HIDUPLAH DALAM KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH
*HIDUPLAH DALAM KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH*
*Pdt Lukas Yoesianto*
*2 Korintus 8:1 (TB) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.*
Kasih karunia ini diberikan secara cuma-cuma kepada jemaat Makedonia; seperti halnya keselamatan. Kasih karunia inidiberikan oleh Tuhan kepada jemaat Makedonia bukan karena perbuatan baik mereka namun karena anugerah. Begitu juga dengan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita, itu bukan karena kebaikan kita, tetapi semata-mata karena anugerah Tuhan.
Saudaraku, kasih karunia adalah perlengkapan Tuhan yang diberikan kepada kita, hal itu bisa berupa; kuasa, kemampuan, kasih, damai sejahtera, ketrampilan khusus, dan pengurapan untuk menolong kita dan memampukan kita supaya:
*1. Kita menang atas setiap pencobaan / masalah yang terjadi.*
*2. Kita mampu menyelesaikan destiny/panggilan Tuhan atas hidup kita.*
Apapun pelayanan yang dianugerahkan kepada kita, Tuhan selalu menyediakan anugerah atau kemampuan ilahi untuk menyelesaikannya. Sehingga kita bisa menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk melayani jiwa-jiwa.
*KASIH KARUNIA TUHAN MEMAMPUKAN KITA UNTUK MENANG ATAS PENCOBAAN/PERMASALAHAN*
2 Korintus 8:2-3 (TB) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
Ketika jemaat Makedonia dicobai dengan berat, artinya pencobaan yang mereka hadapi tidak ringan dan banyak namun sukacita mereka meluap. Mereka tidak menggerutu, tidak marah dan tidak kecewa kepada Tuhan. Inilah yang namanya hidup dalam kasih karunia. Kita juga butuh kasih karunia seperti itu supaya saat kita menghadapi kondisi sulit seperti yang terjadi hari-hari ini, kita mendapatkan kekuatan.
Kondisi yang kita hadapi saat ini bukan hanya masalah kesehatan karena corona, tetapi juga masalah ekonomi atau bisnis yang menurun. Jadi, kita perlu lebih banyak berdoa, deklarasi firman, membaca Firman lebih banyak.
Dikatakan bahwa mereka sangat miskin. Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa mereka amat sangat miskin, atau mereka sedang mengalami kemiskinan yang ekstrim, namun mereka kaya dalam kemurahan. Siapa yang bisa membuat seperti ini? Ini karena ada kasih karunia Tuhan yang bekerja dalam hidup mereka. Kasih karunia itulah yang membuat jemaat ini begitu berkemurahan.
Ketika kasih karunia itu bekerja maka orang itu akan bersukacita, orang itu akan murah hati bahkan kaya di dalam kemurahan. Bahkan pemberian yang mereka berikan melebihi kemampuan manusia (beyond human), seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 8:4-5:
"Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama- tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami."
*KASIH KARUNIA TUHAN MEMAMPUKAN KITA MENGGENAPI PANGGILAN ILAHI*
1 Petrus 5:10 (TB) Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Kasih karunia itu ada banyak. Namun sumbernya satu, Allah. Dan semua aspek kehidupan kita butuh kasih karunia. Sebagai suami kita membutuhkan kasih karunia yang berlimpah-limpah. Sebagai istri dan anak pun kita butuh kasih karuniaNya. Dalam pekerjaan, study, dan pernikahan, kita juga membutuhkan kasih karunia. Dia telah memperlengkapi kita dengan kasih karunia untuk menyelesaikan panggilanNya. Oleh karena itu, jangan menggenapi kodrat ilahi dengan kemampuan manusiawi atau dengan cara duniawi, tetapi dengan kasih karunia.
Kasih karunia itu akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita untuk menyelesaikan panggilan Sorgawi yang Tuhan berikan.
*Dua Contoh Hidup Dalam Kasih Karunia*
1. Kisah Maria (Lukas 1:30-31)
Pada jaman itu jikalau perempuan mengandung dan melahirkan tanpa ada suami akan ada dalam masalah yang besar. Bagi Maria itu juga menjadi masalah besar; tetapi ada kasih karunia. Bagi setiap Saudara yang sudah memegang panggilan namun sepertinya belum ada penggenapannya; percayalah setiap kita ada dalam kasih karunia tersedia untuk genapkan panggilan tersebut.
2. Kita Punya Imam Besar Agung yang Mampu Merasakan Kelemahan Kita
Ibrani 4:14-16 (TB) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Dia datang ke dunia sebagai manusia supaya Dia merasakan kelemahan-kelemahan, persoalan-persoalan, pergumulan-pergumulan manusia. Tujuan akhirnya adalah supaya Dia bisa menolong kita. Karena itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia yang tersedia. Tahta Tuhan itu adalah Kasih karunia, tahta itu penuh atau dikelilingi dengan berbagai macam kasih karunia. Disanalah tersedia kasih karunia sebagai suami, kasih karunia sebagai istri, kasih karunia sebagai anak, kasih karunia sebagai pelajar, kasih karunia sebagai pengusaha; sehingga kita mendapatkan pertolongan pada waktunya.
Di masa-masa yang tidak menentu hari-hari dan ke depan mungkin memiliki potensi mematikan iman kita bahkan tidak memikirkan kodrat ilahi dan panggilan Sorgawi; justru di masa-masa inilah kita perlu datang ke tahta kasih karunia supaya kita memperoleh pertolongan pada waktunya.
*Jangan Menjauhkan Diri dari Kasih Karunia Allah (Ibrani 12:15)*
"Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang."
Jangan menjauhkan diri dari tahta kasih karunia Allah karena itu artinya jangan menjauhkan diri dari campur tangan Tuhan. Masa-masa ke depan kita tidak tahu; yang kita tahu adalah datanglah ke dalam kelimpahan tahta kasih karunia Allah. Percayalah, kasih karunia itu membuat campur tangan Alah nyata. Sedangkan menjaukan diri dari kasih karuniaNya dan tidak lagi mengandalkan Tuhan akan tumbuh akar pahit: kecewa, marah, benci dan pada akhirnya menimbulkan kerusuhan yang dapat mencemarkan banyak orang. Karena itulah mari dengan penuh keberanian masuk ke dalam tahta kasih karuniaNya sehingga memperoleh pertolongan tepat pada waktunya.
*(Disarikan dari kotbah Pdt. Ir. Lukas Yoesianto pada tanggal 22 Maret 2020 di Ibadah Raya Kemah Daud Ministries Jogja)*
*Pdt Lukas Yoesianto*
*2 Korintus 8:1 (TB) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.*
Kasih karunia ini diberikan secara cuma-cuma kepada jemaat Makedonia; seperti halnya keselamatan. Kasih karunia inidiberikan oleh Tuhan kepada jemaat Makedonia bukan karena perbuatan baik mereka namun karena anugerah. Begitu juga dengan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita, itu bukan karena kebaikan kita, tetapi semata-mata karena anugerah Tuhan.
Saudaraku, kasih karunia adalah perlengkapan Tuhan yang diberikan kepada kita, hal itu bisa berupa; kuasa, kemampuan, kasih, damai sejahtera, ketrampilan khusus, dan pengurapan untuk menolong kita dan memampukan kita supaya:
*1. Kita menang atas setiap pencobaan / masalah yang terjadi.*
*2. Kita mampu menyelesaikan destiny/panggilan Tuhan atas hidup kita.*
Apapun pelayanan yang dianugerahkan kepada kita, Tuhan selalu menyediakan anugerah atau kemampuan ilahi untuk menyelesaikannya. Sehingga kita bisa menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk melayani jiwa-jiwa.
*KASIH KARUNIA TUHAN MEMAMPUKAN KITA UNTUK MENANG ATAS PENCOBAAN/PERMASALAHAN*
2 Korintus 8:2-3 (TB) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
Ketika jemaat Makedonia dicobai dengan berat, artinya pencobaan yang mereka hadapi tidak ringan dan banyak namun sukacita mereka meluap. Mereka tidak menggerutu, tidak marah dan tidak kecewa kepada Tuhan. Inilah yang namanya hidup dalam kasih karunia. Kita juga butuh kasih karunia seperti itu supaya saat kita menghadapi kondisi sulit seperti yang terjadi hari-hari ini, kita mendapatkan kekuatan.
Kondisi yang kita hadapi saat ini bukan hanya masalah kesehatan karena corona, tetapi juga masalah ekonomi atau bisnis yang menurun. Jadi, kita perlu lebih banyak berdoa, deklarasi firman, membaca Firman lebih banyak.
Dikatakan bahwa mereka sangat miskin. Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa mereka amat sangat miskin, atau mereka sedang mengalami kemiskinan yang ekstrim, namun mereka kaya dalam kemurahan. Siapa yang bisa membuat seperti ini? Ini karena ada kasih karunia Tuhan yang bekerja dalam hidup mereka. Kasih karunia itulah yang membuat jemaat ini begitu berkemurahan.
Ketika kasih karunia itu bekerja maka orang itu akan bersukacita, orang itu akan murah hati bahkan kaya di dalam kemurahan. Bahkan pemberian yang mereka berikan melebihi kemampuan manusia (beyond human), seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 8:4-5:
"Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama- tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami."
*KASIH KARUNIA TUHAN MEMAMPUKAN KITA MENGGENAPI PANGGILAN ILAHI*
1 Petrus 5:10 (TB) Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Kasih karunia itu ada banyak. Namun sumbernya satu, Allah. Dan semua aspek kehidupan kita butuh kasih karunia. Sebagai suami kita membutuhkan kasih karunia yang berlimpah-limpah. Sebagai istri dan anak pun kita butuh kasih karuniaNya. Dalam pekerjaan, study, dan pernikahan, kita juga membutuhkan kasih karunia. Dia telah memperlengkapi kita dengan kasih karunia untuk menyelesaikan panggilanNya. Oleh karena itu, jangan menggenapi kodrat ilahi dengan kemampuan manusiawi atau dengan cara duniawi, tetapi dengan kasih karunia.
Kasih karunia itu akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita untuk menyelesaikan panggilan Sorgawi yang Tuhan berikan.
*Dua Contoh Hidup Dalam Kasih Karunia*
1. Kisah Maria (Lukas 1:30-31)
Pada jaman itu jikalau perempuan mengandung dan melahirkan tanpa ada suami akan ada dalam masalah yang besar. Bagi Maria itu juga menjadi masalah besar; tetapi ada kasih karunia. Bagi setiap Saudara yang sudah memegang panggilan namun sepertinya belum ada penggenapannya; percayalah setiap kita ada dalam kasih karunia tersedia untuk genapkan panggilan tersebut.
2. Kita Punya Imam Besar Agung yang Mampu Merasakan Kelemahan Kita
Ibrani 4:14-16 (TB) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Dia datang ke dunia sebagai manusia supaya Dia merasakan kelemahan-kelemahan, persoalan-persoalan, pergumulan-pergumulan manusia. Tujuan akhirnya adalah supaya Dia bisa menolong kita. Karena itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia yang tersedia. Tahta Tuhan itu adalah Kasih karunia, tahta itu penuh atau dikelilingi dengan berbagai macam kasih karunia. Disanalah tersedia kasih karunia sebagai suami, kasih karunia sebagai istri, kasih karunia sebagai anak, kasih karunia sebagai pelajar, kasih karunia sebagai pengusaha; sehingga kita mendapatkan pertolongan pada waktunya.
Di masa-masa yang tidak menentu hari-hari dan ke depan mungkin memiliki potensi mematikan iman kita bahkan tidak memikirkan kodrat ilahi dan panggilan Sorgawi; justru di masa-masa inilah kita perlu datang ke tahta kasih karunia supaya kita memperoleh pertolongan pada waktunya.
*Jangan Menjauhkan Diri dari Kasih Karunia Allah (Ibrani 12:15)*
"Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang."
Jangan menjauhkan diri dari tahta kasih karunia Allah karena itu artinya jangan menjauhkan diri dari campur tangan Tuhan. Masa-masa ke depan kita tidak tahu; yang kita tahu adalah datanglah ke dalam kelimpahan tahta kasih karunia Allah. Percayalah, kasih karunia itu membuat campur tangan Alah nyata. Sedangkan menjaukan diri dari kasih karuniaNya dan tidak lagi mengandalkan Tuhan akan tumbuh akar pahit: kecewa, marah, benci dan pada akhirnya menimbulkan kerusuhan yang dapat mencemarkan banyak orang. Karena itulah mari dengan penuh keberanian masuk ke dalam tahta kasih karuniaNya sehingga memperoleh pertolongan tepat pada waktunya.
*(Disarikan dari kotbah Pdt. Ir. Lukas Yoesianto pada tanggal 22 Maret 2020 di Ibadah Raya Kemah Daud Ministries Jogja)*
Komentar
Posting Komentar