TIGA UJIAN YUSUF
*TIGA UJIAN YUSUF*
*PS Stephanus Herry*
TIGA UJIAN YUSUF. Hal yang luar biasa dalam kehidupan Yusuf adalah tentang bertambahnya kepercayaan TUHAN kepadanya, sehingga TUHAN memakainya untuk ambil bagian yang menentukan dalam menetaskan mimpi-mimpi TUHAN, dan diserahkan-Nya tanggung jawab yang besar kepadanya untuk mengawal impian-Nya.
Karena mimpi-mimpi itu mempunyai ‘daya belok’ yang sangat besar untuk menentukan arah, entah itu arah naik atau arah turun, entah itu arah yang membaik atau arah yang memburuk, maka dibutuhkan seorang yang mempunyai kualitas dan kapasitas untuk menjadi pengawal terhadap apa yang hendak TUHAN kerjakan.
—o0o—
Di saat-saat yang menentukan ini, dibutuhkan ‘Yusuf-Yusuf akhir zaman’ yang menjadi pengawal impian TUHAN yang dipakai-Nya untuk mengubah sejarah dan untuk mengubah generasi terakhir ini.
TUHAN membutuhkan seorang yang penuh dengan kadar-Nya.
“Apa artinya?”
Artinya, seorang yang mempunyai tingkat pengenalan dan tingkat pengalaman yang matang, kuat, kokoh, dan teruji dalam karakternya, sehingga tidak mudah oleng, kandas, rapuh, hingga akhirnya lumpuh oleh berbagai serangan.
Dalam tugas yang besar itu, bobot dan kadar TUHAN dalam hidup Yusuf memberikan peranan yang sangat penting dan menentukan dalam proses pengawalan impian dan proyek-proyek-Nya.
Kualitas dan kapasitas manusia batiniah dan karakter hati Yusuf harus melewati fit and proper test-Nya.
—o0o—
Dalam Majalah Charisma Indonesia, kolom Warrior Journey: ‘Tingkatan Berkat Yusuf’, edisi April – Mei 2011, saya menuliskan tentang ujian-ujian yang harus dilewati Yusuf, yaitu ‘ujian kemurnian’, ‘ujian kesucian’, dan ‘ujian ketajaman’.
Mari kita bedah satu per satu ujian yang harus dilewati Yusuf.
Ujian pertama adalah ujian kemurnian.
Kita tahu sederetan peristiwa yang membelit hati Yusuf, dan berusaha menyemburkan bisa beracun yang mematikan ke dalam ‘organ dalam rohani’ Yusuf.
Perjalanan hati Yusuf yang dimulai dengan dilemparkannya ke dalam sumur iri hati, kemudian dijual sebagai budak supaya hatinya diperbudak oleh statusnya dan supaya kehilangan identitasnya, dan dijebloskan ke dalam penjara yang merupakan perjalanan yang menyakitkan dan memungkinkan Yusuf menjadi seorang yang dipenuhi oleh kemarahan, dendam, pemberontakan, kepahitan dan terluka parah.
Namun di tengah-tengah situasi yang sulit itu, Yusuf memilih untuk tetap benar dan tetap murni di hadapan TUHAN, sehingga perjalanan yang ditempuhnya menaik dan menanjak, bukannya menurun, melainkan terus mengembang, bukannya menyusut.
Kemurnian hati Yusuf teruji, tidak terkontaminasi, dan tidak menjadi pahit.
Bahkan Yusuf mengubah peristiwa-peristiwa yang pahit itu menjadi manis dan mendatangkan kebaikan sesuai dengan rencana-Nya.
Kemurnian hati Yusuf menyebabkan dirinya mengalami promosi dari TUHAN!
—o0o—
Ujian kedua adalah ujian kesucian.
Di rumah Potifar, Yusuf melewati ujian kesucian, di mana isteri tuannya berusaha keras untuk menjeratnya dengan birahi yang menyala.
Jeratan itu seperti sarang seekor laba-laba yang bila kita mengenainya akan sulit untuk melepaskannya.
Yusuf melarikan diri!
Ia tidak mau terjerat oleh hubungan yang salah!
Ia tidak bersedia menodai kepriaannya!
Dan ia tidak sudi menikmati sedikitpun kenikmatan yang membawa kerusakan hati dan melepaskan pemakaian TUHAN dalam hidupnya.
Yusuf tidak mau menyerahkan hatinya kepada dosa yang telah siap mematuknya.
Kesucian hati dan hidup Yusuf terus dipertahankannya di hadapan TUHAN, dan kesuciannya menyebabkan dirinya bergerak naik memasuki tingkat harta kesayangan TUHAN.
—o0o—
Dan ujian ketiga adalah ujian ketajaman.
Ujian ini sangat erat kaitannya dengan kualitas dan kapasitas manusia batiniah Yusuf yang telah tertempa dengan baik sehingga ketajamannya mampu menerjemahkan arti mimpi-mimpi yang dinyatakan TUHAN.
Ketajaman Yusuf membuatnya mampu melihat TUHAN bekerja di balik semua peristiwa-peristiwa yang menyakitkan sebagai persiapan yang menuntut kedewasaan dan kematangan dalam menggenapinya.
Ketajaman Yusuf menyebabkan dirinya dimunculkan dan diangkat sebagai pengawal impian TUHAN.
Artikel ini diambil dari buku ‘PENGAWAL IMPIAN TUHAN’. ***
*PS Stephanus Herry*
TIGA UJIAN YUSUF. Hal yang luar biasa dalam kehidupan Yusuf adalah tentang bertambahnya kepercayaan TUHAN kepadanya, sehingga TUHAN memakainya untuk ambil bagian yang menentukan dalam menetaskan mimpi-mimpi TUHAN, dan diserahkan-Nya tanggung jawab yang besar kepadanya untuk mengawal impian-Nya.
Karena mimpi-mimpi itu mempunyai ‘daya belok’ yang sangat besar untuk menentukan arah, entah itu arah naik atau arah turun, entah itu arah yang membaik atau arah yang memburuk, maka dibutuhkan seorang yang mempunyai kualitas dan kapasitas untuk menjadi pengawal terhadap apa yang hendak TUHAN kerjakan.
—o0o—
Di saat-saat yang menentukan ini, dibutuhkan ‘Yusuf-Yusuf akhir zaman’ yang menjadi pengawal impian TUHAN yang dipakai-Nya untuk mengubah sejarah dan untuk mengubah generasi terakhir ini.
TUHAN membutuhkan seorang yang penuh dengan kadar-Nya.
“Apa artinya?”
Artinya, seorang yang mempunyai tingkat pengenalan dan tingkat pengalaman yang matang, kuat, kokoh, dan teruji dalam karakternya, sehingga tidak mudah oleng, kandas, rapuh, hingga akhirnya lumpuh oleh berbagai serangan.
Dalam tugas yang besar itu, bobot dan kadar TUHAN dalam hidup Yusuf memberikan peranan yang sangat penting dan menentukan dalam proses pengawalan impian dan proyek-proyek-Nya.
Kualitas dan kapasitas manusia batiniah dan karakter hati Yusuf harus melewati fit and proper test-Nya.
—o0o—
Dalam Majalah Charisma Indonesia, kolom Warrior Journey: ‘Tingkatan Berkat Yusuf’, edisi April – Mei 2011, saya menuliskan tentang ujian-ujian yang harus dilewati Yusuf, yaitu ‘ujian kemurnian’, ‘ujian kesucian’, dan ‘ujian ketajaman’.
Mari kita bedah satu per satu ujian yang harus dilewati Yusuf.
Ujian pertama adalah ujian kemurnian.
Kita tahu sederetan peristiwa yang membelit hati Yusuf, dan berusaha menyemburkan bisa beracun yang mematikan ke dalam ‘organ dalam rohani’ Yusuf.
Perjalanan hati Yusuf yang dimulai dengan dilemparkannya ke dalam sumur iri hati, kemudian dijual sebagai budak supaya hatinya diperbudak oleh statusnya dan supaya kehilangan identitasnya, dan dijebloskan ke dalam penjara yang merupakan perjalanan yang menyakitkan dan memungkinkan Yusuf menjadi seorang yang dipenuhi oleh kemarahan, dendam, pemberontakan, kepahitan dan terluka parah.
Namun di tengah-tengah situasi yang sulit itu, Yusuf memilih untuk tetap benar dan tetap murni di hadapan TUHAN, sehingga perjalanan yang ditempuhnya menaik dan menanjak, bukannya menurun, melainkan terus mengembang, bukannya menyusut.
Kemurnian hati Yusuf teruji, tidak terkontaminasi, dan tidak menjadi pahit.
Bahkan Yusuf mengubah peristiwa-peristiwa yang pahit itu menjadi manis dan mendatangkan kebaikan sesuai dengan rencana-Nya.
Kemurnian hati Yusuf menyebabkan dirinya mengalami promosi dari TUHAN!
—o0o—
Ujian kedua adalah ujian kesucian.
Di rumah Potifar, Yusuf melewati ujian kesucian, di mana isteri tuannya berusaha keras untuk menjeratnya dengan birahi yang menyala.
Jeratan itu seperti sarang seekor laba-laba yang bila kita mengenainya akan sulit untuk melepaskannya.
Yusuf melarikan diri!
Ia tidak mau terjerat oleh hubungan yang salah!
Ia tidak bersedia menodai kepriaannya!
Dan ia tidak sudi menikmati sedikitpun kenikmatan yang membawa kerusakan hati dan melepaskan pemakaian TUHAN dalam hidupnya.
Yusuf tidak mau menyerahkan hatinya kepada dosa yang telah siap mematuknya.
Kesucian hati dan hidup Yusuf terus dipertahankannya di hadapan TUHAN, dan kesuciannya menyebabkan dirinya bergerak naik memasuki tingkat harta kesayangan TUHAN.
—o0o—
Dan ujian ketiga adalah ujian ketajaman.
Ujian ini sangat erat kaitannya dengan kualitas dan kapasitas manusia batiniah Yusuf yang telah tertempa dengan baik sehingga ketajamannya mampu menerjemahkan arti mimpi-mimpi yang dinyatakan TUHAN.
Ketajaman Yusuf membuatnya mampu melihat TUHAN bekerja di balik semua peristiwa-peristiwa yang menyakitkan sebagai persiapan yang menuntut kedewasaan dan kematangan dalam menggenapinya.
Ketajaman Yusuf menyebabkan dirinya dimunculkan dan diangkat sebagai pengawal impian TUHAN.
Artikel ini diambil dari buku ‘PENGAWAL IMPIAN TUHAN’. ***
Komentar
Posting Komentar