Hukum Iman
HUKUM IMAN
Pdt Petrus Agung Purnomo
Pdt Petrus Agung Purnomo
Saya mengerti ini sejak masa awal saya bertobat pada waktu itu ketika saya lahir baru umur 17 tahun ada panggilan dalam hati saya untuk menjadi hamba Tuhan, saya mengerti aja, waktu itu hamba Tuhan beda dengan sekarang, sekarang banyak pengusaha jadi pendeta, dulu kalau orang jadi pendeta berat sekali, artinya kalau anda sekolah alkitab/teologia katanya orang begini ‘kalau mau masuk perguruan tinggi dimana-mana ditolak lebih baik masuk sekolah teologia, kalau mau masuk kuliah dan tidak punya biaya akhirnya masuk sekolah teologia, kalau sudah males-malesan dan ogah-ogahan masuknya sekolah teologia, artinya kebanyakan dan tidak seluruhnya yang masuk sekolah teologia adalah pelarian, kemudian dalam gereja pada saat itu systemnya kemajelisan dibanyak tempat sehingga banyak pendeta jadi pegawainya para majelis, kasihan sekali diketatin gajinya, ngga boleh ini ngga boleh itu, dibuat tercekik nyaris mati setiap hari harus doa puasa karena terpaksa dan ini kekejaman dimana-mana. Waktu itu orang tua saya sendiri bertahun-tahun aktif di gereja dan mereka mengerti susah payahnya jadi gembala sidang, dibantai majelis dihajar kanan kiri dengan perkataan, sudah gajinya kurang kotbahnya tidak boleh keliru salah dicerca tidak bagus diomelin segala macam dibandingin dengan pendeta lain ini penderitaan yang luar biasa, ketika mereka dengar saya mau jadi hamba Tuhan ayah saya berkata “tidak boleh, kamu dagang saja nanti kamu punya uang sendiri kamu boleh sambil melayani Tuhan, lebih terhormat tidak ada orang yang nginjek-nginjek kamu”.
Suatu hari saya baca buku-buku Kenneth Haggin tentang IMAN dan saya berkata mestinya ini ada kehidupan lain diluar dari yang biasa saya lihat setiap hari dan jujur pada waktu itu saya bergaul dan melihat kehidupan kehidupan beberapa hamba Tuhan berat sekali hidupnya secara ekonomi dan saya sendiri keadaan keluarga juga dibawah, berat sekali, kami miskin tidak punya apa-apa. Ketika saya baca buku itu saya berkata “ KALAU AKU MENGERTI IMAN ITU APA MESTINYA SEMUA ITU BERES, KUNCINYA DISATU KATA IMAN, KALAU AKU MENGERTI IMAN ITU APA TIDAK MUNGKIN AKUHIDUP MENDERITA, TIDAK MUNGKIN KELAPARAN”, dalam pengertiannya bukan menderita karena nama Yesus tapi menderita karena tidak punya uang, ini bukan soal gajinya berapa tapi soal IMAN, kalau perlu aku sebagai hamba Tuhan tidak usah gajian Tuhan yang gaji saya, tapi IMAN itu mengoperasikannya bagaimana?, bentuknya BERIMAN bagaimana?, rasanya BERIMAN itu bagaimana?.
Karena tidak mengerti dan saya baru didalam Tuhan datanglah saya ke pendeta, saya bilang “ pak pendeta bolehkah saya bertanya mengenai firman Tuhan, zaman itu banyak pelajar terima Yesus, para pendeta senang juga, muda –muda mulai kenal Tuhan, saya bertanya “ IMAN itu apa sih pak?, makanya baca alkitab baca itu Ibrani 11:1, itulah IMAN, pak yang itu saya mengerti tapi RASAnya beriman itu bagaimana pak?, “beriman itu rasanya YAKIN, yang namanya YAKIN itu bagaimana sih pak?, YAKIN itu MANTAP, MANTAP itu pak?, “MANTAP itu PERCAYA,nah PERCAYA itu?, PERCAYA ya IMAN itu, jelas,….????, waduh…muter…“kurang lebih pak ( kurangnya banyak lebihnya tidak ada).
Pindah ke pendeta lain, “pak IMAN itu apa pak? Nah IMAN itu Ibrani 11:1, yang itu saya tahu, tapi RASAnya beriman? ,Beriman itu YAKIN,YAKIN itu apa pak?, YAKIN itu MANTAP, MANTAP itu pak?, itulah PERCAYA?, PERCAYA ya IMAN itu, loohhh kok sama ya ilmunya, sekolahnya sama kali ya.
Pindah ke pendeta 3 “persis jawaban”, bukan makin jelas lama-lama makin bingung.
Pindah ke pendeta ke 4 sekarang sudah almarhum pulang kerumah BAPA, saya bilang “ pak pendeta IMAN itu apa?, Oo Ibrani 11: 1, wah..celaka habis ini pasti YAKIN, MANTAP,PERCAYA,IMAN, terus saya langsung short cut, “begini aja pak saya ini sudah Tanya kebanyak pendeta tapi lama-lama saya makin bingung, “makanya kita perlu belajar mengenal lebih dalam lagi, “ Begini aja pak pendeta saya ini tidak punya apa-apa, usia makin bertambah, saya rasa saya perlu istri suatu kali, aku pikir kalau saya ngabarin injil naik bis kota rasanya kurang mantap dan saya punya kebutuhan saya kepingin punya sepeda motor “,
“ TOLONG PAK PENDETA AJARI SAYA DARI FIRMAN SUPAYASAYA BERIMANDAN BISA PUNYA SEPEDA MOTOR !!!”
“ Boleh ngomong apa saja yang penting hasilnya punya sepeda motor, kok nekad pak maklum masih baru, kok kurang ajar pak makanya jadi pendeta akhirnya, jangan suka ngetes pendeta anda kelak jadi pendeta, gitu aja pak”.
Tapi ini pendeta jujur ia berkata “ loh orang saya sekarang aja saya tidak punya sepeda motor kok suruh ngajarin kamu, kalau saya punya saya ajarin, ‘jadi kita sama melaratnya ya pak, …iya.”Langsung saya berhenti tanya pendeta mengenai soal IMAN.
Tapi saya belajar ada THE LAW OF FAITH, ada HUKUM IMAN, FIRMAN TUHAN yang tertulis didalam alkitab adalah LAW/HUKUM yang anda bisa PELAJARI oleh PERTOLONGAN ROH KUDUS, anda bisa baca , anda bisa pelajari, anda bisa mengerti apa artinya ini, karena itu kalau anda belajar seperti ini coba lihat akan LAW/HUKUM nya, perhatikan semua pengajar nanti anda akan melihat titik – titik simpul yang sama, disitu engkau bisa berkata ‘ini loh HUKUMnya’, jangan Cuma serap luarnya , serap sampai kedalamnya, sampai MENGERTI Oh ada hukumnya ini hukumnya, kalau anda terapkan seperti itu pasti luar biasa hasilnya.
Saya berkata jujur kepada anda, dari kami SMA , pendeta kami pak Adi sutanto sudah MENDIDIK sejak kami remaja mengenai soal UANG. Teman-teman lama yang sekarang ada itu kalau ngomong UANG anda tidak usah ngajarin mereka, mereka ngerti apa yang harus mereka perbuat, sampai hari ini impactnya besar buat kami gereja secara keuangan kami diberkati Tuhan tapi kalau dibandingkan dengan project yang baru uang kami jadi tidak ada artinya. Tapi kalau minus project itu kami ini limpah sekali dan itu unbelieveable, karena cara MEMBERI jemaat MENULAR kepada jemaat yang lain.
Saya masih ingat dulu ketika mulai kuliah, pak Adi tanya sama saya “ kamu ngasih PERPULUHAN?, saya jawab tidak, kenapa tidak memberi perpuluhan?, saya kan belum kerja,terus dia ngomong begini understandingnya simple tapi masuk sampai hari ini “ kamukan dapat uang jajan dari orang tuamu?, ya ada, saya tidak suka jajan kok pak Adi, paling sebulan saya terima uang jajan Rp 1000,-, kalau kamu terima Rp 1000/bulan PERPULUHANmu seharusnya berapa?, Rp 100,-, saya berkata “uang Rp 100,- buat apa dikasihkan Tuhan kan malu, dia bilang “ Tuhan tidak lihat NILAInya tapi DIA melihat KETAATANmu”, dan ia muternya ngomongnya bagus ia berkata “ uang Rp 100,- yang kamu persembahkan kepada gereja, oleh gereja itu dipakai membuat bulletin dan uangmu dipakai membeli perangko dalam kota waktu itu harganya Rp 100,-, entah bagaimana bulletin ini sampai kesuatu alamat yang didalamnya ada orang yang belum menerima Tuhan dan ketika ia baca bulletin itu ia BERTOBAT, jasanya siapa itu?, penulisnya tapi juga kamu ikut andil dengan Rp 100,- satu jiwa diselamatkan”. Iya benar juga sejak saat itu masuk kehati saya. Itu LAW ternyata, nanti kita lihat bagian perbagian.
ORANG MENGEMBALIKAN PERPULUHAN ADALAH BELAJAR TAKUT AKAN ALLAH
Banyak orang berkata “ pak apakah PERPULUHAN itu masih ada”, ribut terus soal begitu, padahal alkitab mengajar bukan soal jumlahnya dan itu bukan pajaknya Tuhan buat kita tapi sebenarnya mengajar kita takut akan Tuhan, orang yang ribut terus soal itu sebenarnya ia tidak mau belajar takut akan Tuhan.
Komentar
Posting Komentar