HARI RAYA PURIM
HARI RAYA PURIM
(Ester 3:7, 9:24,26)
A. Latar belakang dan penulis kitab
a. Latar Belakang Kitab Ester
Cerita Kitab ini terjadi di kota Susan, ibukota kerajaan Persia pada zaman Ahasyweros (Sasta I), yang menyusul Koresy dan Darius sebagai raja. Kisah ini menceritakan sebuah komplotan untuk melenyapkan semua orang Yahudi yang tinggal di kerajaan Persia pada waktu itu dan bagaimana mereka diselamatkan dengan cara yang ajaib. Penyelamatan mereka dirayakan di seluruh kerajaan Persia pada waktu itu, dan masih dirayakan setiap tahun sampai sekarang oleh orang Yahudi disetiap penjuru dunia, yaitu Hari Raya Purim (Ester 3:7, 9:24-32). Gulungan kitab Ester dibacakan tiap tahun pada hari itu, sehingga kisah ini lebih dikenal orang Yahudi daripada semua kisah lain. Apalagi, apabila orang Yahudi menngalami penganiayaan sejak waktu itu, kitab Ester inilah yang menghibur dan meyakinkan mereka akan pembebasan serta mendorong cita-cita kebangsaan mereka. Oleh karena itu kitab ini sangat disenangi orang Yahudi.[1]
b. Penulis Kitab Ester
Menurut tradisi Yahudi, kitab ini dikarang oleh beberapa pemimpin agama Yahudi yang diatur oleh Nehemia kira-kira th.400 B.C. Josefus, seorang ahli sejarah Yahudi yang hidup pada abad ke-1 A.D. mengatakan bahwa Mordekhailah penulis kitab Ester, penadapat itu juga dipegang oleh orang-orang Yahudi yang lain. Barangkali pendapat tersebut berdasarkan kesalahfahaman terhadap pasal 9:20 yang mengatakan bahwa ” Mordekhai menuliskan peristiwa itu”. Tetapi ayat itu tidak bolah diceraikan dari konteksnya, khususnya ayat 23, yang menjelaskan bahwa apa yang dituliskan Mordekhai adalah sebuah surat mengenai penetapan hari raya Purim (bd.9:29). Lagipula, pujian uang diberikan kepada Mordekhai dalam pasal 10:3 menunjukkan bahwa bukan dialah yang menulisnya.
Sebenarnya identitas kitab Ester tidak diketahui sama sekali, akan tetapi pengetahuannya yang sangat dalam tentang urusan-urusan kerajaa Persia menunjukkan bahwa barangkali dia tinggal di negeri itu, bukan di Palestina. Sumber-sumber lain yang dipakai olehnya termasuk tulisan Mordekhai (9:20), kitab sejarah raja-raja Media dan Persia (2:23, 6:1, 10:2), dan barangkali tradisi-tradisi lisan juga, tetapi tidak ada keterangan dari sumber-sumber yang menyebutkan identitasnya.[2]
B. Tujuan penulisan kitab
Kitab ini mempunyai maksud ganda:
1. Ditulis untuk menunjukkan bagaimana orang Yahudi dilindungi dan diselamatkan dari ancaman pemusnahan oleh campur tangan Allah melalui Ratu Ester. Sekalipun nama Allah tidak disebutkan secara khusus, bukti pemeliharaanNya jelas sepanjang kitab ini.
2. Kitab ini juga ditulis untuk memberikan catatan dan latar belakang sejarah Hari Raya Purim orang Yahudi (3:6-7, 9:26-28), dan dengan demikian mempertahankan ingatan akan pelepasan luar biasa orang Yahudi di Persia (bd. Hari raya Paskah dan pelepasan luar biasa Israel dari Mesir) untuk generasi-generasi yang akan datng. Kiatb ini juga menguraikan kewajiban untuk merayakan Purim setiap tahun (9:24, 28-32).[3]
C. Keadaan konteks
Setelah kerajaan Babel direbut dan diganti oleh kerajaan Persia pada tahun 539 SM, pusat pemerintahan bagi orang Yahudi buangan berpindah ke Persia. Ibukotanya Susan menjadi latarbelakang kisah Ester, pada masa pemerintahan Ahasyweros (nama Ibrani) atau Khshayarshan (nama Persia) atau Xerxes (nama Yunani) yang memerintah pada tahun 486-465 SM. Kitab ini meliput tahun-tahun 483-473 SM dari pemerintahannya (1:3, 3:7), dengan sebagian besar peristiwa terjadi pada tahun 473 SM. Ester menjadi ratu Persia pada tahun 478 SM ( 2:16).
Secara kronologis, peristiwa Ester terjadi di Persia antara Ezra 6 dan 7, yaitu di antara kembalinya rombongan Yahudi pertama ke Yerusalem pada tahun 538 SM dibawah pimpinan Zerubabel dan rombongan kedua pada tahun 457 SM dibawah pimpinan Ezra. Sekalipun kitab ini ditempatkan setelah Nehemia kembali ke Yerusalem 444 SM untuk membangun kembalinya tembok Yerusalem. Sedangkan kitab-kitab Ezra dan Nehemia dari masa pasca pembuanagn membahas hal-hal yang berkaitan dengan kaum Yahudi sisa yang kembali ke Yerusalem, kitab Ester mencatat suatu peristiwa yang sangat penting bagi orang Yahudi yang tinggal di Persia.
D. Penggenapan dalam PB
PB sama sekali tidak mengacu atau menunjuk kepada kitab ini. Akan tetapi, kebencian Haman kepada orang Yahudi serta komplotannya untuk membunuh dan memusnahkan semua orang Yahudi di kerajaan Persia (Pasal 3, 7 dan 4) merupakan lambing Perjanjian Lama dari Antikristus, yang akan berusaha untuk membinasakan semua orang Yahudi dan orang Kristen pada akhir sejarah (Lih Kitab Wahyu).[4]
E. Makna religius yang di dapat dengan kehidupan sekarang
Dalam kitab Ester, meskipun nama Allah tidak disebutkan, tetapi kitab ini memberitakan kepercayaan akan perlindungan Allah atas umat-umat-Nya.[5] Tetapi relefansinya bagi kehidupan kita sekarang ini. Allah kita adalah kasih dan Dia tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya jatuh kedalam kebinasaan. Meskipun hal itu seakan-akan kita tidak mampu mengatasinya, tetapi Allah kita yang dasyat memberikan jalan keluar.
F. Tafsiran (Ester 3:7, 9:24,26)
* Pengertian Purim
Purim adalah “Pesta Yahudi yang dirayakan pada hari 13-25 bulan Adar”. Pada perayaan ini kitab Ester dibaca, dan biasanya jemaat Sinagoge berteriak jika nama Haman disebut. Pada zaman pemerintahan Ahasyweros, barangkali Xerxes (475-465 SM) tapi mungkin juga Artaxerxes II (404-359), Haman perdana menteri, memutuskan untuk membunuh orang Yahudi secara massal. Karena Haman mempercayai takhayul, maka ia membuang undi untuk mendapatkan hari yang baik. Kata “Pur” dalam Ester 3:7, 9:24,26 yang dikatakan berarti “Undi” bukanlah kata Ibrani, tapi hampir pasti kata Asyur “Puru” yang artinya “Kerikil” yang nampaknya dipakai untuk mengundi.[6]
Purim dari bahasa “Akkad”, yang artinya Undi. Sebuah Pesta Yahudi yang dirayakan pada tanggal 14 dan 15 Adar. Pesta itu mengadakan peringatan pembebasan bangsaYahudi oleh Mordekhai dan Ester dibawah raja Persia Ahasyweros (485-465). Cerita pembebasan itu semula tidak ada hubungannya dengan nama pesta atau tanggalannya. Barangkali orang-orang Yahudi dari diaspora di daerah Timur ikut merayakan sebuah pesta Persia dimusim semi dalam bulan Adar. Dikemudian hari pesta itu di”Yahudikan” dan diberi arti baru pada namanya (sebetulnya berarti “yang pertama”). Pesta Purim adalah sebuah pesta yang penuh kegembiraan dan disertai perjamuan-perjamuan serta pemberian hadiah kepada para fakir miskin (Ester 9:19-22). Sumber-sumber yang lebih mudah bahkan memberitakan tentang kebiasaan pesta dengan topeng-topeng dan semacam karnaval. Didalam sinagoge dibacakan kitab Ester pada perayaan itu.[7]
Purim dari kata “Pur” = Undi (bahasa Akkad ) yang dibuang Haman (Ester 3:7). Menurut salah satu tafsiran, undi dibuang setiap hari pemusnahan massal itu. Jika demikian, pembuangan itu terjadi pada Bulan Nisan (April/ Mei 474, dan tanggal yang dipilih yaitu tanggal 5 April 473).[8] Purim untuk mengingat bahwa Haman memakai “Pur” atau “Undi” untuk menentukan hari pembantaian orang Yahudi.[9] Haman anak Hamedata, keturunan Agag, musuh besar orang Yahudi, telah membuang “Undi” yang disebut juga “Purim” guna menetapkan hari untuk membantai orang Yahudi.[10] Purim juga dapat artikan Undi (Ester 9:26).[11]
* Sejarah Munculnya Hari Raya Purim
Pada waktu itu Ahasyweros mengadakan perjamuan untuk segala pembesar dan pegawainya, baik sipil maupun militer, pada hari yang terakhir ia memerintah permaisuri Wasti untuk menghadap kepadanya. Wasti tidak mau, sehingga ia ditolak sebagai permaisuri. Dari antara gadis-gadis yag dihimpunkan di istana, Ahasyweros memilih Ester menjadi pengganti Wasti. Ester adalah anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak.
Mordekhai yang tinggal di pintu gerbang istana dapat mengetahui rencana penjaga pintu gerbang istana yang ingin membunuh raja Ahasyweros. Mordekhai memberitahukan hal itu kepada raja Ahasyweros dan kedua orang itu disulakan pada tiang. Ahasyweros mengangkat Haman menjadi pembesar tertinggi. Semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman. Seperti raja sendiri, yakni dengan mendewa-dewakannya, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud kepadanya. Haman dizinkan raja untuk menumpas semua orang Yahudi yang masih tinggal dalam kerajaan itu. Haman tidak puas, jika Mordekhai sendiri saja dibinasakan. Ia menyuruh imam-imam untuk menentukan hari yang baik untuk penumpasan itu. “Pur = undian”, harus menunggu setahun penuh.
G. Simpulan
Dalam karya ilmiah ini, penulis menarik sebuah simpulan bahwa purim adalah Pesta Yahudi yang dirayakan pada hari 13-25 bulan Adar. Hari raya Purim ini merupakan hari raya untuk memperingati kekebebasan mereka dari kebinasaan yang dilakukan oleh bangsa Persia melalui Haman. Melalui Ester yang menjadi permaisuri raja Persia yaitu Ahasyweros dan pamannya Moderkhai, bangsa yahudi di bebaskan dari kebinasaan yang dilakukan oleh Haman.
Referensi
Dennis. Pengenalan Perjanjian Lama. Gandum Mas. Malang.
Alkitab Penuntun, Hidup Berkelimpahan. Gandum Mas. Malang 1994
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jili 2
Gering, Howard M, Kamus Alkitab. Jakarta:1962.
W.S Lasor. Pengantar Perjanjian Lama I. Jakarta 1993
Rewrite Joshua
(Ester 3:7, 9:24,26)
A. Latar belakang dan penulis kitab
a. Latar Belakang Kitab Ester
Cerita Kitab ini terjadi di kota Susan, ibukota kerajaan Persia pada zaman Ahasyweros (Sasta I), yang menyusul Koresy dan Darius sebagai raja. Kisah ini menceritakan sebuah komplotan untuk melenyapkan semua orang Yahudi yang tinggal di kerajaan Persia pada waktu itu dan bagaimana mereka diselamatkan dengan cara yang ajaib. Penyelamatan mereka dirayakan di seluruh kerajaan Persia pada waktu itu, dan masih dirayakan setiap tahun sampai sekarang oleh orang Yahudi disetiap penjuru dunia, yaitu Hari Raya Purim (Ester 3:7, 9:24-32). Gulungan kitab Ester dibacakan tiap tahun pada hari itu, sehingga kisah ini lebih dikenal orang Yahudi daripada semua kisah lain. Apalagi, apabila orang Yahudi menngalami penganiayaan sejak waktu itu, kitab Ester inilah yang menghibur dan meyakinkan mereka akan pembebasan serta mendorong cita-cita kebangsaan mereka. Oleh karena itu kitab ini sangat disenangi orang Yahudi.[1]
b. Penulis Kitab Ester
Menurut tradisi Yahudi, kitab ini dikarang oleh beberapa pemimpin agama Yahudi yang diatur oleh Nehemia kira-kira th.400 B.C. Josefus, seorang ahli sejarah Yahudi yang hidup pada abad ke-1 A.D. mengatakan bahwa Mordekhailah penulis kitab Ester, penadapat itu juga dipegang oleh orang-orang Yahudi yang lain. Barangkali pendapat tersebut berdasarkan kesalahfahaman terhadap pasal 9:20 yang mengatakan bahwa ” Mordekhai menuliskan peristiwa itu”. Tetapi ayat itu tidak bolah diceraikan dari konteksnya, khususnya ayat 23, yang menjelaskan bahwa apa yang dituliskan Mordekhai adalah sebuah surat mengenai penetapan hari raya Purim (bd.9:29). Lagipula, pujian uang diberikan kepada Mordekhai dalam pasal 10:3 menunjukkan bahwa bukan dialah yang menulisnya.
Sebenarnya identitas kitab Ester tidak diketahui sama sekali, akan tetapi pengetahuannya yang sangat dalam tentang urusan-urusan kerajaa Persia menunjukkan bahwa barangkali dia tinggal di negeri itu, bukan di Palestina. Sumber-sumber lain yang dipakai olehnya termasuk tulisan Mordekhai (9:20), kitab sejarah raja-raja Media dan Persia (2:23, 6:1, 10:2), dan barangkali tradisi-tradisi lisan juga, tetapi tidak ada keterangan dari sumber-sumber yang menyebutkan identitasnya.[2]
B. Tujuan penulisan kitab
Kitab ini mempunyai maksud ganda:
1. Ditulis untuk menunjukkan bagaimana orang Yahudi dilindungi dan diselamatkan dari ancaman pemusnahan oleh campur tangan Allah melalui Ratu Ester. Sekalipun nama Allah tidak disebutkan secara khusus, bukti pemeliharaanNya jelas sepanjang kitab ini.
2. Kitab ini juga ditulis untuk memberikan catatan dan latar belakang sejarah Hari Raya Purim orang Yahudi (3:6-7, 9:26-28), dan dengan demikian mempertahankan ingatan akan pelepasan luar biasa orang Yahudi di Persia (bd. Hari raya Paskah dan pelepasan luar biasa Israel dari Mesir) untuk generasi-generasi yang akan datng. Kiatb ini juga menguraikan kewajiban untuk merayakan Purim setiap tahun (9:24, 28-32).[3]
C. Keadaan konteks
Setelah kerajaan Babel direbut dan diganti oleh kerajaan Persia pada tahun 539 SM, pusat pemerintahan bagi orang Yahudi buangan berpindah ke Persia. Ibukotanya Susan menjadi latarbelakang kisah Ester, pada masa pemerintahan Ahasyweros (nama Ibrani) atau Khshayarshan (nama Persia) atau Xerxes (nama Yunani) yang memerintah pada tahun 486-465 SM. Kitab ini meliput tahun-tahun 483-473 SM dari pemerintahannya (1:3, 3:7), dengan sebagian besar peristiwa terjadi pada tahun 473 SM. Ester menjadi ratu Persia pada tahun 478 SM ( 2:16).
Secara kronologis, peristiwa Ester terjadi di Persia antara Ezra 6 dan 7, yaitu di antara kembalinya rombongan Yahudi pertama ke Yerusalem pada tahun 538 SM dibawah pimpinan Zerubabel dan rombongan kedua pada tahun 457 SM dibawah pimpinan Ezra. Sekalipun kitab ini ditempatkan setelah Nehemia kembali ke Yerusalem 444 SM untuk membangun kembalinya tembok Yerusalem. Sedangkan kitab-kitab Ezra dan Nehemia dari masa pasca pembuanagn membahas hal-hal yang berkaitan dengan kaum Yahudi sisa yang kembali ke Yerusalem, kitab Ester mencatat suatu peristiwa yang sangat penting bagi orang Yahudi yang tinggal di Persia.
D. Penggenapan dalam PB
PB sama sekali tidak mengacu atau menunjuk kepada kitab ini. Akan tetapi, kebencian Haman kepada orang Yahudi serta komplotannya untuk membunuh dan memusnahkan semua orang Yahudi di kerajaan Persia (Pasal 3, 7 dan 4) merupakan lambing Perjanjian Lama dari Antikristus, yang akan berusaha untuk membinasakan semua orang Yahudi dan orang Kristen pada akhir sejarah (Lih Kitab Wahyu).[4]
E. Makna religius yang di dapat dengan kehidupan sekarang
Dalam kitab Ester, meskipun nama Allah tidak disebutkan, tetapi kitab ini memberitakan kepercayaan akan perlindungan Allah atas umat-umat-Nya.[5] Tetapi relefansinya bagi kehidupan kita sekarang ini. Allah kita adalah kasih dan Dia tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya jatuh kedalam kebinasaan. Meskipun hal itu seakan-akan kita tidak mampu mengatasinya, tetapi Allah kita yang dasyat memberikan jalan keluar.
F. Tafsiran (Ester 3:7, 9:24,26)
* Pengertian Purim
Purim adalah “Pesta Yahudi yang dirayakan pada hari 13-25 bulan Adar”. Pada perayaan ini kitab Ester dibaca, dan biasanya jemaat Sinagoge berteriak jika nama Haman disebut. Pada zaman pemerintahan Ahasyweros, barangkali Xerxes (475-465 SM) tapi mungkin juga Artaxerxes II (404-359), Haman perdana menteri, memutuskan untuk membunuh orang Yahudi secara massal. Karena Haman mempercayai takhayul, maka ia membuang undi untuk mendapatkan hari yang baik. Kata “Pur” dalam Ester 3:7, 9:24,26 yang dikatakan berarti “Undi” bukanlah kata Ibrani, tapi hampir pasti kata Asyur “Puru” yang artinya “Kerikil” yang nampaknya dipakai untuk mengundi.[6]
Purim dari bahasa “Akkad”, yang artinya Undi. Sebuah Pesta Yahudi yang dirayakan pada tanggal 14 dan 15 Adar. Pesta itu mengadakan peringatan pembebasan bangsaYahudi oleh Mordekhai dan Ester dibawah raja Persia Ahasyweros (485-465). Cerita pembebasan itu semula tidak ada hubungannya dengan nama pesta atau tanggalannya. Barangkali orang-orang Yahudi dari diaspora di daerah Timur ikut merayakan sebuah pesta Persia dimusim semi dalam bulan Adar. Dikemudian hari pesta itu di”Yahudikan” dan diberi arti baru pada namanya (sebetulnya berarti “yang pertama”). Pesta Purim adalah sebuah pesta yang penuh kegembiraan dan disertai perjamuan-perjamuan serta pemberian hadiah kepada para fakir miskin (Ester 9:19-22). Sumber-sumber yang lebih mudah bahkan memberitakan tentang kebiasaan pesta dengan topeng-topeng dan semacam karnaval. Didalam sinagoge dibacakan kitab Ester pada perayaan itu.[7]
Purim dari kata “Pur” = Undi (bahasa Akkad ) yang dibuang Haman (Ester 3:7). Menurut salah satu tafsiran, undi dibuang setiap hari pemusnahan massal itu. Jika demikian, pembuangan itu terjadi pada Bulan Nisan (April/ Mei 474, dan tanggal yang dipilih yaitu tanggal 5 April 473).[8] Purim untuk mengingat bahwa Haman memakai “Pur” atau “Undi” untuk menentukan hari pembantaian orang Yahudi.[9] Haman anak Hamedata, keturunan Agag, musuh besar orang Yahudi, telah membuang “Undi” yang disebut juga “Purim” guna menetapkan hari untuk membantai orang Yahudi.[10] Purim juga dapat artikan Undi (Ester 9:26).[11]
* Sejarah Munculnya Hari Raya Purim
Pada waktu itu Ahasyweros mengadakan perjamuan untuk segala pembesar dan pegawainya, baik sipil maupun militer, pada hari yang terakhir ia memerintah permaisuri Wasti untuk menghadap kepadanya. Wasti tidak mau, sehingga ia ditolak sebagai permaisuri. Dari antara gadis-gadis yag dihimpunkan di istana, Ahasyweros memilih Ester menjadi pengganti Wasti. Ester adalah anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak.
Mordekhai yang tinggal di pintu gerbang istana dapat mengetahui rencana penjaga pintu gerbang istana yang ingin membunuh raja Ahasyweros. Mordekhai memberitahukan hal itu kepada raja Ahasyweros dan kedua orang itu disulakan pada tiang. Ahasyweros mengangkat Haman menjadi pembesar tertinggi. Semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman. Seperti raja sendiri, yakni dengan mendewa-dewakannya, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud kepadanya. Haman dizinkan raja untuk menumpas semua orang Yahudi yang masih tinggal dalam kerajaan itu. Haman tidak puas, jika Mordekhai sendiri saja dibinasakan. Ia menyuruh imam-imam untuk menentukan hari yang baik untuk penumpasan itu. “Pur = undian”, harus menunggu setahun penuh.
G. Simpulan
Dalam karya ilmiah ini, penulis menarik sebuah simpulan bahwa purim adalah Pesta Yahudi yang dirayakan pada hari 13-25 bulan Adar. Hari raya Purim ini merupakan hari raya untuk memperingati kekebebasan mereka dari kebinasaan yang dilakukan oleh bangsa Persia melalui Haman. Melalui Ester yang menjadi permaisuri raja Persia yaitu Ahasyweros dan pamannya Moderkhai, bangsa yahudi di bebaskan dari kebinasaan yang dilakukan oleh Haman.
Referensi
Dennis. Pengenalan Perjanjian Lama. Gandum Mas. Malang.
Alkitab Penuntun, Hidup Berkelimpahan. Gandum Mas. Malang 1994
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jili 2
Gering, Howard M, Kamus Alkitab. Jakarta:1962.
W.S Lasor. Pengantar Perjanjian Lama I. Jakarta 1993
Rewrite Joshua
Komentar
Posting Komentar