Miliki Roh Yang Sama
Miliki Roh Yang Sama
Yesaya 59:21 Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.
Tuhan ingin membangun "legacy" kehidupan ilahi yang turun temurun diwariskan. Sesuatu yang dimultiplikasi dari satu orang yang sudah terbangun hidupnya membawa pola ilahi, kepada orang-orang lain yang ada di bawahnya lagi.
#1. Bapa di Sorga menghendaki agar Roh yang sama yang menghinggapi bapak rohani juga akan menghinggapi anak.
Bagaimana caranya?
Dengan cara membangun RUMAH YANG SAMA agar Roh BETAH tinggal dalam hidup kita.
Rumah yang sama artinya ada KEHIDUPAN YANG SAMA berupa nilai-nilai hidup, prinsip-prinsip hidup dalam hal ini dasar keyakinan, sikap hati dan gaya hidup yang sama yang dimiliki seorang bapak rohani harus terbangun dalam diri sang anak.
Ibarat ada seseorang yang sudah memiliki rumah pertama dan suatu saat ingin membangun rumah kedua. Orang tersebut pasti akan membangun dengan kesenangan, keinginan, selera dan pola yang sama agar rumah yang baru ini dapat membuat dia betah dan merasa disegarkan setiap kali mengunjungi rumahnya yang baru. Mungkin rumahnya bisa berbeda bentuknya namun pasti ada POLA yang sama.
Bagaimana aplikasi membangun pola yang sama dalam kehidupan kita?
A. Kita rela membuang pola lama kita dan mau mengadopsi pola yang sudah dibangun oleh bapak rohani/pemimpin rohani.
Mulailah dengan prinsip BERTEKUN mendengar pengajaran para rasul.
Kisah Para Rasul 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Bangun kerinduan (passion ilahi) untuk menghadiri setiap pertemuan yang diadakan oleh pemimpin.
Apapun yang diajarkan pemimpin di sana, dengar ulang. Gosokkan setiap prinsip firman yang Tuhan singkapkan. Menggosokkan firman maksudnya adalah mulai dengan tekun memperkatakan prinsip firman tersebut dan membawanya dalam doa harian kita.
Jika kita mendapati apa yang pemimpin singkapkan seperti BERBENTURAN dengan pola pemahaman, dasar keyakinan yang selama ini sudah kita miliki, itu pertanda bagus! Artinya kita sudah mulai bisa mengidentifikasi pola mana yang perlu DIBONGKAR dan mulai melihat pola baru yang perlu DIBANGUN.
Terus doakan dan perkatakan sampai prinsip yang diajarkan pemimpin terbangun menjadi sebuah dasar keyakinan. Dengan terbangunnya dasar keyakinan maka di titik itulah kita berhasil MEROMBAK suatu prinsip yang lama dan membangun suatu prinsip yang baru. Lakukanlah hal ini dengan TEKUN.
B. Kita belajar menyelaraskan frekuensi hidup yang selama ini kita bawa dengan apa yang sedang diajarkan oleh pemimpin
Kita perlu mulai belajar untuk membuang segala kepasifan rohani yaitu dengan terus belajar memperkatakan firman
Amsal 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Di dalam suara, selalu ada frekuensi tertentu. Firman yang dilepaskan pemimpin juga selalu mengandung frekuensi rohani tertentu. Frekuensi berbicara tentang kehidupan yang sudah terbangun, ada dasar keyakinan, sikap hati dan gaya hidup seseorang di sana.
Demikian pula frekuensi yang dibawa/ terpancar dari diri seorang pemimpin rohani terjadi karena sudah terbangun melalui serentetan proses penyaliban daging karena mengikuti jalan Kristus.
Matius 16:24 menulis
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Dengan mulai memperkatakan firman yang pemimpin lepaskan, kita bukan hanya meniru seperti seekor burung beo, namun kita justru sedang belajar melakukan penyelarasan - adjustment - frekuensi hidup kita agar selaras dengan frekuensi pemimpin rohani.
Frekuensi rohani juga selalu membawa dimensi rohani tertentu. Ketika kita belajar memperkatakan firman dalam doa, deklarasi firman, atau penyembahan, kita seperti sedang dilatih untuk juga belajar berasosiasi dengan dimensi rohani tertentu.
Dimensi rohani yang ada akan mulai menggosok nature yang kita miliki untuk berubah mengikuti nature yang Roh miliki.
Katakanlah kita memiliki nature yang mudah menyerah, mudah putus asa, namun ketika kita belajar terus memperkatakan firman kemenangan dan terobosan yang dilepaskan oleh pemimpin, 'somehow' perlahan tapi pasti nature kitapun seperti alami perubahan, dari mudah menyerah mulai berubah menjadi tidak gampang menyerah, seperti ada dorongan untuk terus berjuang sampai kemenangan menjadi bagian kita.
Mentalitas kita pun alami perubahan dari mentalitas pencundang menjadi mentalitas pejuang.
MESSAGE INI MASIH AKAN BERLANJUT BESOK....#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Yesaya 59:21 Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.
Tuhan ingin membangun "legacy" kehidupan ilahi yang turun temurun diwariskan. Sesuatu yang dimultiplikasi dari satu orang yang sudah terbangun hidupnya membawa pola ilahi, kepada orang-orang lain yang ada di bawahnya lagi.
#1. Bapa di Sorga menghendaki agar Roh yang sama yang menghinggapi bapak rohani juga akan menghinggapi anak.
Bagaimana caranya?
Dengan cara membangun RUMAH YANG SAMA agar Roh BETAH tinggal dalam hidup kita.
Rumah yang sama artinya ada KEHIDUPAN YANG SAMA berupa nilai-nilai hidup, prinsip-prinsip hidup dalam hal ini dasar keyakinan, sikap hati dan gaya hidup yang sama yang dimiliki seorang bapak rohani harus terbangun dalam diri sang anak.
Ibarat ada seseorang yang sudah memiliki rumah pertama dan suatu saat ingin membangun rumah kedua. Orang tersebut pasti akan membangun dengan kesenangan, keinginan, selera dan pola yang sama agar rumah yang baru ini dapat membuat dia betah dan merasa disegarkan setiap kali mengunjungi rumahnya yang baru. Mungkin rumahnya bisa berbeda bentuknya namun pasti ada POLA yang sama.
Bagaimana aplikasi membangun pola yang sama dalam kehidupan kita?
A. Kita rela membuang pola lama kita dan mau mengadopsi pola yang sudah dibangun oleh bapak rohani/pemimpin rohani.
Mulailah dengan prinsip BERTEKUN mendengar pengajaran para rasul.
Kisah Para Rasul 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Bangun kerinduan (passion ilahi) untuk menghadiri setiap pertemuan yang diadakan oleh pemimpin.
Apapun yang diajarkan pemimpin di sana, dengar ulang. Gosokkan setiap prinsip firman yang Tuhan singkapkan. Menggosokkan firman maksudnya adalah mulai dengan tekun memperkatakan prinsip firman tersebut dan membawanya dalam doa harian kita.
Jika kita mendapati apa yang pemimpin singkapkan seperti BERBENTURAN dengan pola pemahaman, dasar keyakinan yang selama ini sudah kita miliki, itu pertanda bagus! Artinya kita sudah mulai bisa mengidentifikasi pola mana yang perlu DIBONGKAR dan mulai melihat pola baru yang perlu DIBANGUN.
Terus doakan dan perkatakan sampai prinsip yang diajarkan pemimpin terbangun menjadi sebuah dasar keyakinan. Dengan terbangunnya dasar keyakinan maka di titik itulah kita berhasil MEROMBAK suatu prinsip yang lama dan membangun suatu prinsip yang baru. Lakukanlah hal ini dengan TEKUN.
B. Kita belajar menyelaraskan frekuensi hidup yang selama ini kita bawa dengan apa yang sedang diajarkan oleh pemimpin
Kita perlu mulai belajar untuk membuang segala kepasifan rohani yaitu dengan terus belajar memperkatakan firman
Amsal 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Di dalam suara, selalu ada frekuensi tertentu. Firman yang dilepaskan pemimpin juga selalu mengandung frekuensi rohani tertentu. Frekuensi berbicara tentang kehidupan yang sudah terbangun, ada dasar keyakinan, sikap hati dan gaya hidup seseorang di sana.
Demikian pula frekuensi yang dibawa/ terpancar dari diri seorang pemimpin rohani terjadi karena sudah terbangun melalui serentetan proses penyaliban daging karena mengikuti jalan Kristus.
Matius 16:24 menulis
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Dengan mulai memperkatakan firman yang pemimpin lepaskan, kita bukan hanya meniru seperti seekor burung beo, namun kita justru sedang belajar melakukan penyelarasan - adjustment - frekuensi hidup kita agar selaras dengan frekuensi pemimpin rohani.
Frekuensi rohani juga selalu membawa dimensi rohani tertentu. Ketika kita belajar memperkatakan firman dalam doa, deklarasi firman, atau penyembahan, kita seperti sedang dilatih untuk juga belajar berasosiasi dengan dimensi rohani tertentu.
Dimensi rohani yang ada akan mulai menggosok nature yang kita miliki untuk berubah mengikuti nature yang Roh miliki.
Katakanlah kita memiliki nature yang mudah menyerah, mudah putus asa, namun ketika kita belajar terus memperkatakan firman kemenangan dan terobosan yang dilepaskan oleh pemimpin, 'somehow' perlahan tapi pasti nature kitapun seperti alami perubahan, dari mudah menyerah mulai berubah menjadi tidak gampang menyerah, seperti ada dorongan untuk terus berjuang sampai kemenangan menjadi bagian kita.
Mentalitas kita pun alami perubahan dari mentalitas pencundang menjadi mentalitas pejuang.
MESSAGE INI MASIH AKAN BERLANJUT BESOK....#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar