Penyembahan
PENYEMBAHAN
Joshua Ivan Sudrajat
Seorang penyembah adalah orang yang mendapat perkenanan Tuhan karena penyembahannya menghadirkan hadirat Tuhan, dan jika hal itu konsisten terjadi, maka Tuhan akan memakainya untuk menghasilkan mukjizatNya dalam setiap penyembahan yang dilakukan
Dengan kepekaan dan ketaatan, seorang penyembah disanggupkan membawa penyembahannya sampai pada puncaknya.
Berani menunggu Tuhan memungkinkan didapatkannya tuntunan Tuhan akan apa yang Tuhan akan lakukan.
Bila diselingi dengan penyampaian kata-kata hikmat dari Tuhan, deklarasi iman ataupun kata-kata yang bersifat dominion, penyembahan menjadi penuh kuasa dan seringkali bisa menjadi kunci kemenangan yang besar.
*Definisi Penyembahan:*
Dialog intim dan penuh kasih antara Tuhan dan manusia yang dilakukan secara konstan didalam kehidupan sehari-hari.
Pengungkapan hati mengenai kasih, penyanjungan dan puji-pujian bagi Tuhan.
Kemampuan untuk mengagungkan Tuhan dengan seluruh keberadaan kita, roh, tubuh dan jiwa.
Orang di alkitab yang mengerti penyembahan yang dalam yaitu: Abraham. Kejadian 22:5. Ayub 1:20. 2 Sam.12:20.
*A. Dasar-Dasar Firman Tuhan.*
Keluaran 15:20 Miryam memimpin seluruh bangsa Israel memuji akan kebesaran Allah Israel yang sudah memenangkan peperangan. “Sing ye to the Lord, for He had triumphed gloriously, the horse and his rider hath he thrown into the sea”.
Kel.15:1. “…Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkanNya ke dalam laut”. Pada saat ini Musa menyanyikan lagu kemenangan bagi Allah. Didalam lagu tersebut dikatakan bahwa Allah kita adalah pahlawan perang (ayat 3).
Yosua 5:13-14. Juga berbicara Allah panglima perang yang senang berperang.
2 Taw.20:1-25. Juga menekankan bagaimana Allah yang berperang memberikan rahasianya kepada nabiNya bahwa puji-pujian memegang peranan yang amat penting didalam peperangan dan mengalahkan musuh.
*B. Teriakan (Memekik) Didalam Peperangan. (The Shout In The Warfare).*
Yosua 5:20. Yosua memimpin bangsa Israel menaklukkan tembuk Yerikho dengan berteriak (sorak-sorai).
Hak.7:20. Gideon bersama ke 300 tenteranya menaklukkan bangsa Median dengan teriakan (sorak-sorai). Didalam kita berteriak kita tidak memfokuskan kepada musuh atau emosi tetapi kepada Tuhan yang sudah memberikan kemenangan atas situasi sekeliling kita.
Didalam keempat ayat ini kita melihat ada beberapa kelainan dari apa yang biasa kita lihat didalam peperangan. Biasanya didalam peperangan fokus utama kita adalah musuh kita, tetapi kalau kita didalam Tuhan fokus kita tidak lagi musuh tetapi Tuhan yang merupakan jawapan bagi persoalan kita dan kemudian memuji Allah karena kasih setiaNya yang tidak berkesudahan.
*C. Pujian Pengagungan Allah (The High Praise Of God).*
Maz.149:6. “Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka”. Ini adalah satu-satunya ayat yang berbicara mengenai pujian pengagungan Allah dan ada tiga arti dari pujian ini:
Puji-pujian yang amat “mengangkat” (Intensive level of praise). Maksudnya ialah mungkin kita semua pernah mengalami didalam kebaktian dimana belum lama kita bernyanyi tiba-tiba kita merasakan hadirat Allah begitu kuatnya dan membuat kita bebas menyembah dengan merdeka.
Puji-pujian di Surga (Para Malaikat) bersatu dengan puji-pujian di bumi. Di Surga Malaikat memuji dan menyembah Tuhan 24 jam sehari, dan di Bumi ketika kita memuji Tuhan dengan sepenuh hati memberikan pujian (korban pujian) dan penyembahan maka gabungan dari puji- pujian itulah disebut pujian pengagungan Allah (sama-sama memuji dan mengagungkan Allah).
Pada bahagian ketiga ini kita akan lihat lebih dalam mengenai apa yang terjadi di Alam Roh (heavenly) yaitu peperangan rohani. Daniel 10:1-14 berbicara mengenai Daniel yang berdoa dan doanya itu sudah dijawab sejak ia mengucapkannya namun iblis berusaha menyabot yang dari Tuhan itu. Melalui ayat ini kita mengerti bahwa kuasa kegelapan menguasai seluruh langit dan bumi: Negara-negara, Kota-kota, Rumah Tangga bahkan individu.
Bermacam-macam bentuk peperangan rohani dapat kita lakukan misalnya: Doa, Puasa, dan akhir-akhir ini Tuhan mulai menyatakan bahwa peperangan rohani juga dapat dilakukan melalui puji-pujian.
Maz.149 berbicara mengenai puji-pujian dan pedang bermata dua atau Firman Allah. Inilah yang iblis benci, karena selanjutnya ayat-ayat itu menyatakan bahwa iblis itu disiksa, dibelenggu dan dihukum oleh puji-pujian dan firman Tuhan (Rahasia kebenaran/pengajaran). Dan akhirnya adalah penginjilan terbuka, jiwa-jiwa diselamatkan, contoh:
Lukas 24:53. Mereka senantiasa berada di rumah Allah memuliakan Allah/Praising God.
Kis.2:41. Orang-orang yang menerima perkataanNya memberikan dirinya dibaptis dan apda hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira 3000 orang.
Jadi tujuan puji-pujian rohani dalam peperangan rohani adalah penginjilan. Akibat mengikat, membelenggu, dan menyiksa serta menghukum si iblis maka jiwa-jiwa dilepaskan dari cengkraman iblis.
Kita hanya mengangkat panji puji-pujian yang tinggi dan dengan iman menyaksikan kuasa Allah dilepaskan dan firmanNya memenuhi seluruh bumi.
Yesaya 30:32. “Sebab setiap pukulan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan Tuhan keatasnya (musushNya), akan diiringi rebana dan kecapi dan Ia akan berperang melawan Asyur dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan”. Para pemain musik ayo gunakan alat-alatmu untuk mengiringi Tuhan menghajar musuh.
Yesaya 25:7. “Dan diatas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa”. Dan lihat juga 2 Korintus 4:3-4. Pada ayat diatas dikatakan “Gunung ini” Ini adalah guung Sion tempat puji-pujian. Gunung Musa adalah tempat pengorbanan (korban) sedangkan Sion adalah pusat musik , nyanyian dan puji-pujian.
Yesaya 31:4. “..demikianlah Tuhan semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan Gunung Sion dan buktinya”. Yesaya 66:6. “Dengar, bunyi kegemparan dari kota, dengar, datangnya dari Bait Suci. Dengar Tuhan melakukan pembalasan kepda musuh-musuhNya”. Kegemparan apa yang terjadi? itu adalah pujian pengagungan Allah yang keluar dari Bait Suci (Gereja Tuhan) diakhir zaman ini.
Mazmur 144:1. Terpujilah Tuhan Gunung Batu ku, yang mengajar tanganku untuk bertempur dan jari-jariku untuk berperang.” Tuhan ingin mempersiapkan dan melatih para pemusik dan pemimpin pujian untuk masuk didalam peperangan. Dia ingin melatih tangannya untuk bermain piano, gitar, drum, biola, bass, juga suara, untuk apa? Masuk didalam peperangan dengan puji-pujian pengagungan Allah dan menghancurkan musuh. Halleluyah.
*D. Masuk Didalam Peperangan.*
Didalam kebaktian musuh kita bukanlah jemaat. Apa yang harus kita perbuat kalau kita menghadapi situasi dimana jemaat sukar untuk dibawa memuji Allah. Jawabannya adalah: Kumpulkan seluruh pemain musik, pemimpin pujian dan para penyanyi latar berdoa dan masuk didalam pujian pengagungan Allah dan mengikat kuasa kegelapan yang mengikat jemaat untuk memuji Tuhan.
Daftar Pustaka : Berbagai Sumber
Joshua Ivan Sudrajat
Seorang penyembah adalah orang yang mendapat perkenanan Tuhan karena penyembahannya menghadirkan hadirat Tuhan, dan jika hal itu konsisten terjadi, maka Tuhan akan memakainya untuk menghasilkan mukjizatNya dalam setiap penyembahan yang dilakukan
Dengan kepekaan dan ketaatan, seorang penyembah disanggupkan membawa penyembahannya sampai pada puncaknya.
Berani menunggu Tuhan memungkinkan didapatkannya tuntunan Tuhan akan apa yang Tuhan akan lakukan.
Bila diselingi dengan penyampaian kata-kata hikmat dari Tuhan, deklarasi iman ataupun kata-kata yang bersifat dominion, penyembahan menjadi penuh kuasa dan seringkali bisa menjadi kunci kemenangan yang besar.
*Definisi Penyembahan:*
Dialog intim dan penuh kasih antara Tuhan dan manusia yang dilakukan secara konstan didalam kehidupan sehari-hari.
Pengungkapan hati mengenai kasih, penyanjungan dan puji-pujian bagi Tuhan.
Kemampuan untuk mengagungkan Tuhan dengan seluruh keberadaan kita, roh, tubuh dan jiwa.
Orang di alkitab yang mengerti penyembahan yang dalam yaitu: Abraham. Kejadian 22:5. Ayub 1:20. 2 Sam.12:20.
*A. Dasar-Dasar Firman Tuhan.*
Keluaran 15:20 Miryam memimpin seluruh bangsa Israel memuji akan kebesaran Allah Israel yang sudah memenangkan peperangan. “Sing ye to the Lord, for He had triumphed gloriously, the horse and his rider hath he thrown into the sea”.
Kel.15:1. “…Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkanNya ke dalam laut”. Pada saat ini Musa menyanyikan lagu kemenangan bagi Allah. Didalam lagu tersebut dikatakan bahwa Allah kita adalah pahlawan perang (ayat 3).
Yosua 5:13-14. Juga berbicara Allah panglima perang yang senang berperang.
2 Taw.20:1-25. Juga menekankan bagaimana Allah yang berperang memberikan rahasianya kepada nabiNya bahwa puji-pujian memegang peranan yang amat penting didalam peperangan dan mengalahkan musuh.
*B. Teriakan (Memekik) Didalam Peperangan. (The Shout In The Warfare).*
Yosua 5:20. Yosua memimpin bangsa Israel menaklukkan tembuk Yerikho dengan berteriak (sorak-sorai).
Hak.7:20. Gideon bersama ke 300 tenteranya menaklukkan bangsa Median dengan teriakan (sorak-sorai). Didalam kita berteriak kita tidak memfokuskan kepada musuh atau emosi tetapi kepada Tuhan yang sudah memberikan kemenangan atas situasi sekeliling kita.
Didalam keempat ayat ini kita melihat ada beberapa kelainan dari apa yang biasa kita lihat didalam peperangan. Biasanya didalam peperangan fokus utama kita adalah musuh kita, tetapi kalau kita didalam Tuhan fokus kita tidak lagi musuh tetapi Tuhan yang merupakan jawapan bagi persoalan kita dan kemudian memuji Allah karena kasih setiaNya yang tidak berkesudahan.
*C. Pujian Pengagungan Allah (The High Praise Of God).*
Maz.149:6. “Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka”. Ini adalah satu-satunya ayat yang berbicara mengenai pujian pengagungan Allah dan ada tiga arti dari pujian ini:
Puji-pujian yang amat “mengangkat” (Intensive level of praise). Maksudnya ialah mungkin kita semua pernah mengalami didalam kebaktian dimana belum lama kita bernyanyi tiba-tiba kita merasakan hadirat Allah begitu kuatnya dan membuat kita bebas menyembah dengan merdeka.
Puji-pujian di Surga (Para Malaikat) bersatu dengan puji-pujian di bumi. Di Surga Malaikat memuji dan menyembah Tuhan 24 jam sehari, dan di Bumi ketika kita memuji Tuhan dengan sepenuh hati memberikan pujian (korban pujian) dan penyembahan maka gabungan dari puji- pujian itulah disebut pujian pengagungan Allah (sama-sama memuji dan mengagungkan Allah).
Pada bahagian ketiga ini kita akan lihat lebih dalam mengenai apa yang terjadi di Alam Roh (heavenly) yaitu peperangan rohani. Daniel 10:1-14 berbicara mengenai Daniel yang berdoa dan doanya itu sudah dijawab sejak ia mengucapkannya namun iblis berusaha menyabot yang dari Tuhan itu. Melalui ayat ini kita mengerti bahwa kuasa kegelapan menguasai seluruh langit dan bumi: Negara-negara, Kota-kota, Rumah Tangga bahkan individu.
Bermacam-macam bentuk peperangan rohani dapat kita lakukan misalnya: Doa, Puasa, dan akhir-akhir ini Tuhan mulai menyatakan bahwa peperangan rohani juga dapat dilakukan melalui puji-pujian.
Maz.149 berbicara mengenai puji-pujian dan pedang bermata dua atau Firman Allah. Inilah yang iblis benci, karena selanjutnya ayat-ayat itu menyatakan bahwa iblis itu disiksa, dibelenggu dan dihukum oleh puji-pujian dan firman Tuhan (Rahasia kebenaran/pengajaran). Dan akhirnya adalah penginjilan terbuka, jiwa-jiwa diselamatkan, contoh:
Lukas 24:53. Mereka senantiasa berada di rumah Allah memuliakan Allah/Praising God.
Kis.2:41. Orang-orang yang menerima perkataanNya memberikan dirinya dibaptis dan apda hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira 3000 orang.
Jadi tujuan puji-pujian rohani dalam peperangan rohani adalah penginjilan. Akibat mengikat, membelenggu, dan menyiksa serta menghukum si iblis maka jiwa-jiwa dilepaskan dari cengkraman iblis.
Kita hanya mengangkat panji puji-pujian yang tinggi dan dengan iman menyaksikan kuasa Allah dilepaskan dan firmanNya memenuhi seluruh bumi.
Yesaya 30:32. “Sebab setiap pukulan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan Tuhan keatasnya (musushNya), akan diiringi rebana dan kecapi dan Ia akan berperang melawan Asyur dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan”. Para pemain musik ayo gunakan alat-alatmu untuk mengiringi Tuhan menghajar musuh.
Yesaya 25:7. “Dan diatas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa”. Dan lihat juga 2 Korintus 4:3-4. Pada ayat diatas dikatakan “Gunung ini” Ini adalah guung Sion tempat puji-pujian. Gunung Musa adalah tempat pengorbanan (korban) sedangkan Sion adalah pusat musik , nyanyian dan puji-pujian.
Yesaya 31:4. “..demikianlah Tuhan semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan Gunung Sion dan buktinya”. Yesaya 66:6. “Dengar, bunyi kegemparan dari kota, dengar, datangnya dari Bait Suci. Dengar Tuhan melakukan pembalasan kepda musuh-musuhNya”. Kegemparan apa yang terjadi? itu adalah pujian pengagungan Allah yang keluar dari Bait Suci (Gereja Tuhan) diakhir zaman ini.
Mazmur 144:1. Terpujilah Tuhan Gunung Batu ku, yang mengajar tanganku untuk bertempur dan jari-jariku untuk berperang.” Tuhan ingin mempersiapkan dan melatih para pemusik dan pemimpin pujian untuk masuk didalam peperangan. Dia ingin melatih tangannya untuk bermain piano, gitar, drum, biola, bass, juga suara, untuk apa? Masuk didalam peperangan dengan puji-pujian pengagungan Allah dan menghancurkan musuh. Halleluyah.
*D. Masuk Didalam Peperangan.*
Didalam kebaktian musuh kita bukanlah jemaat. Apa yang harus kita perbuat kalau kita menghadapi situasi dimana jemaat sukar untuk dibawa memuji Allah. Jawabannya adalah: Kumpulkan seluruh pemain musik, pemimpin pujian dan para penyanyi latar berdoa dan masuk didalam pujian pengagungan Allah dan mengikat kuasa kegelapan yang mengikat jemaat untuk memuji Tuhan.
Daftar Pustaka : Berbagai Sumber
Komentar
Posting Komentar