MAKAN
MAKAN
MINGGU 14 FEBRUARI 2016
PDT PETRUS AGUNG PURNOMO
Shalom
Selamat Pagi
Markus 2:14-17 (TB) Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.
Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.
Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Latar Belakang:
Untuk jadi pemungut cukai di masa itu tidak boleh miskin, harus memberikan jaminan sejumlah uang yang diserahkan pada Kekaisaran Roma, lalu kandidat memberikan target jumlah pajak yang dia sanggup kumpulkan. Kandidat yang berani beri target tertinggi akan dipilih pemerintah Roma. Dampaknya pemungut cukai menindas rakyat, sehingga mereka dibenci rakyat.
Orang Yahudi hanya duduk makan dengan orang dia ingin berteman dalam jangka waktu lama. Jika tidak terlalu kenal atau yakin akan seseorang, maka orang Yahudi tidak akan mengundangnya, atau ijinkan orang itu masuk dalam rumahnya. Tradisi ini juga banyak terdapat di berbagai bangsa lain.
Dalam Alkitab "makan" adalah kegiatan yang sangat penting:
Manusia jatuh dalam dosa ketika makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat.
Dalam kisah Kain dan Habel, yang dipersembahkan adalah sesuatu yang bisa dimakan: sayuran dan daging domba.
Setelah air bah manusia diijinkan Tuhan makan daging binatang.
Abraham menjamu Tuhan yang sedang melewati kemahnya. Setelah itu Sarah mengandung anaknya.
Setelah menang perang, Abraham disambut Melkisedek dengan membawa roti dan anggur.
Ishak meminta makanan yang sedap sebelum memberi hak kesulungan pada Esau.
Esau menjual hak kesulungan kepada Yakub dengan makanan.
Yusuf memberi makanan bangsa-bangsa.
Musa dan bangsa Israel hidup selama di padang gurun dari roti manna.
Joshua dijebak orang Gibeon dengan remah-remah makanan.
Yesus memberi makan 5 ribu orang dengan melipat-gandakan roti.
Tuhan adalah roti hidup.
Makanan Tuhan : melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Yesus diurapi saat makan.
Perjamuan Terakhir: Tuhan membuat covenant saat makan perjamuan.
Saat seseorang makan, sesuatu bisa terjadi.
Contoh dalam kehidupan:
Sekelompok tim PBB ditawan Taliban. Jika tim negosiasi pembebasan diterima bertamu, artinya 25% sandera akan bisa dibebaskan. Kemudian jika tim tamu mau makan, dan menghabiskan hidangan, maka kemungkinan besar negosiasi akan berhasil, dan semua sandera dibebaskan.
Makan bersama adalah hal besar, karena di dalamnya terkandung: keintiman, perjanjian (covenant), pertukaran sesuatu, dll
Tuhan mengetuk pintu. Jika kita buka, maka Tuhan akan masuk, dan makan bersama kita seperti sahabat yang sedang makan bersama.
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. (Why 3: 20)
Setiap kali kita sajikan makanan pada seseorang, berkat di hidup orang itu bisa tersalur ke hidup kita
Yesus melipat-gandakan makanan, bukan baju, kasut, jubah atau lainnya.
Perjamuan kudus bukan sekedar sakramen, tapi Tuhan sedang menjamu kita, dan mengatakan bahwa kita jadi sahabatnya untuk selama-alamanya.
Tuhan tidak sekedar ingin berkati kita, tapi ada relationship dengan kita, seperti bapak dengan anak.
Setiap kali alami apapun, kita harus menghadap Bapa dalam posisi sebagai anak, hadapkan masalah itu, Bapa akan pelihara hidup kita. Jangan jadikan doa sebagai sesuatu yang rutin.
Covenant/ perjanjian tidak otomatis bekerja, covenant hanya berjalan saat kita mengerti.
Ilustrasi:
Untuk mengaktifkan kartu kredit, customer harus menelpon bank untuk mengaktifkannya. Jika tidak diaktifkan, maka kartu itu tidak berlaku.
Lakukan apapun seperti untuk Tuhan, dan lakukan dengan segenap hati
Kel 18: 12 – Yitro mempersembahkan korban bakaran. Yang dibakar adalah hewan yang bisa dimakan. Setelah itu semua tua-tua Israel makan bersama mertua Musa di hadapan Allah.
Hari ini : taruh korban, lalu makan di hadapan Tuhan.
Cinta yang Agresif – Perumpamaan anak yg hilang
Ada cinta yang agresif dari Bapa pada kita.
Saat si bungsu sadar dan memutuskan berbalik pada bapanya, dia bangkit dan pulang. P Agung yakin bahwa si bungsu berjalan dengan lemah dan ragu, apakah bapanya masih mau menerimanya atau tidak. Tapi dari jauh sang bapa sudah mengenali si bungsu yang berjalan pulang.
Bapa tahu gestur, cara berjalan, dan cara hidup kita.
Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa jantung sang bapa berdetak kencang saat melihat anak bungsunya pulang. Bapa tidak menunggu anaknya datang, tidak sekedar berjalan, tapi berlari, kemudian memeluk dan menciumi anaknya dengan penuh passion.
Bapa mengirim Yesus, anakNya yang tunggal untuk mati dan bangkit bagi manusia, bukan karena doa dan permohonan manusia, tapi inisiatif Tuhan, karena kasihNya begitu besar.
Dalam kehidupan kita, jangan pernah pergi dan lepas dari cinta Bapa
Kesaksian
Ps Avanzini berkhotbah di JKI, lalu setelah kebaktian pergi bersama p Agung dan p Tim. Ps John bertanya apakah ada tanah yang bagus untuk mendirikan gedung gereja baru. P Agung iseng menunjukkan daerah Marina yang sering dilewati, saat itu masih merupakan lapangan golf mini. Waktu itu belum ada rencana beli tanah baru, belum tahu apakah tanah yang akan didoakan itu kelak dijual. Di ujung jalan, ps John memberkati tanah itu, dan minta supaya Tuhan berkenan memberikan tanah itu untuk jadi gereja. Hari ini tanah itu jadi kompleks Holy Stadium.
Tuhan bisa memberi keinginan terdalam hati kita.
Setelah mendoakan tanah, ps John minta untuk berkunjung ke rumah p Agung. Ps John masuk ke semua ruang yang ada. Ps John sarankan supaya tanah di belakang rumah dibeli.
Alasan ps John memeriksa rumah p Agung untuk memastikan bahwa orang yang dekat dengan dia hidupnya juga diberkati, karena ps John menyampaikan berita tentang hidup yang diberkati Tuhan secara finansial. Ps John bersyukur bahwa hidup p Agung diberkati.
Jika satu orang tua yang jadi teman p Agung bisa berfikir: "jika kamu temanku, aku mau hidupmu juga diberkati", maka lebih besar lagi keinginan Bapa di surga supaya kita diberkati.
Bayangkan:
Sepulang dari gereja, Bapa menghampiri kita, lalu mau datang ke rumah kita. Padahal kita masih kost, kontrak, atau tinggal di rumah mertua. Kemudian Bapa masuk ke tempat tinggal kita yang kecil dan berantakan, lalu mau makan bersama kita padahal tidak ada hidangan yang layak.
Tanpa kita bayangkan-pun, setiap saat hal ini terjadi. Bapa kasihNya agresif, tidak sekedar menunggu dengan pasif. Bapa tahu semua kondisi kita. Kadang Dia datang saat kita sakit, saat kita ditagih hutang, dll. Tuhan ingin duduk, dan tatap mata kita dan berkata: "tidakkah kamu tahu bahwa kamu anakKu? Dan semua yang Aku miliki, juga milikmu".
Kita jadi anak Bapa karena Tuhan yang pilih kita
Kasih Bapa yang agresif itu ingin menarik hidup kita menuju level yang Tuhan inginkan: menikmati berkat dan karunia Tuhan.
Banyak orang yang berbalik, menjauh, kecewa, pahit, dan lari dari Tuhan. Tapi hari ini biarkan kasih yang agresif dari Bapa itu berlari pada kita, memeluk erat dan mencium kita dengan cintaNya, karena Dia Tuhan yang mau pelihara hidup kita. 2000 tahun lalu Bapa beri Yesus pada kita, supaya kita juga jadi anakNya. Jangan isi kehidupan hanya dengan semua upaya kita.
Tuhan dengan berbagai cara berkali-kali mengunjungi kita, mengetuk pintu hidup kita. Saat kita membuka hati kita, Tuhan akan menyatakan diriNya sebagai Bapa yang mencintai kita.
Kesaksian dari Thailand
Sawat dihukum. Seminggu sebelum bebas dia kirim surat ke ayahnya: apakah masih mau menerimanya atau tidak. Dia merasa jahat, tidak ada masa depan, dan hidupnya sudah kacau.
Jika ayahnya masih mau menerimanya, Sawat minta ayahnya gantungkan 1 pakaian di pohon besar di depan rumahnya, sehingga dia bisa melihatnya dari jauh.
Jika ayahnya tidak mau menerimanya, Sawat juga tidak akan menyalahkan ayahnya.
Saat mendekati rumahnya, Sawat melihat: semua pakaian ayahnya digantung di pohon itu. Sawat tersungkur dan terharu. Si bapa mau berkata: hari yang bapa itu rindukan adalah saat anaknya balik ke bapanya.
Yesus mati dan bangkit bagi kita, supaya kita diselamatkan. Mari kembali pada Bapa, dan biarkan Bapa pelihara kita.
Amin
Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar