BELAJAR MENJADI PENYEMBAH
BELAJAR MENJADI PENYEMBAH
By : Ps. Steven Agustinus
( AkuCintaTuhan )
Filipi 3 : 10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Ketika kita belajar menanggulangi kehidupan kita untuk semakin selaras dengan firmanNya, maka pada gilirannya area keinginan-keinginan dalam hidup kita akan mulai diekspose olehNya, dengan demikian kita akan mulai tahu area-area mana saja yang harus dibereskan.
Belajarlah menyerahkan keinginan-keinginan kita itu ke dalam tangan Tuhan, sehingga hanya tersisa satu keinginan yaitu mengenal Dia dan apa yang menjadi kuasa kebangkitanNya bagi kita. Saat itu apa yang menjadi kerinduan-Nya akan mulai berbicara dan mempengaruhi hidup kita.
Saya mendapati kerinduan Daud untuk membangun baitNya (1 Taw 17:1-15) adalah hasil Daud BERTEKUN menyingkirkan berbagai KEINGINAN-KEINGINAN tidak akurat dari dalam dirinya sendiri, dan lewat terbangunnya persekutuan yg semakin intim dengan Bapa, Daud mulai bisa menangkap kerinduan hati Bapa, yaitu: bersekutu dengan umatNya di muka bumi ini.
1. Semakin kita memiliki NIAT untuk menyingkirkan keinginan-keinginan dari pikiran dan hati kita, yaitu: keinginan-keinginan yang tadinya berbicara dengan kuat dalam batin kita, seperti keinginan daging (dosa moralitas, pertengkaran, perpecahan, pesta pora dan lain-lain Gal 5:16-21), keinginan tubuh (berbagai kecanduan), keinginan mata, telinga dan keinginan akan hal-hal duniawi (kesuksesan, ambisi, dan lain-lain), maka perlahan tapi pasti keinginan-keinginan itu akan mulai memudar dari pikiran kita. Keinginan-keinginan itu bermanifestasi dalam diri kita berupa suara, pemikiran-pemikiran, dan imajinasi seperti “suara sumbang dan bising” (NOISE) dan memiliki kuasa untuk mempengaruhi kita.
Kalau kita MENGIJINKAN rupa-rupa keinginan tersebut bekerja dalam diri kita, maka keinginan itu akan mulai berkuasa (memegang kendali) atas hidup kita. Sebaliknya, jika sekali kita ambil keputusan untuk mulai menyelaraskan frekuensi pikiran kita, dengan terus mensetting pikiran kita: lewat memperkatakan firman dan mengimajinasikan firman, membangun logika ilahi bahwa kita telah MATI BAGI DOSA, dan hidup bagi Allah (Roma 6:11) maka dosa benar-benar tidak berkuasa lagi dalam tubuh kita yang fana. (Rm 6:12). Saat itulah suara sumbang (NOISE) akan mulai memudar dan hilang dari pikiran kita.
2. Ketika berbagai suara sumbang itu semakin pudar dan mulai hening, di dalam keheningan ruang Takhta (ada clarity, kejernihan) kita bisa mulai mendengar apa yang menjadi suaraNya (HIS VOICE).
Itu tanda kita telah berhasil mensetting pikiran kita selaras dengan firman.
a. Bangun persekutuan dengan-Nya secara tekun setiap hari, belajarlah menjadi seorang penyembah dalam kehidupan sehari-hari, baik lewat doa maupun penyembahan.
b. Penyembahan tidak hanya berupa aktivitas kerohanian saja, namun juga lewat aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. Jika selama ini kita berpikir, bahwa melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari itu hanya untuk kita; sekarang mulai setting dalam pikiran kita, bahwa apa yang kita perkatakan dan lakukan, lakukan semuanya itu bagi Tuhan. Itu adalah ibadah yang sejati (Roma 12:1)
Kolose 3 : 17
Dan segala sesuatu YANG KAMU LAKUKAN dengan PERKATAAN atau PERBUATAN, LAKUKANLAH SEMUANYA ITU DALAM NAMA TUHAN YESUS, sambil MENGUCAP SYUKUR oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
c. Saat kita sudah mulai membuang keinginan-keinginan yang tidak akurat itu, perlahan tapi pasti kita mulai menangkap apa yang menjadi KERINDUAN HATI TUHAN.
Saya mengalami ketika kita sulit memahami isi hati Tuhan, ada jalan bagi kita, yaitu: lewat menangkap Firman yang dilepaskan oleh Bapa Rohani.
## Sadari Firman tersebut bukanlah pengajaran atau kotbah biasa, namun di dalamnya sudah mengandung settingan tentang isi hati Tuhan: yang menyatakan apa yang menjadi kerinduanNya.
Jika kita bisa menangkapnya (lewat bertekun dalam pengajaranNya), somehow kita akan mulai bisa dengan lebih cepat menangkap apa yang menjadi kerinduan hati Tuhan.
Mungkin awalnya kita merasa tidak ada minat, karena sepertinya tidak ada sangkut-pautnya dengan hidup kita, namun ketika kita mulai terus membangun persekutuan denganNya, kitapun akan mulai MENGADOPSI apa yang menjadi kerinduan hati-Nya.
Dan saat itulah apa yg menjadi keinginanNya mulai menjadi keinginan kita.
