KEMULIAAN TUHAN MEMENUHI BAITNYA
*KEMULIAAN TUHAN MEMENUHI BAITNYA*
*Ps Lukas Yoesianto*
Kemuliaan itu bukan hanya berkat jasmani. Kalau berkat jasmani berarti kemuliaan maka Paulus adalah pribadi yang paling tidak layak menyandang kemuliaan. Keberhasilan, kekayaan dan kemegahan itu bukan satu-satunya ciri kemuliaan. Karena jikalau keberhasilan, kekayaan dan kesuksesan merupakan ciri dari kemuliaan maka dunia lebih mulia dibandingkan dengan kita.
*APAKAH ARTI KEMULIAAN ITU?*
*KEMULIAAN /KABOD/DOXA/BOBOT ITU BERARTI TUHAN SENDIRI*
2 Tawarikh 5:12 – 14
...Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.
Pada waktu pujian dinaikkan, rumah Tuhan dipenuhi awan. Awan di sini adalah representasi dari kehadiran Tuhan. Itulah awan kemuliaan Tuhan. Kata kemuliaan itu berasal bahasa Ibrani “Kabod.” Salah satu arti dari kabod adalah bobot atau beban.
Ketika kabod itu turun, maka para imam tersungkur. Mereka kehilangan kekuatan untuk berdiri. Di situ tidak ada satu manusia pun yang tahan berdiri. Yang ada dalam hidup mereka hanya Tuhan, mengagumi Tuhan dan memberikan segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Tidak tahan berdiri artinya tidak ada yang lain selain Tuhan sendiri. Kemuliaan ini berbicara mengenai hadirat Tuhan; Dia sendiri.
*2. KEMULIAAN BERARTI KEMEGAHAN, KEHORMATAN, DAN KEKAYAAN.*
Ilustrasi Tentang Kemuliaan Tuhan.
Digambarkan seperti sebuah gelas yang berisi air dan es batu. Gelas merupakan gambaran dari wadah atau yang disebut sebagai “Rumah Ini “ (Hagai 2:9). Air dan es batu itu adalah gambaran Tuhan sediri sebagai kemuliaan yang utama dan pertama. Sedangkan titik-titik air yang menepel pada gelas menggambarkan dampak dari kemuliaan Tuhan; ada kemegahan, kehormatan dan kekayaan seperti yang tertulis dalam Yesaya 60. Tanggung jawab kita adalah kita harus membangun rumah ini, mezbah, bait Tuhan, yaitu hidup kita sendiri. Kita bangun kehidupan doa kita, pembacaan firman, penyembahan dan mezbah keluarga kita.
Percayalah, kemuliaan Tuhan selalu membawa dampak secara jasmani di dalam hidup setiap kita; namun setiap kita janganlah berfokus kepada yang jasmani melebihi yang ilahi atau Tuhan sendiri. Berkat, kemasyuran, dimuliakan itu hanyalah efek atau bonus atau akibat atau konsekuensi dari turunnya kemuliaan di dalam hidup setiap kita. Namun hendaknya setiap kita terus menjaga hati kita agar hati kita tidak beralih kepada pemberian Tuhan melainkan terus berfokus dan merindukan Dia secara pribadi sebagai Sang Pemberi.
Apabila kita semakin diberkati maka seharusnya kita semakin takut akan Tuhan, semakin bersyukur, semakin intim dengan Tuhan, keinginan melayani jiwa-jiwa makin bertambah dan kerinduan kita kepada Tuhan semakin meningkat. Tetapi jika kita semakin diberkati namun semakin asyik dengan berkat Tuhan dan semakin jauh dari Tuhan, berarti ini ada yang salah dengan kekristenan kita. Inilah pengaman bagi hati setiap kita. Mari ingini Tuhan melebihi tahun-tahun sebelumnya; niscaya kebesaran, kehormatan dan kekayaan akan mengikuti hidup kita.
Disarikan dari kotbah Pdt. Ir. Lukas Yoesianto di Ibadah Raya Kemah Daud Ministries Jogja pada tanggal 9 Februari 2020.
*Ps Lukas Yoesianto*
Kemuliaan itu bukan hanya berkat jasmani. Kalau berkat jasmani berarti kemuliaan maka Paulus adalah pribadi yang paling tidak layak menyandang kemuliaan. Keberhasilan, kekayaan dan kemegahan itu bukan satu-satunya ciri kemuliaan. Karena jikalau keberhasilan, kekayaan dan kesuksesan merupakan ciri dari kemuliaan maka dunia lebih mulia dibandingkan dengan kita.
*APAKAH ARTI KEMULIAAN ITU?*
*KEMULIAAN /KABOD/DOXA/BOBOT ITU BERARTI TUHAN SENDIRI*
2 Tawarikh 5:12 – 14
...Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.
Pada waktu pujian dinaikkan, rumah Tuhan dipenuhi awan. Awan di sini adalah representasi dari kehadiran Tuhan. Itulah awan kemuliaan Tuhan. Kata kemuliaan itu berasal bahasa Ibrani “Kabod.” Salah satu arti dari kabod adalah bobot atau beban.
Ketika kabod itu turun, maka para imam tersungkur. Mereka kehilangan kekuatan untuk berdiri. Di situ tidak ada satu manusia pun yang tahan berdiri. Yang ada dalam hidup mereka hanya Tuhan, mengagumi Tuhan dan memberikan segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Tidak tahan berdiri artinya tidak ada yang lain selain Tuhan sendiri. Kemuliaan ini berbicara mengenai hadirat Tuhan; Dia sendiri.
*2. KEMULIAAN BERARTI KEMEGAHAN, KEHORMATAN, DAN KEKAYAAN.*
Ilustrasi Tentang Kemuliaan Tuhan.
Digambarkan seperti sebuah gelas yang berisi air dan es batu. Gelas merupakan gambaran dari wadah atau yang disebut sebagai “Rumah Ini “ (Hagai 2:9). Air dan es batu itu adalah gambaran Tuhan sediri sebagai kemuliaan yang utama dan pertama. Sedangkan titik-titik air yang menepel pada gelas menggambarkan dampak dari kemuliaan Tuhan; ada kemegahan, kehormatan dan kekayaan seperti yang tertulis dalam Yesaya 60. Tanggung jawab kita adalah kita harus membangun rumah ini, mezbah, bait Tuhan, yaitu hidup kita sendiri. Kita bangun kehidupan doa kita, pembacaan firman, penyembahan dan mezbah keluarga kita.
Percayalah, kemuliaan Tuhan selalu membawa dampak secara jasmani di dalam hidup setiap kita; namun setiap kita janganlah berfokus kepada yang jasmani melebihi yang ilahi atau Tuhan sendiri. Berkat, kemasyuran, dimuliakan itu hanyalah efek atau bonus atau akibat atau konsekuensi dari turunnya kemuliaan di dalam hidup setiap kita. Namun hendaknya setiap kita terus menjaga hati kita agar hati kita tidak beralih kepada pemberian Tuhan melainkan terus berfokus dan merindukan Dia secara pribadi sebagai Sang Pemberi.
Apabila kita semakin diberkati maka seharusnya kita semakin takut akan Tuhan, semakin bersyukur, semakin intim dengan Tuhan, keinginan melayani jiwa-jiwa makin bertambah dan kerinduan kita kepada Tuhan semakin meningkat. Tetapi jika kita semakin diberkati namun semakin asyik dengan berkat Tuhan dan semakin jauh dari Tuhan, berarti ini ada yang salah dengan kekristenan kita. Inilah pengaman bagi hati setiap kita. Mari ingini Tuhan melebihi tahun-tahun sebelumnya; niscaya kebesaran, kehormatan dan kekayaan akan mengikuti hidup kita.
Disarikan dari kotbah Pdt. Ir. Lukas Yoesianto di Ibadah Raya Kemah Daud Ministries Jogja pada tanggal 9 Februari 2020.
Komentar
Posting Komentar