HATI YANG BERSIH
HATI YANG BERSIH
Ketika kita membaca Alkitab, kita akan sering menemukan catatan tentang adanya orang atau sekelompok orang yang berdoa, yang kemudian Tuhan mengadakan intervensi di atas muka bumi ini karena orang-orang tersebut. Ketika Tuhan bekerja, maka segala yang tadinya tidak ada menjadi ada, dan segala yang tadinya mustahil menjadi mungkin.
Contoh: Musa - ketika ia berdoa, ada banyak mukjizat yang terjadi. Dari perkara - perkara hebat di Mesir, sampai berbagai mukjizat yang di luar nalar terjadi selama perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Tiap kali Musa berseru, berinteraksi ataupun berdoa kepada Tuhan, maka pasti sesuatu terjadi. Tokoh - tokoh iman lainnya pun mengalami hal yang sama, ada banyak intervensi ilahi yang sangat nyata ketika mereka berseru kepada Tuhan.
Mungkin kita berpikir bahwa itu hanya 'terjadi' pada orang - orang 'hebat' saja yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tidak! Ingat kisah Hana seorang 'ibu rumah tangga biasa', ketika ia berdoa, segera Tuhan bekerja membuat dirinya yang mandul menjadi subur. Dan melalui Hana, terlahirlah Samuel yang menjadi imam, nabi, dan hakim atas Israel.
Lalu jika kita lompat ke Perjanjian Baru, maka kita juga akan mendapati bahwa doa memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan Yesus sendiri adalah pribadi yang sangat sering berdoa - Ia menyatu dengan Bapa. Jadi tiap kali Ia berkata - kata di atas bumi ini, sesuatu pasti terjadi.
Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, kuasa doa pun terus berlanjut di zaman para rasul. Bahkan ketika 'jemaat' berdoa, sesuatu yang supernatural dan berbagai pelayanan malaikat atas kehendak Bapa dapat terjadi di atas bumi ini (Kisah Para Rasul 12).
Masih sangat banyak contoh lainnya lagi tentang 'doa' di dalam Alkitab, yang membuat kita bisa menyadari tentang cara dan prinsip kerja Tuhan: Bahwa Ia hanya bisa bekerja dan bergerak di atas bumi ini ketika ada manusia yang berdoa, berseru, dan berinteraksi dengan-Nya. Sebab Tuhan telah memberikan kuasa kepada manusia atas bumi ini. Jadi, penguasa bumi ini adalah manusia - Tuhan 'tidak bisa bergerak semau-Nya'.
Awalnya tidak ada kejahatan dan kerusakan di bumi ini, sebab Adam dan Hawa sebagai penguasa yang mana masih 'menjadi eksekutor' - mereka melekat dan berfokus hanya kepada Bapa. Tapi ketika mereka memilih mengikuti 'bujukan iblis' (tidak lagi menaati Bapa) akhirnya mereka menjadi inisiator (licik atau bermunculan berbagai niat jahat yang bertentangan dengan kebenaran atau agenda surga).
Namun Tuhan tetap konsisten - firman-Nya tetap berlaku. Manusia tetap sebagai penguasa. Hanya saja manusia telah menjadi penguasa yang menutup pintu terhadap Tuhan dan menolak keberadaan-Nya untuk bekerja di atas bumi ini. Alhasil kondisi dunia semakin buruk.
Doa, seruan ataupun penyembahan kita di hadapan Tuhan merupakan tindakan ilahi untuk membuka 'pintu' kepada Tuhan agar nyata di bumi ini - menyerahkan kembali segala kuasa atas dunia ini ke Tangan Tuhan. Dengan tujuan untuk menjadikan dan merealisasikan kehendak-Nya melalui diri kita - minimal atas 'dunia atau kehidupan' sehari - hari kita. Begitulah 'gambaran sederhana' untuk memahami arti dan fungsi dari DOA itu sendiri.
Saya jadi menyadari bahwa dunia ini menjadi rusak karena manusia menolak Tuhan dan menerima pengaruh iblis. Tapi sebaliknya, pemulihan segala sesuatu akan terjadi ketika ada manusia yang memberi dirinya dipengaruhi hanya oleh pekerjaan Roh serta firman (menolak pengaruh iblis) dan BERDOA. Ya, sesederhana itu saja. Doa akan sekali lagi memainkan peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, pagi ini saya meminta roh doa untuk sekali lagi berkobar - kobar dalam batin saya.
Tapi kita harus selalu waspada bahwa Musuh akan terus berupaya untuk membuat kita sakit hati, jengkel, marah, dan menyimpan kesalahan orang lain. Itulah panah api si jahat yang bertujuan melumpuhkan diri kita agar 'tidak bisa berdoa' dengan semestinya. Jadi jangan pernah menganggap wajar segala bentuk konflik batin dan emosi negatif. Sebab ini bukan tentang diri kita atau orang lain lagi, dan juga bukan siapa yang benar atau siapa yang salah! Bukan! Itu rencana musuh untuk menghancurkan diri kita.
Emosi negatif merupakan pengaruh musuh yang dilepaskan atas kita (Kejadian 4:6-7, Efesus 6:10-20, 2 Timotius 1:7). Bagian kita adalah menolaknya (1 Korintus 2:12), dan jangan pernah tertipu! Ingatlah selalu, bahwa diri kita yang penuh konflik batin dan sarat dengan kemanusiawiaan serta kedagingan sudah mati (Roma 6:11)! Hidup kita sekarang adalah hidup oleh iman (hidup dalam pengaruh Roh serta Firman - Galatia 2:20). Pokoknya tolak segala bentuk pengaruh dunia ini dan pastikan saja diri kita terus berkobar - kobar dan melayani Dia.
Roma 12:9-14 (TB) Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Saat hati kita bersih dari segala bentuk konflik batin (Matius 18:15-35, Matius 5:22-25, Yakobus 5:16-20), maka pada saat itulah doa - doa kita menjadi berkuasa!! Pemulihan segala sesuatu atas bumi ini akan terjadi oleh kuat kuasa Tuhan yang mengintervensi dunia ini!! Amin! #AkuCintaTuhan
Ps. Steven Agustinus
Komentar
Posting Komentar