SAYA BERJUMPA TUHAN 4
SAYA BERJUMPA TUHAN 4
SIKAP HATI HINENI
Saya tidak berani bertanya kepada Bapa, lalu Saya berkata kepada Tuhan Yesus: "Tuhan, bagaimnana cara
supaya kami naik ke next level (peringkat rohani berikutnya) dan mendapat Jaminan, syaratnya apa ?"
Lalu Tuhan berkata : "Kuncinya hanya satu, Hineni."
Saya jelaskan dulu kepada anda arti kata Hineni. Ketika Abraham akan diperintahkan Tuhan untuk mempersembahkan Ishak,
Ia berfirman kepadanya : "Abraham," lalu sahutnya : "ya Tuhan."
Kejadian 22:1
Tuhan berfirman : "Abraham dan Abraham menjawab: "Ya, Tuhan," Tetapi Ya' maknanya mendalam
dari pada makna dalam bahasa Indonesia, karena dalam bahasa lbrani perkataan vang diucapkan Abratam itu
sebetulnya "Hineni" Penyataan hineni itu sama dengan berkata : "Tuhan ini aku sebagai budak- Mu, karena aku cinta
kepada Mu dan aku akan melakukan apa pun yang Engkau perintahkan kepadaku."
Tetapi pengertian yang kedua dari hineni adalah seperti menyatakan : Tuhan, sewaktu Engkau memanggil namaku aku tahu akhirnva akan seperti apa konsekuensinya apa, tetapi meskipun demikian akan aku ikuti sikap hati
sebagai budak." Banyak orang tidak mengerti dan berkata: "kita kan sahabat kita ini anak bukan budak" Itu keliru : cara berpikirnya masih salah, dan yang paling gawat kalau Anda berani menyatakan:" Tuhan berkata,..."
Dalam relasi dengan Tuhan ada yang istilahnya 'jawatan' yaitu rasul, nabi, pemberita Injil gembala, dan pengajar (Efesus 4:II). Sekarang ada berjenis-jenis panggilan dengan istilah-istilah: raja, pilar, imam, mempelai, tentara, pekerja. Tetapi juga ada tingkat-tingkat kedekatan atau model hubungan, di situ ada yang namanya hamba, ada yang levelnya 'sahabat. Yang itu bukan jawatan dan bukan panggilan, tetapi hal kedekatan.
Misalnya kalau Anda seorang berjawatan
panggilan Anda mungkin "imam' atau raja' kedekatanmu bisa jadi masih berjarak seperti hamba dengan Majikannya Tetapi hubungan Anda dengan Tuhan bisa semakin dekat
jika sampai Anda disebut 'sahabat Allah, seperti Abraham yang disebut sebagai sahabat Allah.
Bukankah Engkau Allah kani yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel dan memberikannya kepada keturunan Abraham sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya ?
2 Tawarikh 20 : 7
Dengan jalan demikian genaplah nas yng
mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kehenaran." Karena itu Abraham
disebut: " Sahabat Alah."
Yakobus 2 : 23
Jadi, ada "jawatan, ada 'panggilan dan ada juga level hubungan, kedekatan atau keintiman. Tetapi juga ada yang
namanya 'sikap hati' Nah sikap hati Anda haruslah sikap hati seorang budak sekalipun hubungan Anda sangat dekat
seperti sahabat Karena kita harus tetap menyadari bahwa bagaimana pun kita ini diciptakan Tuhan
Sikap hati kita harus terus tmerendah, Lihat sikap hati Ke 24 tua-tua yang bertahta di sekeliling Tahta Tuhan.
Wahyu 4:4, 10 (TB) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.
maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
Ke-24 tua-tua itu masing-masing mempunyai tahta dan mahkota, tetapi tidak ada dari mereka yang membusungkan dada, sikap hati mereka di hadapan Tuhan ditunjukkan dengan melemparkan mahkota mereka.
Tuhan mengatakan bahwa untuk naik ke next level dan memperoleh jaminan dari Tuhan, sikap hati kita haruslah sikap hati Hineni Artinya jika engkau mau mendapatkan jaminan dari Tuhan sikap hatimu haruslah sikap hati seorang budak tetapi bukan menjadi budak karena terpaksa, melainkan menjadi budak karena engkau cinta Tuhan
Di masa Perjanjian Lama seorang buta yang bersikap hati hineni ditandai dengan ditindik telinganya
maka haruslah tuannya itu membawanya
menghadap Allah Lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup. Keluaran 21:6
Abraham dipanggil dan disebut Sahabat Allah tetapi dia membahasakan dirinya sebagai budak karena cinta dan bukan karena terpaksa. Sikap hati seperti Abraham inilah yang Tuhan kehendaki : "Tuhan, aku tahu artinya panggilan itu, sesuatu yang mungkin berat dan harus dilewati, tetapi sekalipun demikian aku akan mengikuti Mu."
Bersambung
Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar