MENANTIKAN TUHAN
*MENANTIKAN TUHAN*
*Yesaya 40:31 (TB) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.*
Kata Menantikan Tuhan Dalam Bahasa Aslinya adalah
*QAVAH*
Qavah = Menantikan Dengan Harapan Yang Besar (Maknanya Juga Adalah Mengikat Sesuatu Bersama –Sama Dengan Memintalnya – Yesaya 40 : 31tetapi Orang-Orang Yang Menanti-Nantikan Tuhan Mendapat Kekuatan Baru: Mereka Seumpama Rajawali Yang Naik Terbang Dengan Kekuatan Sayapnya; Mereka Berlari Dan Tidak Menjadi Lesu, Mereka Berjalan Dan Tidak Menjadi Lelah.
*DUMIYAH*
Dumiyah = Menanti Dengan Tenang Kepercayaan Penuh ( Maknanya Adalah Kepercayaan Yang Tenang Dan Kuat Kepada Allah - Mazmur 62 :2-3 )
Kita harus belajar dengan Tenang dengan Kepercayaan Penuh.
*CHAKAH*
Kata Kedua Adalah Chaka = Melekat Merindukan (Mazmur 33 : 20 Jiwa Kita Menanti-Nantikan Tuhan. Dialah Penolong Kita Dan Perisai Kita! ) Anda Bisa Membacanya Juga Di Mazmur 42 : 3 – 63 : 2 – Daud Ber-Chakah Ia Merindukan Lawatan Allah
Kata **“menantikan*” dalam bahasa Ibrani ‘*qavah’ mempunyai 3 pengertian penting yang perlu kita ketahui agar kita dapat menantikan Tuhan dengan benar. Yaitu:
*1. Berharap Penuh*
Pengertian pertama dari ‘qavah’ adalah berharap penuh. Menantikan Tuhan berarti kita berharap penuh kepada Tuhan. Tidak setengah-setengah, hanya kepada Dia saja kita berharap. Ada banyak orang berharap, namun seberapa banyak yang berharap penuh kepada Tuhan.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:7-8). Jika kita ingin berbuah banyak di tahun 2009, kita harus berharap penuh kepada Tuhan. Sekalipun tahun 2009 tahun yang kering, kita tidak akan kuatir namun akan terus berbuah.
Orang yang berharap penuh kepada Tuhan adalah orang yang hatinya percaya hanya kepada Tuhan. Berhati-hatilah karena dunia akan turut menawarkan jalan keluar di tengah kemelut ekonomi dan dunia ini. Tuhan sudah memperingatkan kita untuk tidak berjalan menurut nasehat dunia ataupun menjadi serupa dengan dunia ini. Yang kita perlu lakukan adalah masuk dalam kamar keintiman kita dan berjumpa dengan sang Penasehat Yang Ajaib, berbicara dengan-Nya dan mendengarkan Dia.
*2. Mengikat Menjadi Satu*
Hal ini membawa kita kepada pengertian yang kedua dari ‘qavah’, yaitu mengikat menjadi satu, seperti 3 utas benang yang dipilin menjadi satu. Orang yang menantikan Tuhan adalah orang-orang yang menyatukan diri mereka dengan Tuhan. Mereka menyatukan diri mereka dengan rencana Tuhan, pikiran Tuhan, kebenaran Tuhan, kehendak Tuhan, dan cara-cara Tuhan.
Kita perlu melakukan spiritual alignment atau penyesuaian rohani. Inilah keintiman yang Tuhan inginkan dari kita. Tidak hanya kita menikmati Dia dalam doa kita, tetapi kita juga harus merenungkan Firman Tuhan siang dan malam, agar pikiran kita mengalami penyesuaian dengan kehendakNya yang tertulis, dan berubah oleh pembaharuan akal. Orang yang intim adalah orang yang kehidupannya berpadanan dengan kebenaran; orang-orang yang mempunyai integritas, hati – perkataan – perbuatan berjalan seiring.
Hari-hari ini, di kala kita sedang menantikan datangnya pertolongan dan keselamatan yang dari Tuhan, pastilah Tuhan membawa kita melewati masa-masa pembersihan. Pembersihan ini akan menyingkapkan kepada kita, hal-hal yang tidak sesuai dengan karakter dan sifat Tuhan. Melalui berbagai macam masalah yang akan kita hadapi, kita dibersihkan dan dibawa untuk mengubah hal-hal yang tidak sesuai tersebut, dan menyesuaikan keberadaan kita dengan kebenaran Tuhan. Pembersihan ini mempengaruhi doa kita di hadapan Tuhan.
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2). Dengan kata lain, Tuhan mendengar dan bertindak terhadap doa kita, sewaktu dosa dan segala kejahatan kita selekasnya dibereskan dengan Tuhan.
Proses-proses yang kita lalui akan menguji respons yang akan kita berikan terhadap proses tersebut. Respons yang benar akan mendatangkan berkat. Akibat salah meresponi malaikat yang menyampaikan pesan Tuhan kepada Zakaria, maka Zakaria menjadi bisu untuk beberapa waktu lamanya karena respons ketidakpercayaannya kepada pesan Tuhan. Pembersihan juga akan menjadikan kita lebih banyak berbuah. “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia LEBIH BANYAK berbuah.” (Yohanes 15:2).
*3. Menunggu Dengan Sabar*
Bicara tentang buah, hal ini menuntun kita kepada pengertian yang ketiga dari ‘qavah’, yaitu menunggu dengan sabar.Penekanannya adalah pada perihal sabar. Kita semua pernah menunggu. Yang menjadi permasalahannya adalah apakah kita menunggu dengan sabar. Kesabaran adalah bagian dari buah kasih; kasih itu sabar. Kesabaran (long-suffering) adalah kemampuan untuk bertahan di tengah penderitaan.
Seringkali sewaktu kita menantikan Tuhan, kita menanti di dalam kerangka waktunya Tuhan (kairos), bukan waktunya kita. Manusia cenderung ingin segala sesuatunya terjadi dan tergenapi dengan cepat, bahkan jika perlu tanpa melewati masalah sedikitpun. Apalagi zaman sekarang adalah zaman yang serba instant. Namun Tuhan tidak bekerja demikian. Tuhan rindu kita belajar berjalan bersama dengan Dia, menyatu dengan Dia dalam segala kehidupan kita.
Kita perlu berkata seperti Daud berkata, “Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.” (Mazmur 25:5). Tuhan sangat rindu menolong dan menyelamatkan kita dengan melakukan mujizat-mujizat yang kreatif. Oleh karena itu, firmanNya berkata, “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN. (Ratapan 3:25-26).
Hari-hari ini, inilah yang kita perlu lakukan berharap sepenuhnya kepada Tuhan, menantikan Tuhan dengan sabar, dan menyelaraskan keinginan, rencana, pikiran, perasaan, seluruh kehidupan kita dengan Tuhan. Peganglah janji Tuhan yang berkata, “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” (Habakuk 2:3-4)
Mari Kita Menantikan Tuhan. Amin
Perenungan
Joshua Ivan Sudrajat
*Yesaya 40:31 (TB) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.*
Kata Menantikan Tuhan Dalam Bahasa Aslinya adalah
*QAVAH*
Qavah = Menantikan Dengan Harapan Yang Besar (Maknanya Juga Adalah Mengikat Sesuatu Bersama –Sama Dengan Memintalnya – Yesaya 40 : 31tetapi Orang-Orang Yang Menanti-Nantikan Tuhan Mendapat Kekuatan Baru: Mereka Seumpama Rajawali Yang Naik Terbang Dengan Kekuatan Sayapnya; Mereka Berlari Dan Tidak Menjadi Lesu, Mereka Berjalan Dan Tidak Menjadi Lelah.
*DUMIYAH*
Dumiyah = Menanti Dengan Tenang Kepercayaan Penuh ( Maknanya Adalah Kepercayaan Yang Tenang Dan Kuat Kepada Allah - Mazmur 62 :2-3 )
Kita harus belajar dengan Tenang dengan Kepercayaan Penuh.
*CHAKAH*
Kata Kedua Adalah Chaka = Melekat Merindukan (Mazmur 33 : 20 Jiwa Kita Menanti-Nantikan Tuhan. Dialah Penolong Kita Dan Perisai Kita! ) Anda Bisa Membacanya Juga Di Mazmur 42 : 3 – 63 : 2 – Daud Ber-Chakah Ia Merindukan Lawatan Allah
Kata **“menantikan*” dalam bahasa Ibrani ‘*qavah’ mempunyai 3 pengertian penting yang perlu kita ketahui agar kita dapat menantikan Tuhan dengan benar. Yaitu:
*1. Berharap Penuh*
Pengertian pertama dari ‘qavah’ adalah berharap penuh. Menantikan Tuhan berarti kita berharap penuh kepada Tuhan. Tidak setengah-setengah, hanya kepada Dia saja kita berharap. Ada banyak orang berharap, namun seberapa banyak yang berharap penuh kepada Tuhan.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:7-8). Jika kita ingin berbuah banyak di tahun 2009, kita harus berharap penuh kepada Tuhan. Sekalipun tahun 2009 tahun yang kering, kita tidak akan kuatir namun akan terus berbuah.
Orang yang berharap penuh kepada Tuhan adalah orang yang hatinya percaya hanya kepada Tuhan. Berhati-hatilah karena dunia akan turut menawarkan jalan keluar di tengah kemelut ekonomi dan dunia ini. Tuhan sudah memperingatkan kita untuk tidak berjalan menurut nasehat dunia ataupun menjadi serupa dengan dunia ini. Yang kita perlu lakukan adalah masuk dalam kamar keintiman kita dan berjumpa dengan sang Penasehat Yang Ajaib, berbicara dengan-Nya dan mendengarkan Dia.
*2. Mengikat Menjadi Satu*
Hal ini membawa kita kepada pengertian yang kedua dari ‘qavah’, yaitu mengikat menjadi satu, seperti 3 utas benang yang dipilin menjadi satu. Orang yang menantikan Tuhan adalah orang-orang yang menyatukan diri mereka dengan Tuhan. Mereka menyatukan diri mereka dengan rencana Tuhan, pikiran Tuhan, kebenaran Tuhan, kehendak Tuhan, dan cara-cara Tuhan.
Kita perlu melakukan spiritual alignment atau penyesuaian rohani. Inilah keintiman yang Tuhan inginkan dari kita. Tidak hanya kita menikmati Dia dalam doa kita, tetapi kita juga harus merenungkan Firman Tuhan siang dan malam, agar pikiran kita mengalami penyesuaian dengan kehendakNya yang tertulis, dan berubah oleh pembaharuan akal. Orang yang intim adalah orang yang kehidupannya berpadanan dengan kebenaran; orang-orang yang mempunyai integritas, hati – perkataan – perbuatan berjalan seiring.
Hari-hari ini, di kala kita sedang menantikan datangnya pertolongan dan keselamatan yang dari Tuhan, pastilah Tuhan membawa kita melewati masa-masa pembersihan. Pembersihan ini akan menyingkapkan kepada kita, hal-hal yang tidak sesuai dengan karakter dan sifat Tuhan. Melalui berbagai macam masalah yang akan kita hadapi, kita dibersihkan dan dibawa untuk mengubah hal-hal yang tidak sesuai tersebut, dan menyesuaikan keberadaan kita dengan kebenaran Tuhan. Pembersihan ini mempengaruhi doa kita di hadapan Tuhan.
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2). Dengan kata lain, Tuhan mendengar dan bertindak terhadap doa kita, sewaktu dosa dan segala kejahatan kita selekasnya dibereskan dengan Tuhan.
Proses-proses yang kita lalui akan menguji respons yang akan kita berikan terhadap proses tersebut. Respons yang benar akan mendatangkan berkat. Akibat salah meresponi malaikat yang menyampaikan pesan Tuhan kepada Zakaria, maka Zakaria menjadi bisu untuk beberapa waktu lamanya karena respons ketidakpercayaannya kepada pesan Tuhan. Pembersihan juga akan menjadikan kita lebih banyak berbuah. “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia LEBIH BANYAK berbuah.” (Yohanes 15:2).
*3. Menunggu Dengan Sabar*
Bicara tentang buah, hal ini menuntun kita kepada pengertian yang ketiga dari ‘qavah’, yaitu menunggu dengan sabar.Penekanannya adalah pada perihal sabar. Kita semua pernah menunggu. Yang menjadi permasalahannya adalah apakah kita menunggu dengan sabar. Kesabaran adalah bagian dari buah kasih; kasih itu sabar. Kesabaran (long-suffering) adalah kemampuan untuk bertahan di tengah penderitaan.
Seringkali sewaktu kita menantikan Tuhan, kita menanti di dalam kerangka waktunya Tuhan (kairos), bukan waktunya kita. Manusia cenderung ingin segala sesuatunya terjadi dan tergenapi dengan cepat, bahkan jika perlu tanpa melewati masalah sedikitpun. Apalagi zaman sekarang adalah zaman yang serba instant. Namun Tuhan tidak bekerja demikian. Tuhan rindu kita belajar berjalan bersama dengan Dia, menyatu dengan Dia dalam segala kehidupan kita.
Kita perlu berkata seperti Daud berkata, “Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.” (Mazmur 25:5). Tuhan sangat rindu menolong dan menyelamatkan kita dengan melakukan mujizat-mujizat yang kreatif. Oleh karena itu, firmanNya berkata, “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN. (Ratapan 3:25-26).
Hari-hari ini, inilah yang kita perlu lakukan berharap sepenuhnya kepada Tuhan, menantikan Tuhan dengan sabar, dan menyelaraskan keinginan, rencana, pikiran, perasaan, seluruh kehidupan kita dengan Tuhan. Peganglah janji Tuhan yang berkata, “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” (Habakuk 2:3-4)
Mari Kita Menantikan Tuhan. Amin
Perenungan
Joshua Ivan Sudrajat
Amin makasih Bro TYM
BalasHapus