GANJALAN DALAM HATI
GANJALAN DALAM HATI
Ibrani 6:4-8 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, NAMUN YANG MURTAD LAGI, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
Jika kita memperhatikan ayat diatas, kata 'murtad lagi' di tulis dengan kata Yunani Parapipto, yang memiliki arti: 'Tergelincir ke samping' - terserongkan dari jalur yang benar, berbelok, mengembara, menjadi keliru.
Jika kita mengkaitkan ayat diatas dengan perspektif rohani yang sedang Tuhan tanamkan dalam hidup kita pada hari-hari ini: Memenangkan kembali saudara kita yang sedang hidup secara tidak akurat, dapat dikatakan bahwa ketidak akuratan hidup yang seringkali memunculkan dampak negatif yang sangat merusak selalu dimulai dari hal-hal kecil/ sederhana - hanya 'sekedar tergelincir' belaka. Tapi apapun bentuk ketidak akuratan yang ada, sekecil apapun bentuk ketidak akuratan tersebut, jika terus dibiarkan tanpa koreksi/ pendisiplinan sampai terjadinya pertobatan/ perubahan, ketidak akuratan tersebut sekali waktu pasti akan justru bertumbuh, berubah menjadi suatu monster yang berpotensi membunuh hidupnya sendiri.
Demikian pula dengan aspek 'menyimpan ganjalan dalam hati' - suatu bentuk penyerongan kecil/ distraction yang lazim di lakukan oleh banyak orang - jika kita tidak segera membereskannya sampai tuntas, akan berpeluang menghancurkan hidup kita!
Sudah ada terlalu banyak pemimpin rohani yang pada akhirnya tersingkir dari tengah gelombang kegerakan hanya dikarenakan dalam hatinya ia terus menyimpan suatu ganjalan tentang salah satu saudaranya; tidak sedikit jemaat yang pada akhirnya mengalami kehancuran hidup gara-gara tidak kuasa menanggulangi berbagai gejolak emosi negatif yang ia alami - rasa benci, dendam, kemarahan yang berkelanjutan, ketersinggungan, kekecewaan dan lain-lain...
Ayat diatas menunjukkan kepada kita bahwa 'tanah hati' yang berkali-kali menerima curahan air hujan - mengalami berbagai manifestasi pekerjaan Roh, mengecap berbagai kebaikan Tuhan - tidak menjamin selalu memunculkan buah yang baik bagi Tuhan; khususnya bila orang yang bersangkutan MENGAMBIL KEPUTUSAN untuk tetap menyimpan rasa sakit hati/ menyimpan ganjalan terhadap orang lain - benih kebencian yang tidak di tanggulangi itulah yang akan membuat kehidupan sehari-harinya justru memunculkan berbagai pengaruh buruk bagi orang lain serta memanifestasikan berbagi dampak negatif lainnya.
Seluruh aspek hidupnya jadi terus tersandera dengan berbagai emosi negatif tersebut; seluruh aspek hidupnya jadi selalu terkondisikan untuk hanya memanifestasikan berbagai hal yang negatif - 'tanah hati'-nya hanya memunculkan semak duri & rumput duri belaka...
Segeralah mengambil keputusan untuk hanya hidup dari firmanNya - hidup dalam kekudusan & ketulusan hati. Memastikan setiapkali ada yang mengganggu damai sejahtera dalam hidup kita, akan langsung di tanggulangi hingga tuntas!
Siapa yang menterapkan prinsip untuk memastikan dirinya sendiri terus hidup dalam keakuratan dan bersedia melakukan berbagai daya-upaya untuk menolong saudara-saudara rohaninya hidup dalam keakuratan, akan alami betapa Tangan Tuhan akan selalu ada atas hidupnya dan memposisikan dirinya untuk mempengaruhi, mengubahkan berbagai komunitas/ kehidupan kota & bangsanya...#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus
Ibrani 6:4-8 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, NAMUN YANG MURTAD LAGI, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
Jika kita memperhatikan ayat diatas, kata 'murtad lagi' di tulis dengan kata Yunani Parapipto, yang memiliki arti: 'Tergelincir ke samping' - terserongkan dari jalur yang benar, berbelok, mengembara, menjadi keliru.
Jika kita mengkaitkan ayat diatas dengan perspektif rohani yang sedang Tuhan tanamkan dalam hidup kita pada hari-hari ini: Memenangkan kembali saudara kita yang sedang hidup secara tidak akurat, dapat dikatakan bahwa ketidak akuratan hidup yang seringkali memunculkan dampak negatif yang sangat merusak selalu dimulai dari hal-hal kecil/ sederhana - hanya 'sekedar tergelincir' belaka. Tapi apapun bentuk ketidak akuratan yang ada, sekecil apapun bentuk ketidak akuratan tersebut, jika terus dibiarkan tanpa koreksi/ pendisiplinan sampai terjadinya pertobatan/ perubahan, ketidak akuratan tersebut sekali waktu pasti akan justru bertumbuh, berubah menjadi suatu monster yang berpotensi membunuh hidupnya sendiri.
Demikian pula dengan aspek 'menyimpan ganjalan dalam hati' - suatu bentuk penyerongan kecil/ distraction yang lazim di lakukan oleh banyak orang - jika kita tidak segera membereskannya sampai tuntas, akan berpeluang menghancurkan hidup kita!
Sudah ada terlalu banyak pemimpin rohani yang pada akhirnya tersingkir dari tengah gelombang kegerakan hanya dikarenakan dalam hatinya ia terus menyimpan suatu ganjalan tentang salah satu saudaranya; tidak sedikit jemaat yang pada akhirnya mengalami kehancuran hidup gara-gara tidak kuasa menanggulangi berbagai gejolak emosi negatif yang ia alami - rasa benci, dendam, kemarahan yang berkelanjutan, ketersinggungan, kekecewaan dan lain-lain...
Ayat diatas menunjukkan kepada kita bahwa 'tanah hati' yang berkali-kali menerima curahan air hujan - mengalami berbagai manifestasi pekerjaan Roh, mengecap berbagai kebaikan Tuhan - tidak menjamin selalu memunculkan buah yang baik bagi Tuhan; khususnya bila orang yang bersangkutan MENGAMBIL KEPUTUSAN untuk tetap menyimpan rasa sakit hati/ menyimpan ganjalan terhadap orang lain - benih kebencian yang tidak di tanggulangi itulah yang akan membuat kehidupan sehari-harinya justru memunculkan berbagai pengaruh buruk bagi orang lain serta memanifestasikan berbagi dampak negatif lainnya.
Seluruh aspek hidupnya jadi terus tersandera dengan berbagai emosi negatif tersebut; seluruh aspek hidupnya jadi selalu terkondisikan untuk hanya memanifestasikan berbagai hal yang negatif - 'tanah hati'-nya hanya memunculkan semak duri & rumput duri belaka...
Segeralah mengambil keputusan untuk hanya hidup dari firmanNya - hidup dalam kekudusan & ketulusan hati. Memastikan setiapkali ada yang mengganggu damai sejahtera dalam hidup kita, akan langsung di tanggulangi hingga tuntas!
Siapa yang menterapkan prinsip untuk memastikan dirinya sendiri terus hidup dalam keakuratan dan bersedia melakukan berbagai daya-upaya untuk menolong saudara-saudara rohaninya hidup dalam keakuratan, akan alami betapa Tangan Tuhan akan selalu ada atas hidupnya dan memposisikan dirinya untuk mempengaruhi, mengubahkan berbagai komunitas/ kehidupan kota & bangsanya...#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus
Komentar
Posting Komentar