BERKAT MAHKOTA
BERKAT MAHKOTA
HANANEEL SURYA
Minggu, 14 January 2018
Ev. Julita Manik
Ratapan 3:22-23 (TB) Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
http://www.bibleforandroid.com/v/f6fe7d0a959e
Setiap Pagi Tuhan memberikan Berkat Yang Baru, Anugerah Nya selalu baru setiap pagi.
Mazmur 65:11 (TB) (65-12) Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak;
http://www.bibleforandroid.com/v/285cd6388767
Carilah Tuhan Maka Diatas Jejak Tuhan meneteskan Lemak.
BERKAT TUHAN itu Seperti MAHKOTA. BERKAT TUHAN selalu mengelilingi kita.
KEMULIAAN TUHAN = KABOD, Bobot.
Ayub 1 : 10 Konsep Berkat Iblis seperti Pagar, Tidak Mulia.
Konsep Berkat Tuhan Seperti PINTU
PINTU YANG TERBUKA = Peluang, Promosi, Berkat.
PINTU YANG TERTUTUP = Proses Didikan Tuhan.
Yusuf Sebelum Jadi Penguasa Mesir, Harus Mengalami Proses Didikan, Jadi Budak dan Di Penjara.
Daud Sebelum Jadi Raja Israel, Ia dikejar Saul dan mengalami Proses di Gua Adulam.
Kesaksian Pribadi :
Papa Julita pulang ke rumah Bapa tahun 1991. “Saya memiliki dia sebagai bapa di dunia ini hanya selama 25 tahun saja. Dan hampir sepanjang tahun-tahun yang kami lalui, sulit bagi saya merasakan kasihnya. Kalau pemenuhan kebutuhan hidup, sekolah, fasilitas, papa betul-betul mengasihi. Tapi secara jiwani saya sulit merasakannya. Anak-anaknya tumbuh dalam didikan yang kaku dari papa. Kalau papa ada di rumah, rasanya suasana tegang sekali. Anak-anak tidak bebas berekspresi, mengemukakan pendapat, apalagi meminta sesuatu”, kenang Julita.
Julita pergi ke gereja hanya kalau papa dan mamanya sedang berada di rumah. Karena orang tuanya bertugas di luar kota, jadi hanya 2 minggu sekali datang mengunjungi anak-anaknya. “Kalau papa sudah kembali ke luar kota, rasanya kehidupan menjadi merdeka. Papa akan marah kepada mama kalau melakukan kesalahan dan mama akan melampiaskan kemarahan kepada anak-anak. Karena papa sangat perfeksionis, jadi kalau sedang berada di rumah, semua harus berjalan sesuai prosedur. Kapan harus menyalakan lampu (tidak boleh terlalu cepat juga tidak boleh terlambat), bahkan sampai membawa nampan saat menghidangkan teh untuk tamu ada prosedurnya. Kalau melakukan tidak seperti yang diperintahkan, kesalahan kecil sekalipun akan membuat papa marah, ngambek dan bias berlangsung berhari-hari”, jelas wanita yang suka menulis berbagai kesaksian di blog nya yang terpilih sebagai finalis Christian Indonesian Blog-ger Festival untuk kategori ‘The Most Impacting Blog’ tahun 2009.
Setiap akhir tahun keluarga Julita rutin membuat kebaktian keluarga, dan selalu papanya menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Namun janji itu hanya bertahan beberapa jam saja. Karena keesokan harinya sifat papa Julita sudah seperti sediakala. “Begitu tegangnya suasana rumah, sehingga saya bertekad harus kuliah jauh dari kediaman kami. Dan saya diterima di ITB. Rasanya legaaaaa... sekali. Paling nggak, selama setahun saya nggak perlu menginjakkan kaki di rumah (setahun sekali saya baru pulang ke rumah). Setahun saya nggak perlu merasakan suasana tegang. Setahun saya bebas dari intimidasi perasaan”, cerita ibu dari 3 putri yang mengawali kariernya sebagai pencipta lagu.
Tapi justru di Bandung itulah Julita mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Julita yang tidak pernah ke gereja, tidak pernah sungguh-sungguh mencari Tuhan, sejak terima Yesus mulai merasakan kasih Bapa. Sejak saat itu Julita mulai mendoakan keselamatan papanya dan seluruh keluarganya. Ketika papanya sudah tua, mulai terjadi perubahan. Ia ingin lebih dekat kepada anak-anaknya. Tapi anak-anaknya sudah terlanjur selalu ingin menjaga jarak. “Saya ingat suatu malam kami anak-anaknya sedang rame-rame kumpul di ruang keluarga menonton TV sambil bercengkerama. Kemudian papa keluar dari kamarnya dan ingin menikmati kehangatan keluarga bersama anak-anak. Begitu papa bergabung, suasana langsung tegang. Kemudian satu persatu kami anak-anak secara perlahan meninggalkan ruang keluarga dan kembali ke kamar masing-masing. Dan papa ditinggal sendirian. Adik saya yang bungsu sangat kecewa pada didikan papa yang keras dan kaku, sehingga ia berkata kepada mama : ‘Ma kalau papa meninggal,... kayaknya aku nggak bakalan nangis....’, tutur ibu yang kini melayani sebagai pemimpin pujian di gerejanya.
Puji Tuhan di akhir hidupnya, papa Julita sudah banyak berubah dan sebelum menghembuskan nafas terakhir ia sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Setelah papanya tiada, Julita dapat melihat bahwa sebenarnya papanya adalah bapa yang baik, hanya ia tidak mengerti bagaimana menyalurkan kasih dengan semestinya kepada anak-anaknya. Kesaksian hidupnya membuktikan bahwa papanya adalah pekerja keras yang sangat bertanggung jawab kepada kehidupan anak istrinya. Semua kebutuhan hidup keluarga dipenuhi. Bahkan hal-hal kecilpun tak luput dari perhatiannya.
“Saya ingat saat saya main musik keyboard di kamar kost saya di Bandung, papa melihat saya memainkannya di lantai karena tidak punya stand keyboard. Tanpa saya minta, papa membelikan stand keyboard. Saya sangat tersentuh saat itu”, kenangnya. “Ketika papa sudah dikebumikan, kami buka tas kantornya (karena sehari sebelum meninggal papa masih ke kantor), dan kami menemukan di tas papa ada obat jerawat untuk adik saya yang bungsu yang memang saat itu wajahnya sedang jerawatan. Rasanya nggak mungkin papa yang kami kenal akan berbuat itu. Saya percaya hati adik saya juga tersentuh. Di saat-saat terakhirnya, adik saya ada dalam pikiran papa”, jelas Julita.
Kiranya kisah ini membuat kita mengerti akan perkataan Tuhan Yesus : “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Surga ! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya” (Matius 7:11). Papa jasmani yang sangat tidak sempurna dalam mengasihi saja, tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa di Surga.
Maka jadilah Julie-begitu ia biasa disapa, tak bisa lepas dari musik. Ditangannya tercipta lebih dari 200 lagu. Puluhan diantaranya telah direkam. Hidupnya sarat prestasi dan nyaris tanpa penolakan. Bilamana penolakan pertama ia rasa?
Talenta menulis lagu merupakan karunia dan panggilan. “Sebelumnya saya kurang terlibat dalam urusan musik. Kalaupun ada keterlibatan karena saya bisa main piano, itu pun seadanya saja. Musik itu bukan sesuatu yang saya enjoy!”
Lewat kotbah seorang hamba Tuhan ia merasakan semangat yang beda terhadap musik. ”Saya teringiang-ngiang dengan suasana ibadah dan hadirat uhan saat itu. Akhirnya mendorong saya untuk membuat lagu. Saat menyanyikannya, teman-teman justru mengira itu lagu dari kaset!” kenangnya.
Sejak itu penyanyi berambut pirang ini aktif dan serius menulis lagu. Semua lagu disimpannya rapih. Sampai akhirnya Welyar Kauntu melihat lagunya. “Lagu Indonesia Penuh Kemuliaan- Mu direkam tahun 1990an. Jadilah lagu itu dinyanyikan bila sudah menyangkut kenegaraan di gereja-gereja atau acara nasional.”
Saat Saudara membaca kisah ini, mungkin ada yang merasa tak berbapa, walaupun papanya masih ada. Merasa tak dikasihi bahkan teraniaya secara fisik ataupun jiwani oleh papanya sendiri. Camkanlah kalau Saudara sudah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Saudara adalah orang yang paling berbahagia. Karena Yesus adalah Bapa Yang Kekal. Sekalipun kita tidak dikasihi bapa jasmani, tapi jikalau kita mengenal Dia sebagai Bapa Yang Kekal, kita adalah orang-orang yang lebih beruntung daripada mereka yang selama hidupnya mengalami kasih bapa jasmani tapi tidak pernah mengenal kasih Bapa Yang Kekal.
20 Tahun mengalami Pintu Tetutup.
Kisah Para Rasul 2:25 (TB) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
http://www.bibleforandroid.com/v/d5f806396763
Julita selalu memandang Tuhan selama mengalami pintu tertutup dan penolakan.
Yeremia 29:11 (TB) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
http://www.bibleforandroid.com/v/7f6983657286
Tuhan selalu merancangkan Rancangan Damai Sejahtera.
Wahyu 3:8 (TB) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
http://www.bibleforandroid.com/v/da6b0a625410
AMIN
Penulis : Joshua Ivan Sudrajat
HANANEEL SURYA
Minggu, 14 January 2018
Ev. Julita Manik
Ratapan 3:22-23 (TB) Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
http://www.bibleforandroid.com/v/f6fe7d0a959e
Setiap Pagi Tuhan memberikan Berkat Yang Baru, Anugerah Nya selalu baru setiap pagi.
Mazmur 65:11 (TB) (65-12) Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak;
http://www.bibleforandroid.com/v/285cd6388767
Carilah Tuhan Maka Diatas Jejak Tuhan meneteskan Lemak.
BERKAT TUHAN itu Seperti MAHKOTA. BERKAT TUHAN selalu mengelilingi kita.
KEMULIAAN TUHAN = KABOD, Bobot.
Ayub 1 : 10 Konsep Berkat Iblis seperti Pagar, Tidak Mulia.
Konsep Berkat Tuhan Seperti PINTU
PINTU YANG TERBUKA = Peluang, Promosi, Berkat.
PINTU YANG TERTUTUP = Proses Didikan Tuhan.
Yusuf Sebelum Jadi Penguasa Mesir, Harus Mengalami Proses Didikan, Jadi Budak dan Di Penjara.
Daud Sebelum Jadi Raja Israel, Ia dikejar Saul dan mengalami Proses di Gua Adulam.
Kesaksian Pribadi :
Papa Julita pulang ke rumah Bapa tahun 1991. “Saya memiliki dia sebagai bapa di dunia ini hanya selama 25 tahun saja. Dan hampir sepanjang tahun-tahun yang kami lalui, sulit bagi saya merasakan kasihnya. Kalau pemenuhan kebutuhan hidup, sekolah, fasilitas, papa betul-betul mengasihi. Tapi secara jiwani saya sulit merasakannya. Anak-anaknya tumbuh dalam didikan yang kaku dari papa. Kalau papa ada di rumah, rasanya suasana tegang sekali. Anak-anak tidak bebas berekspresi, mengemukakan pendapat, apalagi meminta sesuatu”, kenang Julita.
Julita pergi ke gereja hanya kalau papa dan mamanya sedang berada di rumah. Karena orang tuanya bertugas di luar kota, jadi hanya 2 minggu sekali datang mengunjungi anak-anaknya. “Kalau papa sudah kembali ke luar kota, rasanya kehidupan menjadi merdeka. Papa akan marah kepada mama kalau melakukan kesalahan dan mama akan melampiaskan kemarahan kepada anak-anak. Karena papa sangat perfeksionis, jadi kalau sedang berada di rumah, semua harus berjalan sesuai prosedur. Kapan harus menyalakan lampu (tidak boleh terlalu cepat juga tidak boleh terlambat), bahkan sampai membawa nampan saat menghidangkan teh untuk tamu ada prosedurnya. Kalau melakukan tidak seperti yang diperintahkan, kesalahan kecil sekalipun akan membuat papa marah, ngambek dan bias berlangsung berhari-hari”, jelas wanita yang suka menulis berbagai kesaksian di blog nya yang terpilih sebagai finalis Christian Indonesian Blog-ger Festival untuk kategori ‘The Most Impacting Blog’ tahun 2009.
Setiap akhir tahun keluarga Julita rutin membuat kebaktian keluarga, dan selalu papanya menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Namun janji itu hanya bertahan beberapa jam saja. Karena keesokan harinya sifat papa Julita sudah seperti sediakala. “Begitu tegangnya suasana rumah, sehingga saya bertekad harus kuliah jauh dari kediaman kami. Dan saya diterima di ITB. Rasanya legaaaaa... sekali. Paling nggak, selama setahun saya nggak perlu menginjakkan kaki di rumah (setahun sekali saya baru pulang ke rumah). Setahun saya nggak perlu merasakan suasana tegang. Setahun saya bebas dari intimidasi perasaan”, cerita ibu dari 3 putri yang mengawali kariernya sebagai pencipta lagu.
Tapi justru di Bandung itulah Julita mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Julita yang tidak pernah ke gereja, tidak pernah sungguh-sungguh mencari Tuhan, sejak terima Yesus mulai merasakan kasih Bapa. Sejak saat itu Julita mulai mendoakan keselamatan papanya dan seluruh keluarganya. Ketika papanya sudah tua, mulai terjadi perubahan. Ia ingin lebih dekat kepada anak-anaknya. Tapi anak-anaknya sudah terlanjur selalu ingin menjaga jarak. “Saya ingat suatu malam kami anak-anaknya sedang rame-rame kumpul di ruang keluarga menonton TV sambil bercengkerama. Kemudian papa keluar dari kamarnya dan ingin menikmati kehangatan keluarga bersama anak-anak. Begitu papa bergabung, suasana langsung tegang. Kemudian satu persatu kami anak-anak secara perlahan meninggalkan ruang keluarga dan kembali ke kamar masing-masing. Dan papa ditinggal sendirian. Adik saya yang bungsu sangat kecewa pada didikan papa yang keras dan kaku, sehingga ia berkata kepada mama : ‘Ma kalau papa meninggal,... kayaknya aku nggak bakalan nangis....’, tutur ibu yang kini melayani sebagai pemimpin pujian di gerejanya.
Puji Tuhan di akhir hidupnya, papa Julita sudah banyak berubah dan sebelum menghembuskan nafas terakhir ia sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Setelah papanya tiada, Julita dapat melihat bahwa sebenarnya papanya adalah bapa yang baik, hanya ia tidak mengerti bagaimana menyalurkan kasih dengan semestinya kepada anak-anaknya. Kesaksian hidupnya membuktikan bahwa papanya adalah pekerja keras yang sangat bertanggung jawab kepada kehidupan anak istrinya. Semua kebutuhan hidup keluarga dipenuhi. Bahkan hal-hal kecilpun tak luput dari perhatiannya.
“Saya ingat saat saya main musik keyboard di kamar kost saya di Bandung, papa melihat saya memainkannya di lantai karena tidak punya stand keyboard. Tanpa saya minta, papa membelikan stand keyboard. Saya sangat tersentuh saat itu”, kenangnya. “Ketika papa sudah dikebumikan, kami buka tas kantornya (karena sehari sebelum meninggal papa masih ke kantor), dan kami menemukan di tas papa ada obat jerawat untuk adik saya yang bungsu yang memang saat itu wajahnya sedang jerawatan. Rasanya nggak mungkin papa yang kami kenal akan berbuat itu. Saya percaya hati adik saya juga tersentuh. Di saat-saat terakhirnya, adik saya ada dalam pikiran papa”, jelas Julita.
Kiranya kisah ini membuat kita mengerti akan perkataan Tuhan Yesus : “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Surga ! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya” (Matius 7:11). Papa jasmani yang sangat tidak sempurna dalam mengasihi saja, tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa di Surga.
Maka jadilah Julie-begitu ia biasa disapa, tak bisa lepas dari musik. Ditangannya tercipta lebih dari 200 lagu. Puluhan diantaranya telah direkam. Hidupnya sarat prestasi dan nyaris tanpa penolakan. Bilamana penolakan pertama ia rasa?
Talenta menulis lagu merupakan karunia dan panggilan. “Sebelumnya saya kurang terlibat dalam urusan musik. Kalaupun ada keterlibatan karena saya bisa main piano, itu pun seadanya saja. Musik itu bukan sesuatu yang saya enjoy!”
Lewat kotbah seorang hamba Tuhan ia merasakan semangat yang beda terhadap musik. ”Saya teringiang-ngiang dengan suasana ibadah dan hadirat uhan saat itu. Akhirnya mendorong saya untuk membuat lagu. Saat menyanyikannya, teman-teman justru mengira itu lagu dari kaset!” kenangnya.
Sejak itu penyanyi berambut pirang ini aktif dan serius menulis lagu. Semua lagu disimpannya rapih. Sampai akhirnya Welyar Kauntu melihat lagunya. “Lagu Indonesia Penuh Kemuliaan- Mu direkam tahun 1990an. Jadilah lagu itu dinyanyikan bila sudah menyangkut kenegaraan di gereja-gereja atau acara nasional.”
Saat Saudara membaca kisah ini, mungkin ada yang merasa tak berbapa, walaupun papanya masih ada. Merasa tak dikasihi bahkan teraniaya secara fisik ataupun jiwani oleh papanya sendiri. Camkanlah kalau Saudara sudah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Saudara adalah orang yang paling berbahagia. Karena Yesus adalah Bapa Yang Kekal. Sekalipun kita tidak dikasihi bapa jasmani, tapi jikalau kita mengenal Dia sebagai Bapa Yang Kekal, kita adalah orang-orang yang lebih beruntung daripada mereka yang selama hidupnya mengalami kasih bapa jasmani tapi tidak pernah mengenal kasih Bapa Yang Kekal.
20 Tahun mengalami Pintu Tetutup.
Kisah Para Rasul 2:25 (TB) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
http://www.bibleforandroid.com/v/d5f806396763
Julita selalu memandang Tuhan selama mengalami pintu tertutup dan penolakan.
Yeremia 29:11 (TB) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
http://www.bibleforandroid.com/v/7f6983657286
Tuhan selalu merancangkan Rancangan Damai Sejahtera.
Wahyu 3:8 (TB) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
http://www.bibleforandroid.com/v/da6b0a625410
AMIN
Penulis : Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar