2022 The Year of a New Paradigm
Tahun 2022 adalah Tahun Paradigma yang Baru
Tuhan menuntun kita untuk memasuki tahun 2022 dengan memberikan tema bahwa ‘Tahun 2022 adalah Tahun Paradigma yang Baru, The Year of a New Paradigm’.
Definisi 'paradigma' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ‘model’ dan juga ‘kerangka berpikir’.
Definisi 'paradigma' menurut Westminster Dictionary of Theological Terms adalah: ‘contoh, pola, model’.
Dan istilah ini sering dipakai untuk menunjukkan cara berpikir dalam teologi, ketika bahan-bahan dikumpulkan dan diatur dalam satu pola atau cara tertentu seperti dalam doktrin. Tuhan memberikan ayat emas untuk tema ini yaitu Yesaya 43:18-21 dan Filipi 3:13-14.
Dalam Yesaya 43:14-21, Tuhan berkata bahwa dulu orang Israel dibebaskan dari kejaran Firaun dan pasukannya dengan cara Firaun dan pasukannya mati di tengah-tengah Laut Merah, tetapi sekarang orang Israel akan dibebaskan dari Babel dengan cara yang berbeda. Tuhan berkata: “Jangan ingat hal-hal yang dulu. Sekarang Aku hendak membuat sesuatu yang baru.”
Kalau dulu Allah menyelamatkan Israel lewat jalan laut, sekarang Allah menyelamatkan Israel dengan cara yang baru. Allah akan menyelamatkan mereka lewat jalan di padang gurun dan sungai di padang belantara. Ini adalah paradigma yang baru. Bagian Tuhan adalah memberikan paradigma yang baru, yang adalah sesuatu yang baru, yaitu membuat jalan di padang gurun dan sungai di padang belantara, di mana pada waktu itu hal ini tidak mungkin bisa dikerjakan oleh manusia. Tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Katakan Amin.
Tujuan Allah menyelamatkan Israel dari Babel, yaitu karena mereka umat pilihan Tuhan dan yang ditetapkan untuk memberitakan kemasyhuran nama-Nya. Demikian juga bagi kita umat pilihan Tuhan, pada tahun 2022 ini, Tuhan akan menolong dan membebaskan kita dari masalah-masalah yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan kita; apakah itu sakit penyakit, keluarga, pelayanan, bisnis, masa depan, dengan cara-cara yang baru atau paradigma yang baru.
1 Korintus 2:9 berkata:
“Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Apa yang Tuhan minta untuk kita lakukan? Kita harus memberitakan kemasyhuran-Nya. Kita harus menyelesaikan Amanat Agung dalam era Pentakosta Ketiga ini.
1 Petrus 2:9 berkata:
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”
Memasuki tahun 2022 ini, kita akan melihat, bahwa dengan adanya pandemi yang sampai sekarang belum selesai, maka cara-cara pelayanan di gereja berubah. Kita tidak bisa hanya memakai cara-cara yang lama lagi.
Sebagai contoh: sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh George Barna yang dirilis pada 6 Juni 2021 yang lalu mengenai generasi anak muda di Amerika yang disebut generasi berbeda. Dikatakan bahwa pelayanan gereja selama 5 dekade terakhir tidak akan efektif untuk generasi ini. Jadi perlu ada paradigma yang baru dalam pelayanan di gereja. Tuhan sedang membuat paradigma yang baru sebagai pola yang baru dan bagian kita adalah menerima sebagai cara pandang yang baru.
Demikian juga dengan cara berbisnis, pasti banyak dari cara-cara yang lama yang sudah tidak bisa dipakai lagi. Perlu diperhatikan bahwa Wahyu 13:16 pasti akan digenapi. Manusia tidak dapat membeli dan menjual kalau tidak memiliki tanda Antikristus di tangan kanannya dan dahinya. Dengan seizin Tuhan, dunia sedang dibawa ke sana untuk menggenapi Wahyu 13:16 tadi.
Tetapi bagi kita yang percaya bahwa pengangkatan terjadi sebelum masa sengsara yang disebut sebagai pre-tribulation, kita tidak akan mengalami itu. Jadi, daripada kita disibukkan memikirkan chip dari Antikristus, sampai-sampai menolak untuk divaksinasi, sebaiknya kita mempersiapkan diri kita untuk pengangkatan yang sudah sangat-sangat dekat waktunya. Maranatha! Tuhan Yesus datang segera!
Jadi dalam Tahun Paradigma Yang Baru ini, ada 3 hal yang harus diperhatikan:
Paradigma adalah inisiatif Tuhan sendiri yang perlu diresponi oleh umat-Nya. Ada bagian yang Tuhan perbuat, ada bagian yang umat-Nya harus lakukan.
Bagian Tuhan: membuat sesuatu yang baru, yaitu paradigma sebagai pola.
Bagian umat Tuhan: melihat, mengetahui dan menerima yang Tuhan buat, yaitu paradigma sebagai cara pandang.
Nyanyi:
Hatiku percaya
Hatiku percaya
Hatiku percaya
Selalu kupercaya
Sesuai dengan Filipi 3:7-9, yang merupakan ayat emas kita tadi, dikatakan titik tolak perubahan paradigma Paulus terkait dengan masa lalunya, adalah karena pengenalan akan Kristus Yesus. Orang yang berjumpa dengan Tuhan Yesus seharusnya mengalami perubahan paradigma, artinya memiliki paradigma yang baru. Untuk itu, sesuai dengan Filipi 3:13-14, Paulus melupakan apa yang telah di belakangnya dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya dan “berlari-lari kepada tujuan”, artinya “mengejar sekalipun menderita” untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Kita juga harus berpikir tidak hanya masuk sorga saja, tetapi masuk sorga dengan hadiah berupa mahkota. Karena itu, mari kita responi ajakan rasul Paulus untuk memiliki dan menghidupi paradigma yang baru.
Memiliki paradigma yang baru dalam mengikut Tuhan adalah suatu keharusan, sekali lagi suatu keharusan. Firman Tuhan berkata bahwa kita harus meninggalkan cara hidup yang lama, ketika kita berbalik untuk mengikut Tuhan. Cara hidup yang lama atau paradigma yang lama termasuk pola pikir, tutur kata, tingkah laku, dan perbuatan kita sehari-hari, harus mengalami perubahan. Jadi orang Kristen yang sudah lahir baru, tetapi masih memakai paradigma yang lama, perlu bertobat.
Hidup dalam paradigma yang baru
Apa yang Alkitab katakan tentang "Paradigma yang Baru"?
Roma 12:2 berkata:
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk budi adalah ‘nous’, yang artinya pikiran, akal budi, pola pikir atau mindset; yang sama juga artinya dengan paradigma.
Di sini Tuhan menghendaki agar kita memiliki pikiran atau paradigma yang baru supaya kita tidak sama lagi dengan dunia ini dan mengerti kehendak Allah. Sebelum bertobat, pola pikir dan cara hidup kita pasti sama dengan dunia ini. Tinggalkan itu, tinggalkan itu, masuk ke dalam paradigma yang baru! Ingat: paradigma yang lama akan menghambat kita untuk mengerti kehendak Allah. Ada pesan Tuhan yang kuat hari-hari ini, yaitu agar kita mengerti dan melakukan kehendak Allah pada zaman ini.
Bagaimana supaya kita memiliki paradigma yang baru?
Yaitu melalui firman Allah dan Roh Kudus.
Karena itu baca Alkitab setiap hari. Renungkan, lakukan dan saksikan, dan selalu berkata: “Penuhi kami dengan roh-Mu, ya Tuhan! Biarlah kami dituntun dengan firman dan Roh-Mu.”
Pada akhirnya, diingatkan bahwa paradigma yang lama, yaitu pola pikir duniawi yang berdampak kepada kehidupan duniawi, akan berujung kepada kebinasaan, akan kehilangan keselamatan. Karena itu, miliki dan hidupi paradigma yang baru.
Kita akan menjadi serupa dengan gambar Yesus. Kita akan menjadi orang yang berintegritas. Kita akan mencari dan memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi, sehingga pada saat Tuhan Yesus menjemput kita gereja-Nya di awan-awan, kita akan diangkat dan masuk sorga dan akan bersama-sama dengan Tuhan Yesus selama-lamanya.
Nyanyi:
Hosana, Hosana di tempat yang tinggi
Hosana, Hosana, di hati yang suci
Enam hal yang harus diperhatikan
Jadi Saudara-saudara, memasuki tahun 2022, yang Tuhan berikan tema: ‘Tahun Paradigma Yang Baru. The Year of a New Paradigm’, ada 6 hal yang harus diperhatikan:
Tuhan sedang membuat paradigma yang baru dan kita harus menerimanya sebagai pola pikir dan cara pandang yang baru.
Tuhan akan menolong dan akan membebaskan kita dari masalah-masalah yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan kita, dengan paradigma yang baru dan kita harus mengerti dan menerimanya.
1 Korintus 2:9 akan kita alami, yaitu apa yang belum pernah dilihat oleh mata; belum pernah didengar oleh telinga; belum pernah timbul dalam hati, akan kita alami karena kita mengasihi Tuhan Yesus.
Tuhan mengingatkan kita sebagai orang Kristen yang sudah lahir baru, agar kita meninggalkan kehidupan duniawi yang disebut dengan paradigma yang lama, untuk masuk ke dalam paradigma yang baru yaitu kehidupan surgawi.
Kita harus melupakan apa yang ada di belakang kita, yaitu kehidupan duniawi dan mengarahkan diri kita kepada apa yang ada di hadapan kita, yaitu kehidupan sorgawi dan berlari-lari kepada tujuan, yang artinya mengejar sekalipun menderita, untuk memperoleh hadiah berupa mahkota. Kita harus berpikir tidak hanya masuk sorga saja, tetapi masuk sorga dengan mendapatkan mahkota.
Kita harus meminta kepada Tuhan agar dipimpin dengan firman dan Roh-Nya supaya kita bisa memahami dan menghidupi paradigma yang baru.
Dengan adanya paradigma yang baru ini, apa yang Tuhan minta kepada kita untuk dilakukan yaitu supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah menyelamatkan kita. Supaya dalam era Pentakosta Ketiga ini, kita menyelesaikan Amanat Agung dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.
Only By His Grace
Pdt Ir Niko Njotorahardjo
Komentar
Posting Komentar