ALIRAN AIR KEHIDUPAN
ALIRAN AIR KEHIDUPAN
Dalam ibadah VSS, saya rasa Roh Kudus sedang menanamkan jati diri sebagai bait Roh Kudus. Dengan tujuan agar saya berfokus untuk memancarkan aliran air hidup dari dalam batin. Hal tersebut tidak boleh tersumbat sedikitpun dan harus senantiasa terpancar dengan deras (Yehezkiel 47).
Pada saat itu saya melihat penglihatan: ada suatu gunung dan terpancar aliran air dari puncaknya. Air tersebut menyembur dengan deras dan mengalir dari puncak ke arah kaki gunung hingga menciptakan banyak sungai yang akhirnya memasuki daerah - daerah yang berada di daerah pegunungan tersebut, bahkan daerah yang jauh sekalipun masih dapat terjangkau oleh sungai itu. Dan masyarakat yang ada menikmati aliran air tersebut bagi kelanjutan kehidupan mereka.
Melalui penglihatan di atas, saya seperti ditarik kembali oleh Roh Kudus untuk berfokus memerhatikan aliran air hidup yang ada dalam batin saya. Roh Kudus pun menegaskan kepada saya: "Fokuslah untuk memancarkan aliran air hidup tersebut lebih deras lagi di dalam dirimu, dan di setiap waktu ukurlah kadar kedalamannya. Jangan sampai surut, tapi pastikan semakin kuat, deras, dan dalam."
Saya jadi semakin disadarkan bahwa hal ini sangatlah penting, sebab kehidupan yang berdampak adalah berbicara tentang banyak orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui kehidupan kita. Itulah esensi dari kehidupan yang berdampak. Mau bagaimanapun cara, sarana ataupun area domain tempat kita berada, jika orang banyak tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan atau tidak mengalami realita jamahan-Nya melalui hidup kita, maka sesungguhnya kita sedang tidak berfungsi sebagai bait Roh Kudus-Nya!
Mazmur 46:4-5 (TB)
4 (46-5) Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
5 (46-6) Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
Allah ada di dalam aliran - aliran sungai - ini berbicara mengenai kehidupan dan dinamika ilahi yang terus terpancar dari dalam batin kita. Hal ini memang tidak bisa dipahami secara lahiriah, tapi hanya bisa dipahami secara rohaniah. Sebab hakekat manusia yang sesungguhnya adalah makhluk roh, dan Tuhan adalah Roh. Melalui hidup kita yang senantiasa memancarkan aliran air hidup, maka Tuhan akan menjamah hakekat dari keberadaan manusia dan memulihkan kehidupan mereka (Wahyu 21).
Saya berketetapan dan berfokus untuk memastikan aliran air hidup terus terpancar dalam kehidupan saya! Sebagai bait Roh Kudus, saya hanya akan berinteraksi dengan keberadaan-Nya - memastikan pikiran saya hanya memikirkan, mengimajinasikan, dan memperkatakan hal - hal yang dari Roh. Itulah yang membuat dari dalam batin saya terpancar aliran air hidup yang memulihkan hidup manusia. #AkuCintaTuhan
Ps. Steven Agustinus
Komentar
Posting Komentar