TABUT PERJANJIAN
TABUT PERJANJIAN
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Mari Kita Belajar Tentang TABUT PERJANJIAN
Tabut Allah di zaman sekarang bukanlah hadir secara fisik, melainkan hanyalah sebagai perlambang. Perlambang dari apa?
Tabut Perjanjian merupakan tempat di mana Allah bertemu ( Encounter) dan berbicara ( Intimacy) dengan umat-Nya. Keluaran 25:22
Selain itu juga merupakan tanda kehadiran (Present) dan tuntunan (Guidance) Allah di antara umat Israel. Bilangan 10: 33.
KLASIFIKASI TABUT PERJANJIAN
Terbuat dari kayu penaga (acacia wood).
Disalut dengan emas murni di bagian dalam dan luarnya, sehingga tidak tampak bahan kayunya.
Berukuran: sekitar 125 cm (panjang) x 75 cm (lebar) x 75 cm (tinggi).
Dirancang untuk dibawa dengan cara diusung pada dua batang pengusung.
Ditutup dengan "Tutup pendamaian".
Dihiasi dengan ukiran kerub (suatu jenis malaikat) dari emas murni.
Apa yang dimaksud dengan Tabut Perjanjian?
Tabut Perjanjian berasal dari bahasa Ibrani “ aron habbarit ,” yang berarti “peti perjanjian.” "Perjanjian" mengacu pada Perjanjian Musa, yang merupakan kontrak yang dibentuk antara Yahweh dan Musa dalam Keluaran dan menghasilkan Sepuluh Perintah, yang dibawa oleh Tabut.
Mengapa Tabut Perjanjian dibuat?
Tabut Perjanjian dibuat karena dua alasan. Pertama, ia membawa loh batu yang di atasnya tertulis Sepuluh Perintah Allah. Kedua, berfungsi sebagai cara kehadiran Yahweh untuk berada bersama bangsa Israel dan berkomunikasi dengan mereka.
Apa Tabut Perjanjian itu?
Tabut Perjanjian telah muncul dalam budaya populer selama berabad-abad sebagai artefak misterius dan berbahaya. Namun asal-usulnya didasarkan pada Alkitab Ibrani, sebuah teks yang ditulis antara abad ke-10 dan ke-4 SM. Dalam Alkitab Ibrani, Tabut Perjanjian adalah peti emas besar yang memuat loh-loh yang berisi Sepuluh Perintah Allah . Selain sifat fisiknya, ia juga mengandung makna mistik dan spiritual. Beberapa orang Yahudi mengira itu berisi kehadiran Yahweh, Tuhan bangsa Israel . Karena kesuciannya, tidak seorang pun boleh menyentuh Tabut itu secara langsung, dan bahkan membunuh satu orang yang menyentuhnya.
Deskripsi Alkitab tentang Tabut Perjanjian
Tabut Perjanjian pertama kali muncul dalam Kitab Keluaran, buku kedua dalam Alkitab Ibrani, ketika Yahweh memberitahu Musa agar orang Israel membangun tempat suci bagi Yahweh. Tempat suci tersebut adalah Tabernakel , yaitu tenda yang dapat dipindahkan yang menampung Tabut Perjanjian sementara bangsa Israel bersifat nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tabut Perjanjian ditempatkan di bagian tengah Kemah Suci, yang disebut Tempat Mahakudus , setelah dibangun.
Tabut tersebut merupakan peninggalan penting bagi bangsa Israel sehingga muncul dalam delapan buku dalam Alkitab Ibrani. Hal ini juga terdapat dalam dua kitab dalam Perjanjian Baru Kristen , yang oleh sebagian besar umat Kristen dilihat sebagai kelanjutan dan pemenuhan dari Alkitab Ibrani, yang disebut Perjanjian Lama dalam agama Kristen dan membagi kitab-kitab yang lebih besar menjadi dua bagian. Meskipun Tabut terutama muncul dalam buku-buku yang berkaitan dengan sejarah bangsa Israel, Tabut juga muncul dalam puisi dan teks nubuatan:
Keluaran,
Ulangan,
Yosua,
Hakim,
Samuel (1 dan 2 Samuel dalam Perjanjian Lama),
Raja (1 Raja dalam Perjanjian Lama),
Tawarikh (1 dan 2 Tawarikh dalam Perjanjian Lama),
Mazmur ,
Yeremia,
Ibrani (Perjanjian Baru),
dan Wahyu (Perjanjian Baru).
Tujuan Tabut Perjanjian
Tabut Perjanjian memiliki dua tujuan utama dalam Alkitab Ibrani. Pertama, fungsinya cukup sederhana sebagai sebuah peti atau kotak di mana orang Israel dapat membawa Sepuluh Perintah Allah, yang ditulis pada loh batu. Pada tingkat spiritual, Tabut juga berfungsi sebagai tempat Yahweh dapat berbicara kepada Musa dan para imam Israel. Menurut Keluaran 25:22, Yahweh bersabda tentang bagian atas Tabut, "Di sana Aku akan bertemu denganmu, dan dari atas tutup pendamaian, dari antara dua kerub yang ada pada tabut perjanjian, Aku akan menyerahkan kepadamu segala perintah-Ku untuk bangsa Israel” (NRSV). Dalam Yudaisme kuno, beberapa orang percaya bahwa kehadiran Yahweh secara harfiah terdapat di dalam dan di sekitar Tabut Perjanjian, sementara yang lain berpikir itu adalah simbol kehadiran Yahweh. Apapun perspektifnya, Tabut memainkan peran integral dalam cara orang Israel berhubungan dan memandang Yahweh.
TABUT PERJANJIAN - ARK OF THE COVENANT-
אֲרֹון הַבְּרִית - 'ARON HABERIT
Tabut digunakan untuk menyimpan 2 Loh Batu yang berisi 10 Firman. Namun ini bukanlah Loh batu yang mertama yang dikatakan sbg "tulisan" Allah, yang ditulis "dengan jari Allah" (dalam ungkapan anthropomorf). Karena Loh Batu yang asli sudah dicampakkan dan dipecahkan oleh Musa:
Keluaran 32:19LAI TB, Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.KJV, And it came to pass, as soon as he came nigh unto the camp, that he saw the calf, and the dancing: and Moses' anger waxed hot, and he cast the tables out of his hands, and brake them beneath the mount.
Tabut Perjanjian Sebagai Perkakas Tabernakel/ Bait Allah :
(a) Tabut adalah tempat menyimpan kedua Loh Hukum - Dasa Titah (Keluaran 25:16, 21; 40:20; Ulangan 10:1-5); buli-buli berisi manna dan tongkat Harun (Ibrani 9:4-5), dan
(b) Tabut adalah sarana pertemuan di dalam tempat kudus dari mana Tuhan menyatakan kehendak Nya kepada pelayan-Nya (Musa, Keluaran 25:22; 30:35; Harun, Imamat 16:2; Yosua, Yosua 7:6). Jadi tabut melambangkan kehadiran Tuhan yang menuntun umatNya.
UKURAN TABUT PERJANJIAN
Dalam Keluaran 25, Tuhan memberikan perintah spesifik seperti apa Tabut Perjanjian itu harus dibuat, bahkan dalam 40 dinyatakan bahwa saat Musa berada di atas gunung, dia diperlihatkan oleh Tuhan contohnya secara langsung.
Untuk ukuran dari Tabut Perjanjian, dalam Keluaran 25:10 dituliskan bahwa "dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya."
"Kalau dikonfersi panjang sekitar 114 cm, tinggi sekitar 70 cm dan lebarnya 70 cm juga,"
Selain dibuat dari kayu penaga, Tuhan juga memerintahkan agar tabut itu disalut dengan emas murni baik bagian dalam maupun luar dari Tabut Perjanjian itu. Namun untuk tutup dari tabut itu, dalam Keluaran 25:17, tutup yang disebut sebagai tutup pendamaian itu harus dibuat dari emas murni dengan panjang 2,5 hasta dan lebar satu setengah hasta dengan dua patung kerub yang sayapnya terbuka dengan ujung-ujungnya saling bertemu.
Tabut Perjanjian adalah salah satu simbol iman dan kehadiran Tuhan yang paling berperan. Isinya antara lain loh-loh hukum Musa, sepanci manna, dan tongkat Harun. Tabut tersebut berasal dari Keluaran 25:10 ketika Tuhan memerintahkan Musa untuk “membuat bahtera dari kayu akasia.”
Allah membuat perjanjian dengan bangsa Israel melalui Musa, yang bersifat bersyarat. Dia menjanjikan kebaikan kepada mereka dan keturunan mereka secara turun-temurun jika mereka mentaati hukum-hukum-Nya. Namun, Dia selalu memperingatkan akan adanya keputusasaan, hukuman, dan pembubaran jika mereka tidak taat. Sebagai tanda janji-Nya, Allah menyuruh bangsa Israel membangun Tabut Perjanjian, sesuai dengan rancangan-Nya, untuk menampung loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Allah. Kotak ini, yang disebut “bahtera”, terbuat dari kayu akasia yang dilapisi emas. Tabut itu harus disimpan di bagian dalam Kemah Suci di padang gurun, dan kemudian di Bait Suci di Yerusalem.
ISI TABUT PERJANJIAN
Tabut Perjanjian menjadi satu-satunya perabot di Tempat Yang Mahakudus. Tabut itu merupakan sebuah kotak sepanjang 114 cm, lebar 68,5 cm dan setinggi 68,5 cm, terbuat dari kayu penaga dan dilapisi dalam dan luar dengan emas murni. Tabut itu mula-mula berisi tiga benda pengingat bahwa Allah adalah Raja atas Israel:
Pertama, Loh-loh batu yang berukir Kesepuluh Hukum,
Kedua, Sebuah buli-buli emas penuh dengan manna,
Ketiga, Tongkat Harun yang bertunas secara adikodrati.
Hadirat Tuhan yang digambarkan dengan adanya Tabut Allah di tengah-tengah umat-Nya menghadirkan:
Hukum-hukum-Nya ( yang digambarkan dengan 10 perintah Allah. Keluaran 25:16). Oleh karena itulah definisi penyembahan yang benar adalah : harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Yohanes 4:24
Otoritas-Nya atas umat-Nya ( yang digambarkan dengan tongkat Harun, Ibrani 9:4, yang adalah tongkat mati tetapi bisa berbunga atas mujizat Tuhan, ketika Tuhan menyatakan kepada siapa Dia menunjuk pemimpin, yaitu Harun sebagai imam). Oleh karena itulah, Yesus berkata bahwa Dia menerima dari Bapa segala kuasa di sorga dan di bumi Matius 29:18. Dan ketika kita percaya kepada-Nya, tanda –tanda ini akan menyertai orang percaya ketika kita pergi sebagai utusan-Nya; yaitu otoritas untuk mengusir setan, otoritas untuk berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru, otoritas untuk memegang ular, otoritas untuk tidak celaka saat diracun, otoritas atas orang sakit supaya mereka sembuh. Dan bahkan dikatakan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Markus 16:15-20. Oleh karena itu pengutusan amanat agung tidak pernah tidak disertai dengan janji penyertaan-Nya. Matius 28:20)
dan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya ( yang digambarkan dengan roti manna, Ibrani 9:4). Ada banyak contoh bagaimana Tuhan memelihara umat-Nya. Elia dan janda Sarfat, 5 roti dan 2 ikan, dll. Sekalipun terkadang Tuhan mengijinkan ada kekuarangan, namun Tuhan memberikan kekuatan untuk dapat menangung segala perkara ( Filipi 4: 12-13)
Disusun oleh Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar