Perempuan Sirofenesia
*Perempuan Sirofenesia*
*Daily Devotion*
*Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”
Markus 7:28*
Tuhan Yesus tidak menggunakan kata anjing yang biasa. Namun, Dia menggunakan suatu bentuk diminutivenya, yaitu: *"KUNARION"* yang menunjuk bukan pada anjing-anjing liar di jalanan, melainkan pada anjing-anjing rumah sebagai binatang kesayangan. Dalam bahasa Yunani, penggunaan bentuk kata *"KUNARION"* merupakan ciri khas rasa belas kasihan. Yesus Kristus menghilangkan sengatan yang ada dalam kata anjing *(κυων - KUÔN)* itu. Perempuan itu dapat merasakan perbedaannya di telinganya.
Yesus menyembuhkan anak seorang perempuan Kanaan adalah suatu peristiwa mukjizat yang diperbuat oleh Yesus Kristus yang dicatat dalam kitab perjanjian baru. Cerita ini terjadi setelah pengajaran mengenai perintah Allah dan adat istiadat Yahudi, yaitu mengenai apa yang najis dan tidak najis, dimana kemudian Yesus dan murid-muridNya berangkat ke tanah Tirus-Sidon di sebelah utara daerah Galilea, daerah ini termasuk wilayah Siro-Fenesia.
Ketika perempuan siro-fenesia itu tersungkur di kaki Yesus, ini *bukanlah hanya sekedar sujud dan menyembah tetapi perempuan itu menjatuhkan dirinya dihadapan Tuhan, menunjukkan sebuah penyerahan hati, penghormatan yang luar biasa kepada Tuhan*, dia datang dengan *merendahkan diri* dihadapan Tuhan dan ini lebih tinggi dari suatu penyembahan.
Perempuan itu percaya kepada Yesus, padahal dia bukanlah orang Yahudi, dia disebut kaum “gentiles” sebutan bagi orang-orang diluar dari bangsa Israel. Namun perempuan itu memiliki kepercayaan yang begitu besar kepada Tuhan, dan Tuhan memandang istimewa iman yang dimiliki perempuan itu. Sekalipun dia bukan orang Yahudi namun dia percaya kepada Yesus. Kalau kita terbiasa negatif, kepercayaan kita kepada Tuhan setengah-setengah maka kita akan berpikir bahwa Tuhan kejam kepada perempuan itu, tapi lihatlah perempuan itu sedikitpun dia tidak merasa tersinggung dengan kata-kata yang Tuhan Yesus ucapkan malahan dia semakin datang dan merendah kepada Tuhan.
Apakah yang Tuhan hendak ajarkan kepada kita melalui perempuan siro-fenesia ini, Tuhan ingin menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya manusia memiliki hati yang seperti wanita ini. Tuhan memberikan contoh wanita ini untuk kita belajar apa yang namanya iman percaya kepada Tuhan. Bahwa iman itu membuat kita tidak mudah menyerah, iman membuat kita tidak bertanya kepada Tuhan, iman membuat kita memiliki pengharapan, iman membuat kita selalu datang kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Kepercayaan kita yang kuat kepada Tuhan akan membawa kita sampai ke Rumah Bapa di surga. *Seperti firman Tuhan yang berkata “tanpa iman tidak seorangpun dapat melihat Allah”*
*Mari kita belajar dari perempuan siro-fenesia yang percaya kepada Tuhan, sekalipun dia sudah ditolak dan sepertinya diperlakukan seperti “anjing” namun karena kerendahan hatinya dan kepercayaannya kepada Tuhan dia mendapatkan apa yang diimankannya.*
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
*Daily Devotion*
*Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”
Markus 7:28*
Tuhan Yesus tidak menggunakan kata anjing yang biasa. Namun, Dia menggunakan suatu bentuk diminutivenya, yaitu: *"KUNARION"* yang menunjuk bukan pada anjing-anjing liar di jalanan, melainkan pada anjing-anjing rumah sebagai binatang kesayangan. Dalam bahasa Yunani, penggunaan bentuk kata *"KUNARION"* merupakan ciri khas rasa belas kasihan. Yesus Kristus menghilangkan sengatan yang ada dalam kata anjing *(κυων - KUÔN)* itu. Perempuan itu dapat merasakan perbedaannya di telinganya.
Yesus menyembuhkan anak seorang perempuan Kanaan adalah suatu peristiwa mukjizat yang diperbuat oleh Yesus Kristus yang dicatat dalam kitab perjanjian baru. Cerita ini terjadi setelah pengajaran mengenai perintah Allah dan adat istiadat Yahudi, yaitu mengenai apa yang najis dan tidak najis, dimana kemudian Yesus dan murid-muridNya berangkat ke tanah Tirus-Sidon di sebelah utara daerah Galilea, daerah ini termasuk wilayah Siro-Fenesia.
Ketika perempuan siro-fenesia itu tersungkur di kaki Yesus, ini *bukanlah hanya sekedar sujud dan menyembah tetapi perempuan itu menjatuhkan dirinya dihadapan Tuhan, menunjukkan sebuah penyerahan hati, penghormatan yang luar biasa kepada Tuhan*, dia datang dengan *merendahkan diri* dihadapan Tuhan dan ini lebih tinggi dari suatu penyembahan.
Perempuan itu percaya kepada Yesus, padahal dia bukanlah orang Yahudi, dia disebut kaum “gentiles” sebutan bagi orang-orang diluar dari bangsa Israel. Namun perempuan itu memiliki kepercayaan yang begitu besar kepada Tuhan, dan Tuhan memandang istimewa iman yang dimiliki perempuan itu. Sekalipun dia bukan orang Yahudi namun dia percaya kepada Yesus. Kalau kita terbiasa negatif, kepercayaan kita kepada Tuhan setengah-setengah maka kita akan berpikir bahwa Tuhan kejam kepada perempuan itu, tapi lihatlah perempuan itu sedikitpun dia tidak merasa tersinggung dengan kata-kata yang Tuhan Yesus ucapkan malahan dia semakin datang dan merendah kepada Tuhan.
Apakah yang Tuhan hendak ajarkan kepada kita melalui perempuan siro-fenesia ini, Tuhan ingin menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya manusia memiliki hati yang seperti wanita ini. Tuhan memberikan contoh wanita ini untuk kita belajar apa yang namanya iman percaya kepada Tuhan. Bahwa iman itu membuat kita tidak mudah menyerah, iman membuat kita tidak bertanya kepada Tuhan, iman membuat kita memiliki pengharapan, iman membuat kita selalu datang kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Kepercayaan kita yang kuat kepada Tuhan akan membawa kita sampai ke Rumah Bapa di surga. *Seperti firman Tuhan yang berkata “tanpa iman tidak seorangpun dapat melihat Allah”*
*Mari kita belajar dari perempuan siro-fenesia yang percaya kepada Tuhan, sekalipun dia sudah ditolak dan sepertinya diperlakukan seperti “anjing” namun karena kerendahan hatinya dan kepercayaannya kepada Tuhan dia mendapatkan apa yang diimankannya.*
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar