METANOIA
METANOIA
Shalom
Sahabat Joshua Ivan Ministries dan Pasukan Terdahsyat Tuhan Yesus Kristus.
Pagi ini kita belajar menjadi Domba yang dewasa bukan domba yang kanak-kanak.
Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4: 21-24)
Ibrani 5:12-13 (TB) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Efesus 4:23 mengatakan, “Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu.” Anda tidak akan berubah sampai pemikiran dan sikap Anda berubah. Inilah sebabnya mengapa saat teduh harian itu begitu penting. Waktu yang Anda persiapkan untuk mempelajari Firman Allah dan berdoa, merupakan pembaruan rohani dalam pikiran Anda. Bila Anda tidak melakukannya, maka Anda tidak akan memiliki kekuatan untuk berubah.
Apakah Anda tahu apa istilah teologis untuk “perubahan pemikiran? Pertobatan. Bertobat, secara harfi ah, berartimengubah pemikiran Anda.
Kata “bertobat” sebenarnya adalah bahasa Yunani - metanoia. Metanoia berarti mengubah pemikiran Anda mengubah kematian menjadi kehidupan, dosa menjadi pengampunan, rasa bersalah menjadi ketenangan jiwa, neraka menjadi surga, jalan Anda menjadi jalan Allah. Perubahan yang paling positif dalam hidup
CIRI-CIRI KRISTEN ANAK-ANAK
Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Efesus 4:13
Ciri-Ciri Kerohanian yang kekanak-kanakan
STATIS
Yohanes 2:15-16 (TB) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh, sehingga hidup secara duniawi.
1 Korintus 3:1 (TB) Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
Emosional
Efesus 4:4 (TB) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
Ketidakstabilan dalam emosi dan ketiadaan penguasaan diri, sehingga menyebabkan banyak perselisihan.
1 Korintus 3:3 (TB) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
EGOIS dan MUDAH MARAH. Ingin selalu dinomor satukan. Ingin selalu difokus melebihi orang lain. Jika merasa tidak diperhatikan, maka akan kesal dan marah. Dalam hidup berjemaat masih ada yang seperti ini. Gembala/hamba Tuhan tidak menyapanya, ia langsung marah dan tersinggung. Pengerja ada sedikit tidak memuji dia , sudah merasa tersinggung dan tersisih. Lalu mulailah mencari alasan untuk tidak beribadah dan tidak ikut pertemuan ibadah.
Tidak bertanggung jawab
Anak-anak enggan dan juga tidak mampu memikul tanggung jawab.
HANYA SUKA YANG MANIS. Kanak-kanak suka sekali segala yang manis. Kristen kanak-kanak hanya suka mendengar berita Firman yang manis ditelinga, jika hambaNYA mulai memberitakan yang lebih keras dan pahit, langsung merasa dirinya tersinggung, dan mengganggap dialah yang dituju dan disindir. Lalu mulai marah dan merasa tidak senang.
Egois
Hanya menuntut dan meminta apa yang bisa diberikan oleh Tuhan dan orang lain bagi diri sendiri.
BERKATA-KATA TANPA DIPIKIRKAN LEBIH DAHULU. Celoteh kanak-kanak sangat polos dan memang tidak dipikirkan dahulu, sebab jiwanya masih belum dewasa. Beberapa orang kristen juga melakukan hal ini. Berkata-kata dengan tanpa dipikirkan, hingga mengeluarkan perkataan yang tidak membangun sesama. Bahkan cenderung menjatuhkan dan bergosip. Tidak dapat mengekang lidahnya.
SOMBONG. Kanak-kanak masih memiliki jiwa sombong, misalnya, masih suka memamerkan mainan miliknya pada teman-temannya dan berkata bahwa miliknya selalu yang terbaik. Kristen kanak-kanak juga demikian, merasa dirinya memiliki segalanya, menyombongkan diri dengan segala keberadaannya, segala kemampuannya. LUPA BAHWA SEMUA YANG ADA PADANYA ADALAH DARI TUHAN DAN OLEH KARENA TUHAN.
Belum teruji
Belum pernah mengalami kemenangan-kemenangan dalam mengatasi masalah kehidupan. Tidak berani menghadapi tantangan.
Paulus menekankan bahwa pertumbuhan kerohanian seseorang ditunjukkan melalui perilakunya, “Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu,” (1 Korintus 13:11).
Berikut ini ciri yang menunjukkan sifat atau perilaku orang Kristen yang masih anak-anak:
Suka Menuntut
Suka Makanan Lembut (Tidak Suka Diajar), “Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya,” (1 Korintus 3:1-2).
Suka Bertengkar, “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (1 Korintus 3:3).
Tidak Disiplin, Mudah diombang-ambingkan, “sehingga kita bukan lagi anak- anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,” (Efesus 4:14).
Tidaklah mudah untuk dapat bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa. Itu sebabnya kita membutuhkan orang lain untuk menolong kita bertumbuh. Seperti seorang bayi yang membutuhkan orangtua dan orang-orang di sekitarnya untuk dapat bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri, demikian pula dengan kehidupan kerohanian kita
CIRI-CIRI DEWASA ROHANI
Ciri-ciri kedewasaan rohani :
Kerohanian yang terus bertumbuh
Memiliki disiplin rohani dan rela menerima didikan.
Kolose 3:10 (TB) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
Ibrani 6:1 (TB) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
Ibrani 5:12 (TB) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Ibrani 12:5-8 (TB) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
PEMBAHARUAN AKAL BUDI
Romans 12:2: "Do not conform any longer to the pattern of this world, but be transformed by the renewing of your mind. Then you will be able to test and approve (mengakui) what God's will is – His good, pleasing and perfect will" (NIV).
APAKAH “TRANSFORMASI HIDUP” ITU?
Transformasi hidup adalah perubahan, baik yang bersifat radikal (seketika) maupun progresif (bertahap) , yang diperlukan untuk memampukan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Kata “transformasi” berasal dari dua kata dasar yaitu “trans” dan “form”. Trans berarti dari sisi satu kesisi lainnya (across) atau melampaui (beyond). Form disini berarti bentuk. Transformasi berarti perubahan bentuk yang lebih dari atau melampaui perubahan bungkus luar saja. Jadi, pada dasarnya transformasi berarti perubahan bentuk. Kata metamorphoo bersinonim dengan transformasi namun kata metamorphoo ketika saya cari di Google kebanyakan berkaitan dengan bible study. Dan dalam perjanjian baru ada 4 kali kata ini disebutkan.
TIGA JENIS METAMORPHOO
1. Perubahan Posisi
Inilah transformasi tingkat pertama/pengesahan yang terjadi ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus Ini merupakan transformasi dalam lingkup yang tidak kelihatan karena ini berbicara mengenai hati kita dan keputusan kita. .4 Transformasi ini terjadi secara seketika yang dalam Soteriologi disebut kata Yunani “palingenesia” yang artinya “pembaharuan, kelahiran kembali, lahir baru, atau regenerasi”. 5 Paulus menyebutnya dengan istilah “ciptaan baru” (2 Korintus 5:17). Pada tingkat ini secara judikal seseorang mengalami perubahan status atau posisi dari orang berdosa menjadi orang benar, dari musuh Allah menjadi anak Allah, dari orang yang mengalami kematian kekal menjadi mendapat hidup yang kekal.
2. Transformasi Perilaku (Behavior Transformation)
Transformasi perilaku ini diawali oleh transformasi pikiran, yang Paulus sebut sebagai “pembaharuan budi”. Yang dimaksud dengan perilaku (behavior) ialah karakter, sikap, perbuatan atau tindakan seseorang yang dapat dilihat (visible), diamati (observable), dan dapat diukur (measurable). Berbeda dengan transformasi posisi yang terjadi secara seketika, maka transformasi perilaku terjadi secara bertahap sebagai suatu proses. (bersifat radikal (seketika) maupun progresif (bertahap))
Alkitab menyebutnya dengan istilah “pengudusan” yang dinamis. Paulus mengatakan “..karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kolose 3:9-10). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa setelah lahir baru kita harus terus menerus mengalami proses pengudusan mencakup pengudusan pikiran, kehendak, emosi, dan hati nurani; pengudusan sifat-sifat maupun perilaku kita.7 Selanjutnya, Paulus menasehati “berubahlah oleh pembaharuan budimu(nous)’. Kata Yunani “nous” yang digunakan disini berarti “akal budi atau pikiran”. Pembaharuan nous adalah syarat untuk bisa mengenal dan melakukan kehendak Allah. Apa yang diyakini oleh pikiran (nous) akan mempengaruhi perilaku (behavior) seseorang (Roma 14:1-8). Pembaharuan akal budi (nous) akan menghasilkan hidup kudus. Dengan demikian pengalaman transformasi perilaku atau tindakan adalah hasil dari pembaharuan akal budi.8 Paulus dalam Efesus 4:17-32, berbicara tentang transformasi perilaku setelah sebelumnya mengalami transformasi posisi. Disini terlihat, terjadi perubahan dari yang tidak baik menjadi baik, dari perilaku negatif ke perilaku positif.
Transformasi pada tingkat ini juga sangat berkaitan dengan pertumbuhan rohani seseorang sejak pengalaman regenerasi hingga dewasa rohani. Orang percaya perlu bertumbuh secara rohani. Agar kerohanian bertumbuh secara normal seseorang harus melakukan tiga hal yaitu: makan, minum dan latihan. Ketiganya merupakan sesuatu yang harus ada sejak pengalaman regenerasi hingga dewasa. Tuhan tidak ingin anak-anakNya mengalami stagnansi atau berhenti pertumbuhannya. Hal-hal yang dapat membantu pertumbuhan rohani kita antara lain : Firman Tuhan, adalah makanan dan minuman rohani bagi orang percaya yang memberi pertumbuhan dan pengertian (Mazmur 119:105,130). Ibadah dan doa kepada Tuhan harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita, untuk itu diperlukan latihan dan disiplin diri. Bahkan, masalah-masalah yang kita hadapi sehari-hari dapat dipakai Allah sebagai sarana untuk melatih kita menjadi orang Kristen yang dewasa dan kuat. 10 Dibutuhkan suatu usaha, tekad dan kemauan yang kuat untuk menunjukkan karakter yang sudah dikuduskan dan buah-buah yang baik dalam hidup kita sehari-hari. Roh Kudus yang membaharui akan memberi kemampuan kepada orang Kristen yang bersungguh-sungguh. Karena itu setiap orang Kristen dituntut untuk penuh dengan Roh Kudus (Efesus 5:18).11 Kepenuhan Roh Kudus merupakan suatu pengalaman yang harus terus menerus diulang selama hidup orang percaya, dan dipertahankan agar jangan sampai hilang atau padam. Namun jika hilang masih dapat ditemukan kembali, jika padam masih dapat dinyalakan lagi (Efesus 5:18; 1 Tesalonika 5:19). Untuk hidup dalam Roh maka orang percaya harus taat sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus dalam hidup mereka (Galatia 5:25). Kehidupan dalam Roh adalah bagaimana cara kita mengikuti dan respon pada pimpinan Roh dan taat kepada apa yang dikehendakiNya. Untuk taat kepada Roh Kudus dibutuhkan iman dan penyerahan diri sepenuhnya.
Transformasi komunitas (Community Transformation)
Transformasi komunitas ini terjadi karena kehadiran orang percaya. Komunitas ialah lingkungan hidup tempat dimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi akan ada “saling mempengaruhi” yang bersifat negatif ataupun positif.
Dalam Yohanes 17:22,23, Tuhan Yesus telah berkata : “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu : Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempuna menjadi satu, agar dunia tahu bahwa Engkau yang telah mengutus Aku ...”. Menginterpretasikan ayat tersebut maka jelas bahwa Yesus telah memberikan kemuliaanNya kepada para muridNya dan juga kepada orang-orang percaya, karena sebelumnya Yesus telah berkata : “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka” (Yohanes 17:20). Akibat dari kemuliaan yang diberikan tersebut orang percaya menjadi satu. Kemuliaan Tuhan Yesus yang diberikan kepada tubuhNya inilah yang dilihat oleh dunia sehingga mereka percaya (Yohanes 17:21,23).
Segala sesuatu adalah bagi kemuliaanTuhan (Roma 11:36; Kolose 1:16). Tujuan utama alam semesta adalah menunjukkan kemuliaan Tuhan. Itulah alasan bagi segala sesuatu yang ada termasuk manusia. Tuhan menjadikan segala sesuatu bagi kemuliaanNya. Tanpa kemuliaan Tuhan tidak akan ada apapun. Penciptaan dari dunia ini dirancang untuk menyatakan kemuliaan Tuhan (Mazmur 19:2); Tindakan Tuhan yang berdaulat dimana Ia menetapkan orang percaya untuk diselamatkan adalah untuk memuji kemuliaan anugerahNya (Efesus 1:4-6,11-12). Tuhan dimuliakan dalam pernyataan dari anugerah yang tidak bersyarat (unconditional grace) seperti yang tertulis dalam Roma 9:23; Wahyu 4:11. Itulah sebabnya tidak keliru untuk beranggapan bahwa kesatuan tema dari Kitab suci adalah kemuliaan Allah.
Mari Kita Tinggalkan Sifat Kekanak-kanakan kita dan Berubah Menjadi Mempelai-MempelaiNya Yang Dewasa.
Amin
Jatiwangi 26 Juli 2022
Only By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar