2022 TAHUN BERJAGA-JAGA
*2022 TAHUN BERJAGA-JAGA*
Shalom
Selamat Sore Pasukan Terdahsyat Tuhan Yesus Kristus.
19 Hari Lagi Kita Akan Mengakhiri Tahun 2021. Di dalam Roh Saya, merasakan Intensitas Peperangan Rohani makin meningkat.
Roh Kudus mengarahkan kepada kita untuk Berjaga-jaga.
“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
Matius 25:13
Tuhan Yesus menyebutkan adanya sepuluh gadis yang diberikan tugas untuk menyambut mempelai pria ketika ia datang untuk hadir dan bertemu dengan mempelai wanita dalam pesta perjamuan kawin. Sepuluh gadis ini kemungkinan besar berkaitan erat dengan sepuluh pelita yang dinyalakan dalam tradisi prosesi perkawinan orang Yahudi.
Lima diantara gadis tersebut mempersiapkan tugas mereka dengan sungguh-sungguh. Mereka membawa pelita dan juga minyak dalam buli-buli sebagai cadangan. Walaupun masa-masa untuk melakukan perjamuan kawin sudah tiba, tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan tepatnya mempelai pria akan datang. Bisa saja mempelai pria datang tengah malam sehingga mereka memerlukan cahaya untuk menerangi jalan mereka. Tuhan Yesus menyebut gadis-gadis yang mempersiapkan tugas mereka dengan sungguh-sungguh sebagai gadis-gadis yang bijaksana.
Namun lima gadis yang lainnya tidak mempersiapkan tugas mereka dengan sungguh-sungguh, mereka menganggap enteng tugas tersebut. Mereka tidak mempersiapkan apa yang mungkin mereka butuhkan untuk melakukan tugas tersebut. Dan tiba-tiba ada suara-suara yang mengumandangkan bahwa mempelai pria dalam perjalanan menuju rumah mempelai wanita. Pada saat itulah kelima gadis yang oleh Yesus disebut gadis-gadis yang bodoh, sadar bahwa pelita mereka hampir padam dan mereka tidak memiliki cadangan minyak. Barulah mereka berusaha untuk mendapatkan minyak. Tetapi sudah terlambat.
Ketika mereka sedang pergi untuk membeli minyak, mempelai pria tiba di rumah mempelai wanita. Mereka yang sudah siap, yaitu gadis-gadis bijaksana, ikut masuk ke dalam rumah untuk mengikuti perjamuan kawin. Dan pintu rumah pun ditutup.
Lima Gadis Bodoh tetapi mereka mengambil risiko untuk menunda mempersiapkan minyak cadangan. Penundaan tersebut berakibat sangat fatal. Mereka tidak diperkenan masuk ke dalam pesta perjamuan. Hal ini sebenarnya merupakan gambaran dari orang-orang yang nanti akan ditolak masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Ternyata penundaan tersebut berakibat fatal dimana mereka tidak bisa masuk dalam pesta perjamuan. Harus selalu diingat bahwa penundaan bukanlah sesuatu yang boleh dianggap remeh, walaupun untuk hal-hal yang kelihatannya sederhana. Penundaan bisa berakibat fatal, seperti yang dikemukakan di dalam perumpamaan ini, Alkitab menulis: “Akan tetapi, waktu mereka (lima gadis bodoh) sedang pergi membelinya datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis lain (yang bodoh), “Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.”
Setelah itu barulah kelima gadis lainnya tiba dan berusaha untuk masuk. Tetapi pintu sudah ditutup.
Mereka berseru-seru “Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!” Tetapi tuan itu menjawab: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu”.
Yesus menutup perumpamaan tersebut dengan sebuah peringatan:
“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
Matius 25:13
Jika kita teliti perumpamaan tersebut, berjaga-jaga yang dimaksud dalam perumpamaan ini bukan berarti gadis-gadis tersebut harus terus menerus terbangun dan tidak boleh tertidur. Dalam kisah tersebut kesepuluh gadis tersebut semuanya tertidur ketika mereka menunggu mempelai pria datang (ay 5).
MAKNA BERJAGA-JAGA
1. Menyadari Siapakah Tuhan itu dan Bagaimana Seharusnya Sikap Kita di Hadapan Dia
Dalam perumpamaan tersebut mempelai pria melambangkan Tuhan Yesus yang akan datang kembali sedangkan sepuluh gadis itu melambangkan orang percaya yang menantikan kedatangan-Nya.
Tuhan Yesus adalah Tuhan yang penuh kasih dan sudah membuktikan kasih-Nya itu lewat kerelaan-Nya untuk menebus dosa kita lewat kematian-Nya di kayu salib. Ketika kita percaya kepada-Nya kita akan diselamatkan. Namun kita juga harus menyadari, bahwa Ia juga Tuhan yang Mahakuasa, Pencipta seluruh alam semesta yang memiliki otoritas yang tertinggi. Tuhan layak untuk dihormati dan apa yang Dia perintahkan layak untuk ditaati. Hal ini kita perlihatkan melalui sikap kita kepada Dia. Jika kita memang mengatakan bahwa kita menghormati dan taat kepada Dia maka kita tidak akan menganggap enteng dan meremehkan Firman-Nya.
Dengan mempersiapkan pelita dan juga minyak sebagai cadangan, gadis-gadis yang bijaksana memperlihatkan bahwa mereka menghormati mempelai pria yang akan datang. Hal yang sama berlaku bagi kita orang percaya. Jika kita sungguh-sungguh mengerti siapakah Tuhan sebenar-Nya, maka kita akan dengan sungguh-sungguh menghormati Dia dengan cara sungguh-sungguh memperhatikan Firman-Nya.
Yesus mengatakan bahwa Dia pasti akan datang kembali dan tidak seorangpun mengetahui dengan pasti kapan Ia akan datang. Bagaimanakah sikap kita dalam menanggapi hal tersebut? Apakah kita menanggapi dengan cara sungguh-sungguh mempersiapkan hidup kita? Atau secara tidak sadar kita sudah meremehkan Dia dengan tidak menganggap serius perkataan-Nya.
Hal ini dapat terjadi pada saat kita bersikap pesimis terhadap janji kedatangan-Nya. Rasul Petrus memperingatkan kita ketika ia menulis:
“Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."” 2 Petrus 2:3-4
Jangan sampai kita lupa bahwa Tuhan Yesus memiliki otoritas untuk menutup pintu sehingga walaupun orang berusaha sekuat apapun, tidak ada sesuatupun yang dapat dilakukan untuk membuka pintu tersebut. Semua sudah terlambat. Hal ini terjadi karena seperti lima gadis bodoh tersebut, mereka meremehkan Sang Mempelai Pria, Tuhan Yesus Kristus.
2. Menyadari dengan Sungguh-sungguh akan Tanggung jawab yang Diberikan Kepada Kita
Sebagai orang percaya kita sudah menerima keselamatan lewat kasih karunia. Sekarang kita bukan lagi seteru, sebaliknya sekarang kita adalah sekutu Allah. Kita sudah dibebaskan dari perhambaan dosa, namun sekarang kita menjadi hamba dari Tuhan Yesus Kristus.
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
1 Korintus 6:19-20
Sebagai hamba, tugas kita adalah melakukan apa yang menjadi kehendak dan perintah-Nya. Hal ini digambarkan dalam perumpamaan ini lewat tugas yang harus dilakukan oleh kesepuluh gadis tersebut. Mereka sudah diberikan sebuah tugas, oleh karena itu mereka harus melakukannya dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan tersebut diperlihatkan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan agar tugas tersebut bisa dilaksanakan dengan baik.
Gadis-gadis bijaksana memperlihatkan keseriusan mereka terhadap tanggung jawab mereka dengan mempersiapkan buli-buli berisi minyak sebagai cadangan, sementara itu gadis-gadis yang bodoh sepertinya sudah melakukan tugasnya. Mereka juga membawa pelita, tetapi mereka tidak mempersiapkan minyak cadangan. Hal ini kelihatan-Nya sepele, tetapi ternyata memiliki konsekuensi yang serius, karena pada akhirnya mereka tidak dapat ikut dalam pesta perjamuan kawin.
Dalam ayat-ayat berikutnya (Matius 25:14-30), Tuhan Yesus juga memberikan sebuah perumpamaan mengenai kedatangan-Nya yang kedua kali. Perumpamaan tersebut adalah mengenai hamba yang dipercayakan untuk melipatgandakan talenta mereka. Kepada hamba-hamba yang melipatgandakan talenta, yaitu mereka yang memandang serius tanggung jawab yang diberikan kepada mereka, tuan itu berkata:
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
Matius 25:21,23
“Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Matius 25:30
3. Memastikan Bahwa Kita Dikenal Oleh Tuhan
Ketika lima gadis yang bodoh itu kembali dari membeli minyak, mereka mendapati bahwa pintu sudah tertutup. Mereka berteriak memohon agar mempelai pria membukakan pintu. Namun ada jawaban dari dalam yang berkata:
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.”
Matius 25:12
Apakah artinya ketika mempelai pria itu berkata ‘Aku tidak mengenal kamu’? Tuhan Yesus pernah mengatakan hal yang serupa mengenai hal ini.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Matius 7:21-23
Tentunya hal ini bukan berarti Tuhan Yesus tidak tahu siapa mereka, namun Yesus tidak mengenali mereka sebagai murid-Nya. Tuhan tidak mengakui mereka sebagai pengikut-Nya. Walaupun secara lahiriah mereka melakukan hal-hal yang kelihatannya rohani, namun mereka adalah orang asing secara rohani. Selama tiga tahun lebih Yudas Iskariot mengikuti Yesus, belajar dari Yesus, melayani bersama Yesus bahkan hidup bersama-sama Yesus. Tetapi sebenarnya ia didorong oleh kepentingannya sendiri. (Yohanes 12:6)
Orang yang dikenal Allah adalah mereka yang sungguh-sungguh menyerahkan segala aspek kehidupan-Nya, baik pikiran, perasaan dan keinginannya kepada pikiran, perasaan dan keinginan Allah.
“Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.”
1 Korintus 8:3
Kembali kepada kelima gadis bodoh dalam perumpamaan tersebut. Tuhan sedang berkata kepada mereka bahwa Ia tidak melihat dalam hidup mereka ada indikasi yang memperlihatkan bahwa mereka berjaga-jaga, yaitu:
1. Menghormati Dia dan tidak meremehkan Dia,
2. Bertanggung jawab dan setia melakukan kehendak-Nya
3. Memperlihatkan bahwa mereka mengasihi Dia dan meninggalkan kejahatan dalam hidupnya.
4. Mempunyai Persekutuan dengan Tuhan dan memiliki Hubungan Intim Dengan Tuhan.
5. Mengerti Hati Tuhan, apa yang Tuhan mau kita lakukan dalam hidup kita.
Jadilah seperti gadis-gadis bijaksana, yang berjaga-jaga senantiasa. Tahun 2022 kita selalu Berkomunikasi dengan ROH KUDUS, Tanya Tuhan sebelum kita lakukan sesuatu.
Amin
Jatiwangi 12 Desember 2021
Only By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar