WARISAN ELISA (PERGI)
WARISAN ELISA
KKR BAHTERA TOV
26 Juni 2014
PDT PETRUS AGUNG PURNAMA
2 Raja-raja 6:1-7
1: Pada suatu hari berkatalah rombongan nabi kepada Elisa: "Cobalah lihat, tempat tinggal kami di dekatmu ini adalah terlalu sesak bagi kami.
2: Baiklah kami pergi ke sungai Yordan dan masing-masing mengambil satu balok dari sana, supaya kami membuat tempat tinggal untuk kami." Jawab Elisa: "Pergilah!"
3: Lalu berkatalah seorang: "Silakan, ikutlah dengan hamba-hambamu ini." Jawabnya: "Baik aku akan ikut."
4: Maka ikutlah ia dengan mereka. Setelah mereka sampai di sungai Yordan, mereka pun menebang pohon-pohon.
5: Dan terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: "Wahai tuanku! Itu barang pinjaman!"
6: Tetapi berkatalah abdi Allah: "Ke mana jatuhnya?" Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya. Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya.
7: Lalu katanya: "Ambillah." Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya.
Hari itu ada murid nabi dan dia mengungkapkan sebuah kenyataan, kebutuhan, dan Elisa pun mengerti kalau itu kebutuhan. Dia dan nabi lain mendatangi Elisa, karena sekolah nabi di saat itu sudah sangat berkembang dan tidak bisa bertambah lagi untuk menampung orang yang baru. Kalau kita ditaruh di tempat yang berdesak-desakkan, itu akan menghambat seseorang mencari Tuhan. Lalu mereka berkata dan meminta izin kepada Elisa untuk menebang pohon di Sungai Yordan untuk membangun rumah yang lebih besar. Kalau engkau berurusan dengan Tuhan, tidak semuanya tersurat, ada yang tersirat. Engkau harus bisa membaca apa yang tersurat dan tersirat. Seringkali kita tidak bisa membaca yang tersirat, dan itu yang seringkali menyakiti hati Tuhan. Kemuliaan Tuhan menutupi segala sesuatu, kemuliaan dan keanggunanNya selalu dalam selubung kemuliaanNya. Orang yang hanya bisa membaca yang tersurat, dia hanya Kristen yang agamawi.
Ketika Elisa berkata pergilah, ada dilema dalam hatinya, memang kenyataannya benar mereka membutuhkan ruang yang lebih besar, yang mereka minta itu masuk akal, tidak ada yang salah, mau bagaimanapun dia adalah nabi yang bekerja. Banyak yang tidak mau bekerja, hanya mau tindakan profetik, tapi tidak mau tebang pohon. Nabi-nabi ini tidak hanys mengerti bernubuat dan profetik, tapi mereka mengerti bekerja, mereka bukan pemalas, tidak ada salahnya. Tapi sebagai seorang nabi, Elisa mengerti Firman, kalau dia izinkan, akan ada sesuatu yang terjadi. Kalau tidak boleh pergi, tidak mungkin hanya berkata "Nanti ada sesuatu yang akan terjadi di sana kalau kalian pergi".
Ulangan 19:4-6
4: Inilah ketentuan mengenai pembunuh yang melarikan diri ke sana dan boleh tinggal hidup: apabila ia membunuh sesamanya manusia dengan tidak sengaja dan dengan tidak membenci dia sebelumnya,
5: misalnya apabila seseorang pergi ke hutan dengan temannya untuk membelah kayu, ketika tangannya mengayunkan kapak untuk menebang pohon kayu, mata kapak terlucut dari gagangnya, lalu mengenai temannya sehingga mati, maka ia boleh melarikan diri ke salah satu kota itu dan tinggal hidup.
6: Maksudnya supaya jangan penuntut tebusan darah sementara hatinya panas dapat mengejar pembunuh itu, karena jauhnya perjalanan, menangkapnya dan membunuhnya, padahal pembunuh itu tidak patut mendapat hukuman mati, karena ia tidak membenci dia sebelumnya.
Ini contoh yang Tuhan beri dan ini begitu detail. Misalnya ada rombongan yang memotong kayu, dan mata kayu lepas dan terkena orang lain, orang itu harus pergi ke kota pelarian, dst.
Elisa : the Lord is my Savior
Elisa ingat kalau misalnya terjadi yang demikian, dan apa yang diberi contoh oleh Tuhan kepada Musa ini akan nabi-nabi tersebut lakukan, sesuatu yang salah dan tidak benar akan terjadi, malapetaka akan terjadi. Apa yang harus dibuat? Inilah gaya Tuhan berbicara. Tuhan tidak berkata "nanti kapakmu lepas, kena kepala orang", dll.
Kalau engkau pelajari kata dasar Ibrani "Go" / pergilah di ayat ini, berasal dari kata "lekho", artinya "you go by yourself, but i'm not going with you".
Ketika itu Elisa menggunakan jubah Elia, nabi-nabi lain sempar berkata untuk mencari Elia, tapi Elisa berkata jangan pergi, namun ketika mereka merengek-rengek dengan memalukan, akhirnya mereka diizinkan pergi, tapi akhirnya pun mereka tidak mendapatkan Elia. Bukankah aku sudah mengatakan jangan pergi? Ini kata yang "lekho"..
Elisa akhirnya membiarkan nabi-nabi pergi, dan begitu juga pernah Tuhan dengan Musa, daripada Tuhan menghabiskan bangsa Israel, lebih baik Tuhan berikan pasukan malaikat dan bangsa Israel tetap masuk Kanaan, tapi Tuhan tidak ikut. Lalu Musa berkata yang kalau Engkau tidak pergi dengan kami, jangan suruh kami pergi, yang membedakan bangsa kami dengan bangsa yang lain adalah Tuhan yang berjalan bersama dengan bangsa Israel. Di saat itu Musa mendapatkan pencerahan dan nama Immanuel. Ketika Tuhan mendengar kata yang tadi dari Musa, Tuhan beri hadiratNya yang akan ada bersama mereka dan mereka memberi perhentian, dagingKu stop, tapi manusia RohKu yang keluar.
Kalau engkau melihat orang yang begging, bahkan Elisa akhirnya memberikan izin untuk nabi-nabi ini pergi. Dan ketika itu, mata kapak mereka lepas, tapi karena ada Immanuel, ketika mata kapak itu lepas, ada kuasa yang ajaib, mata kapak itu tidak mengenai kepela nabi, tapi masuk dalam Sungai Yordan. Ada yang teriak, "tuanku, tuanku,.." karena dia sebenarnya sudah tahu kalau akan ada yang terjadi.
Solusinya Elisa bukan A,B,C, tapi solusinya Immamuel, yang hari ini ada di dalam hidup kita.
Mata kapak boleh lepas, tapi tidak ada leher yang putus. Ada Immanuel yang menjamin hidupmu. Jangan pernah pergi tanpa Immanuel ada dalam kita. Jangan bawa bangsa ini tanpa kita tahu pasti kalau kita tahu ada Immanuel bersama-sama dengan kita.
Hanya Yesus yang bisa jamin bangsa kita, masa depan bangsa kita. BIar tidak ada yang pernah ragu untuk menyerahkan bangsa ini kepada Tuhan, karena inilah satu-satunya solusi untuk bangsa kita.
Setiap Tuhan menegur kita, itu artinya ada anugrah yang luar biasa. Elia mencurahkan air setelah MEZBAH dibangun. Setelah dari Karmel, Elia menyuruh Ahab untuk bersiap-siap, dan di situ juga dia mengalami keajaiban Tuhan, karena dia sudah menabur air di sana.
AMIN
Tuhan Yesus memberkati
Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar