DIMENSI KE EMPAT
DIMENSI KE 4
Dr. David Yonggi Cho adalah gembala dari gereja terbesar di dunia dan seorang penulis buku laris. Banyak dari bukunya yang membahas tentang kehidupan dalam dimensi-keempat—suatu alam yang jauh lebih nyata dibandingkan dengan dunia jasmani tempat kita tinggal.
Dia menunjukkan bahwa dunia yang kita kenal telah dibentuk di dalam dimensi-keempat yang tidak terlihat—alam rohani—dan hal-hal yang kita lihat ini hanyalah sementara; sedangkan hal-hal rohani bersifat kekal. Dengan pemahaman ini, dia ingin supaya setiap kita dapat menemukan pintu masuk menuju Dimensi-Keempat, tempat di mana Allah yang Mahabesar dan penuh mukjizat tinggal dan bergerak.
Bagaimana kita berpindah dari lingkungan kita ke dalam Dimensi-Keempat?
Dr. Cho memberikan suatu “peta jalan” bagi kita dengan menunjukkan kepada kita tentang hal-hal yang perlu kita ubah agar dapat masuk ke dalam Dimensi-Keempat dan tinggal di sana:
• Kita harus mengubah cara berpikir kita
• Kita harus hidup dengan iman, bukan dengan apa yang kita lihat
• Kita harus memimpikan mimpi-mimpi Allah
• Kita harus mengubah cara berbicara kita
• Kita harus mengubah cara bertindak kita
• Kita harus hidup dengan iman, bukan dengan apa yang kita lihat
• Kita harus memimpikan mimpi-mimpi Allah
• Kita harus mengubah cara berbicara kita
• Kita harus mengubah cara bertindak kita
Ya, ini adalah kunci-kunci yang membuka pintu menuju Dimensi-Keempat bagi setiap anak Tuhan yang ingin mengetahui dan mengalami Allah di dalam segala kepenuhan-Nya. Ketika Anda membaca buku ini, Anda akan mendapatkan penglihatan ke dalam dimensi rohani, suatu tempat yang penuh kasih, damai, dan sukacita, dan Anda akan terinspirasi untuk mengunjunginya dan tinggal di tempat itu.
Meskipun Anda berada di dunia, Anda tidak harus menjadi bagian dari dunia.
“Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat” (Ibrani 11:3).
Meskipun Anda berada di dunia, Anda tidak harus menjadi bagian dari dunia.
“Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat” (Ibrani 11:3).
Empat Dimensi Sukses Spiritual
Yohanes 3:16 karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Dear Worship-Clubbers, saya selalu mendoakan supaya selain kita sukses material juga sukses spiritual secara seimbang. Inilah makna sukses spiritual yang saya maksudkan:
DIMENSI 1: Merasakan surga di hati kita.
Dalam segala bentuknya: sembilan buah roh, kedamaian, kebahagiaan, kepuasan batin, kekuatan, kelegaan, kelepasan, keindahan, kebenaran, ketentraman, ketenangan, dan sebagainya. Sehingga kita bisa memujiNya.
DIMENSI 2: Mengalami kerajaan surga di hidup kita.
Contoh: dapat melihat anugerah TUHAN, penyertaan TUHAN, pembelaan TUHAN, kebaikan TUHAN, kemurahan TUHAN, jalan dibukakan TUHAN, rancangan TUHAN yang sempurna, kuasa TUHAN, mujizat TUHAN, dan sebagainya. Sehingga kita bisa bersyukur.
DIMENSI 3: Memperoleh jaminan ke surga.
Ini aspek tertinggi dari aspek spiritual. Orang yang sukses spiritual pasti akan melakukan kebaikan yang sama seperti yang diperintahkan agama lain, namun dengan motivasi berbeda. Motivasinya bukan lagi membujuk TUHAN membuka pintu surga bagi kita, tetapi menunjukkan terimakasih karena TUHAN sudah memberikan rumah bagi kita di surga. Sehingga kita bisa berbuat baik dengan murni tanpa pamrih terselubung.
DIMENSI 4: Mengajak orang lain mengalami surga yang sama.
Tujuan penginjilan bagi saya bukanlah menambah jumlah pengikut-agama (agamamisasi) seperti yang disalahmengerti pihak – pihak tertentu. Alasan penginjilan adalah orang yang sukses spiritual pasti tidak ingin menikmatinya sendirian. Orang yang berbahagia pasti ingin orang lain berbahagia juga. Sebaliknya orang yang sakit hati cenderung ingin orang lain merasakan sakit hati juga. Sehingga kita tidak usah ragu – ragu untuk bersaksi.
Rindu mengalami sukses spiritual? Bukan dengan cara sukses material seperti kekayaan, keterkenalan, kekuasaan, kepandaian, dan sebagainya. Sukses spiritual hanya dapat diperoleh dari dunia spiritual. Sukses spiritual juga tidak cukup dari khotbah pendeta, doa hamba TUHAN, kesaksian jemaat, pelayanan di gereja ataupun perbuatan baik di dunia. Sukses spiritual diperoleh dari penyembahan pribadi kita yang melibatkan tubuh, pikiran, hati, dan roh. Tetap menyembah dan tetap sukses spiritual.
Dimensi Ke-4
Dimensi ke-4 adalah suatu realitas yang tidak kelihatan dari Roh Kudus yaitu realitas rohani dari iman dan hati. Iman itu ada di dalam hati.
Roma 10:10 “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”
Hati adalah hal yang berkenaan dengan sesuatu yang kekal, tidak bisa diukur dengan waktu dan tidak terbatas.
Roma 10:10 “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”
Hati adalah hal yang berkenaan dengan sesuatu yang kekal, tidak bisa diukur dengan waktu dan tidak terbatas.
Dimensi ke-4 terdiri dari 4 hal:
1. PIKIRAN
Amsal 23:7 “For as he thinks in his heart, so is he.”
Kita akan bergerak ke mana pun pikiran kita mengarahkan kita. Kalau kita terus berpikir bahwa kita adalah orang yang gagal maka kita akan gagal. Kalau kita berpikir bahwa kita adalah “belalang” maka kita tidak akan pernah menjadi pembunuh raksasa.
Kita akan bergerak ke mana pun pikiran kita mengarahkan kita. Kalau kita terus berpikir bahwa kita adalah orang yang gagal maka kita akan gagal. Kalau kita berpikir bahwa kita adalah “belalang” maka kita tidak akan pernah menjadi pembunuh raksasa.
Kita diperintahkan untuk mengasihi Tuhan dengan “segenap akal budi” kita dengan memikirkan pikiran Tuhan yaitu pikiran-pikiran yang sejalan dengan Firman-Nya, dengan kehendak-Nya. Alkitab mengatakan bahwa kita harus “menjaga hati” dan menjaga bagaimana cara kita berpikir. Kita harus mulai memikirkan pikiran Tuhan mengenai kita.
2. PERCAYA
Lebih dari 322 kali kata “percaya” digunakan dalam Perjanjian Baru. Percaya berarti kita harus membuat suatu keputusan. Dalam Ibrani 11, waktu Musa memutuskan untuk menjadi pembebas Israel, Tuhan menyebut keputusannya tersebut sebagai “iman!”
Percaya itu berarti membuat suatu komitmen untuk berdoa. Hanya saja ada dinding tebal antara percaya dan kebimbangan. Dan cara mendobrak dinding tersebut adalah dengan doa yang sungguh-sungguh.
Yakobus 5:16 Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Waktu Tuhan memberi kita suatu visi (rhema) untuk berhasil dalam kehidupan dan pelayanan ini, kita harus melepas iman kita dengan mendoakannya.
Matius 7:7-8 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Matius 7:7-8 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
3. BERMIMPI (MEMVISUALISASIKAN)
Roh Kudus adalah pemberi visi dan impian. Dimensi ke-4 adalah realitas dari visi = impian + imajinasi.
Kejadian 15:1-5 ” Kemudian datanglah Firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan: ” Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar. Abram menjawab; “Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu. Lagi kata Abram: “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku. Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian: Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu. Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfiman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Maka firmanNya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Abraham waktu itu sudah begitu putus asa, jadi Tuhan menolong dia untuk mulai bervisualisasi. Visualisasi adalah suatu aspek yang sangat penting sekali dalam kehidupan!
4. MEMPERKATAKAN
Ibrani 11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman (kata-kata) Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
Apa pun yang kita visualisasikan dalam alam Roh Kudus akan dilepaskan menjadi kenyataan lewat kata-kata yang keluar dari mulut kita.
Apa pun yang kita visualisasikan dalam alam Roh Kudus akan dilepaskan menjadi kenyataan lewat kata-kata yang keluar dari mulut kita.
Sumber: – Jawaban.com –
Komentar
Posting Komentar