Awal Yang Diam-Diam
23 September
AWAL YANG DIAM-DIAM
" Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hamba dan
mempercayakan hartanya kepada mereka."
( Matius 25 : 10 )
Kata ' harta' di sini menarik sekali
sebenarnya kata aslinya pengertian
harafiahnya begini: to begin under atau
to begin quietly maksudnya:
dimulai dengan diam-diam. Sesuatu yang
dibawah dan yang diam-diam tanpa suara
dan tanpa berisik, itulah harta surgawi. Kalau
kita ingin sesuatu yang dari Tuhan,seringkali
kita berpikir akan memulai dengan sesuatu
yang bombastis,sesuatu yang dahsyat
penuh dengan ledakan yang luar biasa.
Tetapi sebenarnya Tuhan ingin memulai
hartanya dengan sesuatu yang ada di tempat
yang di bawah sekali yang dengan tenang
tersembunyi tanpa teriakan apa-apa.
Tetapi pengerjaan yang diam-diam itulah yang
seringkali orang percaya tidak dapat mengerti.
Kita seringkali mendongak ke atas,kita mencari
di tempat yang tinggi,
dan membiarkan yang dibawah terbengkalai,
sedangkan kita mengabaikan sesuatu yang
tenang, yang sangat diam-diam dan teduh
sekali,
yang tanpa suara, dan yang di bawah.
Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo
AWAL YANG DIAM-DIAM
" Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hamba dan
mempercayakan hartanya kepada mereka."
( Matius 25 : 10 )
Kata ' harta' di sini menarik sekali
sebenarnya kata aslinya pengertian
harafiahnya begini: to begin under atau
to begin quietly maksudnya:
dimulai dengan diam-diam. Sesuatu yang
dibawah dan yang diam-diam tanpa suara
dan tanpa berisik, itulah harta surgawi. Kalau
kita ingin sesuatu yang dari Tuhan,seringkali
kita berpikir akan memulai dengan sesuatu
yang bombastis,sesuatu yang dahsyat
penuh dengan ledakan yang luar biasa.
Tetapi sebenarnya Tuhan ingin memulai
hartanya dengan sesuatu yang ada di tempat
yang di bawah sekali yang dengan tenang
tersembunyi tanpa teriakan apa-apa.
Tetapi pengerjaan yang diam-diam itulah yang
seringkali orang percaya tidak dapat mengerti.
Kita seringkali mendongak ke atas,kita mencari
di tempat yang tinggi,
dan membiarkan yang dibawah terbengkalai,
sedangkan kita mengabaikan sesuatu yang
tenang, yang sangat diam-diam dan teduh
sekali,
yang tanpa suara, dan yang di bawah.
Disalin dari Renungan Harian "Dari Hati Sang Raja" oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo
Komentar
Posting Komentar