Message ini masih akan berlanjut besok....
By : Ps. Steven Agustinus
( AkuCintaTuhan )
Filipi 3 : 10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Ketika kita belajar menanggulangi kehidupan kita untuk semakin selaras dengan firmanNya, maka pada gilirannya area keinginan-keinginan dalam hidup kita akan mulai diekspose olehNya, dengan demikian kita akan mulai tahu area-area mana saja yang harus dibereskan.
Belajarlah menyerahkan keinginan-keinginan kita itu ke dalam tangan Tuhan, sehingga hanya tersisa satu keinginan yaitu mengenal Dia dan apa yang menjadi kuasa kebangkitanNya bagi kita. Saat itu apa yang menjadi kerinduan-Nya akan mulai berbicara dan mempengaruhi hidup kita.
Saya mendapati kerinduan Daud untuk membangun baitNya (1 Taw 17:1-15) adalah hasil Daud BERTEKUN menyingkirkan berbagai KEINGINAN-KEINGINAN tidak akurat dari dalam dirinya sendiri, dan lewat terbangunnya persekutuan yg semakin intim dengan Bapa, Daud mulai bisa menangkap kerinduan hati Bapa, yaitu: bersekutu dengan umatNya di muka bumi ini.
1. Semakin kita memiliki NIAT untuk menyingkirkan keinginan-keinginan dari pikiran dan hati kita, yaitu: keinginan-keinginan yang tadinya berbicara dengan kuat dalam batin kita, seperti keinginan daging (dosa moralitas, pertengkaran, perpecahan, pesta pora dan lain-lain Gal 5:16-21), keinginan tubuh (berbagai kecanduan), keinginan mata, telinga dan keinginan akan hal-hal duniawi (kesuksesan, ambisi, dan lain-lain), maka perlahan tapi pasti keinginan-keinginan itu akan mulai memudar dari pikiran kita. Keinginan-keinginan itu bermanifestasi dalam diri kita berupa suara, pemikiran-pemikiran, dan imajinasi seperti “suara sumbang dan bising” (NOISE) dan memiliki kuasa untuk mempengaruhi kita.
Kalau kita MENGIJINKAN rupa-rupa keinginan tersebut bekerja dalam diri kita, maka keinginan itu akan mulai berkuasa (memegang kendali) atas hidup kita. Sebaliknya, jika sekali kita ambil keputusan untuk mulai menyelaraskan frekuensi pikiran kita, dengan terus mensetting pikiran kita: lewat memperkatakan firman dan mengimajinasikan firman, membangun logika ilahi bahwa kita telah MATI BAGI DOSA, dan hidup bagi Allah (Roma 6:11) maka dosa benar-benar tidak berkuasa lagi dalam tubuh kita yang fana. (Rm 6:12). Saat itulah suara sumbang (NOISE) akan mulai memudar dan hilang dari pikiran kita.
2. Ketika berbagai suara sumbang itu semakin pudar dan mulai hening, di dalam keheningan ruang Takhta (ada clarity, kejernihan) kita bisa mulai mendengar apa yang menjadi suaraNya (HIS VOICE).
Itu tanda kita telah berhasil mensetting pikiran kita selaras dengan firman.
a. Bangun persekutuan dengan-Nya secara tekun setiap hari, belajarlah menjadi seorang penyembah dalam kehidupan sehari-hari, baik lewat doa maupun penyembahan.
b. Penyembahan tidak hanya berupa aktivitas kerohanian saja, namun juga lewat aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. Jika selama ini kita berpikir, bahwa melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari itu hanya untuk kita; sekarang mulai setting dalam pikiran kita, bahwa apa yang kita perkatakan dan lakukan, lakukan semuanya itu bagi Tuhan. Itu adalah ibadah yang sejati (Roma 12:1)
Kolose 3 : 17
Dan segala sesuatu YANG KAMU LAKUKAN dengan PERKATAAN atau PERBUATAN, LAKUKANLAH SEMUANYA ITU DALAM NAMA TUHAN YESUS, sambil MENGUCAP SYUKUR oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
c. Saat kita sudah mulai membuang keinginan-keinginan yang tidak akurat itu, perlahan tapi pasti kita mulai menangkap apa yang menjadi KERINDUAN HATI TUHAN.
Saya mengalami ketika kita sulit memahami isi hati Tuhan, ada jalan bagi kita, yaitu: lewat menangkap Firman yang dilepaskan oleh Bapa Rohani.
## Sadari Firman tersebut bukanlah pengajaran atau kotbah biasa, namun di dalamnya sudah mengandung settingan tentang isi hati Tuhan: yang menyatakan apa yang menjadi kerinduanNya.
Jika kita bisa menangkapnya (lewat bertekun dalam pengajaranNya), somehow kita akan mulai bisa dengan lebih cepat menangkap apa yang menjadi kerinduan hati Tuhan.
Mungkin awalnya kita merasa tidak ada minat, karena sepertinya tidak ada sangkut-pautnya dengan hidup kita, namun ketika kita mulai terus membangun persekutuan denganNya, kitapun akan mulai MENGADOPSI apa yang menjadi kerinduan hati-Nya.
Dan saat itulah apa yg menjadi keinginanNya mulai menjadi keinginan kita.
Message ini masih akan berlanjut besok....
Komentar
Posting Komentar