di yakinkan' oleh firman Tuhan, orang yang bersangkutan perlu membangun suatu dasar berpikir yang akurat.
Ingat, selama ini kita sudah terlanjur memiliki konsep berpikir secara demokratis; sementara untuk menjalani kehidupan Iman, kita harus memiliki konsep berpikir yang berbeda! Dimensi Iman bekerja membuat segala sesuatu yang berasal dari alam roh dapat bermanifestasi ke alam lahiriah. Didalam alam roh, hukum yang berlaku adalah hukum kerajaan; itu sebabnya konsep berpikir kita juga harus disesuaikan dengan konsep pikir kerajaan.
2. Konsep pikir kerajaan yang harus kita miliki: Allah yang kita sembah adalah Raja segala raja yang menguasai, memiliki seluruh alam semesta (1 Sam 12:12, Maz 10:16, 47:2, 93:1, 95:3, 97:1, Yer 10:10, Zak 14:9, 2 Pet 1:16)
Dari keberadaanNya yang berdaulat, berkuasa atas segala sesuatu - bahkan sanggup mencipta segala sesuatu yang ada sekarang ini hanya dengan berkata-kata (berfirman), menjadikan 'apa yang ada' dari 'yang tidak ada' - kita membangun kehidupan iman kita!
Ketika Tuhan yang adalah Raja segala raja, memutuskan untuk mengambil Abraham dan memulai suatu rencana Agung melalui kehidupanNya di bumi ini. Sang Raja itu menyatakan DiriNya kepada Abraham dengan menyebut DiriNya: Yahweh, yang juga dapat diartikan sebagai Dia yang mencipta, Pemberi hidup, Yang menjadikan, Pencipta, Dia yang menggenapi janji (The One bringing into being, life-giver, giver of existence, creator, performer of his promises - Strong's Hebrew) Ketika Dia sudah memutuskan untuk membuat Abraham menjadi bapa bagi bangsa-bangsa - tidak peduli kondisi lahiriah Abraham yang tidak memiliki anak (mandul), bahkan sudah semakin tua dan di tambah lagi rahim Sara sudah tertutup - tapi karena Dia sudah berfirman, maka tetap saja firmanNya tergenapi! Abraham memiliki anak dari rahim Sara pada masa tuanya (Kej 21:1-7, Rom 4:16-24)
Ketika Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan Ia beri tanah waris, maka meskipun Israel hidup dalam perbudakan, Dia membebaskan Israel dari perbudakan dengan sepuluh tulah yang menghancurkan Mesir; Dia memelihara seluruh Israel selama ada di padang gurun; dan Dia menanamkan Israel di negeri yang sudah Ia janjikan kepada Abraham - tepat seperti yang sudah Ia firmankan (Ul 7:1-8, Kis 7:2-46)
Israel menikmati kehidupan yang di-istimewakan karena terhubung secara langsung dengan sang Raja segala raja melalui ikatan janji yang sudah dibuat dengan Abraham.
Melalui pencurahan Roh yang kita terima sebagai orang percaya, kita-pun ikut di hubungkan dengan ikatan janji yang sama seperti yang sudah sang Raja buat dengan Abraham!
3. Konsep pikir 'Dia sanggup' dan 'Hirarki tertinggi datang dari firmanNya' harus terbangun kuat dalam hidup kita.
Mengalami pekerjaan Roh yang menyingkapkan pewahyuan tentang keberadaan Dia yang sanggup mewujudkan apapun hanya dari firmanNya - Tuhan terus mempengaruhi jalan berpikir, mencoba meyakinkan kita (to persuade) - dengan cara membuka pikiran & hati kita.
Seringkali kehidupan iman tidak terbangun karena adanya 'selubung rohani' yang menutupi mata batin kita akibat masih adanya kehidupan daging (Luk 24:13-16, 25-27)
Masuklah ke dalam hadiratNya, akui segala ketidak akuaratan hidup yang selama ini masih kita jalani; bertobatlah dari semua kehidupan daging yang selama ini kita hidupi dan melalui pekerjaan Roh, kita akan sekali lagi bisa 'melihat' keberadaan Tuhan dan diubahkan menjadi serupa dengan DiriNya (1 Yoh 1:9, Gal 5:19-21, Ef 1:17-21, 1 Yoh 3:2)
Setiapkali pekerjaan Roh terjadi dalam hidup kita, menyingkapkan keberadaan Tuhan melalui firmanNya (yang tertulis) kita akan selalu alami, hati kita jadi berkobar-kobar (Luk 24:32, 45; Ibr 4:12) Terjadinya kobaran didalam hati kita menunjukkan adanya aktifitas Roh & Firman yang sedang membangun kehidupan iman didalam hidup kita.
Teruslah bertekun dalam mengkondisikan diri untuk selalu alami adanya pekerjaan firman & Roh dalam hidup kita; selalu alami hati yang berkobar-kobar karena pekerjaan Roh yang mem-persuade - membangun kehidupan iman didalam hidup kita! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar