Mengasihi Tuhan
Mengasihi Tuhan
Menjaga diri untuk tetap haus dan lapar akan Tuhan (terus menyala - nyala didlm roh) adalah merupakan perintah Tuhan (Roma 12:11) Sebab ada banyak situasi keadaan yang sering tidak terprediksi. Itulah yang sering membuat kita jadi lemah, tidak berdaya, kecewa, dan muncul berbagai gejolak emosi negatif.
Kecenderungan kita biasanya akan langsung menyalahkan situasi, keadaan dan orang sekitar. Padahal permasalahannya bukanlah faktor eksternal, melainkan internal. Yaitu kondisi manusia batiniah kita yang sedang suam. Karena kondisi roh yang bergelora sesungguhnya adalah "pagar berapi" yang menjagai kehidupan kita.
Jadi upaya musuh ingin "menganggu, mencelakai, dan menembakkan panah apinya" tidak akan berhasil karena terhadang oleh pagar berapi tersebut.
Apalagi dengan adanya penjagaan Roh Kudus dan para malaikatNya. Semua itu menunjukkan bahwa sesungguhnya keberadaan diri kita sebagai anakNya mempunyai tingkat keamanan yang berlapis - lapis. Jadi tidaklah wajar jika sampai musuh berhasil menyentuh diri kita. Jika itu terjadi, maka permasalahannya ada didalam diri kita sendiri. Biasanya karena kobaran api manusia roh kita mulai melemah. Sehingga tanpa sadar kita tidak lagi waspada. Tentunya bukan berarti Roh Kudus dan para malaikatNya meninggalkan kita, melainkan karena kondisi manusia roh yang suam akan membuat diri kita "seperti kehilangan hadiratNya" (didalam roh jadi ada celah untuk musuh menembak, sebab kita tidak menjaga hati dengan segala kewaspadaan sebagai tanggung jawab kita)
Kondisi tersebutlah yang seringkali dipakai musuh untuk menipu pikiran kita. Seolah kita tidak lagi layak dihadapanNya, dan agar Tuhan menerima diri kita dibutuhkan "tindakan agamawi" tertentu untuk bisa merasakan realita dan pekerjaan RohNya. Padahal sebagai anakNya kita hanya perlu memakai mulut kita untuk mengundang dimensi surgawi dan mengusir dimensi roh duniawi.
Pakai mulut kita untuk berkata - kata dalam bahasa roh dengan kuat, dan gunakan juga untuk memperkatakan firman Tuhan dengan lantang. Saat itu kita lakukan dengan fokus dan akurat, maka seketika manusia roh kita akan berkobar kembali. Iblis seketika akan langsung menjauh dari diri kita.
Kesadaran akan realita Roh Kudus dan makhluk surgawi pun dapat terbangun dengan sangat baik. Kondisi ini yang membuat kita tidak kehilangan 'pegangan' dalam kondisi peperangan. Sebab kita tahu dengan pasti ada pagar berapi, Roh Kudus dan para malaikatNya disekitar kita.
Rasa aman yang tinggi pun dapat kita peroleh!! Berbagai situasi dan keadaan yang bersifat eksternal tidak bisa mempengaruhi diri kita. Sebab damai sejahtera dan sukacita sejati datangnya dari pribadi Roh Kudus, bukan dari yang lainnya.
Saya semakin sadar, tugas terpenting kita adalah menjagai agar kondisi manusia roh kita dapat tetap berkobar. Karena itulah kondisi terutama dan utama (kondisi hati yang mengasihi Tuhan) yang harus kita jagai. Inilah yang membuat kita terus mengalami TUHAN itu nyata dan DIA masih terus bekerja!!
Sebenarnya, yang perlu diwaspadai justru ketika kondisi kita sedang "nyaman". Karena disinilah biasanya kita akan "berupaya" memanjakan diri kita dengan berbagai fasilitas. Bukan berarti kita tidak boleh menikmati hidup. Tetapi janganlah pernah meninggalkan "pedang" (firman) dimanapun dan apapun aktivitas yang sedang kita lakukan (baik sedang santai ataupun sedang bekerja).
Ingatlah, peperangan dalam roh masih terus berlanjut.
Teruslah merenungkan dan memperkatakan firman. Ini akan membuat kita justru sangat menikmati kehidupan di dalam Tuhan. Walaupun diberkati lebih tapi kita tidak terlena dengan berkat. Dan walaupun kondisi eksternal sedang tidak baik, kita tetap bisa bersyukur dan mengubah kondisi kering menjadi sungai yang besar.
Akibatnya, kondisi roh, jiwa, dan tubuh kita akan terus terpelihara dengan sempurna!! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Menjaga diri untuk tetap haus dan lapar akan Tuhan (terus menyala - nyala didlm roh) adalah merupakan perintah Tuhan (Roma 12:11) Sebab ada banyak situasi keadaan yang sering tidak terprediksi. Itulah yang sering membuat kita jadi lemah, tidak berdaya, kecewa, dan muncul berbagai gejolak emosi negatif.
Kecenderungan kita biasanya akan langsung menyalahkan situasi, keadaan dan orang sekitar. Padahal permasalahannya bukanlah faktor eksternal, melainkan internal. Yaitu kondisi manusia batiniah kita yang sedang suam. Karena kondisi roh yang bergelora sesungguhnya adalah "pagar berapi" yang menjagai kehidupan kita.
Jadi upaya musuh ingin "menganggu, mencelakai, dan menembakkan panah apinya" tidak akan berhasil karena terhadang oleh pagar berapi tersebut.
Apalagi dengan adanya penjagaan Roh Kudus dan para malaikatNya. Semua itu menunjukkan bahwa sesungguhnya keberadaan diri kita sebagai anakNya mempunyai tingkat keamanan yang berlapis - lapis. Jadi tidaklah wajar jika sampai musuh berhasil menyentuh diri kita. Jika itu terjadi, maka permasalahannya ada didalam diri kita sendiri. Biasanya karena kobaran api manusia roh kita mulai melemah. Sehingga tanpa sadar kita tidak lagi waspada. Tentunya bukan berarti Roh Kudus dan para malaikatNya meninggalkan kita, melainkan karena kondisi manusia roh yang suam akan membuat diri kita "seperti kehilangan hadiratNya" (didalam roh jadi ada celah untuk musuh menembak, sebab kita tidak menjaga hati dengan segala kewaspadaan sebagai tanggung jawab kita)
Kondisi tersebutlah yang seringkali dipakai musuh untuk menipu pikiran kita. Seolah kita tidak lagi layak dihadapanNya, dan agar Tuhan menerima diri kita dibutuhkan "tindakan agamawi" tertentu untuk bisa merasakan realita dan pekerjaan RohNya. Padahal sebagai anakNya kita hanya perlu memakai mulut kita untuk mengundang dimensi surgawi dan mengusir dimensi roh duniawi.
Pakai mulut kita untuk berkata - kata dalam bahasa roh dengan kuat, dan gunakan juga untuk memperkatakan firman Tuhan dengan lantang. Saat itu kita lakukan dengan fokus dan akurat, maka seketika manusia roh kita akan berkobar kembali. Iblis seketika akan langsung menjauh dari diri kita.
Kesadaran akan realita Roh Kudus dan makhluk surgawi pun dapat terbangun dengan sangat baik. Kondisi ini yang membuat kita tidak kehilangan 'pegangan' dalam kondisi peperangan. Sebab kita tahu dengan pasti ada pagar berapi, Roh Kudus dan para malaikatNya disekitar kita.
Rasa aman yang tinggi pun dapat kita peroleh!! Berbagai situasi dan keadaan yang bersifat eksternal tidak bisa mempengaruhi diri kita. Sebab damai sejahtera dan sukacita sejati datangnya dari pribadi Roh Kudus, bukan dari yang lainnya.
Saya semakin sadar, tugas terpenting kita adalah menjagai agar kondisi manusia roh kita dapat tetap berkobar. Karena itulah kondisi terutama dan utama (kondisi hati yang mengasihi Tuhan) yang harus kita jagai. Inilah yang membuat kita terus mengalami TUHAN itu nyata dan DIA masih terus bekerja!!
Sebenarnya, yang perlu diwaspadai justru ketika kondisi kita sedang "nyaman". Karena disinilah biasanya kita akan "berupaya" memanjakan diri kita dengan berbagai fasilitas. Bukan berarti kita tidak boleh menikmati hidup. Tetapi janganlah pernah meninggalkan "pedang" (firman) dimanapun dan apapun aktivitas yang sedang kita lakukan (baik sedang santai ataupun sedang bekerja).
Ingatlah, peperangan dalam roh masih terus berlanjut.
Teruslah merenungkan dan memperkatakan firman. Ini akan membuat kita justru sangat menikmati kehidupan di dalam Tuhan. Walaupun diberkati lebih tapi kita tidak terlena dengan berkat. Dan walaupun kondisi eksternal sedang tidak baik, kita tetap bisa bersyukur dan mengubah kondisi kering menjadi sungai yang besar.
Akibatnya, kondisi roh, jiwa, dan tubuh kita akan terus terpelihara dengan sempurna!! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar