EMPAT PULUH HARI KE SURGA 1
EMPAT PULUH HARI KE SURGA 1
Elisabeth Widyawati
Sumber YouTube :
https://youtube.com/clip/UgkxDvNff5XRMf4lChCLvwLX4h7HAOeNOyCw
Shalom…
Salam damai sejahtera dalam kasih TUHAN YESUS KRISTUS.
Perkenalkan namaku Elisabeth Widyawati Herman. Aku lahir tahun 1981 di Semarang. Pada saat
aku berusia 20 tahun, aku mengalami hal yang luar biasa, aku diperkenankan Tuhan Yesus bertemu denganNYA dan diberi kesempatan melihat neraka dan surga. Saat mengalami kejadian ini, aku tinggal bersama dengan mamiku dan dua orang adik laki-lakiku di Semarang.
Kami hidup dalam kesederhanaan, bahkan untuk membantu keperluan kami, aku bekerja sambil kuliah. Sepulang kuliah, aku bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan kecil dan juga memberi les pelajaran untuk anak-anak sekolah dasar.
Papiku sudah lebih dahulu dipanggil Bapa di Surga pada saat aku berusia 17 tahun. Walaupun hidup dalam kesederhanaan tetapi kami hidup dalam sukacita.
Aku bukan mahasiswa teladan walaupun nilai pelajaranku bisa dibilang diatasrata-rata. Aku tidak terkenal, baik di kalangan kampus, lingkungan tempat tinggalku ataupun di gereja. Aku biasa-biasa saja. Entah mengapa Tuhan memilih aku yang biasa-biasa ini untuk mengalami peristiwa yang luar biasa. Sungguh, ini hanya karena kasih karuniaNYA.
Aku hanya dapat mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang oleh anugerahNya mengijinkanku menjalani misi yang sangat penting yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan bagi keselamatan umat manusia yang adalah ciptaanNYA yang paling mulia. Banyak pesan Tuhan yang disampaikan agar manusia dijauhkan dari api neraka yang kekal. Tuhan ingin kita semua diselamatkan dan hidup bersama denganNYA di Surga mulia.
Aku telah membagikan pengalaman ini melalui youtube dan kesaksian di gereja-gereja baik di kota asalku maupun di kota-kota lain seperti Jakarta, Bandung, Mojokerto, Surabaya, Medan, Banjarmasin, dll. Juga melalui buku kesaksian bersama berjudul “Surga dan Neraka”.
Pada saat buku ini dibuat, walaupun sudah sepuluh tahun kemudian dari peristiwa ini terjadi, aku berdoa agar aku diingatkan kembali secara detil. Lagi-lagi Tuhan berikan kemurahanNYA. Aku diperlihatkan kembali hari demi hari sehingga aku dimampukan menuliskannya dengan runut dan rinci. Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus.
Kiranya buku ini dapat menjadi berkat bagi kita semua dan pengingat bagi kita untuk hidup dengan fokus kepada Tuhan Yesus Kristus.
Medio Agustus 2001
Peristiwa Temanku….
“Lho koq bisa ya???…” Itu yang pertama kali timbul dalam benakku. Rasanya tidak biasa, kedengarannya agak membingungkan. Itu lah yang terus ada dalam pikiranku. Temanku, Maria, berdoa dalam bahasa roh dan tidak bisa berhenti, dan hal itu berlangsung hingga beberapa hari.
Kejadian itu bermula di suatu acara doa pemuda di gereja yang biasa kuhadiri.
Ada satu peristiwa yang tidak bisa kulupakan. Seorang temanku berbahasa roh dan tidak bisa berhenti. Peristiwa itu mengejutkan orang-orang yang hadir saat itu. Secara pribadi aku merasa aneh dan bertanya kepada TUHAN YESUS, “TUHAN, koq bisa ya ada orang yang berbahasa roh dan tidak bisa berhenti seperti itu?” Orang-orang yang melihat kejadian itu mempunyai pikiran yang sama. Selain merasa aneh, aku juga sebenarnya kurang percaya dan menganggap hal itu agak berlebihan. Sungguh itu bukan hal yang biasa.
Hari ke 1
Peristiwa Aneh Terjadi Padaku
Seminggu kemudian, ada hal yang tidak kusangka-sangka terjadi. Saat itu aku dan teman-teman di gereja mengadakan doa syafaat untuk kaum muda, gereja dan Indonesia. Seperti biasa, kami memuji dan menyembah TUHAN, kami semua berbahasa roh, sungguh kami merasakan hadirat dan jamahan-Nya. Ternyata ini merupakan awal perjalananku bersama dengan Tuhan menuju surga dan neraka.
Setelah doa syafaat selesai, semua yang berdoa berhenti berbahasa roh, kecuali aku. Aku merasa heran karena Roh Kudus masih menguasai aku sehingga hatiku bergejolak dan lidah pun tidak bisa berhenti mengucapkan bahasa roh. Aku berusaha untuk menghentikan bahasa roh tersebut, namun usahaku sia-sia karena roh TUHAN lebih kuat lagi menguasaiku sehingga aku tidak dapat menghentikannya.
Seperti biasa, selesai berdoa, kami membahas apa yang didapat dalam doa tersebut. Tetapi aku hanya terdiam dan tersenyum saja saat teman-teman bertanya kepadaku. Dalam hati, aku bertanya kepada TUHAN “Aduh TUHAN kenapa aku tidak bisa berhenti berbahasa Roh?” Ternyata aku juga mengalami hal yang sama dengan Maria…
Sebelum pulang, dengan bahasa isyarat aku meminta kepada rekan-rekan untuk mendoakanku supaya aku berhenti berbahasa Roh. Tetapi aku tidak bias berhenti berbahasa Roh. Yang terakhir, dengan bahasa isyarat lagi-lagi aku meminta seorang temanku mendoakanku supaya aku berhenti berbahasa roh, tetapi sekali inipun aku tetap tidak bisa berhenti berbahasa roh. Ooh tidak…
Kemudian aku diantar pulang oleh seorang temanku. Di tengah jalan hatiku merasa sedih, bingung, dan aku pun menangis. Aku tidak mengerti mengapa bias seperti ini. Sesampainya di rumah, Mamiku bingung dan panik melihat keadaanku yang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia. Temanku menjelaskan kepada Mamiku bahwa ini adalah proses dari TUHAN. Walaupun sebenarnya hatiku galau, tetapi aku berusaha ikut menjelaskan kepada mamiku melalui tulisan di selembar kertas: “Tenang Mam, ini semua proses dari TUHAN.” Mamiku pun merasa lebih tenang.
Perjumpaan Pertamaku Dengan TUHAN YESUS
Aku tidak bisa tidur karena aku masih tidak percaya dengan kejadian yang aku alami. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana esok saat kuliah dan bekerja.
Di depan meja belajar aku duduk sambil meletakkan kepala di atas meja. Aku menangis, sedih, bingung, tidak tahu harus bagaimana. Rasanya stres berat. Ketika aku merasa kesedihan yang luar biasa, tiba-tiba ada tangan yang menyentuh bahuku dan memanggil namaku, “Elisabeth”.
Suara yang sangat lembut tetapi tegas terdengar jelas di telingaku.
Aku sangat terkejut, jantungku berdetak kencang. Aku tetap menunduk tetapi perlahan-lahan aku melirik & menoleh ke kiri sedikit. Kulihat jubah putih panjang sampai ke lantai. Hampir saja aku lari masuk ke kamar, ketakutan karena kukira itu hantu.
Detak jantungku bertambah kencang. Terdengar kembali suara di sampingku, “Elisabeth… Ini AKU, jangan takut.”
Sesaat setelah mendengar suara yang lembut ini, aku mengarahkan pandangan ke depan ke arah buku-buku dan mencoba sedikit demi sedikit untuk menoleh kembali ke samping kiri. Lebih terkejut lagi ketika ada tangan yang diletakkan di atas meja belajar tepat di samping tanganku.
Tangan itu ada lubang di pergelangan tangan, antara telapak tangan dan urat nadi. Lubang itu cukup besar… Selagi aku memandang tanganNYA, suara lembut itu kembali terdengar, ”Jangan takut sayang, ini AKU TUHAN YESUS yang selama ini kamu sembah, ini AKU, pegang tanganKu. AKU benar-benar nyata.”
Dengan perlahan kupegang tanganNYA, tangan itu nyata secara jasmani dan bisa disentuh, bukan bersifat Roh. Sungguh… tangan yang berlubang itu nyata! Aku memasukkan telunjukku ke lubang tanganNYA, seakan-akan tidak percaya bahwa itu adalah TUHAN YESUS. Aku juga melihat lubang di pergelangan kaki TUHAN YESUS.
TUHAN YESUS mengenakan sepatu sandal coklat tua keemasan seperti tentara romawi.
Ini benar-benar nyata…
Aku melihat jubahNya dan dengan perlahan aku memegangnya. Kemudian aku mengangkat kepala dan kulihat wajah TUHAN YESUS. Sungguh seperti mimpi rasanya.
WajahNYA yang lembut dan tegas memandangku dan tersenyum. Saat memandangNYA, tubuhku terasa lemas seakan tulang-tulang ini lepas. Anehnya hatiku terasa damai, ada sukacita yang meluap.
TUHAN YESUS membelai kepalaku, bagai seorang ayah menyayangi anaknya, “Jangan takut anakKU, apa yang kamu alami adalah kehendakKU, semua dari AKU.”
Aku menganggukkan kepala dan menjawab pelan, “Iya TUHAN…. tetapi bagaimana nanti dengan semua aktifitas dan kegiatan yang aku jalani? Aku harus kuliah sambil bekerja.” “Jangan takut sayang, AKU yang mengatur semuanya, AKU menyertaimu” kata TUHAN sambil memelukku. Aku menganggukkan kepala “Ya TUHAN.. aku mau”, sahutku pelan sambil meneteskan air mata. Semua perkataan TUHAN terdengar jelas di telingaku. Setelah itu TUHAN menghilang.
Aku memegang mulutku sambil berkata dalam hati, “Perasaan tadi waktu berbicara dengan TUHAN YESUS aku dapat berkata-kata dalam bahasa Indonesia.”
Tetapi ternyata tidak… Tetap saja aku berbahasa roh. Ternyata, hanya ungkapan hatiku saja yang aku sampaikan dalam bahasa Indonesia, sehingga sepertinya aku berkomunikasi dengan TUHAN dalam bahasa Indonesia.
Pada saat itulah aku baru mengerti bahwa ketika kita berdoa dalam bahasa roh, hanya TUHAN dan pribadi kita yang tahu. Tak seorang pun mengerti, bahkan Malaikat, apalagi iblis.
Setelah kejadian ini, aku merasa lelah lalu beristirahat.
Hari ke 2
Bangku kosong di belakang supir…
Saat bangun pagi, aku merasa haus dan ingin minum air putih. Betapa terkejutnya karena begitu minum, air putih tersebut tidak bisa kutelan, seperti ada sekat di tenggorokan. Air itu keluar kembali. Aku tidak bisa makan dan minum. Aku teringat pesan TUHAN YESUS kemarin malam, aku pun pasrah. Ini adalah proses dari TUHAN, begitu aku mengingatkan diriku.
Setelah itu aku bersiap untuk kuliah dan seperti biasanya aku berjalan kaki dari rumah sampai tempat angkutan umum.
Aku bingung sewaktu akan naik angkutan umum. Bagaimana aku berkomunikasi dengan pak supir saat aku mau turun nanti? Bertambah bingung karena setiap angkutan umum yang akan kutumpangi terlihat penuh. TUHAN memegang janjiNYA, DIA mengatur segala sesuatu. Datanglah angkutan umum yang lain dan aku mendapat tempat duduk tepat di belakang supir sehingga ketika turun aku tidak perlu bicara, hanya memberi tepukan di bahu supir. Baik pergi maupun pulang kuliah, selalu tersedia satu tempat duduk kosong untukku, tepat di belakang supir.
Begitu juga saat kuliah aku bingung bagaimana harus berkomunikasi dengan teman-teman. Ketika ditanya aku hanya mengangguk, geleng kepala, seperti menggumam atau hanya tersenyum saja. Lidah ini terasa kelu. Teman-temanku bertanya, “Kamu sariawan ya?” atau “Kamu lagi stress kali, diajak bicara koq hanya senyum-senyum saja..”, dan lain lain.
Sebenarnya aku geregetan, gemas, ada juga rasa berontak dalam hati dan ingin teriak memberitahu mereka “Hai semua… aku lagi diproses TUHAN nih!!” Tapi aku tidak bisa melakukan hal itu. Aku hanya menerimanya.
Bahkan saat teman terdekat yang tinggal satu komplek denganku berkata, “Kamu kenapa sih..koq aneh.. Kalau ditanya jawabnya cuma menggeleng, mengangguk, menggumam dan tersenyum saja.” Aku hanya pasrah.
Di ruang kuliah, aku selalu duduk paling depan dan biasanya dosen sering bertanya kepadaku tetapi kali ini tidak. Selesai kuliah, biasanya dosen sering menyuruhku membawakan buku-buku dan makalah-makalahnya ke ruang dosen. Tapi kali ini pun tidak.
Aku kuliah di gedung A lantai 1 dan 2, gedung C lantai 3 dan 5 tergantung keberadaan dosen.
Memang sih tiap gedung dilengkapi lift tapi seringkali penuh atau tidak berfungsi. Jadi aku lebih banyak berjalan kaki naik turun tangga bahkan ke lantai 5. Dalam keadaan biasa saja sudah cukup melelahkan, apalagi saat tidak dapat makan dan minum, hal ini terasa lebih berat. Akan tetapi, TUHAN memberiku kekuatan. Puji TUHAN.
PERJALANAN KE NERAKA
Pintu Gerbang Neraka
Malam harinya aku berdoa di gereja bersama tim doa. Ketika berdoa, kurasakan tubuh jasmaniku berada di gereja tetapi tubuh rohaniku berada di sebuah tempat yang gelap dan kudengar tangisan dan teriakan melengking.
Tepat di depanku ada sebuah pintu gerbang gelap. Pintu tersebut terbuka dengan sendirinya. Saat dipegang terasa lengket seperti lendir dan berwarna hijau kehitaman. Ketika aku masuk ada pilar-pilar penyangga yang sangat besar. Berwarna hijau kehitaman pula dan lengket seperti lendir. Jalan yang kuinjak seperti lumpur, berlendir dan tidak begitu lebar. Di bagian kiri jalan ada lautan api yang sangat luas dan berkobar-kobar. Berjuta-juta orang di dalamnya. Di sebelah kanan, ada lautan ulat yang sangat luas dengan berjuta-juta orang di dalamnya.
Aku sangat terkejut mengapa berada di tempat ini. Dimana ini? Aku takut dan bingung. Ketakutanku sirna saat TUHAN YESUS berada di sampingku; TUHAN YESUS berjubah putih, mengenakan sepatu sandal seperti tentara romawi, tangan dan kakiNYA berlubang, wajahNYA lembut penuh kasih dan rambutNYA agak bergelombang coklat tua keemasan. DIA memegang tanganku.
Aku juga memakai jubah putih dan bersepatu sandal mirip kepunyaan TUHAN YESUS. Dalam tubuh rohani, aku berusia 12 tahun padahal secara tubuh jasmani, aku berumur 20 tahun.
Di sekeliling tempat itu sangat menyeramkan. Banyak iblis berjalan-jalan. Beragam wujudnya; ada yang besar, ada juga yang ukurannya seperti manusia biasa, ada yang perempuan dan laki-laki dengan berbagai bentuk yang sangat menyeramkan, ada yang seluruh tubuhnya penuh bisul, ada yang bertanduk satu di belakang kepala, ada yang bertanduk dua, dan lain lain.
Walaupun iblis-iblis itu berjalan di sekitarku, mereka tidak dapat menjamahku karena seluruh tubuhku diselimuti sinar kemuliaan TUHAN. Dan ada TUHAN YESUS di sampingku. Itu sebabnya pula walaupun aku merasakan panas namun api itu tidak dapat membakarku.
Setelah melihat daerah tersebut, tubuh rohaniku kembali berada di gereja.
Hari ke 3
Hari ini aku beraktifitas di kampus dari pagi sampai sore. Aku pergi dan pulang kuliah naik angkutan umum. Kembali TUHAN atur dengan baik dan sempurna. Juga ketika berada di dalam ruang kuliah sampai aku tiba kembali di rumah.
Sekitar jam 19.00 kakak pembinaku menelpon. Ia adalah Pdt. Harun Wiyanto, Gembala GBI Pagaden Subang, Jawa Barat. Ia juga Pembina Golden Lamp Ministry (GLM) yang berpusat di Jakarta. Beliau sudah kuanggap sebagai kakak.
Pdt. Harun menanyakan keadaanku melalui mamiku, kemudian ia mendoakan aku. Ia pun menyampaikan bahwa pada hari yang sama di hari pertama aku berbahasa roh dan tidak bisa berhenti, ada 3 orang rekan Golden Lamp Ministry, Jakarta yang juga mengalami hal yang sama. Hanya bedanya mereka berhenti pada hari itu juga, sedangkan aku tidak.
Setelah beliau mendoakan aku, ternyata beliau pun mendapatkan pernyataan yang sama dari Tuhan bahwa aku harus menjalankan proses ini selama 40 hari.
Hari ke 4
Gerbang Neraka
Malam hari aku berdoa bersama tim doa gereja. Tubuh rohaniku dibawa TUHAN ke tempat yang berbeda dari tempat yang kulihat kemarin. Aku dan TUHAN berdiri di depan pintu gerbang besar yang terbuat dari seperti tembaga, bersinar terang.
Dengan rasa penasaran aku raba pintu tersebut dan hendak masuk ke dalamnya tetapi ternyata TUHAN YESUS menunjukkan hal yang lain. IA menunjukkanku tempat yang di bawah, tempat dimana hari sebelumnya aku singgah.
TUHAN YESUS berkata bahwa tempat tersebut adalah Neraka. Aku melihat dari atas tempat tersebut berbentuk seperti tubuh manusia yang sedang tidur, tangannya terentang sedangkan kakinya lurus rapat, kalau aku perhatikan seperti TUHAN YESUS mati disalib. TUHAN YESUS disalib untuk semua orang supaya tidak masuk ke Neraka.
Setelah aku melihat hal tersebut mataku kembali tertuju ke pintu gerbang besar di depanku. Aku penasaran ada apa di balik pintu gerbang tersebut, dan ingin sekali masuk kedalamnya tetapi TUHAN YESUS membawaku kembali ke Neraka.
Kumasuki pintu yang bentuknya seperti mulut. Kudengar TUHAN berkata, “Oleh sebab itu hati-hati dengan perkataanmu, karena dengan mulut engkau dapat memuji TUHAN dengan mulutmu juga engkau dapat mengeluarkan kata-kata yang kotor dan menghujat TUHAN.”
(Yakobus 3:9-12 – 9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. 11Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? 12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.)
Aku masuk ke tempat yang bila dilihat dari atas seperti bagian kepala dan leher.
Aku berjalan melihat sisi sebelah kiri; terdapat lautan belerang di situ. Di sebelah kanan ada lautan ulat yang bergerak-gerak. Di dalam kedua lautan tersebut ada jutaan orang; mereka menangis, merintih kesakitan dan berteriak memanggil TUHAN YESUS.
Aku melihat ke bagian kiri. Ada jutaan orang yang memakai baju berwarna putih, kuning dan lain-lain. Aku coba mendekat ke bagian tepi lautan api tersebut. Banyak dari mereka yang merintih menangis “Ampuni saya TUHAN YESUS, saya mau percaya kepadaMU.” Aku juga memohon kepada TUHAN YESUS, supaya TUHAN YESUS mengampuni mereka. Mereka dari berbagai macam bangsa. Ada yang berkulit hitam, putih, merah, kuning, coklat.
Tetapi TUHAN YESUS hanya menjawab “Sudah terlambat, sewaktu di dunia kamu sudah diberi kesempatan untuk percaya kepadaKU dan bertobat tetapi kamu tidak mengambil kesempatan tersebut.”
Jika kita hidup sampai sekarang itu tandanya ada kesempatan dari TUHAN YESUS untuk bertobat dan percaya kepadaNYA. Jangan sampai kita sia-siakan kesempatan tersebut.
Berjuta manusia di lautan api dibakar dari ujung kaki sampai ujung kepala. Seperti lilin yang meleleh, begitu lah manusia-manusia tersebut terbakar sampai habis tetapi kemudian tubuh mereka kembali utuh seperti sedia kala, lalu dibakar api lagi sampai meleleh. Begitu terus-menerus, berulang-ulang, tidak ada kata berhenti. Apinya kekal. Lautan api itu khusus untuk orang-orang yang tidak percaya kepada TUHAN YESUS.
(Wahyu 20:14 – 15: 14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. 15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Wahyu 21:8 – Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.”)
Pada bagian kanan, ada jutaan ulat menggerogoti jutaan manusia. Begitu satu ulat menggigit manusia, darah mengalir dari tubuhnya. Sedangkan ada berjuta-juta ulat menggerogoti tubuh manusia. Darah mengalir dimana-mana, dan berjuta-juta orang mengalami hal tersebut. Mereka digerogoti sampai tubuhnya habis, tulangnya habis tetapi kemudian tubuh mereka kembali utuh seperti sedia kala lalu digerogoti lagi sampai habis; begitu terus-menerus, berulang-ulang. Tidak ada kata berhenti. Ulatnya kekal.
(Yesaya 66:24 – Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.
Markus 9:48 – di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.)
Mereka berteriak, “TUHAN YESUS ampuni aku…”. Mereka merintih kesakitan. Tetapi TUHAN YESUS berkata kepadaku “Sudah terlambat, ketika di dunia AKU telah memberi banyak kesempatan kepada mereka untuk berbalik kepadaKU tetapi mereka tidak mengambil kesempatan tersebut.”
Kemudian TUHAN YESUS menggandeng tanganku dan kami berjalan ke tempat yang lebih dalam lagi. Di tengah perjalanan, tiba-tiba aku merasa sendirian. Aku menoleh ke kanan dan kaget sekaligus takut. Ternyata aku benar-benar sendiri. TUHAN YESUS meninggalkanku! Aku benar-benar ketakutan, merasa lemas sampai akhirnya aku tergeletak di tempat itu, menyandar ke dinding Neraka. Aku tidak kuat lagi dengan bau amis darah, bau tubuh terbakar dan lengkingan teriakan orang-orang yang begitu menyakitkan telinga. Aku tergeletak di Neraka.
Tidak lama kemudian aku merasa ada tangan yang kuat dan lembut menggendongku. Hatiku terasa damai setelah memandang wajahNYA tersenyum kepadaku. Aku ada di gendonganNYA, di pangkuanNYA, “Tidak mungkin AKU meninggalkan anak-anakKU, tetapi seringkali banyak anakKU ketika mengalami masalah yang menurut mereka begitu berat, mereka merasa AKU meninggalkan mereka. Padahal sekali pun AKU tidak pernah meninggalkan mereka, sebaliknya mereka yang meninggalkan AKU.” Kali itu aku mendengar suara TUHAN YESUS yang lembut sekali, sedih seperti mau menangis.
2 Timotius 2:11-13 – 11 Benarlah perkataan ini: “Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; 12 jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; 13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Dampak perjalanan ini sampai ke tubuh jasmani, membuatku merasa lemas sekali, aku merasa tidak kuat berdiri. Pulangnya aku diantar oleh teman-teman satu tim doa.
Hari ke 5
Pagi hari aku kembali kuliah seperti biasa.
Siang hari sepulang kuliah aku langsung menuju ke tempat kerja. Aku bekerja tiga hari dalam seminggu. Sesampainya di tempat kerja, pimpinanku bertanya, “Lis, katanya kamu dapat proses dari TUHAN dibawa ke surga dan neraka?” Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
Ternyata beliau tahu dari tanteku. Pimpinanku meragukan apa yang aku alami, beliau mencemooh dan menganggap aku terserang stroke.
Dari kantor aku mengajar les privat anak SD. Lokasinya tidak jauh dari rumah pimpinanku. Dekat sich, tapi masalahnya bagaimana nanti cara mengajarnya? Puji TUHAN, aku tidak perlu bertanya sebab jadwal pelajaran esok hari dan semua buku sudah tersedia di atas meja. Sebenarnya mereka bingung melihatku tidak berbicara, dianggap aku ini sariawan, sakit gigi dan lain-lain. Aku bersyukur muridku hanya ulangan matematika, sehingga aku tidak perlu mengajar dengan bertanya jawab pada mereka, cukup memberi soal hitungan saja.
Hari ke 6
Kepala-Leher
Siang hari aku berdoa sendiri di kamarku. Mami sedang bekerja dan kedua adikku sekolah. Saat aku menyembah TUHAN dan berbahasa roh, aku dibawa TUHAN ke Neraka lagi.
Kali ini aku dibawa ke bagian kedua dari Neraka. Ketika itu aku berdiri di sebuah persimpangan jalan; yang satu ke kiri yang lainnya ke kanan.
Bagian pertama Neraka bentuknya seperti kepala dan leher manusia.
Di sebelah kiri yang berupa lautan api adalah tempat untuk orang-orang yang tidak percaya TUHAN YESUS KRISTUS.
Di sebelah kanan yang berupa lautan ulat adalah tempat untuk orang-orang yang percaya kepada TUHAN YESUS KRISTUS tetapi murtad, tidak mempertahankan imannya.
Bagian kedua neraka bentuknya seperti tangan dan tubuh.
Di bagian tangan ada jalan menyimpang ke kanan dan ke kiri dan ada lorong-lorong seperti sel penjara. Aku berjalan ke sisi kiri terlebih dahulu kemudian ke sisi kanan lalu ke bagian tubuh. Setiap tempat ada lorong-lorong seperti sel penjara. Setiap sel hukumannya berbeda. Aku melihat di salah satu sel terdapat seseorang yang dijaga oleh beberapa iblis. Tempatnya pengap, gelap, hawanya panas dan dindingnya berlendir.
Di salah satu sel ada orang yang matanya dicungkil oleh iblis dengan kuku-kuku tajam seperti gading berwarna putih kecokelatan, sedangkan tiga iblis lainnya memegang kedua tangan dan kaki orang tersebut. Dalam posisi demikian, mata orang tersebut dicungkil, bola matanya jatuh ke tanah Neraka, darah mengalir deras dari kedua lubang mata orang tersebut, ia meronta-ronta dan berteriak kesakitan.
Kemudian perlahan muncul kembali bola matanya tetapi iblis mencungkil lagi, lalu bola matanya muncul kembali, begitu seterusnya.
Di sel lain aku melihat ada orang yang lidahnya ditarik iblis, kemudian dipotong-potong, darah mengucur di bagian mulutnya sampai lidahnya terpotong semua, kemudian lidah orang tersebut tumbuh kembali seperti sedia kala, kemudian iblis melakukan hal yang sama lagi. Sedangkan tiga iblis lainnya memegang tangan dan kaki orang itu.
Lalu aku berjalan ke sel lainnya; kulihat seseorang yang kedua tangannya dipotong sedikit demi sedikit sampai habis, kemudian perlahan tangan orang tersebut tumbuh kembali, kemudian dipotong lagi sedikit demi sedikit, dan begitu seterusnya.
Di sel lainnya aku melihat ada orang yang hidungnya dirobek-robek sampai habis dan darah mengalir, tetapi kemudian hidungnya muncul lagi, kemudian dirobek lagi, dan seterusnya.
Pindah ke bagian sel lainnya; ada manusia yang ditarik telinganya, lalu dipotong-potong dan darah mengalir dari sisi kanan dan kiri telinga orang tersebut, tetapi perlahan-lahan telinga tersebut tumbuh kembali kemudian dipotong-potong lagi, tumbuh kembali dan seterusnya.
Di sel lainnya ada yang dipotong kakinya, dimana iblis yang satu memegang kedua tangannya, dan dua iblis lainnya memegang kedua kakinya. Orang tersebut dalam keadaan terlentang. Darah mengalir dari kedua kaki orang tersebut. Kakinya dipotong sampai habis, kemudian perlahan-lahan tumbuh kembali, dipotong-potong lagi dan seterusnya.
Aku berjalan seorang diri di bagian tangan dan tubuh Neraka, tetapi suara TUHAN YESUS mengiringiku dari atas, dan begitu jelas sekali terdengar olehku sehingga aku tidak merasa takut. Sambil berjalan aku pun bertanya kepada TUHAN YESUS mengapa hukuman di setiap sel berbeda. Apakah ini untuk orang-orang yang tidak percaya kepadaMu juga, TUHAN?”.
Jawab TUHAN kepadaku, “Bukan anakKu, itu untuk orang yang percaya kepadaKu, tetapi dengan setiap anggota tubuh mereka melakukan hal-hal yang jahat, yang tidak sesuai dengan firmanKu.
Dengan matamu engkau melihat film, gambar dan situs internet porno, memandang wanita atau pria sehingga menimbulkan nafsu serta menginginkannya.
Jika engkau tidak bertobat sampai akhir hidupmu, maka engkau akan dimasukkan ke dalam Neraka.
Dengan lidahmu engkau berkata-kata yang jahat, mengecap narkoba, mencela orang, mengucapkan kata kutuk, sumpah, serta menghujat AKU, terlebih ROH KUDUS, jika sampai akhir hidupmu engkau tidak bertobat, maka seluruh tubuhmu akan dimasukkan ke dalam Neraka.
Dengan hidungmu, engkau menghisap obat-obat terlarang, bersemedi, jika sampai akhir hidupmu tidak bertobat, maka seluruh tubuhmu akan dimasukkan ke dalam Neraka.
Dengan tanganmu engkau mencuri, mengambil apa yang bukan menjadi hakmu termasuk mencuri perpuluhan. Walaupun engkau tidak mencuri tetapi dengan tanganmu engkau melakukan perbuatan kejam, membunuh, berkelahi dan kejahatan lain yang engkau lakukan dengan tanganmu, jika sampai akhir hidupmu engkau tidak bertobat, maka engkau akan dimasukkan ke dalam Neraka.
Dengan kakimu engkau berjalan ke tempat-tempat pelacuran, diskotik dan banyak kejahatan lain yang engkau lakukan dengan kakimu, kalau engkau tidak bertobat sampai akhir hidupmu maka engkau dan seluruh tubuhmu akan dimasukkan ke dalam Neraka.
Dalam hatimu engkau menyimpan kekecewaan, akar pahit, perkataan-perkataan jahat sehingga engkau melakukan kejahatan, membunuh, dan bila engkau tidak bertobat sampai akhir hidupmu maka engkau akan masuk ke dalam Neraka dengan tubuhmu yang utuh.“
Sewaktu TUHAN YESUS berbicara, aku sedang berada di depan sel di mana dalam sel tersebut ada orang yang diikat kaki dan tangannya dalam keadaan berdiri sedangkan iblis melempar tombak dari jarak jauh tepat mengenai jantungnya. Darah mengalir dari dada, mulut, hidung dan telinga. Lalu perlahan-lahan pulih kembali seperti sediakala lalu ditusuk tombak lagi, pulih kembali dan seterusnya.
Hukuman di Neraka tidak ada kata berhenti ataupun istirahat. Hukumannya berlangsung terus menerus, tiap saat, tiap jam, tiap detik. Kekal.
Ketika TUHAN menyingkapkan setiap dosa, terlihat gambar banyak orang yang kebanyakan anak-anak muda sedang berpesta pora di diskotik dan mabuk karena minum minuman keras.
Tubuh rohaniku berada di Neraka, tetapi baunya serta teriakan orang-orang sampai terasa di tubuh jasmani. Aku merasa pusing, telinga terasa sakit, bahkan rasa mual dan keringat dingin mengalir.
“Apa yang kamu perbuat dengan anggota tubuhmu, harus dipertanggungjawabkan di hadapanKU karena AKU memberi anggota tubuh kepadamu untuk melakukan perbuatan yang mulia, untuk memuliakan namaKU.“
(Roma 6:13,19: 13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.
Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 19 Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.)
Aku mulai berdoa jam 10.30 dan berakhir jam 15.00. Masih kurasakan bau Neraka menempel di rumahku. Aku merasa lemas, kemudian beristirahat.
Hari Ke 7
Proses Penyaliban
Sore hari aku berdoa di Gereja bersama dengan tim doa. Kami berdoa menyembah TUHAN, berbahasa Roh. Lama kelamaan mulutku hanya komat kamit saja tetapi dalam hati berbahasa Roh, tubuhku mulai terasa susah digerakkan.
Entah berada dimana, tempat itu terang dan ada bukit-bukit batu. Kemudian ada dua telapak tangan besar yang bersinar mengambil tubuh rohaniku dan diletakkan di atas sebuah kayu. Aku tidak tahu kayu apa itu. Setelah diperhatikan ternyata kayu tersebut berbentuk salib. Ingin rasanya kuberdiri dan lari tetapi keinginan tersebut tidak bisa kulakukan.
Aku diletakkan dengan posisi tidur terlentang, tangan kanan dan kiri terentang sedangkan posisi kaki lurus merapat. Ternyata dampaknya sama dengan posisi tubuhku secara jasmani, perlahan-lahan dari posisi duduk berguling menjadi posisi tidur terlentang persis seperti posisi tubuh rohani.
Kemudian perlahan-lahan tangan besar tersebut mengambil paku dan palu.
Aku terkejut dan berontak. Aku takut. Belum pernah kulihat paku sebesar itu. Paku yang besar sekali mulai dipakukan ke tanganku di antara telapak tangan dan pergelangan tangan, daerah urat nadi.
Pertama tangan sebelah kanan, lalu sebelah kiri.
Dalam tubuh rohani darah keluar mengalir sampai aku pun merasakan sakit yang luar biasa di tubuh jasmani. Aku merintih oleh karena sakit yang teramat sangat. Setelah tangan kanan dan tangan kiri, beralih ke pergelangan kakiku yang dipaku.
Kaki kanan ditumpangkan ke kaki kiri.
Mulailah tangan besar tersebut memaku kakiku, tepatnya di pergelangan kaki.
Kaki kananku diletakkan di atas kaki kiri, kemudian dipaku. Secara rohani darah keluar mengalir. Secara jasmani, aku mengalami kesakitan.
Kepala diberi mahkota duri.
Secara jasmani tubuhku mengeluarkan keringat dingin, sakit sekali rasanya.
Melihat tubuhku meronta-ronta kesakitan, teman-temanku berdoa dan menangis memohon belas kasihan BAPA di dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS.
Lambung yang ditikam tombak.
Setelah itu lambungku ditikam sampai mengeluarkan darah dan air. Tubuhku sakit sekali, dari ujung kepala sampai kaki terasa ngilu, terasa linu sekali. Teramat sakit seakan-akan tulang-tulangku hampir rontok semua. Aku sudah tidak kuat…
Tenggorokan pun terasa sakit dan kering, seperti ada sekat. Aku sangat haus.
Kemudian, secara tubuh rohani, aku diberi minum yang rasanya amat pahit melebihi jamu ataupun obat yang pernah kuminum. Dan sangat asam. Pahit dan asam, bercampur jadi satu. Sampai aku tidak kuat, secara jasmani aku ingin muntah.
Melalui kejadian tersebut TUHAN berpesan, “Sampaikan kepada umatKU, jangan menyalibkan AKU untuk yang kedua kalinya, baik melalui perbuatan tanganmu, kakimu, pikiranmu bahkan hatimu yang orang lain tidak ketahui apa yang kau lakukan. Bertobatlah, jangan berbuat dosa lagi. AKU sudah menebus dosa-dosa kalian di atas kayu salib, bahkan setiap penyakit-penyakitmu, kelemahanmu sudah AKU tanggung melalui darahKU. Jangan sia-siakan pengorbananKU.”
(Ibrani 6:4-8 – 4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, 5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, 6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. 7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; 8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.)
Setelah peristiwa penyaliban, doa dan penyembahan pun selesai. Saat itu pukul 21.30.
Bersambung
Untuk Lengkapnya Silakan Klik Link :
https://joshuaivanministries.blogspot.com/2016/05/kesaksian-elisabeth-mengenai-surga-dan.html?m=1
Only By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar