BACK TO EDEN
*BACK TO EDEN*
*Pdt Petrus Agung Purnomo*
*Pdt Petrus Agung Purnomo*
Jika diamati, di sekitar kita kadang ada sebuah keluarga yang memiliki suatu pola turun-temurun:
Mencoba mengerjakan segala sesuatu, tapi selalu gagal.
Usaha yang semula lancar, jatuh di usia tua.
Jatuh dalam perzinahan.
Terkena penyakit tertentu.
Mati muda karena berbagai hal.
Terbelit hutang.
Usahanya hampir berhasil, tapi lalu gagal.
Terikat masturbasi
Pola-pola tertentu yang tidak bisa lepas.
Di akhir kebaktian, semua yang merasa terikat dengan salah satu pola di atas diharap berkumpul untuk bersama-sama dipatahkan, dilepaskan, dan dituntaskan.
Tuhan ingin melepaskan anak-anak-Nya dari berbagai kuk dan kutuk. Tanggal 24-25 September adalah tahun baru Yahudi 5775, dan dipercaya berbagai ahli sebagai tahun Yobel. Tahun 5775 adalah tahun ayin-hei. Kata hey artinya nafas Tuhan, hadirat Tuhan dalam hidup kita.
Tuhan merubah nama Abram menjadi Abraham, dan Sarai jadi Sarah, dengan menambahkan hey, seperti Tuhan menghembuskan nafasNya ke hidup Abraham dan Sarai.
Tuhan ingin membersihkan semua umatNya, sebelum Tuhan tahun ayin-hey
Kita harus mengetahui kebenaran Tuhan, karena kebenaran itu yang akan memerdekakan kita.
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (Yoh 8: 32)
Dalam hal-hal rohani juga ada "de jure" dan "de facto". Langkah pertama adalah memiliki pengertian, karena jika pengertian kita salah, maka kita tidak berani bertindak. Jika pengertian kita benar, kita bisa bertindak dengan tepat. Walau secara de jure benar, belum tentu kita mendapatkan yang seharusnya jadi hak kita. Kita harus bertindak untuk mengambil apa yang seharusnya secara de jure jadi milik kita.
Contoh
Secara legalitas (de jure), Yesus sudah menyelesaikan semuanya dengan mati dan bangkit bagi manusia. Tapi secara fakta (de facto) kita baru terima keselamatan saat dengan iman menerima Yesus sebagai Tuhan dan raja. Agar yang de jure jadide facto, kita harus mengerti hukumnya terlebih dulu, lalu bertindak di alam nyata.
Kesaksian tentang de facto dan de jure:
Beberapa tahun yang lalu, ada seorang yg punya tanah 1 hektar di Semarang, ditawarkan ke p Agung untuk pelayanan. Waktu dicari lokasinya, ternyata tanah itu sudah menjadi perkampungan hampir 200 KK berupa rumah-rumah petak kecil. Pak RT-nya membenarkan bahwa itu tanah orang lain. Jika maju sengketa di pengadilan, pemiliknya akan menang secara yuridis. Tapi untuk menempati tempat itu, maka pemukimnya harus digusur lebih dulu. Ini perlu perjuangan, dan perlu dana ganti rugi.
Kesaksian p Yosea
P Yosea menemani seorang hamba Tuhan luar negeri untuk mendoakan tanah yang sekarang adalah Holy Stadium. Hamba Tuhan itu jongkok, mengambil dan memegang tanah di HS, lalu didoakan: "Mulai hari ini tanah ini sudah ditebus oleh Tuhan, tidak ada lagi kutuk atas tanah ini, dan tanah ini kembali menjadi taman Eden"
Pengertiannya: Sejak manusia jatuh dalam dosa, tanah dikutuk oleh Tuhan (Kej 3 : 17-19), dan kutuk itu belum dicabut (Kej 5 : 29). Bagian dari kutukan adalah: tanah menjadi semak belukar dan semak duri, dan untuk mendapatkan rejeki manusia harus berpeluh, bersusah payah, dan bekerja keras.
Manusia berasal dari debu tanah. Kutuk ini mengakibatkan adanya pola-pola kegagalan dalam hidup banyak manusia. Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus untuk menebus manusia.
Untuk mendoakan suatu tanah, ayat yang biasa digunakan adalah:
Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu. (Kej 13: 17)
Secara de jure memang tanah yang sudah kita injak dan doakan adalah milik kita, tetapi kutuk-nya belum dicabut. Inilah yang mendasari hamba Tuhan tersebut berdoa mematahkan kutuk atas tanah.
Sepulang dari kebaktian jemaat diharapkan mendoakan tanah, rumah, toko masing-masing, perkatakan: “tidak ada kutuk lagi” atas tanah/ rumah/ toko ini, berubah jadi taman Eden.
Di beberapa tempat ada tanah-tanah yang betul-betul terkutuk.
Contohnya kota Damaskus. Dulunya bernama Damsyik, dinamai berdasar nama seorang raja Aram yang di-dewakan. Damsyik artinya cawan darah / tanah darah. Jerome, seorang sejarahwan Yahudi berkata bahwa di kota inilah Kain membunuh Habel. Sekian ribu tahun kemudian Saulus yang Yahudi berusaha membunuh umat Tuhan. Orang Yahudi posisinya seperti Kain yang merupakan kakak, sementara orang Kristen berada pada posisi sebagai adik seperti habel.
Hari-hari ini kota Damaskus porak-poranda karena perang dan kekejaman kelompok ISIS.
Kristus datang untuk membawa kita pada pemulihan
Kej 2:5-7 – Kondisi sebelum ada dosa.
belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh- tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu- ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kej 2:5-7)
Air digambarkan sebagai berkat Tuhan. Air bisa didapat dari luar dalam bentuk hujan. Di Eden belum ada hujan, tapi tidak ada tanah kering, karena ada kabut/ embun keluar dari tanah dan membasahi tanah.
Sumber berkat bisa dari luar atau dari dalam kita, tapi desain awal Tuhan: berkat muncul dari dalam.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; (Mzm 23: 6a)
Kalau tidak ada kutuk dalam hidup kita, kemanapun kita pergi berkat akan mengikuti kita, apapun yang kita kerjakan akan berhasil. kebajikan dan kemurahan akan mengikuti kita, sebab sumbernya ada di dalam diri kita. Jika berkat dari luar, maka tergantung kondisi sekitarnya: ekonomi, bencana, dll. Tapi jika sumbernya dari dalam, kita tetap memiliki penyediaan yang cukup dari Tuhan.
Contoh:
Jika P Agung memasukkan Blackberry ke kantong, maka BB akan mengikuti kemanapun ia pergi.
Tuhan adalah sumber air di dalam kita.
Sebab dua kali umatKu berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri,yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air (Yer 2:13)
Sumber berkat di dalam kita mengikuti, kemanapun kita pergi, dan sampai kapanpun. Tetapi kolam yang kita sediakan untuk menampung berkat tidak bisa dibawa-bawa kemana-mana.
Kesaksian.
Ada suami istri yang bertemu p Agung. Mereka meminta maaf untuk sebuah peristiwa yang terjadi 35 tahun yang lalu, saat itu p Agung masih SMA. Suatu hari ada KKR dengan pembicara Jeremiah Rim, di Semarang. Di acara itu bapak ini berkenalan dengan seorang anak dari SMA Loyola yang bernama Petrus. Sebelum pulang, Tuhan perintahkan untuk memberi anak muda dari Loyola itu uang. Bapak ini membantah karena SMA Loyola terkenal sebagai sekolah dari orang kaya.
Beberapa minggu lalu bapak ini mendengar khotbah p Agung, dan bersaksi bahwa dulu sekolah di SMA Loyola. Dalam kegerakan tahun 70-an hanya sedikit anak SMA Loyola yang ikut, dan yang bernama Petrus hanya p Agung. Kemudian Tuhan berkata bahwa perintah yang tertunda 35 tahun itu belum dicabut. Maka bapak ini mengerjakan perintah Tuhan itu minggu lalu.
Semua kutuk sudah dipatahkan Tuhan Yesus secara de jure. Secara de facto kita harus perkatakan dengan otoritas Tuhan bahwa tanah dan diri kita tidak lagi dikutuk, dan jadi taman Eden lagi.
Sumbernya ada di dalam kita, bukan di luar kita.
tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama- lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadimata air di dalam dirinya, yang terus- menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. " (Yoh 4:14)
Kita harus banyak berlatih menggunakan otoritas yang Tuhan berikan dalam hidup kita, karena itulah yang membuat semua pekerjaan Yesus jadi kenyataan dalam hidup kita.
Kesaksian
Saat di London, sambil menunggu penerbangan pulang, tim Bahtera menikmati waktu bebas. Saat keluar dari sebuah toko, ada seorang keturunan India berkata pada p Agung: "wajahmu adalah wajah keberuntungan, dan bulan depan adalah bulan keberuntunganmu". P Agung tolak dan patahkan itu, dan berkata bahwa wajahku bukan wajah beruntung, tapi wajah diberkati. Berkatku datang hari ini, tidak perlu menunggu bulan depan. Jika kita punya “wajah beruntung”, maka berkat kita hanya datang sekali-kali. Tapi jika “wajah diberkati”, maka berkat datang setiap saat.
Saat ke toko tas, ada teman p Agung meminta pendapat tentang tas yang paling bagus. P Agung sarankan sebuah tas, harganya sangat mahal. Ternyata rekan itu membelikan tas itu untuk p Agung.
Jika perkataan tentang "wajah beruntung" di-aminkan p Agung, maka berkat itu mungkin baru datang bulan depan.
Tuhan sudah bayar semua bagi kita. Bagian kita bertindak: patahkan dan selesaikan dengan iman.
JIS
Komentar
Posting Komentar