PERSIAPAN PENAMPIAN
PERSIAPAN PENAMPIAN
Shalom
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat, sudah lebih dari tiga kali Pastor Christianus Pramono Hadi Mendapatkan Pesan Tuhan Mengenai Penampian.
Dia Juga Melihat Orang-orang Pilihan Tuhan pun ikut terbawa angin karena terlalu ringan bobotnya.
Matius 3:12 (TB) Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Dalam ayat ini disebutkan tentang penampian yang akan dilakukan oleh Tuhan untuk memisahkan gandum dari debu jerami atau sekam. Gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung-Nya, namun debu jerami akan dibakar.
Debu, jerami, kulit gandum memiliki bobot yang sangat ringan dan mudah dibawa oleh angin.
Kata “penampian” berasal dari akar kata “tampi;” menjadi kata kerja “menampi.” “Menampi” dalam arti sempitnya adalah memisahkan atau mengurai. Dalam arti lengkap, usaha memisahkan dua unsur atau dua benda dengan menggoncang.
Ada satu kata dalam bahasa Yunani yang digunakan Yesus untuk kata “menampi,” yaitu siniazo (σινιάζω) dalam Lukas 22:31 (“Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum”). Kata “menampi” ini dalam KJV diterjemahkan sift. Sinonim dari kata ini adalah winnow. Kata yang mendekati kata sift dan winnow adalah screen atau shake in a sieve. Kalau menyaring, tidak ada goncangan yang berarti. Tetapi kalau menampi, ada gerakan dinaikkan dan diturunkan, lebih menunjuk kepada tindakan mengguncang.
*Penampian akan memisahkan*
Proses penampian merupakan sebuah metode pemisahan gandum dari sekam yang telah digunakan sejak jaman dulu. Penampian biasanya dilakukan dengan melempar hasil panen ke udara agar angin meniup sekam yang ringan, sementara gandum yang lebih berat jatuh ke tempat penampi.
Pada tahapan proses ini, gandum dan sekam (debu jerami) bila dilihat begitu saja akan nampak sama. Bulir gandum yang berisi dengan sekam yang kosong akan nampak sama, akan tetapi ketika ditampi, angin akan meniup keduanya, dan bulir gandum yang berisi akan jatuh, sedangkan sekam yang kosong itu akan terbawa angin.
Gandum berbicara tentang setiap orang beriman yang hidupnya benar di hadapan Tuhan. Sedangkan debu jerami atau sekam adalah setiap orang yang imannya kosong dan tidak berbuah. Kedua tipe orang ini secara lahiriah kelihatannya sama, akan tetapi Tuhan tahu sampai kedalaman hatinya.
Tuhan tahu mana Anak-AnakNya yang berisi dan mana yang kosong. Hari-hari ini kita harus belajar melekat erat dengan Tuhan dan mengalami Pengalaman Pribadi Berjalan Bersama Tuhan, Berakar Kuat dalam Iman. Kita tidak bisa ikut-ikutan dan mudah dibawa oleh angin.
Hari-hari ini adalah hari-hari yang semakin tidak mudah, guncangan-guncangan terjadi di dalam dunia.
Sejak Awal Tahun Hamba-hamba Tuhan sudah mendapatkan bahwa kegelapan menutupi bumi. Kita harus menjaga agar kita menjaga Pelita Tuhan tetap menyala dalam hidup kita dan kita menyiapkan minyak cadangan.
*TUJUAN PENAMPIAN*
Ada dua tujuan penampian, pertama proses pemurnian. Penampian akan dialami oleh semua orang-orang percaya, ini tidak hanya terjadi bagi sebagian atau sekelompok saja melainkan secara menyeluruh akan dialami. Tujuannya ialah memurnikan iman dan pengiringan akan Dia.
Siapa yang bertahan dalam masa penampian tersebut, maka mereka akan terlahir menjadi pribadi yang memiliki kerohanian yang baik dan berkenan dihadapan Tuhan, sebaliknya jika tidak maka didapati anak-anak yang “gampangan” artinya mudah terdeteksi kerohaniannya tidak murni dan tidak tulus dihadapan-Nya.
Tujuan kedua dari masa penampian adalah ujian kedewasaan iman dihadapan-Nya. Tidak akan ditemukan kerohanian yang dewasa jika tidak melalui masa-masa penampian. Masa ini sangat berpotensi membentuk kerohanian yang semakin tumbuh dewasa, teruji dan berbuah dihadapan Tuhan.
Tanpa pengujian iman mustahil ditemukan pribadi yang dewasa, sebaliknya justru yang ditemukan ialah bayi-bayi rohani yang mudah mundur dari pengiringan akan Dia.Tuhan mengerjakan masa penampian dengan mengizinkan berbagai masalah terjadi di sekeliling kita.
Seperti contoh Ayub, dalam Ayub 1:13-22, ia mengalami ujian yang besar, masa penampian yang dahsyat dan sengaja Tuhan izinkan dengan tujuan yang jelas, apakah ditemukan kemurnian dalam diri Ayub atau tidak.
Alkitab melaporkan bahwa Ayub adalah pribadi yang setia kepada Tuhan; terbukti dengan masalah yang dihadapinya, imannya murni dan dewasa dihadapan Tuhan.Tidak ada pertumbuhan tanpa proses, penampian adalah proses dari Tuhan.
*CARA IBLIS MENAMPI*
Cara Iblis menampi kita yaitu
1. Dengan mengijinkan kita diinjak-injak. Kita ditekan, mungkin hari ini kita mengalami tekanan demi tekanan yang bertubi-tubi didalam hidup kita. Yang satu belum selesai kemudian yang lainnya datang lagi berulang-ulang seperti kisah Ayub dalam Alkitab.
2. Dengan mengoncang-goncangkan atau digoyang-goyangkan. Mungkin hari ini kita mengalami goncangan dalam bisnis, keuangan, rumah tangga dan iman kita seperti yang terjadi pada murid-murid Yesus. Yang terjadi malah kekecewaan-kekecewaan yang datang, harapan pun menjadi sirna.
3. Gandum dan ilalang diangkat ke atas. Ketika diangkat diatas angin bertiup, ilalang akan terbawa angin dan gandum akan tinggal. Iblis menampi kita dengan cara mengangkat, mempromosikan karier dan hidup kita sehingga kita menjadi sangat nyaman. Kita harus hati-hati terhadap hal ini. Ini jebakan, jangan sampai ketika kita sangat diberkati kita menjadi lupa akan Tuhan. Seringkali orang lupa akan Tuhan bukan pada saat hidup kita ditekan tetapi pada saat kita hidup dalam kenyamanan. Iblis menyerang kita pada dua kesempatan yang pertama pada saat kita tidak mempunyai apa-apa. Dan yang lainnya pada waktu kita makmur, tenang dan nyaman. Semakin tinggi orang naik jatuhnya semakin sakit.
*UJIAN KESETIAAN*
Penampian juga berbicara tentang ujian-ujian yang akan dihadapi setiap orang untuk membuktikan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Setiap tokoh dalam Alkitab pernah mengalami ujian kesetiaan ini. Dan ujian itu merupakan peristiwa-peristiwa sehari-hari, persoalan dan masalah, tantangan dan godaan, yang akan memperlihatkan sifat asli dari kita.
Apakah dalam situasi sulit atau godaan dosa dan tawaran dunia, kita dapat tetap berpegang teguh kepada Tuhan?
Berbagai ujian hidup itu ibarat kita sedang ditampi oleh Tuhan, apakah kita kosong atau kita berisi? Keadaan kosong atau berisi bukanlah suatu keadaan yang tidak dapat diubahkan, akan tetapi sikap dan iman kita kepada Tuhan akan menentukan apakah kita ini kosong atau berisi.
Di tengah-tengah apa yang kita alami pada masa penampian ini, ada satu pesan Tuhan yaitu “jangan sampai iman kite gugur”. Iman kita bisa goncang tapi jangan sampai gugur. Justru di tengah-tengah tekanan yang kita alami iman kita haruslah kuat dan bertahan
Ayat diatas hendak berbicara kepada kita: “Jadilah kamu seperti gandum yang berisi, dan jangan menjadi seperti debu jerami!” Inilah makna yang terdapat dalam ayat tersebut.
Daniel 12:10 (TB) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.
Masa penampian adalah masa penegasan, artinya orang percaya ditantang untuk memilih hendak mengikut siapa: Tuhan atau dunia.
Tantangan itu berasal dari keadaan dunia ini yang akan diguncang Tuhan dengan berbagai guncangan. Sesuai dengan Firman Tuhan, bahwa masa ini adalah masa sukar dan akan semakin sukar (2Tim. 3:1-5; Mat. 24:4-13).
Lukas 21:34-36, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Kita membutuhkan *kecerdasan roh* yang tinggi dan *pengurapan yang baru* agar kita sanggup menghadapi masa-masa yang gelap ini.
Kunci Untuk Memiliki Kecerdasan Roh dan Pengurapan Yang Baru Adalah : *Berkomunikasi dengan ROH KUDUS dan Jaminan Wahyu 6:6*
Mari hari-hari ini kita isi iman kita, bersekutu dengan Tuhan supaya bobot rohani kita tidak terlalu ringan saat Penampian terjadi
Tuhan Yesus Kristus Memberkati
Jatiwangi 19 Mei 2022
Only By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar