BERJALAN BERSAMA DENGAN TUHAN
BERJALAN BERSAMA DENGAN TUHAN
Kita tidak akan “berjalan bersama” orang yang tidak kita kenal. Pasti ada hubungan yang terjalin, di antara orang yang “berjalan bersama”
“Berjalan Bersama” dalam bahasa Inggrisnya adalah “walking with” yang memiliki makna :
Beriringan, mengikuti, bersama-sama
Berjalan bersama berarti tidak sendirian. Yang namanya berjalan bersama, pasti ada teman, ada companion.
Hubungan
Kita tidak akan “berjalan bersama” orang yang tidak kita kenal. Pasti ada hubungan yang terjalin, di antara orang yang “berjalan bersama”.
Gaya hidup
Di dalam Alkitab, ada 2 tokoh yang secara eksplisit dinyatakan berjalan bersama Allah yang pertama Henokh, yang kedua Nuh.
1. Henokh (Kej 5 : 24)
Kej 5:24 (TB) = Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Kej 5 : 24 (AMP) = And [in reverent fear and obedience] Enoch walked with God; and he was not [found among men], because God took him [away to be home with Him].
Firman Tuhan mengatakan Henokh hidup bergaul dengan Allah. Ini berarti yang namanya bergaul dengan Allah itu terus-menerus.
Semakin kita bergaul dengan seseorang kita akan semakin dalam mengenal orang itu. Tidak mungkin kita mengaku bergaul dengan seseorang tapi kita tidak tahu apa-apa tentangnya.
2. Nuh (Kej 6 : 9)
Kej 6 : 9 (TB) = Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Kej 6 : 9 (AMP) = These are the records of the generations (family history) of Noah. Noah was a righteous man [one who was just and had right standing with God], blameless in his [evil] generation; Noah walked (lived) [in habitual fellowship] with God.
Secara eksplisit Nuh juga dikatakan hidup bergaul dengan Allah: in habitual felowship.
Suatu hubungan tidak terbangun secara otomatis tetapi butuh proses, butuh dibangun misalnya melalui komunikasi.
#1 BERJALAN BERSAMA TUHAN PERLU MENGEJAR DAN MENDAPATKAN TUHAN
Mengejar dan mendapatkan Tuhan melalui: Sangkal diri, Pikul salib, dan Ikut Tuhan
Luk 9 : 23 (TB)
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Ini adalah bagian kita dalam mengikut Tuhan. Ingat apa yang diajarkan pada persekutuan dua minggu lalu bahwa sangkal diri, pikul salib, itu BERKAT. Kenapa? Karena saat kita melakukan hal ini, kita akan mendapatkan dan mengenal Tuhan! Bukankah itu lebih dari “berkat” apapun?
#2 BERJALAN BERSAMA TUHAN HARUS SEIRAMA
Tuhan mempunyai irama-Nya. Bayangkan kalau kita tidak mengikuti iramanya Tuhan dan mau memakai irama kita sendiri? Kita akan “ketinggalan”! Dan kalau begitu berarti kita tidak “berjalan bersama” lagi.
Maz 37 : 23-24 (TB)
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.
Kata “menetapkan langkah” itu merujuk pada irama. Tuhan mau supaya langkah kita dan langkah Tuhan itu sama, seirama. Bagaimana caranya supaya kita punya irama yang sama dengan Tuhan?
Kita bisa membangun kebiasaan berjalan seirama dengan cara:
BERDOA
Berbicara.
Berbicara itu tidak ada batasnya. Ada yang salah ketika kita berbicara sama Tuhan tapi merasa takut, “Kira-kira Tuhan mau denger ga ya? Tuhan marah ga ya?”. Ketika kita sulit cerita sama Tuhan atau ketika sosok Tuhan menyeramkan buat kita, coba cek hati kita. Mungkin ada luka hati atau pola pikir yang salah sehingga kita takut sama Tuhan.
Berseru (Yer 29 : 12-15)
Berseru artinya shout atau berteriak. Ketika kita mengalami masalah, berserulah pada Tuhan. Ayat ini memberi janji pada kita bahwa ketika kita berseru, Tuhan mendengar. Selama kita hidup, kita pasti berjumpa dengan masalah. Milikilah respon yang benar! Berserulah kepada Tuhan! Akan ada kelepasan dan pemulihan ketika kita berseru.
Mengalahkan musuh
Membuka jalan (Kol 4 : 2-4)
Ini doa Paulus ketika dalam penjara. Doa mampu membuka pintu-pintu dan jalan yang tertutup.
Mengalirkan kuasa (Yak 5 : 14-16)
Doa yang lahir dari iman melahirkan kuasa yang nyata. Ini adalah janji Tuhan. Mari kita menjadi pelaku firman dan mengalami hal ini! Jangan ragu-ragu, “Memangnya doa saya berkuasa?” – ya doa kita berkuasa, bukan karena kita tetapi karena Tuhan, karena kita adalah anak-anak-Nya maka kita memiliki kuasa.
Yoh 1 : 12 (TB)
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Hati-hati juga dengan perkataan kita karena saat kita berkata-kata (baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain), kita sedang berdoa.
Dalam doa ada penyembahan, pengucapan syukur, pengakuan, dan permohonan (Mat 6 : 5-15)
Doa Bapa kami bukanlah “template” dalam artian kita mengulang-ngulang doa itu seperti mantra. Yesus mengajar kita melalui doa ini bahwa dalam doa kita harusnya menyembah dan memuliakan Tuhan, mengucap syukur serta mengakui dan mohon ampun jika ada dosa.
2. MEMBACA ALKITAB/ MAKAN FIRMAN ALLAH (Yer 15 : 16)
Jer 15 : 16 (MSG)
When your words showed up, I ate them—
swallowed them whole. What a feast!
What delight I took in being yours,
O God, God-of-the-Angel-Armies!
Ate= makan – itu berarti kita makan dan kita proses. Firman itu dikatakan suatu “delight”, bukan hanya menyenangkan tetapi juga membawa kepuasan bagi ktia. Mari ketika kita “makan” Firman, kita mengalami bukan hanya kenyang tetapi juga bersukacita.
Firman mengandung perintah dan janji
Firman adalah makanan (Mat 4 : 4)
Mari kita membaca Alkitab, “memakan”, “memproses” Firman Tuhan. Membaca Alkitab sekadar lewat atau rutinitas itu bukan makan! Ketika kita mencerna (digest) suatu makanan, maka ada buahnya. Saat kita “makan” Firman, buahnya adalah sukacita dan kepuasan!
Firman memisahkan kedagingan dan yang ilahi (Ibr 4 : 12)
Kita suka bertanya bagaimana caranya membedakan mana yang dari Tuhan dan yang dari diri kita sendiri? Firman Tuhanlah yang akan memisahkannya. Saat kita bingung, datanglah pada Firman Tuhan. Firman Tuhan akan menjadi batu uji bagi kita.
Kita tidak bisa menimbang-nimbang dalam hati saja. Di dalam ‘daging’ masih ada perasaan, pikiran, dan jiwa dan semua ini bisa menyesatkan kita. Karena itu, kita harus memiliki dasar Firman. Jika kita tidak membaca Firman, kita tidak akan pernah mengerti apa yang menjadi kehendak Allah.
Firman berfungsi sebagai senjata dalam peperangan rohani (Ef 6 : 17)
3. BERSAKSI
Diawali dengan melakukan dan mengalami Firman Allah. Tanpa mengalami Tuhan, kesaksian kita akan kosong.
Dalam ilmu hukum, seorang saksi adalah yang melihat, mendengar dan mengalami langsung suatu kejadian. Murid-murid Yesus mengalami kuasa Allah melalui kehadiran Yesus. MEREKA mengalami, melihat, menyaksikan Yesus. Kesaksian-kesaksian mereka menjadi luar biasa, 5000 orang bertobat, orang sakit disembuhkan.
Adalah aneh bila seseorang mengaku murid Yesus tapi tidak pernah mengalami hal-hal yang luar biasa. Kalau hidup kita gitu-gitu aja dari dulu sampai sekarang – ada yang salah dengan kita!
Rindukanlah bukan hanya menikmati cerita/pengalaman orang lain bersama dengan Tuhan tapi mari mengalami sendiri.
Murid Yesus bersaksi melalui perkataan dan perbuatan. Waktu kita melakukan firman, kita sedang bersaksi melalui perbuatan kita. Ingat bahwa anak-anak Tuhan diperhatikan oleh sekelilingnya. Kita menjadi benchmark bagi orang-orang di sekitar kita, jadi jaga hidup kita. Jangan takut, Roh Kudus akan mengajarkan kita segala sesuatu sehingga hidup kita boleh menjadi berkat bagi orang lain.
Bersaksi agar orang lain diteguhkan dan diperoleh teguran (Yeh 3 : 18-21)
Fokusnya bukan lagi diri kita tapi orang lain. Kita sadar bahwa orang bisa bertumbuh melalui kesaksian kita. Jangan ragu untuk berbagi kebenaran dan menegur orang lain agar mereka mengalami keselamatan.
4. BERSEKUTU
Church/ gereja adalah orangnya
Jadi berpikir bahwa gereja adalah bangunan dan karenanya pergi ke gereja menjadi “wajib” tiap minggu merupakan kebiasaan/budaya yang salah. Bukan berarti tidak boleh ke gereja, tetapi kita harus memastikan pola pikir kita tepat.
Gereja adalah tubuh Kristus (1 Kor 12 : 27) dan berbicara mengenai persekutuan.
Karena itu adalah aneh ketika ada “gedung gereja” yang jemaatnya sangat banyak tetapi tidak melakukan persekutuan. Dalam hal ini ada hal esensi yang hilang.
Dalam persekutuan, gathering atau togetherness, ada hubungan yang karib. Kekhasan gereja yaitu tidak memikirkan kepentingan sendiri tapi juga orang lain
Fungsi:
Dengan rendah hati menolong (Fil 2 : 4)
Meneguhkan
Melengkapi ( 1 Kor 12)
Tiap orang diberi karunia masing-masing untuk saling melengkapi
Kekuatan dalam kesepakatan (Mat 18 : 19-20)
Saat sedang lemah, jangan terintimidasi untuk datang persekutuan karena merasa kurang sungguh-sungguh. Itu adalah dusta Iblis. Di persekutuan justru kita akan diteguhkan dan akan dibangkitkan. Lawan intimidasi dan datanglah ke persekutuan! Tuhan akan bekerja melampaui yang kita bayangkan.
Dalam pergaulan cari orang yang tepat (1 Kor 15 : 33)
Iman itu menular. Saat kita bergaul dengan orang-orang yang beriman, kita akan turut dibangun imannya. Tapi saat kita bergaul dengan orang-orang yang tidak beriman, kita akan menjadi seperti mereka. Kita bisa berteman dengan siapa saja tetapi tidak bisa bergaul dengan semua orang. Bergaul bicara berbagi hidup dengan orang itu karenanya kita perlu pilih dengan siapa kita bergaul. Bergaulah dengan orang yang tepat.
#3 BERJALAN BERSAMA TUHAN TERBIASA MELAKUKAN FIRMAN
Yak 1 : 23-24 (TB)
Sebab jika seorang hanya mendengar Firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
Ini adalah ibarat orang yang membaca Firman, tapi ketika ia mengalami saatnya untuk melakukan Firman, ia tidak melakukannya. Jangan begitu. Ketika Firman Tuhan datang kepada kita, mari kita melakukannya. Firman Tuhan akan memerdekakan kita!
#4 BERJALAN BERSAMA TUHAN MENGALAMI ALLAH SENDIRI
Berjalan bersama Tuhan adalah tentang mengalami Allah dalam kehidupan kita dalam hal :
Doa yang penuh kuasa
Melakukan perintah Allah dan menggenapi janji
Damai sejahtera Allah melampaui akal pikiran manusia
Kesatuan dengan Allah, hidup dalam terang (1 Yoh 1 :3-7)
Mari berjalan bersama Tuhan dan mengalamiNya!
Sumber : Jesus For You
Kita tidak akan “berjalan bersama” orang yang tidak kita kenal. Pasti ada hubungan yang terjalin, di antara orang yang “berjalan bersama”
“Berjalan Bersama” dalam bahasa Inggrisnya adalah “walking with” yang memiliki makna :
Beriringan, mengikuti, bersama-sama
Berjalan bersama berarti tidak sendirian. Yang namanya berjalan bersama, pasti ada teman, ada companion.
Hubungan
Kita tidak akan “berjalan bersama” orang yang tidak kita kenal. Pasti ada hubungan yang terjalin, di antara orang yang “berjalan bersama”.
Gaya hidup
Di dalam Alkitab, ada 2 tokoh yang secara eksplisit dinyatakan berjalan bersama Allah yang pertama Henokh, yang kedua Nuh.
1. Henokh (Kej 5 : 24)
Kej 5:24 (TB) = Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Kej 5 : 24 (AMP) = And [in reverent fear and obedience] Enoch walked with God; and he was not [found among men], because God took him [away to be home with Him].
Firman Tuhan mengatakan Henokh hidup bergaul dengan Allah. Ini berarti yang namanya bergaul dengan Allah itu terus-menerus.
Semakin kita bergaul dengan seseorang kita akan semakin dalam mengenal orang itu. Tidak mungkin kita mengaku bergaul dengan seseorang tapi kita tidak tahu apa-apa tentangnya.
2. Nuh (Kej 6 : 9)
Kej 6 : 9 (TB) = Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Kej 6 : 9 (AMP) = These are the records of the generations (family history) of Noah. Noah was a righteous man [one who was just and had right standing with God], blameless in his [evil] generation; Noah walked (lived) [in habitual fellowship] with God.
Secara eksplisit Nuh juga dikatakan hidup bergaul dengan Allah: in habitual felowship.
Suatu hubungan tidak terbangun secara otomatis tetapi butuh proses, butuh dibangun misalnya melalui komunikasi.
#1 BERJALAN BERSAMA TUHAN PERLU MENGEJAR DAN MENDAPATKAN TUHAN
Mengejar dan mendapatkan Tuhan melalui: Sangkal diri, Pikul salib, dan Ikut Tuhan
Luk 9 : 23 (TB)
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Ini adalah bagian kita dalam mengikut Tuhan. Ingat apa yang diajarkan pada persekutuan dua minggu lalu bahwa sangkal diri, pikul salib, itu BERKAT. Kenapa? Karena saat kita melakukan hal ini, kita akan mendapatkan dan mengenal Tuhan! Bukankah itu lebih dari “berkat” apapun?
#2 BERJALAN BERSAMA TUHAN HARUS SEIRAMA
Tuhan mempunyai irama-Nya. Bayangkan kalau kita tidak mengikuti iramanya Tuhan dan mau memakai irama kita sendiri? Kita akan “ketinggalan”! Dan kalau begitu berarti kita tidak “berjalan bersama” lagi.
Maz 37 : 23-24 (TB)
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.
Kata “menetapkan langkah” itu merujuk pada irama. Tuhan mau supaya langkah kita dan langkah Tuhan itu sama, seirama. Bagaimana caranya supaya kita punya irama yang sama dengan Tuhan?
Kita bisa membangun kebiasaan berjalan seirama dengan cara:
BERDOA
Berbicara.
Berbicara itu tidak ada batasnya. Ada yang salah ketika kita berbicara sama Tuhan tapi merasa takut, “Kira-kira Tuhan mau denger ga ya? Tuhan marah ga ya?”. Ketika kita sulit cerita sama Tuhan atau ketika sosok Tuhan menyeramkan buat kita, coba cek hati kita. Mungkin ada luka hati atau pola pikir yang salah sehingga kita takut sama Tuhan.
Berseru (Yer 29 : 12-15)
Berseru artinya shout atau berteriak. Ketika kita mengalami masalah, berserulah pada Tuhan. Ayat ini memberi janji pada kita bahwa ketika kita berseru, Tuhan mendengar. Selama kita hidup, kita pasti berjumpa dengan masalah. Milikilah respon yang benar! Berserulah kepada Tuhan! Akan ada kelepasan dan pemulihan ketika kita berseru.
Mengalahkan musuh
Membuka jalan (Kol 4 : 2-4)
Ini doa Paulus ketika dalam penjara. Doa mampu membuka pintu-pintu dan jalan yang tertutup.
Mengalirkan kuasa (Yak 5 : 14-16)
Doa yang lahir dari iman melahirkan kuasa yang nyata. Ini adalah janji Tuhan. Mari kita menjadi pelaku firman dan mengalami hal ini! Jangan ragu-ragu, “Memangnya doa saya berkuasa?” – ya doa kita berkuasa, bukan karena kita tetapi karena Tuhan, karena kita adalah anak-anak-Nya maka kita memiliki kuasa.
Yoh 1 : 12 (TB)
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Hati-hati juga dengan perkataan kita karena saat kita berkata-kata (baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain), kita sedang berdoa.
Dalam doa ada penyembahan, pengucapan syukur, pengakuan, dan permohonan (Mat 6 : 5-15)
Doa Bapa kami bukanlah “template” dalam artian kita mengulang-ngulang doa itu seperti mantra. Yesus mengajar kita melalui doa ini bahwa dalam doa kita harusnya menyembah dan memuliakan Tuhan, mengucap syukur serta mengakui dan mohon ampun jika ada dosa.
2. MEMBACA ALKITAB/ MAKAN FIRMAN ALLAH (Yer 15 : 16)
Jer 15 : 16 (MSG)
When your words showed up, I ate them—
swallowed them whole. What a feast!
What delight I took in being yours,
O God, God-of-the-Angel-Armies!
Ate= makan – itu berarti kita makan dan kita proses. Firman itu dikatakan suatu “delight”, bukan hanya menyenangkan tetapi juga membawa kepuasan bagi ktia. Mari ketika kita “makan” Firman, kita mengalami bukan hanya kenyang tetapi juga bersukacita.
Firman mengandung perintah dan janji
Firman adalah makanan (Mat 4 : 4)
Mari kita membaca Alkitab, “memakan”, “memproses” Firman Tuhan. Membaca Alkitab sekadar lewat atau rutinitas itu bukan makan! Ketika kita mencerna (digest) suatu makanan, maka ada buahnya. Saat kita “makan” Firman, buahnya adalah sukacita dan kepuasan!
Firman memisahkan kedagingan dan yang ilahi (Ibr 4 : 12)
Kita suka bertanya bagaimana caranya membedakan mana yang dari Tuhan dan yang dari diri kita sendiri? Firman Tuhanlah yang akan memisahkannya. Saat kita bingung, datanglah pada Firman Tuhan. Firman Tuhan akan menjadi batu uji bagi kita.
Kita tidak bisa menimbang-nimbang dalam hati saja. Di dalam ‘daging’ masih ada perasaan, pikiran, dan jiwa dan semua ini bisa menyesatkan kita. Karena itu, kita harus memiliki dasar Firman. Jika kita tidak membaca Firman, kita tidak akan pernah mengerti apa yang menjadi kehendak Allah.
Firman berfungsi sebagai senjata dalam peperangan rohani (Ef 6 : 17)
3. BERSAKSI
Diawali dengan melakukan dan mengalami Firman Allah. Tanpa mengalami Tuhan, kesaksian kita akan kosong.
Dalam ilmu hukum, seorang saksi adalah yang melihat, mendengar dan mengalami langsung suatu kejadian. Murid-murid Yesus mengalami kuasa Allah melalui kehadiran Yesus. MEREKA mengalami, melihat, menyaksikan Yesus. Kesaksian-kesaksian mereka menjadi luar biasa, 5000 orang bertobat, orang sakit disembuhkan.
Adalah aneh bila seseorang mengaku murid Yesus tapi tidak pernah mengalami hal-hal yang luar biasa. Kalau hidup kita gitu-gitu aja dari dulu sampai sekarang – ada yang salah dengan kita!
Rindukanlah bukan hanya menikmati cerita/pengalaman orang lain bersama dengan Tuhan tapi mari mengalami sendiri.
Murid Yesus bersaksi melalui perkataan dan perbuatan. Waktu kita melakukan firman, kita sedang bersaksi melalui perbuatan kita. Ingat bahwa anak-anak Tuhan diperhatikan oleh sekelilingnya. Kita menjadi benchmark bagi orang-orang di sekitar kita, jadi jaga hidup kita. Jangan takut, Roh Kudus akan mengajarkan kita segala sesuatu sehingga hidup kita boleh menjadi berkat bagi orang lain.
Bersaksi agar orang lain diteguhkan dan diperoleh teguran (Yeh 3 : 18-21)
Fokusnya bukan lagi diri kita tapi orang lain. Kita sadar bahwa orang bisa bertumbuh melalui kesaksian kita. Jangan ragu untuk berbagi kebenaran dan menegur orang lain agar mereka mengalami keselamatan.
4. BERSEKUTU
Church/ gereja adalah orangnya
Jadi berpikir bahwa gereja adalah bangunan dan karenanya pergi ke gereja menjadi “wajib” tiap minggu merupakan kebiasaan/budaya yang salah. Bukan berarti tidak boleh ke gereja, tetapi kita harus memastikan pola pikir kita tepat.
Gereja adalah tubuh Kristus (1 Kor 12 : 27) dan berbicara mengenai persekutuan.
Karena itu adalah aneh ketika ada “gedung gereja” yang jemaatnya sangat banyak tetapi tidak melakukan persekutuan. Dalam hal ini ada hal esensi yang hilang.
Dalam persekutuan, gathering atau togetherness, ada hubungan yang karib. Kekhasan gereja yaitu tidak memikirkan kepentingan sendiri tapi juga orang lain
Fungsi:
Dengan rendah hati menolong (Fil 2 : 4)
Meneguhkan
Melengkapi ( 1 Kor 12)
Tiap orang diberi karunia masing-masing untuk saling melengkapi
Kekuatan dalam kesepakatan (Mat 18 : 19-20)
Saat sedang lemah, jangan terintimidasi untuk datang persekutuan karena merasa kurang sungguh-sungguh. Itu adalah dusta Iblis. Di persekutuan justru kita akan diteguhkan dan akan dibangkitkan. Lawan intimidasi dan datanglah ke persekutuan! Tuhan akan bekerja melampaui yang kita bayangkan.
Dalam pergaulan cari orang yang tepat (1 Kor 15 : 33)
Iman itu menular. Saat kita bergaul dengan orang-orang yang beriman, kita akan turut dibangun imannya. Tapi saat kita bergaul dengan orang-orang yang tidak beriman, kita akan menjadi seperti mereka. Kita bisa berteman dengan siapa saja tetapi tidak bisa bergaul dengan semua orang. Bergaul bicara berbagi hidup dengan orang itu karenanya kita perlu pilih dengan siapa kita bergaul. Bergaulah dengan orang yang tepat.
#3 BERJALAN BERSAMA TUHAN TERBIASA MELAKUKAN FIRMAN
Yak 1 : 23-24 (TB)
Sebab jika seorang hanya mendengar Firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
Ini adalah ibarat orang yang membaca Firman, tapi ketika ia mengalami saatnya untuk melakukan Firman, ia tidak melakukannya. Jangan begitu. Ketika Firman Tuhan datang kepada kita, mari kita melakukannya. Firman Tuhan akan memerdekakan kita!
#4 BERJALAN BERSAMA TUHAN MENGALAMI ALLAH SENDIRI
Berjalan bersama Tuhan adalah tentang mengalami Allah dalam kehidupan kita dalam hal :
Doa yang penuh kuasa
Melakukan perintah Allah dan menggenapi janji
Damai sejahtera Allah melampaui akal pikiran manusia
Kesatuan dengan Allah, hidup dalam terang (1 Yoh 1 :3-7)
Mari berjalan bersama Tuhan dan mengalamiNya!
Sumber : Jesus For You
Komentar
Posting Komentar